Motif batik jumputan mirip dengan tie dye, lho Show Moms mungkin pernah melihat motif batik unik serupa dengan tie dye dengan warna yang mencolok. Motif ini dikenal dengan nama batik jumputan. Kata Jumputan sendiri diambil dari kata dasar jumput yang memiliki arti mengambil kain dengan cara dicomot sedikit demi sedikit dengan tangan untuk kemudian diikat agar bisa memberikan pola sata dicelupkan dalam pewarna. Teknik untuk membuat batik jumputan ini juga disebut dengan teknik jumputan. Dibanding batik pada umumnya, motif jumputan lebih menekankan pada warna dasar kain merah, pink atau hijau. Sementara motifnya juga terkesan santai dan sederhana, sehingga motif batik ini sering digunakan untuk berbagai kesempatan baik formal maupun non formal. Bahkan, bisa dijadikan pakaian sehari-hari. Yuk Moms cari tahu sejarah, cara pembuatan dan harga kain batik jumputan dalam artikel berikut ini. Baca juga: Rekomendasi 6 Online Shop di Instagram untuk Belanja Batik Anak Foto: pinterest.com Jurnal Universitas PGRI Palembang menjelaskan Menurut sejarah, teknik yang dilakukan dalam pembuatan kain jumputan adalah teknik celup ikat yang berasal dari Tiongkok dan berkembang hingga India dan wilayah-wilayah di Nusantara. Walaupun demikian, kelompok yang dianggap telah berjasa membawa teknik Batik Jumputan ke Indonesia adalah para penyintas dari India. Kemudian, teknik pembuatan kain batik ini dibawa ke Nusantara menggunakan misi perdagangan. Saat teknik pembuatan Batik Jumputan di bawa ke Indonesia, disambut gembira oleh masyarakat. Pasalnya motif ini hadir dengan berbagai rangkaian warn a yang sangat cerah. Beberapa daerah yang banyak terdapat Batik Jumputan antara lain, Sumatera seperti Palembang, Kalimantan Selatan, Jawa dan Bali. Di Pulau Jawa sendiri, Batik Jumputan berkembang dengan baik di Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Motif Batik Jumputan memang di bawa dari Tiongkok, tetapi pada perkembangannya dipengaruhi daerah masing-masing. Jadi jangan heran, kalau ada batik jumputan yang berbeda-beda di setiap kota ya Moms. Baca juga: 5 Tips Merawat Batik Kesayangan Foto: pinterest.com Cara pembuatan Batik Jumputan juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman lho Moms. Dahulu, pewarnaan Batik Jumputan menggunakan pewarna dari alam, tetapi seiring perkembangan zaman banyak kain batik yang diwarnai menggunakan pewarna sintesisi. Para pengrajin batik mengatakan, pewarna sintetis memiliki pilihan warna tak terbatas. Sementara, pewarna alam prosesnya sangat rumit dan sulit untuk ditemukan. Kendati demikian, kedua teknik pewarnaan ini tetap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing Moms. 1. Cara Membuat Batik Jumputan di RumahYuk Moms cari tahu cara pembuatan Batik Jumputan dan alat-alat yang dibuutuhkan. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Batik Jumputan
Cara Membuat Batik Jumputan
2. Cara Membuat Batik Jumputan SederhanaMoms juga bisa membuat Batik Jumputan sederhana dengan langka-langkah berikut ini. Untuk kainnya, Moms dapat menggunakan mori prima, blaco atau promossima. Sementara untuk warnanya, Moms dapat menggunana Weenter atau Wantex. Cara menggunakan pewarna terbilang mudah. Karena Moms hanya perlu mencampurkan satu kemasan dengan 2 liter air, 2 sendok garam serta cuka secukupnya. Kemudian alat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut
Cara Membuat Batik Jumputan
Baca juga: Hari Batik, Intip 5 Gaya Artis pakai Batik Modern Foto: pinterest.com Karena proses pembuatannya yang terbilang cukup mudah, sehingga banyak pengrajin memproduksi Batik Jumputa. Harga yang dibanderol juga terbilang cukup terjangkau lho Moms. Di beberapa daerah batik jumputan dijual mulai dari harga 20 ribu hingga ratusan ribu tergantung kualitas bahan kain batik jumputan dan berapa panjang kamu ingin membeli batik jumputan. Setiap toko atau penjual kemungkinan menjual batik jumputan dengan harga yang berbeda-beda, jadi pastikan saja membeli pada penjual yang terpercaya. Saat ini sudah banyak sekali desainer Indonesia yang menggunakan Batik Jumputan untuk membuat karya-karya mereka lho Moms. Apalagi, motifnya yang unik dan terkesan santai membuat Batik Jumputan dapat digunakan dalam kesempatan apapaun Moms. Baca juga: Memasak Hidangan Lebaran Unik dengan Resep Gulai Kerang Batik Demikian penjelasan mengenai sejarah, cara pembuatan dan juga harga Batik Jumputan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Moms ya.
