Pada perawatan penyakit lupus, obat malaria dibutuhkan untuk mengatasi gejala nyeri sendi, ruam kulit, peradangan pada selaput jantung, serta demam yang juga biasanya terjadi pada pasien malaria. Show
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa odapus yang diberikan obat malaria memiliki angka harapan hidup yang lebih panjang ketimbang pasien yang tidak diberikan obat ini. Jenis obat malaria yang diberikan yaitu, hydroxychloroquine, chloroquine, dan quinacrine. 3. KortikosteroidObat jenis ini dibutuhkan oleh pasien lupus untuk mencegah peradangan yang sangat rentan terjadi pada tubuhnya. Sayangnya, obat kortikosteroid memiliki efek samping jangka panjang seperti menaikkan berat badan, membuat tulang lebih keropos, serta meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. 4. ImunosupresanObat imunosupressan bekerja untuk mengurangi kerja sistem kekebalan tubuh. Obat jenis ini sangat dibutuhkan oleh para odapus yang sistem kekebalan tubuhnya terlalu dominan. Beberapa jenis obat yang biasanya digunakan yaitu azathioprine, mycophenolate, leflunomide, dan methotrexate. Bagaimana menjalani hidup dengan penyakit lupus?Meski penyakit lupus adalah penyakit yang tak dapat disembuhkan, odapus tetap bisa hidup dengan sehat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan odapus untuk menjaga kondisi tubuh dan mencegah komplikasi lupus. 1. Melakukan olahraga dengan rutinOdapus rentan mengalami gangguan pada sendi dan tulang. Tetap melakuka olahraga degan rutin dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan sendi Anda. 2. Berhenti merokokKebiasaan merokok hanya akan membuat penyakit ini bertambah parah serta dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan pneumonia. 3. Istirahat yang cukup dan kelola stresStres hanya akan membuat gejala Anda semakin parah. Maka dari itu, odapus harus banyak beristirahat dan menghindari stres. 4. Pahami tubuh sendiriPara odapus harus tahu kapan gejala akan muncul dan apa yang memicunya keluar. Sebagai contoh, ketika mulai merasa letih, Anda sebaiknya langsung beristirahat dengan cukup dan menghentikan segala kegiatan terlebih dahulu. 5. Hindari paparan sinar matahariSinar matahari dapat memperburuk ruam kulit yang terjadi. Bila Anda terpaksa keluar di siang hari, sebaiknya gunakan tabir surya agar kulit terlindungi. 6. Konsumsi makanan yang sehatMakanan juga dapat memengaruhi kondisi odapus. sebab ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu peradangan. Maka dari itu, konsumsilah makanan yang tepat untuk odapus seperti buah-buahan, ikan kaya omega-3, dan makanan yang mengandung kalsium. DefinisiApa itu penyakit systemic lupus erythematosus?Systemic Lupus Erythematosus, atau biasa disingkat SLE adalah salah satu jenis penyakit lupus yang menyebabkan peradangan di hampir seluruh organ tubuh, seperti sendi, kulit, paru-paru, jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem saraf, dan sel-sel darah. SLE adalah jenis lupus yang paling sering dialami orang. Kebanyakan orang dengan SLE dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kendala dengan melakukan pengobatan yang rutin. SLE dapat terjadi dalam tahap tingan hingga mengancam nyawa. Penyakit tersebut harus dirawat oleh dokter atau tim dokter yang punya keahlian khusus menangani pasien dengan kondisi tersebut. Seberapa umumkah penyakit systemic lupus erythematosus (SLE)?SLE adalah salah satu jenis penyakit lupus yang paling sering terjadi. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa pandang bulu, baik anak-anak, orang dewasa, lansia, atau pria maupun wanita. Meskipun begitu, berbagai penelitian menyebutkan bahwa wanita cenderung lebih mungkin terkena SLE dibandingkan pria. Wanita dengan lupus dapat hamil dengan selamat dan kebanyakan dari mereka akan melalui masa kehamilan yang normal dan bayi yang sehat. Namun, semua wanita dengan lupus yang hamil cenderung melewati kehamilan dengan risiko tinggi. GejalaApa saja tanda-tanda dan gejala systemic lupus erythematosus (SLE)?Pada dasarnya gejala penyakit lupus dapat berbeda-beda pada setiap orang tergantung usia, keparahan penyakit, riwayat medis, serta kondisi pasien secara menyeluruh. Selain itu, gejala penyakit lupus juga biasanya dapat berubah-ubah setiap waktu. Namun, ada beberapa tanda dan gejala khas dari penyakit lupus yang mungkin bisa Anda amati dan waspadai. Berikut beberapa tanda dan gejala khas SLE adalah:
Gejala SLE yang disebutkan di atas mungkin terlihat mirip dengan berbagai gejala dari penyakit lain. Oleh karena itu, bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan serangkaian tes guna memastikan diagnosis yang akurat. Kapan saya harus periksa ke dokter?Ada banyak penyakit yang berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh tetapi SLE adalah salah satu yang paling umum. Anda harus periksa ke dokter Anda jika Anda memiliki bintil merah yang tak terduga, demam berkepanjangan dan rasa sakit di setiap organ, atau sering merasa kelelahan yang tidak biasa. PenyebabApa penyebab systemic lupus erythematosus (SLE)?Sebenarnya sampai sampai sekarang penyebab SLE masih belum diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa faktor keturunan dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya SLE. Orang yang sering terkena sinar matahari, tinggal di lingkungan yang terkontaminasi oleh virus, atau sering mengalami stres lebih mungkin untuk terkena penyakit ini. Jenis kelamin dan hormon juga diduga merupakan bagian dari penyebab SLE. SLE adalah salah satu penyakit yang cenderung lebih mungkin dialami wanita ketimbang pria. Wanita juga lebih mungkin mengalami gejala lupus yang memburuk selama masa kehamilan dan periode menstruasi. Kedua hal tersebutlah yang membuat para ahli percaya bahwa hormon estrogen pada wanita ikut berperan dalam menyebabkan SLE. Namun, dibutuhkan banyak penelitian yang diperlukan untuk membuktikan teori ini. Ya, banyak peneliti menduga bahwa hormon estrogen ikut berperan terhadap perkembangan penyakit lupus. Lupus merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bekerja dengan keliru. Dalam kondisi normal, sistem imun seharusnya melindungi tubuh dari serangan infeksi virus atau bakteri. Sedangkan pada pengidap lupus, sistem imun justru menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi yang disebabkan oleh lupus bisa menyerang berbagai bagian tubuh, antara lain sel darah dan paru-paru. Lupus kerap dijuluki sebagai penyakit seribu wajah karena kelihaiannya dalam meniru gejala penyakit lain. Kesulitan diagnosis biasanya dapat menyebabkan langkah penanganan yang kurang tepat. Penyakit ini dibedakan dalam beberapa jenis, salah satunya lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE). Setidaknya ada sepertiga pengidap jenis lupus ini yang juga memiliki kondisi autoimun lainnya, seperti penyakit tiroid atau sindrom Sjogren. Kondisi ini dapat berujung pada munculnya komplikasi, termasuk gangguan pada masa kehamilan. Di samping itu, proses pengobatannya juga bisa membuat pengidapnya rentan terhadap infeksi serius. Faktor Risiko Penyakit LupusTerdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan terjadi lupus, antara lain: Faktor Hormon:
Faktor Genetik:
Faktor Lingkungan
Meski dipahami bahwa memiliki faktor risiko lupus tidak berarti kamu pasti akan terkena lupus. Hal tersebut hanya berarti kamu memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan dibandingkan orang lain yang tidak memilikinya. Baca juga: Ini Alasan Pengidap Lupus Berisiko Terkena Agranulositosis Penyebab Penyakit LupusBerikut ini beberapa penyebab dan jenis penyakit lupus: 1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)Jenis lupus ini yang paling sering diidap masyarakat umum dan merupakan bahan utama pembahasan pada artikel. SLE dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan sampai parah. Banyak yang hanya merasakan beberapa gejala ringan untuk waktu lama atau bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Timbulnya rasa nyeri dan lelah berkepanjangan merupakan salah satu gejala ringan SLE. Oleh karena itu, pengidap SLE bisa merasa tertekan, depresi, dan cemas, meski hanya mengalami gejala ringan. 2. Discoid Lupus Erythematosus (DLE)DLE pada dasarnya hanya menyerang kulit. Namun, dampak yang ditimbulkan oleh lupus jenis ini mampu menyerang jaringan dan organ tubuh lainnya. DLE umumnya bisa dikendalikan dengan menghindari paparan langsung sinar matahari dan obat-obatan. Berikut ini beberapa gejala DLE:
