Sebutkan empat faktor yang mendorong adanya kesadaran gotong royong

Jakarta -

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Ada tujuh faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial.

Dikutip dari buku 'Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI' oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati integrasi sosial akan terbentuk apabila mayoritas anggota masyarakat di dalamnya sepakat dengan struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata sosial di dalamnya.

Norma-norma dan nilai sosial yang dimaksud di sini adalah yang sudah berlaku cukup lama dan tidak mudah berubah. Norma dan nilai tersebut dijalankan secara konsisten oleh anggota masyarakat.

Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini:

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut.

3. Integrasi Koersif

Integrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan.

Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi Sosial

Integrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Homogenitas Kelompok

Integrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah. Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi.

2. Besar Kecilnya Kelompok

Masyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan cepat.

3. Mobilitas Geografis

Proses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi. Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial.

4. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi akan terjadi. Begitupun sebaliknya.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi.

7. Adanya musuh bersama dari luar.

Nah, itulah faktor pendorong integrasi sosial lengkap dengan bentuk-bentuknya. Proses integrasi ini dapat dilihat melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Simak Video "Sejarah Kota Tua Gresik, Kota Dagang dan Percampuran Banyak Budaya"



(kri/pay)


Page 2

Jakarta -

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Ada tujuh faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial.

Dikutip dari buku 'Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI' oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati integrasi sosial akan terbentuk apabila mayoritas anggota masyarakat di dalamnya sepakat dengan struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata sosial di dalamnya.

Norma-norma dan nilai sosial yang dimaksud di sini adalah yang sudah berlaku cukup lama dan tidak mudah berubah. Norma dan nilai tersebut dijalankan secara konsisten oleh anggota masyarakat.

Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini:

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut.

3. Integrasi Koersif

Integrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan.

Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi Sosial

Integrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Homogenitas Kelompok

Integrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah. Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi.

2. Besar Kecilnya Kelompok

Masyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan cepat.

3. Mobilitas Geografis

Proses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi. Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial.

4. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi akan terjadi. Begitupun sebaliknya.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi.

7. Adanya musuh bersama dari luar.

Nah, itulah faktor pendorong integrasi sosial lengkap dengan bentuk-bentuknya. Proses integrasi ini dapat dilihat melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Simak Video "Sejarah Kota Tua Gresik, Kota Dagang dan Percampuran Banyak Budaya"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/pay)

Sebutkan empat faktor yang mendorong adanya kesadaran gotong royong

Ilustrasi kerja sama, gotong royong. (Photo by Randy Fath on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Gotong royong adalah istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama demi mencapai suatu hasil yang diinginkan. Jadi, gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama dan bersifat suka rela dengan tujuan untuk memperlancar suatu pekerjaan agar menjadi mudah dan ringan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong mempunyai arti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu).

Kegiatan gotong royong sudah tak asing bagi orang Indonesia. Dalam hidup bermasyarakat, setiap orang tak jauh dari kegiatan tersebut.

Gotong royong bisa dibilang menjadi satu di antara ciri khas Bangsa Indonesia. Perilaku gotong royong yang dimiliki Bangsa Indonesia telah ada sejak dahulu kala.

Hal tersebut yang membuat gotong royong dianggap sebagai kepribadian dan budaya yang telah mengakar dalam kehidupan Bangsa Indonesia.

Perilaku gotong royong perlu ditanamkan dalam setiap elemen atau lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Adanya kesadaran setiap elemen masyarakat dalam menerapkan kegiatan gotong royong bisa membuat hubungan persaudaraan makin erat.

Di sisi lain, untuk lebih memahami apa arti dari gotong royong, bisa membaca pengertian dari para ahli.

Berikut ini penjelasan pengertian menurut para ahli hingga nilai-nilai yang terkandung dalam gotong royong, seperti dilansir dari laman Yuksinau, Selasa (3/11/2020).

Sebutkan empat faktor yang mendorong adanya kesadaran gotong royong

Ilustrasi gotong royong. (Sumber: Pixabay)

Pengertian Gotong Royong Menurut Para Ahli

1. Koenjaraningrat

Pengertian gotong royong menurut Koenjaraningrat, yakni suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat sebagai petani pada masyarakat agraris.

