Sebutkan latihan-latihan yang harus diperhatikan dalam seni peran

Seringkali seseorang yang memerankan tokoh pada sebuah pertunjukan pentas teater mendapat kritikan karena permainannya dianggap jelek. Sebenarnya apa saja yang harus dipelajari dan diketahui oleh seseorang sebelum memerankan tokoh karakter di dalam peran. Hakikat seni peran adalah adalah meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah dilakukan aktor itu benar dan sudah cukup. Intinya sekali lagi pemain dalam permainan harus mampu meyakinkan penonton.

Alat modal akting aktor adalah tubuh (raga) dan sukma (rasa), itulah yang seharusnya terus menerus diasah dan dilatih agar siap dalam menghadapi, menggali serta memainkan peran. Untuk itu ada beberapa langkah dan tahapan yang harus diperhatikan, sebagai berikut:

  1. Langkah menuju siap raga (tubuh) terbagi atas tiga bagian: pertama, Melatih kelenturan otot-otot anggota tubuh. Yaitu: Leher, mata, mulut (expresi), Tangan (jari-jari, pergelangan, lengan, bahu, Kaki (pergelangan lutut, tungkai, langkah), kedua, Melatih pernafasan. Bernafas dengan benar, Terkontrol, Pemupukan energi kreatif. Ketiga, Membaca dan mengeja huruf. Membaca (kejelasan kata & suku kata) Mengeja (huruf hidup & huruf mati)
  2. Langkah Menuju Penciptaan terbagi atas empat bagian, yaitu: pertama, Melatih suara atau vocal. Kedua, Mengasah daya pencapaian (artikulasi), ketiga, Memahami pengertian “suratan dan siratan”. Keempat, Memperkaya daya kehadiran.
  3. Langkah Menuju Tahu & Mengerti (Memahami) terbagi atas 4 bagian, yaitu: pertama, Mengetahui, mempelajari dan memahami sejarah teater dan budaya. Kedua, Menyerap pengetahuan umum. Ketiga, Presentasi (mengasah daya ungkap. Keempat, Mengasah kemampuan, menganalisa dan menyimpulkan.
  4. Langkah Menuju Siap Sukma (Rasa) terbagi atas 6 bagian, yaitu: pertama, Konsentrasi dan fokus. Kedua, Observasi dan penyerapan (lingkungan, suasana, dan waktu). Ketiga, Imajinasi (lingkungan, benda, suasana, waktu, peristiwa, kenangan). Keempat, Penghayatan (bentuk, irama, ritme, tempo, rasa). Kelima, Improvisasi (pemahaman, berkisah dengan cara berbeda), keenam, Pembangunan karakter peranan (analisa, pengadeganan, jalinan, latar belakang, dan motivasi).

Jika langkah-langkah itu sudah dijalankan tapi masih juga ada hambatan, maka hal itu bisa terjadi karena kurang latihan, kutrang memahami, kurang konsentrasi, kurang energi, kurang motivasi. Apabila langkah-langkah diatas dianggap terlalu kompleks dan rumit, terutama lantaran harus disampaikan dalam bahasa yang sangat sederhana, maka cukup diambil langkah sederhana sebagai berikut:

  1. Calon aktor harus melatih seluruh anggota tubuhnya.
  2. Calon aktor harus tekun melatih kepekaan dan kemampuan daya ingat, konsentrasi, pengamatan imajinasi, serta ekspresi.
  3. Calon aktor harus rendah hati, disiplin, terbuka, punya tanggung jawab, menghargai orang lain, dan jujur.
  4. Calon aktor tidak bosan belajar.
  5. Calon aktor harus banyak membaca, mendengar dan melihat.

langkah-langkah dasar acting

Latihan akting atau menjadi peran dapat membentuk aktor sebagai impersonator, interpretator, komentator, dan sebagai personality actor. Adapun sebagai Impersonator, aktor menyerahkan diri sepenuhnya memasuki peran. Sebagai Interpretator, aktor tidak sepenuhnya memasuki perasn yang dibawakan tetapi identitas dirinya masih terlihat. Sebagai Personality actor, yang kita dapatkan dalam televisi.

Di dunia Akting ada 3 bidang akting yang harus digarap dalam latihan, yaitu: pertama, Teknik fisik (latihan pernafasan, vocal, proyeksi atau penonjolan). Kedua, Teknik mental (latihan watak karakter, menganalisa dari berbagai sudut). Ketiga, Teknik emosi (latihan menhadirkan emosi sesuai dengan tuntutan peran).

Aktor harus mampu memerintah. Memerintah badan, suara, emosi, dan semua situasi dramatik. Ia harus mampu membantu dan mengontrol karakter, apakah gerak tubuhnya dan suaranya sudah efektif, enak didengar, dan ditonton? Tubuh aktor harus terkoordinasi secara baik mulai perpindahan (movement) harus dilaksanakan secara anggun, posisi tubuh (gesture) harus mampu memberikan penguatan bagi suaranya. Semuia itu dilakukan oleh aktor secara jelas, logis, menarik, bertujuan dan benar. Seorang aktor harus berusaha menciptakan kreasi sendiri.

