Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium

Biologi merupakan ilmu yang dekat dengan makhluk hidup dan lingkungannya. Maka dari itu, segala kegiatan yang berhubungan dengan disiplin ilmu ini pasti berkaitan erat dengan dua objek tersebut.

Biologi juga identik dengan laboratorium. Hal tersebut nampaknya benar adanya karena sebagian besar pengamatan objek atau penelitian ilmu ini dilakukan di laboratorium.

Dalam bekerja di laboratorium, seorang peneliti tidak hanya memperhatikan metode ilmiah saja, namun juga harus memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat bekerja di lab.

Hal pertama yang harus diketahui terkait keselamatan kerja di laboratorium  biologi yaitu terkait simbol keselamatan. Simbol-simbol ini biasanya ditemukan pada bahan kimia.

Tujuannya yaitu untuk menjaga peneliti atau siapa saja yang ada di lab tersebut tetap aman. Berikut ini gambar simbol bahan kimia yang harus dipahami.

Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium

Simbol bahan kimia (pixabay.com)

Keenam simbol tersebut ada artinya masing-masing. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut penjelasan tentang simbol keselamatan kerja di laboratorium.

1. Mudah terbakar

Simbol yang pertama yaitu mudah terbakar dengan gambar api yang menyala. Beberapa bahan kimia yang bisa dilabeli dengan simbol api ini yaitu alkohol, keton, dan gas etuna.

Cara memperlakukan bahan kimia yang mudah terbakar yaitu meletakan bahan tersebut jauh dari sumber api atau logam yang bisa menghantarkan panas.

2. Mudah meledak

Bahan kimia yang mudah meledak disimbolkan dengan gambar ledakan. Bahan-bahan kimia yang masuk dalam ketagori mudah meledak yaitu anomium dikromat dan nitroselulosa.

Cara memperlakukan bahan kimia tersebut yaitu disimpan dalam kondisi basah dan hindari dari panas atau sumber api. Pastikan juga bahan tersebut tidak mengalami goncangan atau gesekan.

3. Beracun dan bersifat karsinogen

Simbol keselamatan kerja di laboratorium berikutnya ditandai dengan gambar tengkorak dan tulang. Simbol ini menginsyaratkan bahwa bahan kimia tersebut tergolong beracun dan bisa menyebabkan kanker.

Bahan kimia yang masuk kelompok ini yaitu merkuri, sianida, fenol, dan gas asam sulfida. Bahan-bahan tersebut jangan sampai terminum, terhirup, atau mengenai kulit. Pastikan juga selama di lab Anda tidak kontak langsung dengan uap bahan kimia ini.

4. Menyebabkan iritasi dan keracunan

Bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi dan keracunan biasanya ditandai dengan simbol tanda silang berwarna hitam. Bahan kimia tersebut antara lain kloroform, natrium hidroksida, butalon, uap bromin, hidrogen peroksida, dan gas klorin.

Ketika bekerja di lab dan menggunakan bahan kimia ini, pastikan uap dari bahan-bahan kimia itu tidak mengenai kulit, dan tidak tertelan atau terhirup.

5. Korosif

Bahan kimia yang bersifat korosif biasanya diberi tanda gambar tangan dan besi dengan tetesan bahan kimia. Selain bisa menimbulkan karat, bahan tersebut juga bisa menyebabkan luka jika tersentuh oleh tangan tanpa pelindung.

Cara memperlakukan bahan kimia yaitu jauhkan dari alat berbahan dasar logam yang mudah berkarat. Pastikan juga bahan tersebut tidak mengenai kulit secara langsung.

Baca Juga

Simbol keselamatan kerja di laboratorium selanjutnya yaitu simbol untuk bahan kimia yang bersifat radioaktif. Bahan tersebut umumnya ditandai dengan gambar berbentuk mirip kincir angin.

Beberapa jenis bahan kimia ini yaitu uranium, plutonium, thorium, dan aktinium. Bahan kimia yang bersifat radioaktif sebaiknya disimpan dalam botol tebal dan tertutup. Pastikan juga bahan ini tidak mengenai tubuh secara langsung.

Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium

Selain memahami simbol bahan kimia, bekerja di lab juga harus mengenakan alat keselamatan kerja di laboratorium. Menurut penjelasan di buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, beberapa alat keselamatan kerja yang biasa dikenakan yaitu;

1. Jas laboratorium

Jas laboratorium berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bahan kimia yang dapat menyebabkan luka. Jas lab harus longgar dan nyaman dipakai.

2. Sarung tangan

Sarung tangan diperlukan untuk melindungi tangan dari bahan atau alat berbahaya selama bekerja di lab. Sarung tangan banyak ragamnya, tergantung dari kegunaan.

Sarung tangan dari bahan karet umumnya digunakan untuk ketika hendak mengambil bahan kimia yang bersifat korosif. Sedangkan sarung tangan yang digunakan ketika akan mengambil bahan panas, biasa tersebut dari asbes.

3. Goggles

Goggles merupakan pelindung mata dari bahan yang mudah meledak atau menguap. Pelindung mata ini juga berguna melindungi mata dari percikan air mendidih atau serpihan logam selama praktikum di laboratorium.

4. Masker

Masker digunakan untuk melindungi hidung dan mulut agar tidak menghirup atau menelan bahan kimia. Masker yang digunakan disesuaikan dengan jenis kontaminan, konsentrasi, dan batas paparan.

Baca Juga

Umumnya masker dilengkapi dengan filter yang berguna untuk menyaring udara. Filter tersebut ada batas pemakaiannya. Ketika sudah melewati batas pemakaian, filter harus segera diganti.

Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium

Hal lain yang juga harus diperhatikan saat bekerja di lab yaitu terkait prosedur keselamatan kerjanya. Masih mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, beberapa prosedur keselamatan kerja di laboratorium antara lain;

  1. Mengenakan alat keselamatan kerja.
  2. Melepaskan perhiasan yang mudah rusak apabila terkena bahan kimia.
  3. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
  4. Dilarang mencoba-coba mencapur zat kimia yang tersedia tanpa ada izin atau diluar buku petunjuk.
  5. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai.
  6. Membersihkan atau membuang kotoran setelah bekerja di lab.
  7. Membersihkan meja kerja.
  8. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih,
  9. Matikan gas dan peralatan listrik seusai digunakan.

Alat-alat Laboratorium

Selain mengenal karakteristik bahan dan prosedur kerja, seseorang yang bekerja di lab juga perlu mengenal alat-alat yang digunakan. Pengenalan alat ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Mengutip dari onlinelearning.uhamka.ac.id, berikut ini beberapa alat laboratorium beserta dengan fungsinya.

1. Alat yang terbuat dari gelas

Karakteristik alat laboratorium yang terbuat dari gelas yaitu mudah pecah. Beberapa jenis alat yang masuk kelompok ini antara lain;

  • Tabung reaksi: untuk mereaksikan zat.
  • Gelas ukur: untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat.
  • Labu ukur: untuk menampung larutan atau zat cair dengan volume yang sesuai.
  • Piper volume: untuk memindahkan larutan dalam satu ukuran volume tertentu. Umumnya bervolume 1 – 100 ml.
  • Pipet ukur: untuk memindahkan larutan namun tidak seakurat pipet volume.
  • Pipet mikro: untuk memindahkan larutan dengan volume 5 - 100 μL.
  • Buret: untuk mengukur volume cairan yang akan dipindahkan.
  • Labu erlenmeyer: untuk menampung larutan.
  • Erlenmeyer buchner: untuk menampung cairan hasil filtrasi.
  • Beker glas: untuk menampung larutan.
  • Kuver: untuk menampung larutan yang akan diukur menggunakan spektrofotometer.
  • Batang pengaduk: untuk mengaduk larutan.
  • Desikator: untuk menyimpan bahan agar tetap kering.
  • Pipet tetes: untuk memindahkan larutan tanpa memperhatikan jumlah volume.
  • Termometer: mengukur suhu.
  • Gelas arloji: untuk penguapan atau pengeringan zat terlarut.
  • Cawan petri: sebagai tempat menimbang dan menyimpan bahan kimia serta tempat perbanyakan mikroorganisme dengan medium padat.

