Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

Squad, apakah kamu pernah mendengar wawancara di televisi? Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang narasumber (orang yang memberikan informasi). Narasumber wawancara bentuknya sangat beragam, misalnya wawancara dengan pedagang, pengusaha, psikolog, atau para ahli lainnya. Untuk melakukan wawancara terdapat unsur-unsur yang harus terpenuhi. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan. Apa saja unsur-unsur wawancara? Mari kita lihat.

Unsur-unsur Wawancara

1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.

2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa.

3. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.

4. Waktu atau kesempatan dan tempat.

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara
Kegiatan wawancara (Sumber: gramho.com)

Baca juga: Jenis Puisi dan Contohnya

Langkah-langkah Melakukan Wawancara

1. Menentukan topik wawancara

Sebelum melakukan wawancara, kita harus menentukan topiknya, misalnya, tentang kesehatan, pendidikan, hiburan, olahraga, pemerintahan, dan kedisiplinan. Penentuan topik wawancara menjadi dasar untuk menentukan narasumber yang nanti akan diwawancarai.

2. Menentukan narasumber

Setelah topik wawancara ditentukan barulah narasumber dipilih. Narasumber harus dipilih sosok yang benar-benar menguasai bidangnya. Dengan begitu, informasi yang diperoleh benar-benar informasi yang akurat dan diakui kebenarannya.

3. Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara

Daftar pertanyaan disusun dengan tujuan agar wawancara dapat berjalan dengan lancar. Apabila wawancara dilakukan tanpa persiapan, apa yang seharusnya ditanyakan mungkin  justru tidak ditanyakan saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, informasi yang diperoleh pun juga tidak lengkap.

4. Melakukan wawancara

Dalam melakukan wawancara, kita harus menerapkan etika berikut.

  1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.
  2. Menggunakan bahasa yang santun.
  3. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.
  4. Fokus pada materi wawancara.
  5. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.
  6. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba.
  7. Bersikap objektif dan simpatik.
5. Merangkum dan Menyampaikan Hasil Wawancara dengan Bahasa yang Mudah Dipahami

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

Latihan Soal

Perhatikanlah kutipan wawancara berikut ini.

Pewawancara   : "Selamat siang, Mbak. Apa Anda suka sinetron?"

Narasumber      : "Tergantung ya. Kalau sinetron tersebut bertema keagamaan, mengedepankan nilai moral dan budaya."

Pewawancara    : "Bagaimana tren sinetron saat ini menurut Anda?"

Narasumber     : "Meracuni generasi Mas. Bagaimana tidak, lha tema seputar ”menembak” pacar, patah hati, dendam mertua, memburu kekayaan, dan pamer kemewahan. Tidak pantas buat adat ketimuran dan tidak pedagogis."

Simpulan wawancara tersebut adalah….

  1. tayangan sinetron tidak mendidik
  2. film religi diminati
  3. film harus mengedepankan moral
  4. tayangan sinetron bervariasi

Jawaban: A

Pembahasan: berdasarkan wawancara tersebut, simpulan yang diperoleh adalah bahwa tayangan sinetron tidak mendidik. Hal itu ditunjukkan oleh komentar dari narasumber yang menyebut bahwa tayangan sinetron tidak pantas buat adat ketimuran dan tidak pedagogis.

Mudah 'kan Squad? Jika kamu mengikuti aturan dan etika wawancara yang sudah disebutkan tadi pasti kegiatan wawancara akan lancar. Jika kamu ingin berlatih dengan guru privat berkualitas, kamu bisa mencarinya di ruangles. Belajar dengan guru yang sesuai dengan kriteriamu dan rasakan #BelajarJadiHebat.

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

Referensi

Wirajaya, Asep Yudha. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia: untuk SMP atau MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber Foto

Ilustrasi wawancara. Tautan: https://gramho.com/profile/salm_keto/2327337806

Artikel diperbarui 1 Desember 2020

Diperbarui 19 Agu 2022 - Dibaca 7 mnt

Tahap wawancara merupakan salah satu tahap penting untuk kamu lalui. Pasalnya, tahap satu ini akan menentukan diterima atau tidaknya kamu di sebuah perusahaan.

Dikutip dari Indeed, melakukan interview adalah salah satu kemampuan yang membutuhkan latihan agar lebih baik. Latihan ini termasuk menjawab pertanyaan dan mempelajari posisi yang kamu lamar.

