Sebutkan macam-macam bahan limbah anorganik lunak yang tidak bisa didaur ulang

  • BIG KID / 10-12 YEARS OLD

31 Agustus 2021

Pernahkah Mama memikirkan kemana nantinya sampah-sampah plastik ini berakhir? Apakah hanya akan menumpuk di tempat pembuangan akhir atau malah didaur ulang?

Masalah sampah dan limbah nampaknya masih belum terselesaikan di Indonesia. Masyarakat masih banyak yang tidak sadar akan lingkungan, seperti masih membuang sampah sembarangan ataupun menggunakan plastik berlebih.

Memang, langkah yang paling efektif adalah dengan mengurangi penggunaannya. Namun, ada juga cara lain untuk membantu mengurangi limbah di lingkungan, yakni dengan mendaur ulangnya menjadi berbagai macam kerajinan.

Jenis limbah yang dapat didaur ulang bisa berupa limbah lunak organik maupun anorganik. Apa yang dimaksud dengan keduanya, ya?

Untuk menemukan jawabannya, mari simak informasi dari Popmama.com tentang jenis dan cara pengolahan limbah lunak organik dan anorganik. Baca sampai habis, ya.

1. Apa yang dimaksud dengan limbah lunak?

Sebelum masuk ke dalam penjelasan limbah lunak organik dan anorganik, terlebih dahulu Mama perlu mengetahui definisi dari limbah itu sendiri. Sederhananya, limbah diartikel sebagai sisa produksi alam maupun hasil kegiatan manusia.

Secara lebih jelasnya, menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo. PP 85/1999, limbah merupakan sisa atau buangan dari suatu usaha dan kegiatan manusia yang sudah tidak bermanfaat atau bernilai ekonomi lagi.

Limbah sendiri ada banyak jenisnya. Beberapa diantaranya adalah:

1. Limbah berdasarkan Wujudnya

  • Limbah gas, seperti gas karbon dioksida, gas sulfur, gas karbon monoksida, dan lain-lain;
  • Limbah cair, seperti air cucian, air sabun, minyak goreng buangan, dan sebagainya;
  • Limbah padat, seperti plastik, botol, kertas, bungkus jajanan, dan lain-lain

2. Limbah berdasarkan Sumbernya

  • Limbah industri;
  • Limbah pertambangan;
  • Limbah pertanian;
  • Limbah domestik (rumah tangga, pasar, ataupun restoran).

3. Limbah berdasarkan Senyawanya

  • Limbah organik, seperti kotoran manusia/hewan dan dan kulit buah/sayur;
  • Limbah anorganik, seperti plastik, beling, baja, dan lain-lain.

Untuk limbah lunak sendiri, penamaannya sesuai dengan karakteristiknya, yaitu bersifat lembut, empuk, dan mudah dibentuk. Nah, limbah lunak dibagi menjadi dua yaitu, limbah lunak organik dan anorganik.

Baca poin berikutnya supaya mengetahui apa itu limbah lunak organik dan anorganik, yuk!

2. Limbah lunak organik dan contohnya

Limbah lunak organik adalah jenis limbah yang umumnya mudah diuraikan atau membusuk. Limbah yang satu ini umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun produk olahannya.

Karakteristik utama limbah lunak organik yang mengandung banyak air dan mudah membusuk membuatnya harus segera dikerjakan jika memang ingin diolah. Dalam hal ini, proses pengeringan dengan sinar matahari sangat penting untuk menghilangkan kadar air dari limbah tersebut sehingga sampah tadi dapat menjadi bahan baku berbagai kerajinan.

Adapun beberapa contoh dari limbah lunak organik yang yang bisa diolah kembali menjadi sebuah kerajinan adalah:

  • Kulit jagung;
  • Kulit kacang;
  • Kertas;
  • Jerami;
  • Pelepah pisang;
  • Kulit bawang, dan sebagainya.

3. Limbah lunak anorganik dan contohnya

Berbeda dari limbah lunak organik, limbah lunak anorganik memiliki karakteristik yang sulit membusuk. Itu sebabnya, mengubah sampah ini menjadi aneka kerajinan unik nan menarik sangat efektif membantu membersihkan lingkungan.

Kebanyakan merupakan sisa kegiatan industri pertambangan maupun rumah tangga, limbah lunak anorganik tetap mudah diolah menjadi kerajinan karena bahannya tetap lembut, lentur, dan mudah dibentuk.

Beberapa contoh dari limbah lunak anorganik adalah:

  • Plastik kemasan;
  • Styrofoam;
  • Karet sintetis;
  • Kain perca;
  • Kotak kemasan dan sebagainya.