Baca Juga

Karakteristik alat yang terbuat dari porselin yaitu lebih berat dari alat lab lainnya. Kelompok alat dari porselin yaitu;

  • Cawan poselin: untuk penguapan atau pengeringan padatan berbentuk tepaung.
  • Spatula atau sendok poselin: mengaduk bahan kimia yang berbentuk tepung dan padatan.
  • Mortal dan pestle: alat penumbuk.
  • Corong buchner: untuk menyaring vakum.
  • Plat tetes: sebagai wadah mereaksikan zat.
  • Krusibel: mangkok kecil yang dilengkapi tutup dari porselin.

3. Alat yang terbuat dari logam

Karakteristik dari alat dari logam yaitu mudah berkarat. Adapun daftar alat dari logam anatara lain;

  • Statif: untuk memegang buret atau gelas lain.
  • Kaki tiga: untuk menyangga labu yang akan dipanaskan.
  • Pembakar bunsen: untuk pembakaran dengan menggunakan bunsen.
  • Tang krusibel: untuk mengambil atau membawa krusibel.
  • Kawat kasa: untuk menyebarkan panas saat pembakaran.

4. Alat yang terbuat dari karet

Karateristik alat dari bahan kareta yaitu mudah meleleh saat terkena panas dan mudah menempel satu dengan lainnya. Adapun alat lab yang masuk dalam kategori ini yaitu;

  • Filler: untuk menyedot larutan. Biasanya dipasang di ujung pipet.
  • Prop atau tutup karet: untuk menutup botol atau labu, untuk pipa destilasi, serta penyangga corong buchner.

Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium

Keamanan kerja di laboratorium seharusnya menjadi salah satu prioritas kita sebagai seseorang yang melakukan aktifitas setiap harinya di laboratorium. Seorang Penanggung jawab laboratorium ( Kepala laboratorium atau Manager Laboratorium )  harus mengembangkan sebuah program training yang efektif, menjamin terlaksananya  praktik berlaboratorium yang benar serta melaksanakan audit keamanan kerja  untuk meminimalisasi resiko kecelakaan di laboratorium.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan lingkungan yang aman bagi aktifitas di laboratorium.Tidak ada waktu yang lebih baik dari SEKARANG untuk mengevaluasi prosedur keamanan yang ada di laboratorium anda.

Untuk Laboratorium dengan fasilitas yang lebih besar, tugas ini mungkin akan terasa lebih melelahkan dan membosankan.

Untuk membantu anda, berikut adalah 10 Tips Mudah yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium.

  1. Dilarang Makan dan Minum di Laboratorium

Ini merupakan salah satu kebiasaan buruk yang paling sering dilakukan personil laboratorium dan sangat susah sekali di larang.

Hampir semua orang menyukai minum kopi atau air dingin di laboratorium.

Berikut adalah keuntungan dari pelarangan makan dan minum di laboratorium.

Pertama, mengurangi gangguan konsentrasi. Ketika melakukan analisa yang kritis dan penting, gangguan dalam bentuk apapun harus diminimalisasi untuk mencegah kecelakaan kerja. Dalam berbagai cara, adanya makanan di laboratorium bisa memberikan gangguan ini.

Kedua, sampah makanan. Sampah makanan bisa menghasilkan kinerja yang tidak efisien karena harus membersihkan sisa makanan. Dan yang paling terpenting adalah meningkatkan resiko kontaminasi, baik pada ruangan, produk atau analisa.

Ketiga, kebijakan ini merupakan praktek yang benar  dalam implementasi keamanan di laboratorium. Kasus terburuk bisa dilihat pada apa yang terjadi di Tacoma, Washington. Seorang wanita meninggal setelah secara tidak sengaja meminum larutan saline yang mengandung azide .

Banyak situasi yang tidak memungkinkan kita bekerja dengan orang lain atau partner.

Tetapi, jika memang bisa diusahakan, sebaiknya analisa dilaboratorium dikerjakan bersama dengan sorang partner atau team.