Pewarna buatan memiliki keunggulan warnanya tidak mudah pudar, mudah, praktis, dan harganya terjangkau.
Pewarna batik merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang kualitas sebuah batik. Sebab selain dipengaruhi oleh tingkat kerumitan motifnya, keindahan sebuah kain batik juga sangat bergantung oleh komposisi warna penyusunnya. Jika zat warna batik dulu biasa dibuat dari bahan alami sekarang pewarna batik lebih banyak yang dibuat dari zat sintetis. Pengertian Pewarna Batik Pewarna batik dapat didefinisikan sebagai suatu zat warna tekstil yang biasa digunakan dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan, sehingga diperoleh warna yang sifatnya dapat dikatakan kekal. Proses pencelupan sendiri menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan kualitas warna batik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, proses pewarnaan batik sebaiknya selalu dikerjakan pada suhu kamar supaya tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya. Suhu pencelupan yang tinggi dapat melelehkan malam (lilin batik) dan menyebabkan warna akan masuk terserap ke perintang warna. Berdasarkan sumber atau asalnya zat pewarna batik dapat dibagi menjadi dua golongan yakni berupa pewarna alami yang didapat dari tumbuh-tumbuah dan pewarna sintetis yang didapat dari reaksi sejumlah zat kimia. Pewarna Alami Pewarna alami (natural dyes) merupakan jenis zat warna yang diperoleh dari alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan pewarna alami untuk bahan tekstil ini umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti daun, buah, kulit kayu, kayu, akar, biji dan bunga. Beberapa jenis tanaman penghasil warna yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pewarna alami pada proses pembuatan batik diantaranya berupa kunyit, tanaman indigofera, jalawe, teh, secang, bawang merah, kelapa, serta tanaman tingi, jambal dan tegeran. 1. Tanaman Kunyit Dikenal sebagai salah satu tanaman obat sekaligus bumbu dapur, kunyit (Curcuma domestica val) sebenarnya juga dapat dimanfaatkan untuk mewarnai kain batik. Bagian tanaman yang diambil adalah rimpang dan umbi akar yang menghasilkan warna kuning. Sumber : https://www.go-dok.com/ Untuk menghasilkannya variasi warna yang berbeda kunyit ini bisa juga dikombinasikan dengan tanaman lain.