4. Proses pengolahan limbah lunak

Dalam mengolah limbah lunak, terdapat tiga prinsip penting yang perlu diterapkan. Prinsip-prinsip tersebut dikenal sebagai 3R, yakni:

  • Reduce, mengurangi penggunaan barang yang berpotensi menjadi limbah;
  • Reuse, menggunakan kembali barang-barang untuk mengurangi produksi sampah;
  • Recycle, mengolah atau mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak bisa dipakai kembali.

Ketika limbah-limbah lunak organik dan anorganik sudah tidak bisa dipakai kembali, maka mereka akan berakhir ke dalam proses pendaurulangan. Berikut selengkapnya proses pengolahan bahan limbah lunak secara umum:

  • Meskipun sudah masuk proses daur ulang, limbah-limbah tadi masih perlu dipilah kembali. Siapa tahu ada sampah yang ternyata masih bisa digunakan lagi;
  • Setelah disortir, limbah selanjutnya akan dibersihkan, seperti kulit jagung yang harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya;
  • Proses selanjutnya adalah pengeringan. Umumnya, ini berlaku pada limbah lunak organik supaya kandungan airnya hilang total;
  • Limbah yang telah dikeringkan akan diberikan warna sesuai dengan selera. Proses pewarnaan ini beragam ya, Ma, ada yang dicelupkan, direbus, divernis, ataupun dicat;
  • Limbah tadi perlu dikeringkan kembali di bawah sinar matahari supaya warnanya kering gatal dan tidak luntur;
  • Proses terakhir adalah proses finishing. Caranya pun berbagai macam, meliputi diamplas, disetrika, hingga digerinda;
  • Nah, limbah yang telah melewati proses pengolahan pun sudah siap menjadi bahan baku kerajinan tangan.

5. Contoh kerajinan limbah lunak organik dan anorganik

Membuat kerajinan dari limbah lunak organik dan anorganik pun tidak boleh sembarangan. Perlu sekali untuk memerhatikan sejumlah aspek. Misalnya:

  • Aspek kegunaan (utility): barang harus memiliki nilai praktis (memiliki fungsi);
  • Aspek kenyamanan (comfortable): barang tersebut harus nyaman dipakai;
  • Aspek keluwesan (flexibility): barang harus memiliki keserasian antara bentuk/wujud dan dan nilai gunanya;
  • Aspek keamanan (safety): barang harus aman digunakan;
  • Aspek keindahan (aesthetic): barang harus indah supaya memiliki daya tarik.

Setelah aspek-aspek tadi telah dikuasai, maka limbah lunak organik dan anorganik pun bisa diubah menjadi kerajinan yang yang memiliki nilai ekonomis dan daya guna tinggi.

1. Contoh Kerajinan Limbah Lunak Organik

  • Keranjang dari pelepah pisang;
  • Sapu dari jerami;
  • Miniatur dari koran bekas;
  • Sandal dari pelepah pisang;
  • Gantungan kunci dari kulit jagung.

2. Contoh Kerajinan Limbah Lunak Anorganik

  • Tas dari kain perca;
  • Baju dari kain perca;
  • Jas hujan dari plastik bekas;
  • Anyaman dari plastik minuman serbuk;
  • Miniatur kendaraan dari kotak kemasan.

Nah, itulah tadi informasi mengenai jenis dan cara pengolahan limbah lunak organik dan anorganik. Semoga informasinya bermanfaat dan menambah pengetahuan anak ya, Ma!

Baca juga:

Topic:

Limbah anorganik adalah jenis sampah yang tidak mudah terurai. Limbah atau sampah anorganik merupakan sampah dari bahan non hayati.

Dalam Jurnal Dinamika Pengabdian 1(2), sampah anorganik adalah sampah dari sumber daya alam tidak terbaharui dan proses industri. Contoh dari sumber daya tak terbaharu yaitu minyak bumi dan mineral. Sedangkan proses industri yang menjadi sumber limbah non organik misalnya plastik dan aluminium.  

Limbah non organik ini sudah sejak dahulu menjadi masalah di lingkungan. Banyak bencana alam dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah ini.

Ciri-ciri Limbah Anogranik

Untuk lebih memahami tentang jenis limbah ini, kita bisa melihat dari ciri-cirinya. Berikut ini beberapa ciri-ciri limbah anorganik.