Ada beberapa hal yang patut kamu persiapkan saat menghadapi tahap wawancara. Memakai pakaian rapi, mempersiapkan mental, dan membawa persyaratan dari perusahaan (misal: CV dan portofolio terbaru) adalah beberapa di antaranya.

Selain harus memperhatikan hal-hal yang harus kamu lakukan, kamu perlu memahami apa saja yang tidak boleh dilakukan saat melakukan interview. 

Pasalnya, melakukan sejumlah hal tersebut bisa membuat pewawancara (dalam hal ini HRD perusahaan) enggan melihat dirimu.

Hal itu tentu akan membuat peluangmu untuk diterima semakin kecil, dan bahkan kandas begitu saja.

Ada lima hal yang sebaiknya tidak boleh kamu lakukan saat tahap wawancara berlangsung. Adapun kelima hal tersebut adalah sebagai berikut ini!

Baca Juga: 10 Tips Menjawab Pertanyaan Interview Apa Keunikanmu

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Wawancara

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

1. Datang terlambat dan tak memberi kabar

Datang terlambat saat tahap wawancara akan berlangsung sebetulnya tidak sepenuhnya salah. Apalagi, kalau lokasi perusahaan dan tempat tinggalmu berada di kota besar yang hampir selalu terjadi kemacetan.

Namun, akan menjadi suatu hal yang fatal, kalau kamu datang terlambat dan tidak mengabari hal tersebut ke pihak pewawancara.

Oleh karenanya, kabarilah pihak pewawancara (dalam hal ini HRD Perusahaan) kalau kamu terpaksa terlambat datang ke tahap wawancara nanti.

Contohnya: “Pak/ Bu, maaf saya nanti datang agak terlambat. Saya masih terjebak macet di (sebutkan daerah atau nama jalannya). Sekitar 15 menit lagi saya akan sampai di sana.”

Alangkah lebih baik lagi, kalau kamu bisa datang tepat waktu sesuai permintaan pewawancara. Caranya, kamu berangkat lebih pagi dari rumah atau indekosmu.

Untuk menghindari keterlambatan di hari interview, dilansir dari The Balance Career, kamu sebaiknya mempersiapkan pakaian lebih awal sehingga tidak perlu memikirkannya lagi saat bersiap-siap.

Dengan cara tersebut, kamu pun bisa datang tepat waktu, bahkan datang sebelum waktu wawancara dimulai.

2. Menceritakan tentang dirimu secara berlebihan

Dalam setiap tahap wawancara di perusahaan mana pun, kamu pasti akan diminta untuk menceritakan dirimu. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk memperkenalkan diri sekaligus memberi impresi positif ke pihak perusahaan.

Semakin baik kamu menceritakan segala tentang dirimu, maka semakin positif pula impresi perusahaan kepadamu. Dan tak menutup kemungkinan, peluangmu untuk diterima semakin besar.

Hal sebaliknya akan terjadi jika kamu terlalu berlebihan dalam menceritakan dirimu. Misal melebih-lebihkan prestasimu selama kuliah atau bekerja di perusahaan sebelumnya; menceritakan hal-hal tidak penting seperti makanan favoritmu; terlalu membanggakan apa yang menjadi kelebihanmu; dan hal-hal lain yang sejenis.

Menceritakan dirimu secara berlebihan akan membuat perusahaan ilfeel kepadamu, serta membuat tahap wawancara berjalan tidak efektif, kamu harus bersikap positif bukan arogan.

Alangkah lebih baiknya, saat tahap wawancara nanti, kamu ceritakan saja hal-hal penting tentang dirimu. Misalkan: kelebihan dan kekuranganmu, skill yang kamu kuasai, pengalaman kerja dan organisasi, dan beberapa hal penting lainnya.

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

© Pexels.com

3. Menanyakan informasi yang terlalu umum

Pada tahap wawancara, biasanya kamu akan diberi kesempatan untuk bertanya ke pihak pewawancara atau perusahaan. Ini bisa menjadi kesempatan yang tepat untukmu untuk menanyakan hal-hal penting, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan atau perusahaanmu nanti.

Bila kamu mendapatkan kesempatan bertanya pada tahap wawancara nanti, kamu sebaiknya jangan menanyakan informasi umum tentang perusahaan.

Misalnya: kapan perusahaan itu berdiri, di bidang apa perusahaan itu bergerak, serta siapakah CEO perusahaan tersebut.

