Sebutkan jumlah bait dan pola rima puisi di atas

Rima adalah – Pengertian, Jenis Beserta Contohnya – Untuk kali ini kami akan membahas mengenai Rima yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, jenis dan contoh, untuk lebih jelasnya simak saja ulasan dibawah ini.

Sebutkan jumlah bait dan pola rima puisi di atas

Pengertian Rima Dalam Puisi

Dalam hal ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rima merupakan pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan atau secara singkat, rima ialah pengulangan bunyi dalam kata atau suku kata yang ada dalam puisi.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : 7 Pengertian Prosa Fiksi Menurut Para Ahli

Jenis-Jenis Rima

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis rima, terdiri atas:

1. Berdasarkan Persesuaian Bunyi Dalam Kata Atau Suku Kata

Seluruh suku akhirnya berirama sama.

Contoh :

ma – lang → ma – ti

pa – lang → ha – ti

Hanya sebagian suku akhir yang sama.

Contoh :

pu – lang → pa – gi

tu – kang → ha – ri

Seluruh kata berima.

Contoh :

Mendatang-datang jua

Kenagan masa lampau

Menghilang muncul jua

Yang dulu sinau-silau

Kata jua yang diulang dua kali pada tempat yang sama itu berima mutlak.

Yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vokal yang sama.

Contoh :

bu – ka → ba – tu → pa – gi

mu – ka → pa – lu → la – ri

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Paragraf adalah

Yang berima itu suku akhir suku tertutup dengan vokal yang diikuti konsonan yang sama.

Contoh :

hi – lang →  su – sut → li – dah

ma – lang → ta – kut → su – sah

Yang berima adalah bunyi-bunyi awal pada tiuap-tiap kata yang sebaris, maupun pada baris-baris berlainan.

Contoh :

Bukan beta bijak berperi

Pandai  mengubah madahan syair

Bunyi b pada kata-kata dalam baris pertama bait puisi di atas disebut rima aliterasi.

Yang berima adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata, baik pada satu baris maupun pada baris-baris berlainan.

Contoh :

se – cu – pak → tum – bang

se – cu – kat → mun – dam

Yang disebut asonansi ialah vokal-vokal e – u – a  dan u – a pada kata-kata tersebut di atas.

Rima ini adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata seperti pada asonansi tetapi memberikan kesan bunyi-bunyi yang berlawanan.

Contoh :

Tin – dak → tan – duk ( i– a / a – u )

Mon – dar → man – dir  ( o – a / a – i )

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Induk Kalimat dan Anak Kalimat

2. Berdasarkan Letak Kata Dalam Baris Kalimat

Terdiri atas:

Apabila kata-kata yang berima terdapat pada awal-awal kata.

Contoh :

  1. Pemuda kaulah harapan bangsa
  2. Pemuda jangan suka berpangku tangan

Apabila kata-kata yang berima terletak di tengah.

Contoh :

  1. Pemuda kaulah harapan bangsa
  2. Pemudi kaulah harapan negeri

Apabila kata-kata yang berima terletak pada akhir. Bentuk ini banyak digunakan dalam bentuk Pantun, Syair dan Gurindam.

Contoh :

  1. Tolong – menolong umpama jari
  2. Bantu membantu setiap hari
  3. Bekerja selalu berlima diri
  4. Itulah misal Tuhan memberi

Apabila kata-kata yang berima terdapat pada baris-baris yang berlainan.

Contoh :

Terlipat

Terikat

Engkau mencari

Terang matahari

Melambai

Melombai

Engkau beringin

Digerak angin

Terhibur

Terlipur

Engkau bermalam

Di tepi kolam

Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat pada baris yang sama.

Contoh :

  1. Air mengalir menghilir sungai
  2. (bunyi ir pada akhir ketiga kata)

Apabila sepatah kata dipakai berulang-ulang dalam kalimat yang beruntun.

Contoh :

  1. Dapat sama laba
  2. Cicir sama rugi
  3. Bukit sama didaki
  4. Lurah sama dituruni
  5. Berat sama dipikul
  6. Ringan sama dijinjing
  7. Terapung sama hanyut
  8. Terendam sama basah
  • Rima Berpeluk (Rima Berpaut)

Apabila umpamanya baris pertama berima dengan baris keempat, baris kedua berima dengan baris ketiga.