2. Tanaman Indigofera Indigo (Indigofera tinctoria) termasuk ke dalam jenis tanaman perdu yang diambil bagian daun dan rantingnya untuk menghasilkan warna biru. Tanaman ini ketika tumbuh biasanya akan membentuk semak-semak dan berkembang biak melalui sistem generatif dari bijinya. Sumber : https://www.astrogle.com/ Warna biru yang dihasilkan dari tanaman indigo umumnya akan cenderung bersifat lebih natural dan cerah walaupun aplikasinya tidak selalu konsisten atau merata. Dibalik ketidaksempurnaan warnanya itulah justru anda akan menemukan nilai seni yang berbeda dari warna lainnya. 3. Jalawe Kulit buah jalawe (Terminalia bellirica) merupakan jenis bahan pewarna alam untuk batik yang populer di kalangan pembuat batik warna alam. Warna kain yang dihasilkan dari proses pencelupan rebusan jalawe yaitu berupa warna hijau kecoklatan. Selain dimandaatkan sebagai bahan pewarna, jalawe ini juga menjadi bahan jamu tradisional. Sumber : http://amiafiyati.blogspot.co.id/ 4. Tanaman Teh Teh (Camelia sinensis) merupakan bahan baku minuman penyegar yang sudah dikenal luas seluruh dunia. Selain dimanfaatkan untuk membuat minuman, bagian daun teh yang sudah tua bisa juga dimanfaatkan untuk pewarna alami batik. Bagian daun teh ini jika diolah akan menghasilkan warna cokelat pada kain. Sumber : https://www.indiamart.com/ 5. Secang Secang (Caesaslpinia sapapan lin) termasuk tanaman yang dikenal luas di Indonesia sebagai negara penghasil rempah. Sebagai bahan pewarna secang ini bagian kayunya dapat diekstrak untuk menghasilkan warna merah. Warna merah tersebut diperoleh dari proses oksidasi dalam pencelupan larutan berwarna kuning sebelumnya. Sumber : https://www.tokopedia.com/ 6. Bawang Merah Bawang merah (Allium ascalonicium L) yang biasa dipakai sebagai bumbu masak pada dasarnya juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik. Bahan yang diambil adalah bagian kulit yang menghasilkan warna jingga kecoklatan. Sumber : https://satujam.com/ 7. Kelapa Tanaman kelapa (Cocos nucifera) banyak tumbuh dan dibudidayakan oleh sebagaian besar patani di daerah tropis. Bagian tanaman kelapa yang biasa dijadikan sebagai bahan pewarna batik salah satunya yaitu kulit buah terluarnya yang berserabut (sabut kelapa). Warna yang dihasilkan yaitu berupa krem kecoklatan. Sumber : http://www.trubus-online.co.id/ 8. Tegeran, Tingi, dan Jambal Tanaman tegeran (Cudrania javanensis), tingi (Ceriops condolleana) dan jambal (Pelthopherum pterocarpum) merupakan tiga jenis tumbuhan yang dapat diambil kulit dan kayunya kemudian dicampur menjadi satu untuk menghasilkan warna soga pada kain batik. a. Tanaman Tegeran Tanaman tegeran biasa dikenal sebagai tanaman perdu berduri yang bisa menghasilkan warna kuning untuk bahan pewarna alami batik. Tanaman ini biasanya bisa dengan mudah ditemui di wilayah Jawa, Madura, Kalimantan dan Sulawesi. Sumber : http://zatwarnaalami.blogspot.co.id/ b. Tanaman Tingi Tanaman tingi hampir sama dengan tegeran, namun bedanya tanaman ini memiliki jenis daun majemuk yang bergerombol di ujung cabang. Tanaman tegeran dapat menghasilkan warna merah gelap atau kecoklatan untuk bahan pewarna alami kain batik. Sumber : http://zatwarnaalami.blogspot.co.id/ c. Tanaman Jambal Tanaman jambal yang biasa dikenal sebagai Yellow Flamboyant termasuk ke dalam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pewarna alami batik. Tanaman ini dapat tumbuh lebih tinggi dari tegeran dan tingi, bahkan bisa mencapai 25 meter. Sumber : http://zatwarnaalami.blogspot.co.id/ 9. Tanaman Mengkudu Dikenal sebagai tanaman obat tradisional yang diambil