Dua pasang mata atau dua pasang tangan akan lebih membantu mengurangi kesalahan atau kecelakaan di laboratorium.

Kesalahan Manusia merupakan hal biasa yang pasti terjadi. Semua orang bisa melakukan kesalahan.  Bekerja bersama team membangun kondisi yang baik untuk saling membantu satu sama lain. Kondisi ini juga  membantu memberikan respon yang cepat apabila terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

  1. Penggunaan Label / Tanda Peringatan

Apapun yang mempunyai resiko bahaya atau ancaman harus diberikan label / tanda  yang secara visual terlihat jelas.

Label / tanda  harus mempunyai warna yang terang, font yang tebal dan terletak di area yang dapat dilihat dengan jelas.

Seluruh bahan kimia dan larutan harus di beri label sesuai Good Laboratory Practices.

Selain itu , laboratorium juga perlu memperhatikan  ancaman dari resiko bahaya kebisingan dan perlistrikan.

Label/tanda bahaya terhadap ancaman kebisingan dan perlistrikan juga harus ditempel di laboratorium sama seperti ancaman bahaya yang lain.

  1. Mengelola Anggaran Keamanan di Laboratorium

Mengelola anggaran merupakan hal yang penting untuk rencana peningkatan keamanan di laboratorium.

Sedihnya, di Indonesia anggaran untuk pembelian alat alat yang dibutuhkan untuk peningkatan keamanan di laboratorium sering sekali dijadikan pilihan terakhir.

Ketika sedang merencanakan anggaran baru atau sedang merevisi anggaran tahunan, harus dipastikan tersedia anggaran untuk membeli alat pelindung diri.

Alat Pelindung Diri yang harus dibeli yaitu : eye wash, sarung tangan, kaca mata keamanan, pelindung telinga, masker, jas lab, alat pemadam api ringan, shower dan lain lain tergantung jenis laboratorium.

Jika dilihat dari sisi nilai, pembelian ini  bisa terlihat sangat mahal. Tapi tidak ada yang lebih penting dari kesehatan, keselamatan dan keamanan personel di laboratorium.

Pengelolaan anggaran  yang tepat akan mereduksi biaya yang lebih besar dimasa depan.

Selain anggaran untuk pembelian peralatan, anggaran untuk pelaksanaan training juga harus diperhatikan. Diluar biaya pelaksanaan training, harus juga diperhitungkan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan.Misalnya,  karena pekerjaan yang tertunda disebabkan oleh ketidak hadiran personel yang sedang melakukan training.

  1. Menyimpan bahan kimia mudah terbakar pada kabinet tahan api

Seperti yang kita sangat kita ketahui, api merupakan ancaman yang sangat berbahaya di laboratorium.

Yakinkan bahwa semua bahan kimia , solvent dan aerosol yang mudah terbakar, disimpan dalam tempat yang aman.

Masih inget dengan pemberian label / tanda bahaya diatas ? Untuk membantu mengingatkan team, letakkan tanda ‘ Kembalikan Pada Tempat Yang benar ” pada area dimana biasanya  bahan kimia mudah terbakar digunakan. Agar semua bahan kimia tersebut langsung dikembalikan ketempatnya setelah digunakan.

Anda juga bisa mempertimbangkan ini sebagai bagian dari inspeksi inventory yang dilakukan tiap hari.

  1. Pembuatan  Manual Keamanan di Laboratorium

Ketika ada karyawan yang baru masuk, kebanyakan  perusahaan akan memberikan bahkan mewajibkan pelatihan tentang kebijaksanaan perusahaan secara umum.

Kenapa tidak melakukan hal yang sama untuk di laboratorium ?

Pembuatan kebijakan keamanan di laboratorium ( manual keamanan ) yang jelas dan mudah terkait semua persyaratan dan praktek yang benar berfungsi sebagai referensi utama.

Kebijakan tersebut juga dapat mencegah  terjadinya kejadian  yang tidak diinginkan.