Oleh sebab itu sejak muncul pertama di pentas akting, pemain hendaknya terarah dan tidak berlebihan. Pengaruh musik bharus dihayati secara seksama dan ekspresinya tampak dari mimik/muka pemain serasa tidak tegang. Setiap aktor harus berusaha mengendalikan aktingnya, artinya semua gerakannya beralasan dan tidak berlebihan. Dalam hal akting pemain memberi porsi besar agar akting bisa memberikan sugesti kepada penonton dan aktingnya bisa meyakinkan ketika membawakan peran.

Source:

Drama teori dan pengajarannya prof. Dr. Herman j. Waluyo (2003)

kelompokcager.wordpress.com/

  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • Acting
  • Art Direction
  • Development
  • Lifestyle
  • Public Speaking
  • Tips

Teater atau pertunjukan drama memperlukan beberapa aktor dan aktris untuk menjadi pemeran karakter dalam drama tersebut. Aktor ataupun aktris dapat menjadi sebuah karir yang luar biasa. Sebagai contohnya di Indonesia banyak aktor dan aktris yang berkarir hingga internasional. Menjadi aktor atau aktris dalam teater perlu mempelajari teknik dasar seni peran dengan baik.

Artikel terkait:

Pada dasarnya terdapat 10 teknik yang bisa dilatih para pemain agar dapat mengembangkan diri mereka. Teknik dasar seni peran tersebut diantaranya adalah:

1. Teknik Olah Pikiran

Mengolah pikiran dapat membantu pemain untuk menjiwai suatu peran dalam cerita. Teknik dasar seni peran pertama dapat dilatih dengan cara seperti berikut:

  • Mengolah pikiran dari jiwa : Teknik ini memisahkan pikiran dengan perasaan dan emosi yang dialami.
    Mengolah pikiran dengan mengingat tokoh – Mengingat semua tentang peran yang akan dimainkan dan dimaknai dengan lebih dalam.
  • Mengolah pikiran dengan indra manusia : Menggunakan kelima indra manusia untuk merasakan setiap unsur kehidupan yang ada. Mendapatkan esensi dari yang dapat dirasakan seperti mencium wangi sedap, mendengar jeritan, disentuh kekasih, bernyanyi, dan sebagainya.

Mempunyai imajinasi terhadap karakter yang dimainkan dan posisi karakter berada akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengolah pikiran.

2. Teknik Olah Suara

Mengolah suara dapat membantu untuk memberikan karakter yang lebih baik dengan pemberian intonasi dalam pengucapan. Membawa intonasi yang tinggi saat karakter sedang marah dapat membuat penonton merasakan amarah yang dikeluarkan. Menggunakan suara yang tersendu-sendu saat menangis akan mengundang rasa simpati. Hal yang harus diolah dalam suara adalah:

  • Ucapan kata harus jelas : Jelasnya ucapan dapat membuat penonton mengerti apa yang diucapkan oleh pemeran. Selain itu sebagai kejelasan kepada pemain lainnya untuk melakukan aksi selanjutnya.
  • Ucapan kata mempunyai tekanan yang bisa dimainkan : Adanya penekanan atau intonasi kata dalam suatu kalimat dapat membuat penonton merasakan emosi.
  • Ucapan kata mempunyai volume suara yang tepat : Suara yang bervolume tepat membuat situasi menjadi lebih nyata. Teriakan memerlukan suara yang kencang, berbeda dengan saat menangis yang mengeluarkan suara pelan.

Berikut ini cara berlatih olah suara :

Melakukan naskah drama dengan cara berbisik dengan lawan main dan melatih pengucapan kata yang susah berulang kali. Selain itu juga membaca naskah drama dengan tempo yang bervariasi.

Tekanan Dinamik : Merupakan keras dan pelannya suatu ucapan. Penggambaran isi pikiran dan perasaan dapat diperjelas melalui tekanan ini. Seperti contohnya “Saya suka BINATANG ayam”, menandakan karakter tersebut menyukai ayam sebagai binatang, bukan sebagai sumber makanan.

Tekanan Tempo : Tempo digunakan untuk mengatur lambat dan cepatnya suatu percakapan. Sebagai contohnya karakter yang dalam situasi ria akan mengeluarkan tempo dengan lebih cepat daripada biasanya.

Tekanan Nada : Melatih intonasi nada dapat membuat karakter tersebut memasuki situasi yang dihadapinya.

Mengatur suara dari pembacaan naskah menjadi dasar dalam berperan. Cara melatih volume dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan bantuan seseorang untuk mendengar lalu mencoba berbagai volume untuk jarak yang bervariasi. Tujuan dari latihan ini adalah menentukan apakah volume sudah jelas atau tidak, menggambarkan suasana, dan wajar? Cara lain adalah latihan menggumam. Menggumam harus jelas dan stabil, lancar dengan menggunakan imajinasi.