Kamu juga jangan sampai menanyakan informasi umum soal pekerjaanmu nanti. Misalnya: di posisi manakah kamu bekerja nanti, dan apa saja deskripsi pekerjaan dari posisi tersebut.

Menanyakan hal tersebut akan membuatmu dianggap sebagai orang yang tak tahu menahu soal perusahaan dan pekerjaanmu nanti. Ini bisa membuat peluangmu lolos dari tahap wawancara akan sangat kecil, dan bahkan tak ada sama sekali.

Lagipula, hal-hal tersebut sebetulnya bisa kamu ketahui sendiri tanpa perlu menanyai pewawancara atau pihak perusahaan. Kamu bisa mencari hal-hal tersebut di situs resmi dari pihak perusahaan, kok.

Adapun hal-hal yang sebaiknya kamu tanyakan saat tahap wawancara nanti bisa adalah hal-hal yang berkaitan dengan detail pekerjaanmu nanti.

Misalnya: fasilitas dan tunjangan apa saja yang akan kamu dapatkan bila nanti kamu bekerja di sana; pelatihan apa saja yang mungkin bisa kamu dapatkan; seperti apa budaya kerja di dalam tim; dan lain sebagainya.

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

© Freepik.com

4. Menanyakan hal-hal personal kepada pihak pewawancara

Saat menjalani tahap wawancara nanti, kamu juga tidak boleh menanyakan hal-hal personal kepada pihak pewawancara.

Misalnya: Apakah Bapak/Ibu sudah menikah; di manakah alamat rumah Bapak/Ibu; sudah berapa lama Bapak/Ibu bekerja di perusahaan tersebut; dan lain sebagainya.

Menanyakan hal-hal tersebut membuat pihak pewawancara menganggapmu sebagai orang yang tidak sopan. Lagipula, hal-hal tersebut merupakan hal-hal tak penting yang memang sebaiknya jangan kamu tanyakan ke pewawancara.

Alangkah lebih baik, kamu tanyakan saja hal-hal penting yang berkaitan dengan perusahaan dan pekerjaanmu nanti. Persis seperti yang telah disebutkan di poin sebelumnya.

5. Bersikap seenaknya atau cuek

Hal terakhir yang tidak boleh kamu lakukan pada tahap wawancara adalah bersikap buruk atau terlalu cuek. Kamu harus meninggalkan kesan positif kepada recruiter. 

Ada beberapa sikap yang tergolong buruk dilakukan, terutama saat menghadapi tahap wawancara. Salah satunya adalah mengangkat telepon saat tengah menghadapi tahap wawancara.

Sikap seperti ini sangatlah buruk, karena akan menunjukkan attitude negatifmu di hadapan pewawancara. Alangkah baiknya jika kamu meminta izin ke pihak pewawancara untuk mengangkat telepon, dan mengangkatnya di luar ruangan tempat tahap wawancara berlangsung.

Menceritakan keburukan atasanmu sebelumnya adalah sikap buruk lainnya. Walaupun atasanmu sebelumnya memang memiliki sikap yang buruk (dan itu menjadi alasanmu resign), kamu sebaiknya tak menceritakannya ke pewawancara saat menjalani tahap wawancara nanti.

Baca Juga: Persiapan Interview Kerja Pertama? Ikuti 5 Tips Ini agar Sukses!

Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Wawancara

Sebutkan hal-hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara

Selain menghindari lima hal di atas, kamu juga bisa melakukan sejumlah hal, terutama saat menghadapi tahap wawancara nanti. Adapun hal-hal tersebut adalah:

  • Datang tepat waktu dan menghubungi pewawancara kalau akan terlambat.
  • Mengetahui segala hal tentang perusahaan sebelum menjalani tahap wawancara nanti.
  • Menjawab pertanyaan dengan jujur dan efektif.
  • Memanfaatkan kesempatan bertanya, dengan menanyakan hal-hal penting soal pekerjaanmu di perusahaan tersebut.
  • Bersikap baik dan sopan kepada pihak pewawancara.

Itulah lima hal-hal yang harus kamu perhatikan saat mempersiapkan tahapan wawancara. 

Kalau sudah tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tandanya kamu sudah siap untuk menghadiri wawancara kerja yang akan datang nantinya.

Nah, Glints punya ribuan lowongan yang sudah menunggu lamaranmu. Kamu bisa membuat akun untuk mulai melamar pekerjaan incaranmu.

Jangan tunggu lama-lama, langsung cek lowongan yang ada dan apply sekarang juga!