3. Lupus Akibat ObatEfek samping obat pasti berbeda-beda pada tiap orang. Kira-kira ada lebih dari 100 jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping yang mirip dengan gejala lupus pada orang-orang tertentu. Gejala lupus akibat obat umumnya akan hilang jika berhenti mengonsumsi obat tersebut, sehingga tidak perlu menjalani pengobatan khusus. Namun, jangan lupa untuk selalu berbicara dengan dokter sebelum memutuskan berhenti mengonsumsi obat dengan resep dokter. Gejala Penyakit LupusMeski gejala SLE bervariasi, tetapi ada tiga gejala utama yang umumnya selalu muncul, yaitu: 1. Rasa Lelah yang EkstremMelakukan rutinitas sehari-hari yang sederhana, misalnya tugas rumah tangga atau rutinitas kantor, dapat membuat pengidap SLE merasa sangat lelah. Rasa lelah yang ekstrem ini mungkin saja tetap dialami pengidapnya, meski sudah mendapatkan istirahat yang cukup. 2. Ruam pada KulitRuam yang menyebar pada batang hidung dan pipi merupakan ciri khas dari SLE. Gejala ini dikenal dengan istilah ruam kupu-kupu (butterfly rash) karena bentuknya yang mirip sayap kupu-kupu. Selain hidung dan pipi, tangan dan pergelangan tangan merupakan bagian tubuh lain yang mungkin mengalami ruam. Ruam pada kulit akibat SLE dapat membekas secara permanen dan bertambah parah jika terpapar sinar matahari akibat reaksi fotosensitivitas. 3. Nyeri pada PersendianGejala utama lain dari SLE adalah rasa nyeri. Pada sebagian besar kasusnya, gejala ini muncul pada persendian tangan dan kaki. Rasa nyeri juga mungkin dapat berpindah dengan cepat dari sendi satu ke sendi lain. Meskipun demikian, kondisi tersebut tidak akan menyebabkan kerusakan atau cacat permanen pada persendian. Ada beragam gejala lain yang dapat muncul selain yang gejala di atas. Berikut ini beberapa gejala SLE lain yang mungkin dialami pengidapnya:
Baca juga: 3 Jenis Penyakit Lupus, Apa Saja? Diagnosis Penyakit LupusFaktanya, penyedia layanan kesehatan tidak memiliki suatu metode pasti untuk mendiagnosis lupus. Beberapa hal yang dinilai adalah tanda dan gejala yang timbul dan mengesampingkan kondisi potensial lainnya yang dapat menjadi penyebab penyakit ini. Namun, beberapa antibodi yang spesifik berhubungan dengan lupus, termasuk ds-DNA dan antibodi Smith (Sm). Antibodi Sm sendiri kerap dihubungkan dengan penyakit ginjal terkait SLE. Awalnya, ahli medis akan melihat riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah rincian didapatkan dan hasil dari pemeriksaan fisik terlihat, beberapa pemeriksaan kesehatan akan dilakukan. Berikut ini pemeriksaan untuk mendiagnosis lupus:
Komplikasi Penyakit LupusAda beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh lupus. Hal ini dapat terjadi akibat peradangan yang ditimbulkan penyakit tersebut. Beberapa kemungkinan komplikasi akibat lupus yang dapat terjadi, antara lain:
Jika kamu mengidap lupus, sangat penting bagi untuk tetap berpegang pada rencana perawatan yang telah dikembangkan oleh penyedia layanan kesehatan. Dengan selalu memastikan melakukan hal ini, tidak hanya membantu untuk mencegah kambuhnya lupus, tetapi juga membantu mencegah kerusakan organ. Pengobatan Penyakit LupusSLE tidak bisa disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengurangi tingkat gejala serta mencegah kerusakan organ pada pengidap SLE. Beberapa dekade lalu penyakit ini bahkan dipandang sebagai penyakit terminal (tidak memiliki harapan sembuh) yang bisa berujung pada kematian. Ketakutan ini disebabkan oleh banyaknya pengidap pada saat itu yang meninggal dunia akibat komplikasi dalam kurun waktu 10 tahun setelah didiagnosis mengidap SLE. Namun, kini obat-obatan untuk SLE terus berkembang, sehingga dapat membantu hampir semua pengidapnya bisa hidup normal, atau setidaknya mendekati tahap normal. Selain itu, bantuan dan dukungan dari keluarga, teman, serta staf medis juga berperan penting dalam membantu para pengidap SLE dalam menghadapi penyakit ini. Baca juga: Gejala Mirip, Lupus Sering Dikira Sakit Tipes dan DBD Pencegahan Penyakit LupusAda berbagai hal yang bisa dilakukan untuk mencegah diri dari serangan penyakit lupus dengan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan gejalanya. Beberapa cara pencegahannya, antara lain:
Kapan Harus ke Dokter?Jika mengalami beberapa gejala tersebut, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan dan saran medis yang tepat. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan dekat dengan tempat tinggal kamu melalui Halodoc. Download aplikasinya sekarang juga! Referensi:Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Lupus.WebMD. Diakses pada 2021. What Causes Lupus?National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses pada 2021. Systemic Lupus Erythematosus (Lupus).Healthline. Diakses pada 2021. Is Lupus Contagious? Tips for Identification and Prevention.Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Lupus.Diperbarui pada 27 Mei 2021. |