dari manfaat buah mengkudu, akar tanaman ini ternyata juga mempunyai manfaat lain sebagai bahan pewarna alami batik. Warna batik yang didapat dari ekstrak akar mengkudu umumnya berupa merah tua atau merah kecoklatan. Sumber : https://id.pinterest.com/ 10. Kulit Buah Manggis Buah manggis menjadi salah satu buah yang paling dicari karena memiliki daging buah yang enak dan sangat segar. Selain diambil daging buahnya, kulit dari buah manggis sebenarnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan juga sebagai bahan pewarna alami kain batik. Kulit buah manggis dapat menghasilkan warna merah keunguan, merah, dan juga biru. Cara untuk membuatnya adalah dengan menumbuk kulit buah manggis hingga halus. Lalu rendam dengan larutan etanol (salah satu jenis alcohol). Setelah itu dikeringkan sebelum siap untuk dijadikan sebagai bahan pewarna alami kain batik. Sumber : https://www.faunadanflora.com/ Pewarna alami batik umumnya memiliki konsentrasi dan stabilitas pigmen warna yang rendah, keseragaman warna kurang baik dan spectrum warnanya tidak seluas pewarna sintetik. Supaya bahan pewarna alami tersebut dapat menempel kuat pada kain, proses pewarnaan batik juga harus dibantu dengan fiksasi. Beberapa bahan fiksasi yang dapat digunakan untuk memperkuat warna batik yaitu:
Batik pewarna alami yang memiliki karakteristik unik dan eksklusif ini umumnya cenderung cepat memudar jika dicuci dengan detergen biasa. Oleh karena itulah untuk mempertahankan keaslian warna batik anda bisa mencucinya dengan pembersih alami dari buah lerak yang dapat difungsikan sebagai deterjen tradisional. Pewarna Sintetis Pewarna sintetis (synthetic dyes) merupakan jenis zat warna yang dibuat menurut reaksi-reaksi kimia tertentu sehingga sifatnya lebih stabil dan dan mudah digunakan. Pewarna sintetis untuk kain tekstil sebenarnya lumayan banyak, namun hanya beberapa yang dapat digunakan sebagai pewarna batik. Beberapa bahan pewarna sintetis yang biasa digunakan untuk pencelupan pada proses pembuatan batik diantaranya berupa napthol, zat warna indigosol, zat warna remasol, zat warna rapid, dan zat warna direk. 1. Zat Warna Napthol Zat warna napthol termasuk ke dalam jenis zat warna yang terdiri atas dua unsur yaitu napthol AS (nama diawali AS-...) sebagai dasar warna dan garam diazonium sebagai pembangkit warna. Zat warna napthol pada dasarnya tidak larut dalam air, sehingga diperlukan zat pembantu kostik soda untuk melarutkannya. Pada proses pembuatan batik, pencelupan naphtol sendiri biasa dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama yakni pencelupan dengan naphtolnya sendiri. Pada proses pertama ini belum menghasilkan warna apapun. Napthol yang banyak dipakai dalam pembatikan diantaranya Naptol AS, Naptol AS-G, Naptol AS-BO, Naptol AS-D, Naptol AS-LB, Naptol AS-OL, Naptol AS-BR, Naptol AS-BS.
Sumber : https://fitinline.com/ Tahap kedua merupakan tahap membangkitkan warna. Pada proses ini warna napthol dibangkitkan dengan garam diazonium untuk memunculkan warna yang diinginkan. Garam diazonium yang banyak dipakai dalam pembatikan diantaranya Garam Biru B, Garam Biru BB, Garam Bordo GP, Garam Hitam B, Garam Kuning GC, Garam Violet B, Garam Merah B, Garam Orange GC, Garam Scarlet R, Garam Merah GG, Garam Merah 3 GL. Sumber : https://fitinline.com/ Contoh pewarnaan 1 meter kain batik dengan zat warna napthol secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut. Larutan NaptholNapthol : 3 - 5 gramCoustik soda : 15 - 25 gramTRO : 15 - 25 gramAir Panas : 1 literLarutan Garam Diazonium Garam diazonium : 6 -10 gram Air dingin : 2 liter |