Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap


Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap

Meisyaabp @Meisyaabp

April 2019 1 43 Report

Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap


Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap

Anggitafee Berbagai macam kapak dan gerabah

4 votes Thanks 7

Recommend Questions



AlmaSabrina22720061 May 2021 | 0 Replies

pada zaman dahulu pertunjukan tari colek banyak dilakukan di...a.Rumah Juraganb.Jalan Kampung c.Rumah Belandad.Rumah liburan cerita dalam lenong betawi umumnya mengandung pesan....


mrifyal23 May 2021 | 0 Replies

Dewan konstituante yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu yang pertama tahun 1955 mempunyai tugas


mimimi890 May 2021 | 0 Replies

jelaskan selat yg menghubungkan sumatera dan jawa


jihanhanifa59 May 2021 | 0 Replies

politik etis sering mendapat ejekan sebagai politik sarung tangan sutra. mengapa demikian?jelaskan!


Muhammadmansyur May 2021 | 0 Replies

daerah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan majapahit meliputi sumatra jawa Kalimantan Sulawesi nusa tenggara maluku dan papua . pernyataan tersebut di paparkan oleh


nadia175356 May 2021 | 0 Replies

penjelasan bagaimana aqidah tanpa filsafat dan filsafat tanpa aqidah


said1622 May 2021 | 0 Replies

jelaskan bagaimana sikap masyarakat indonesia terhadap agama dan bagaimana langkah langkah membumikan islam di kampus


FikriArdjun3009 May 2021 | 0 Replies

Bentuk bentuk perubahan sosial dan budaya dalam konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah


fraansiskaa3667 May 2021 | 0 Replies

Nerikut ini yang bukan dampak negative dari penerapan revolusi hijau di indonesia adalah


RazanMI May 2021 | 0 Replies

kenampakan bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda sebenarnya


Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap

Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap
Lihat Foto

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Kubur batu di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur. Kuburan batu besar yang identik dengan jaman megalitikum, bisa dengan mudah ditemui di Pulau Sumba.

KOMPAS.com - Kehidupan zaman praaksara adalah kehidupan pada masa di mana catatan sejarah tertulis belum ada.

Mengutip Kemdikbud RI, masa praaksara disebut juga masa prasejarah atau nirleka. Masa praaksara adalah zaman sebelum ditemukan tulisan atau zaman sebelum manusia mengenal tulisan.

Manusia pada zaman praaksara antara lain Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, dan Homo Sapiens.

Kehidupan masyarakat praaksara dibagi menjadi tiga masa, yaitu:

  1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
  2. Masa bercocok tanam
  3. Masa perundagian

Baca juga: 4 Pembagian Zaman Prasejarah Berdasarkan Geologi

Berikut ini penjelasannya:

Manusia purba pada masa ini selalu berpindah-pindah (nomaden) karena tidak punya tempat tinggal tetap. Untuk mencari tempat-tempat yang menyediakan banyak bahan makanan.

Manusia purba mengumpulkan makanan yang tersedia di alam, tanpa mengolah atau menanam lebih dulu.

Alat-alat yang digunakan pada masa ini antara lain:

  • Kapak perimbas untuk merimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang.
  • Kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan.
  • Alat serpih digunakan sebagai pisau.

Manusia praaksara membutuhkan api untuk memasak dan penerangan pada malam hari. Pembuatan api dengan cara menggosokkan dua keing batu yang mengandung unsur besi. Maka akan timbul percikan api untuk membakar lumut atau rumput kering.

Dalam kehidupan sosial, manusia praaksara hidup dalam kelompok-kelompok dan membekali diri untuk menghadapi lingkungan sekitarnya.

Baca juga: Bagaimana Pola Makan Zaman Manusia Purba?

Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap

Sebutkan peralatan hidup yang dapat dijumpai pada masa bercocok tanam dan menetap
Lihat Foto

libcom

Ilustrasi Zaman Neolitikum

KOMPAS.com - Setelah cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia menginjak suatu periode yang disebut masa bercocok tanam.

Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena terdapat sejumlah penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam.

Masyarakatnya telah hidup menetap dengan membentuk perkampungan serta mampu mengelola pertanian dan mengembangbiakkan hewan.

Meski semua wilayah di dunia mengalami periode ini, tetapi awal mula dan berlangsungnya berbeda-beda di setiap tempat, begitu pula di Kepulauan Indonesia.

Lantas, bagaimana kehidupan pada masa bercocok tanam di Indonesia?

Ciri-ciri manusia yang berdiam di Indonesia pada masa bercocok tanam tidak diketahui pasti, karena tidak ada temuan rangka yang cukup utuh dari periode ini.

Namun, para ahli meyakini bahwa manusia yang hidup pada masa bercocok tanam di Indonesia barat mendapat pengaruh besar dari ras Mongoloid.

Hal ini sesuai dengan keadaan di negeri tetangga, yakni Thailand, Vietnam, dan Malaysia, yang pada masa ini populasinya memperlihatkan ciri-ciri ras Mongoloid.

Selain itu, rangka manusia Megalitik dari Bali juga menyokong pendapat itu, karena giginya menunjukkan ciri-ciri Mongoloid.

Akan tetapi, keadaan di Indonesia timur berlainan, di mana manusia yang hidup di wilayahnya lebih dipengaruhi oleh unsur-unsur Australomelanesid.

Masa neolitikum dikenal dengan masa bercocok tanam, pada masa ini manusia sudah mulai tinggal menetap pada satu wilayah dan melakukan aktivitas pertanian. Alat yang mereka perguanakan seperti beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah, alat pemukul kulit kayu (batu ike) dan perhiasan. Batu ike sendiri menggambarkan kisah pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan sandang, dan menjadi salah satu jejak perkakas industri tradisional. Batu ike ini menggambarkan bahwa kira-kira 3000 tahun silam, pakaian sudah diproduksi secara mandiri, pakaian sendiri bukan sekedar penutup badan, tetapi menyangkut aturan budaya. Batu ike (bark cloth beathers) berfungsi sebagai alat pemukul dan penghalus kulit kayu untuk memenuhi permintaan bahan pakaian yang semakin meningkat dalam periode 3000-2500 tahun silam. Batu ike dalam lapisan periode 3000-2500 tahun silam berada dalam kondisi tidak utuh, hanya potongan alat berukuran panjang 3,2 cm, lebar 2.5 cm dan tebal 1,2 cm. Penggunaan batu ike untuk produksi bahan pakaian kulit kayu terus berkembang luas di sepanjang Sungai Karama hingga periode protosejarah, sebagaimana jejak rekam artefaknya yang ditemukan arkeolog di situs Bukit Kamasi, Karama, Minanga Sipakko, Bonehau, dan Pangale. Batu ike masih terus dipakai hingga masa protosejarah, bahkan sampai sekarang masih dapat dijumpai di wilayah Seko-Rampi, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Bahan pakaian pada umumnya diambil di hutan sekitar Kalumpang dari kulit kayu pohon beringin/Ara (genus Ficus), daluang (Broussonetia papyrifera), serta cempedak, nangka, dan sukun (genus Artocarpus). Kakek buyut orang Kalumpang sampai periode 2500 tahun silam masih memakai pakaian kulit kayu dari bahan sekitarnya sebagai perilaku etis, bukan hanya sekedar menghalau panas dan meredam dingin. Lembaran kulit kayu tipis dililitkan di badan, terutama perut hingga paha atau menutup bagian vital mereka. Cara sederhana lainnya, lembaran kain kulit kayu seukuran badan dilubangi tengahnya untuk memasukkan kepala; tampak menjuntai di depan dan di balakang dengan bagian kedua sisi masih terbuka. Biasanya, mereka menggunakan tali rumput, potongan sisa kulit kayu atau akar untuk mengikat bagian bawah pakaian agar tampak rapi dan menutup badan dengan baik.