  1. Sulit terurai, artinya limbah non organik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai secara alami. Bahkan ada beberapa jenis limbah yang butuh waktu puluhan tahun untuk terutai.
  2. Terbuat dari bahan sintesis.
  3. Bisa diolah dengan proses daur ulang. Limbah non organik memang sulit terurai namun bisa diolah melalui proses daur ulang. Limbah tersebut bisa digunakan kembali dengan melalui sebuah proses.

Baca Juga

Limbah dari bahan anorganik ternyata terbagi menjadi dua jenis yakni limbah keras dan lunak. Berikut uraiannya.

1. Limbah Keras Anorganik

Sesuai dengan namanya limbah ini bersifat keras atau tidak mudah dihancurkan. Sifat tersebut diperoleh dari bahan yang terkandung didalamnya. Limbah keras ini memiliki bahan yang kuat sehingga hanya bisa hancur dengan metode tertentu seperti pemanasan maupun pembakaran.

Advertising

Advertising

Limbah lunak non organik adalah limbah yang sifatnya lunak atau lentur dan mudah dibentuk. Limbah lunak anorganik juga bisa berbentuk cair, seperti air bekas cuci baju yang mengandung detergen, minyak jelantah, dan lain sebagainya.

Contoh Limbah Anorganik

Ada banyak sampah non organik yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Dalam Jurnal Formatif 4(2), setidaknya ada empat jenis sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Berikut penjelasannya.

1. Sampah Plastik

Plastik merupakan benda yang sering kita gunakan. Bahan ini umumnya digunakan untuk packaging barang. Plastik juga biasanya dimanfaatkan untuk perabotan rumah tangga. Barang-barang berbahan plastik memiliki beberapa keunggulan seperti tidak mudah berkarat dan tahan lama.

Meskipun barang dari plastik memiliki beberapa keunggulan, namun saat sudah tidak digunakan benda tersebut dapat menjadi sampah anorganik. Jenis limbah anorganik ini sulit terurai. Contoh sampah anorganik yang sering kita jumpai yaitu; kantong plastik, sedotan plastik, dan benda-benda plastik lainnya.

Baca Juga

Contoh sampah anorganik ini merupakan limbah yang berasal dari bahan logam. Contohnya yaitu besi, kaleng, alumunium, timah, dan jenis logam lainnya. Kaleng menjadi sampah logam yang banyak ditemukan dan paling sering didaur ulang.

3. Sampah Gelas atau Kaca

Limbah non organik ini berasal dari bahan kaca. Contohnya gelas atau piring yang sudah pecah dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

4. Sampah Kertas

Sampah kertas juga termasuk dalam jenis limbah anorganik. Kertas memang terbuat dari bahan alami, namun karena sampah ini bisa didaur ulang sebagaimana sampah anorganik lain seperti gelas, kaleng, dan plastik, maka kertas termasuk sampah non organik.

Prinsip Pengolahan Limbah Anorganik

Limbah non organik ini bisa diolah dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle, dan replace. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Reduce

Reduce atau mengurangi adalah cara untuk meminimalisir penggunaan barang yang berpotensi menjadi sumber limbah. Contoh penerapan prinsip ini yaitu dengan membawa botol minum saat bepergian yang berguna untuk mengurangi sampah kemasan air mineral.

Baca Juga

Prinsip pengolahan limbah anorganik lainnya yaitu reuse. Prinsip ini bisa diterapkan dengan cara menggunakan barang-barang yang masih bisa digunakan. Jika prinsip ini diterapkan, maka jumlah sampah anorganik bisa dikurangi.

3. Recycle

Recycle merupakan prinsip pengelolaan limbah dengan cara mendaur ulang barang agar lebih fungsional. Contoh penerapan prinsip ini yaitu dengan mengolah sampah plastik menjadi ecobrick, kerajinan tangan, dan pengolahan lainnya. Tak hanya mengurangi jumlah sampah saja, namun hasil daur ulang tersebut juga bisa bernilai ekonomis.

4. Replace

Prinsip pengelolaan sampah anorganik yang terakhir yaitu replace. Prinsip pengelolaan ini dengan mengganti barang-barang yang kita gunakan dengan produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Misalnya saat berbelanja, bawalah tas belanja agar tidak perlu menggunakan kantong plastik. Atau dengan mengganti bungkus makanan styrofoam dengan daun yang mudah terurai.

Baca Juga

Jika limbah non organik tidak diolah, maka bisa menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan, hingga sosial dan ekonomi. Berikut beberapa dampak negatif dari limbah anorganik.

  1. Menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, demam, hingga infeksi.
  2. Menyebabkan bencana alam seperti banjir.
  3. Mencemari lingkungan seperti penyumbatan drainase dan pencemaran air.
  4. Menurunkan kualitas hidup.