Rima ini terletak pada bentuk Soneta dengan rima a – b – b – a

Contoh :

  1. Perasaan siapa ta’kan nyala ( a )
  2. Melihat anak berlagu dendang ( b )
  3. Seorang sajak di tepi padang ( b )
  4. Tiada berbaju buka kepala ( a )

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Puisi adalah

Rima yang letaknya berselang-selang. Misalnya baris pertama berima dengan baris ketiga, dan baris kedua berima dengan baris keempat.

Rima ini dapat kita jumpai dalam bentuk Pantun yang berumus, a – b – a – b.

Contoh :

  1. Burung nuri burung dara ( a )
  2. Terbang ke sisi taman kayangan ( b )
  3. Karangan janggal banyak tak kena ( a )
  4. Daripada paham belum sempurna ( b )

Apabila kata-kata yang berima terdapat pada kalimat-kalimat yang beruntun.

Bentuk ini dapat kita jumpai dalam bentuk Syair dengan rumusnya, a – a – a – a  ; b – b – b –b

Contoh :

  • Hatiku rindu bukan kepalang ( a )
  • Dendam berahi berulang-ulang ( a )
  • Air mata bercucuran selang menyelang ( a )
  • Mengenangkan adik kekasih abang ( a )
  1. Diriku lemah anggotaku layu ( b )
  2. Rasakan cinta bertalu-talu ( b )
  3. Kalau begini datanglah selalu ( b )
  4. Tentulah kanda berpulang dahulu ( b )

Apabila kalimat yang beruntun dua-dua berima sama. Misalnya dengan abjad a – a – b – b  atau c – c – d – d – e – e dan seterusnya.

Contoh :

  1. Sedikitpun matamu tak berkerling ( a )
  2. Memandang ibumu sakit berguling ( a )
  3. Air matamu tak bercucuran ( b )
  4. Tinggalkan ibumu tak penghiburan ( b )

Apabila dalam bait-bait puisi ada kata yang tidak berima sedangkan kata-kata lain pada tempat yang sama di baris-baris lain memilikinya.

Rumus rima patah adalah a – a – b – a atau b – c – b – b

Contoh :

  • Beli baju ke pasar Minggu ( a )
  • Jangan lupa beli duku ( a )
  • Beli kemeja ke pasar Senen ( b )
  • Jangan lupa ajaklah daku ( a )
  1. Beli kemeja ke pasar Senen ( b )
  2. Jangan lupa membesi dasi ( c )
  3. Jangan suka jajan permen ( b )
  4. Lebih baik dibelikan semen ( b )

Tidak ada yang bersajak.

Contoh :

  1. Hanya sebuah bintang ( a )
  2. Kelip kemilau ( b )
  3. Tercapak di langit ( c )
  4. Tidak berteman ( d )

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

3. Berdasarkan Letak Persamaan Bunyi Dalam Baris Atau Baris Berikutnya

Terdiri atas:

  • Rima datar yaitu persamaan bunyi kata yang diletakkan datar atau berderet. contoh: halilintar bergetar bergelegar menyambar-nyambar.
  • Rima tegak yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata pada baris-baris yang berlainan. contoh: Asam pauh dari seberang Tumbuhnya dekat tepi tebat Badan jauh dirantau orang

    Sakit siapa akan mengobat

4. Berdasarkan Letak Pasangannya Dalam Bait

Terdiri atas:

  1. Rima terus yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata pada akhir setiap baris. contoh: Abdul Nuluk Putra Baginda

    Besaran sudah bangsawan muda

  2. Rima kembar yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpasangan, contoh: Sedikit pun matamu tak mengerling Memandang ibumu sakit berguling Air matamu tak bercucuran

    Tinggalkan ibumu tak penghiburan

  3. Rima silang yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara silang. contoh: Kalau ada sumur di ladang Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umurku panjang

    Boleh kita berjumpa lagi

  4. Rima peluk yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpelukan atau diapit satu atau dua suku kata yang sama bunyinya. contoh: Hati memuja Tuhan Kuasa Gerak laku jauhlah hati Maafkan aku yang Gusti

    Dalam usaha yang alpa

  5. Rima putus yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang putus. contoh: Padamu seribu mawar sudah kuberi Sekadar membeli cintamu Tapi kau tetap membantu, diam dan bisu

    Walau seribu tahun sudah aku menunggu, rindu, pilu

  6. Rima bebas yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara bebas.

Demikianlah pembahasan mengenai Rima adalah – Pengertian, Jenis Beserta Contohnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.