Setelah semua team di laboratorium  membaca kebijakan keamanan tersebut, minta mereka menandatanganinya sebagai pertanda mengerti dan akan mematuhinya.

Jika ada karyawan yang secara konsisten melanggar aturan kebijakan keamanan di laboratorium, mungkin perusahaan harus mempertimbangkan untuk memberhentikan karyawan tersebut. Tanda tangan pada kebijakan keamanan menyatakan mereka mengetahui apa yang harus dilakukan ,  termasuk tindakan legal yang didapat akibat tidak dilaksanakannya peraturan tersebut .

  1. Lakukan pemeriksaan ( audit ) mendadak 

Apa gunanya kebijakan keamanan laboratorium  yang baik jika tidak diperiksa pelaksanaannya?

Lakukan pemeriksaan (audit) pada waktu yang tidak bisa diprediksi  sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Pada kondisi yang tidak direkayasa kita akan melihat pelaksanaan kebijakan keamanan di laboratorium sesuai keadaan aslinya.

Tidak ada yang suka dengan pemeriksaan (audit) mendadak, tetapi ketika keamanan merupakan prioritas, hal tersebut mau tidak mau harus dilaksanakan.

Setelah sering dilaksanakan, audit dan training tentang kebijakan keamanan di laboratorium pada akhirnya akan membentuk kebiasaan yang baik, yang harganya akan menjadi tak ternilai.

  1. Pelaksanaan Role Play setiap hari.

Masih inget ketika dulu di  sekolah dan bagian tanya jawab merupakan kejutan yang menyenangkan?. Mungkin sewaktu kecil kita belum tahu kegunaan dari kegiatan ini.

Sekarang proses tanya-jawab itu akan kita kembangkan pada konsep yang disebut Role-Play .Satu orang akan ditanya tentang keadaan yang mungkin terjadi dan kita lihat jawabannya, baik secara verbal atau praktik.

Pelaksanaan role play ini membuat kita siap menghadapi skenario terburuk dan membentuk kebiasaan yang baik (good habits)

Jika suatu saat kejadian itu terjadi , seluruh team akan siap berdasarkan training dan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Yakinkan bahwa semua orang sudah atahu akan Identifikasi jalan keluar darurat , area pertemuan darurat , dan penunjukan orang yang akan bertanggung jawab pada proses evakuasi.

Pemberian handout atau literature dengan peta merupakan bonus. Penanggung jawab laboratorium mungkin akan terlihat seperti terlalu paranoid, tapi persiapan yang baik  sudah lebih dari memenangi setengah peperangan.

Sebagai manager atau supervisor , anda mungkin mempunyai banyak tugas. Salah satu yang bisa dilakukan untuk menjamin semua berjalan dengan baik adalah mendelegasikan beberapa pekerjaan.

Tugaskan beberapa anggota team beberapa pekerjaan khusus, sehinggan protokol keamanan laboratorium bisa dilakukan dengan lebih baik.

Misalnya salah satu staff mungkin bisa diberikan tugas untuk memantau pemberian label / tanda keamanan  dan seseorang lagi bisa merapihkan inventori bahan kimia.

Bagikan tanggung jawab sehingga supervisor atau manager laboratorium bisa berkonsentrasi pada gambaran yang lebih besar,

  1. Dorong  dan promosikan keamanan di laboratorium  secara personal

Tidak ada yang lebih efektif daripada pemberian motivasi positif kepada semua team di laboratorium.

Keamanan di Laboratorium biasanya memang bukan bagian yang favorite. tetapi dengan sedikit pendekatan personal, kita bisa membuat banyak perubahan.

Pembicaraan personal yang melibatkan perencanaan, sharing pengalaman pribadi dapat membuat hal ini lebih masuk ke masing-masing pribadi dengan lebih baik.

Mungkin juga bisa disharing beberapa kesalahan yang telah terjadi untuk pelajaran. Jangan lupa menambahkan humor ketika  berbicara tentang keamanan di laboratoriun, sehingga tercipta suasana yang lebih baik.

Sumber 

46,341 kali dilihat, 30 kali dilihat hari ini

10 Tips Mudah untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja di Laboratorium