Artikel terkait:

3. Teknik Olah Tubuh

Memainkan sebuah karakter tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan tubuh menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang pemeran yang profesional dapat menirukan mimik gerakan dan berubah menjadi orang lain saat diminta. Cara mengolah tubuh dapat dengan memperhatikan lingkungan sekitar yang terjadi secara natural. Memperhatikan gestur tubuh seseorang ketika mengalami sesuatu atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika ia mempunyai emosi tertentu.

Teknik mengolah tubuh terdiri dari beberapa cara untuk melatih tubuh sesuai dengan anggota tubuhnya. Beberapa cara melatih anggota tubuh yaitu

Terdapat 4 langkah untuk melatih kepala dan leher, yaitu:

  1. Menjatuhkan kepala ke depan lalu ayunkan kiri dan ke kanan
  2. Menjatuhkan kepala ke arah kanan lalu ayunkan ke kiri melalui bagian depan, setelah itu diayunkan kembali ke kenan melewati bagian belakang.
  3. Melatih bahu dengan cara yang sama dengan sebelumnya
  4. Melakukan gerakan bersamaan dengan kaki dan tangan yang gerakannya variasi.
  • Melatih Tubuh Bagian Atas

Berguna untuk membuat tubuh menjadi lebih lentur dan siap melakukan hal yang dilakukan karakter dalam peran. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri dengan merenggangkan kaki sekitar 60 sentimeter
  2. Menekuk lutut sedikit lalu mencondongkan kedua tubuh kedepan
  3. Tubuh dibiarkan posisi seperti itu untuk beberapa saat
  4. Lalu menegakkan tumbuh kembali hingga lurus
  5. Ulangi dengan arah yang berbeda (kiri, kanan, belakang)
  • Melatih pinggul, lutut, dan kaki

Berguna untuk melatih pergerakan dan melenturkan bagian bawah tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri tegak serta kaki rapat, menekuk lutut lalu kembali tegak
  2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain lurus ke depan. Menekuk lutut lalu kembali tegak. Dilakukan sebaliknya.
  3. Memutar lutut ke kiri dan kanan dan buat gerakan variasi pada lutut.
  • Melatih seluruh batang tubuh

Bergna untuk melatih pergerakan tubuh secara menyeluruh dan melenturkan tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri tegap, angkat tangan ke atas, lalu loncat dan meregangkan diri. Setelah itu merapatkan kembali tubuh secara pelan-pelan sambil mendarat.
  2. Menggoyangkan seluruh tangan dan kaki ketika di udara.

Setelah melatih anggota tubuh, teknik dasar seni peran juga terdapat cara untuk melatih gerakan berjalan, berlari, dan meloncat. Gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter peran yang dimainkan.

Artikel terkait:

Menurut Bolelawski ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik dasar dalam seni peran, yaitu sebagai berikut:

Konsentrasi diperlukan untuk tetap fokus terhadap karakter yang akan diperankan di dalam cerita. Karakter dalam cerita dapat dipelajari lebih lanjut dengan masuk kedalam karakter tersebut dengan konsentrasi. Tujuan fokus adalah mengubah karakter diri pemain menjadi karakter cerita.

Ingatan emosi sangat berpengaruh untuk memerankan sebuah peran. Mengingat suatu kejadian dalam hidup kita yang sejenis dirasakan oleh karakter yang diperankan dapat membuat karakter semakin hidup. Menyalurkan ekspresi yang dirasakan dari ingatan tersebut dari ingatan membuat ekspresi menjadi lebih natural. Contohnya adalah mengingat lucunya lelucon yang diberikan pelawak pada saat datang ke acara stand-up comedy.

Merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan ekspresi dan emosi. Hal ini dapat dibantu dengan perasaan yang didapat dari ingatan emosi yang dijelaskan sebelumnya. Mendapatkan laku dramatis yang baik dapat dilakukan dengan cara melatih diri berkali kali hingga bisa. Contohnya adalah menggunakan ingatan lucunya lelucon seseorang dan menggunakan emosi tersebut untuk tertawa.

Aktor atau aktris profesional harus mendapatkan esensi dari karakter yang diperan dengan baik. Aktor atau aktris harus bisa memerankan karakter fiktif tanpa menyematkan karakter pribadi mereka sedikitpun. Segala hal mulai dari gerakan, gesture, bahkan hingga cara berpikir dan melakukan segala sesuatu berpengaruh dalam membangun watak.

Merupakan teknik dasar yang menjadi alternatif lain apabila melakukan konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatis, dan pembangunan watak sulit. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter yang akan diperankan. Cara melakukan observasi adalah dengan mengamati baik-baik dan mencari informasi mengenai karakter tersebut.

Penggunaan irama dan tempo dibuat untuk membawa penonton masuk kedalam situasi yang ada didalam cerita. Irama musik menjadi pengiring untuk mendapatkan suasana hidup dalam cerita, membuat cerita menjadi lebih berwarna dan tidak membosankan. Pada umumnya ada tiga bahan yang harus dilatih pemeran, yaitu:

Mimik : Pernyataan atau perubahan gerak-gerik mata, mulut, bibir, hidung, atau kening. Gestur : Cara bersikap dengan menggerakan anggota tubuh.

Vokal : Memainkan suara dan intonasi dalam berbicara.