Gotong royong merupakan suatu sistem pengarahan tenaga tambahan dari luar keluarga untuk mengisi kekurangan dalam rangka aktifitas produksi bercocok tanam.

2. Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo

Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo mengemukakan gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial, baik berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktifitas kerja sama yang lain.

3. Mubyarto

Gotong Royong menurut Mubyarto adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Unsur Unsur Gotong Royong

  • Kesatuan
  • Kebersamaan
  • Kekeluargaan
  • Kerukunan

Sebutkan empat faktor yang mendorong adanya kesadaran gotong royong

Anggota Pramuka memunguti sampah di aliran sungai saat kegiatan Bebersih Ciliwung di Yayasan Bambu Indonesia, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/6/2019). Kegiatan gotong royong ini digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (merdeka.com/Arie Basuki)

Tujuan Gotong Royong

  • Mengajak setiap individu untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan ataupun menjaga suatu lingkungan.
  • Meningkatkan tali persaudaraan dan kebersamaan antarwarga.
  • Membuat warga agar lebih kompak serta saling mengenal satu sama lain.
  • Membuat suatu pekerjaan agar menjadi lebih ringan.
  • Mempererat rasa kesatuan dan persatuan.
  • Menghemat pengeluaran.
  • Mempercepat suatu pekerjaan.

Manfaat Gotong Royong

  • Menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
  • Menjaga rasa solidaritas antarsesama.
  • Menjaga kehidupan masyarakat lebih baik.
  • Tidak boros dalam pengeluaran yang memerlukan biaya.
  • Pekerjaan cepat selesai.
  • Memperat tali persaudaraan dan kebersamaan sesama warga.
  • Meningkatkan keamanan lingkungan.
  • Menciptakan kententraman dan kedamaian antarwarga.
  • Gotong royong tidak mengenal perbedaan sehingga ketika gorong royong dilaksanakan, maka semua orang akan terasa sama derajatnya.

Sebutkan empat faktor yang mendorong adanya kesadaran gotong royong

Rumah warga saat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara dipikul. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

1. Sebagai sifat dasar Bangsa Indonesia yang menjadi unggulan bangsa dan tidak dimiliki bangsa lain.

2. Terdapat rasa kebersamaan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sebagai bahan pertimbangan bahwa nilai-nilai kebersamaan yang selama ini ada, perlu senantiasa dijunjung tinggi dan dilestarikan agar makin lama tidak kian memudar.

3. Memiliki nilai yang luhur dalam kehidupan.

4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan karena di dalam kegiatan gotong-royong, setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama tanpa memandang kedudukan seseorang, tetapi memandang keterlibatan dalam suatu proses pekerjaan sampai sesuai dengan yang diharapkan.

5. Mengandung arti saling membantu yang dilakukan demi kebahagiaan dan kerukunan hidup bermasyarakat.

6. Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan sifatnya sukarela tanpa mengharap imbalan apa pun dengan tujuan suatu pekerjaan atau kegiatan akan berjalan dengan mudah, lancar, dan ringan.

Sebutkan empat faktor yang mendorong adanya kesadaran gotong royong

Para pemain Timnas Indonesia U-22 gotong royong mengangkat gawang usai latihan di Lapangan ABC, Jakarta, Senin (14/1). Latihan ini merupakan persiapan jelang Piala AFF U-22. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Faktot-Faktor Pendorong

  • Manusia adalah makhluk sosial.
  • Keikhlasan berpartisipasi serta kebersamaan atau persatuan.
  • Ada kesadaran saling membantu serta mengutamakan kepentingan bersama atau umum.
  • Peningkatan atau pemenuhan untuk kesejahteraan.
  • Usaha penyesuaian dan integrasi atau penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Gotong Royong

1. Kebersamaan: gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat.

2. Persatuan: kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antaranggota masyarakat.

3. Rela Berkorban: gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apa pun, mulai berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang.

4. Tolong Menolong: gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain.

5. Sosialisasi: gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah makhluk sosial.

Sumber: Yuksinau