Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Usia 16-19 Tahun. MaoliOka. Pada kesempatan kali ini MaoliOka ingin berbagi tentang tes kesegaran jasmani Indonesia atau disingkat TKJI prosedur ini digunakan untuk usia 16-19 tahun atau setara dengan usia SMA/SMU di Indonesia.
TKJI merupakan instrumen/alat tes untuk mengukur kesegaran jasmani yang telah disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu: 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun. TKJI kelompok usia 16-19 tahun digunakan untuk mengukur kesegaran jasmani para siswa SMA/ SMK/MA. Hal ini dikarenakan para siswa tersebut masuk dalam rentang usia tersebut. Rangkaian Tes kesegaran jasmani Indonesia untuk usia 16- 19 tahun
Cara melakukan TKJI untuk putra terdiri dari kegiatan sebagai berikut 1) lari 60 meter, 2) gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik. 3) baring duduk (sit up) selama 60 detik,
4) loncat tegak (vertical jump). 5) lari 1200 meter Rangkaian TKJI Untuk Putri IndonesiaCara melakukan TKJI untuk putri terdiri dari kegiatan sebagai berikut
1) lari 60 meter. 2) gantung siku tekuk (tahan pull up) selama 60 detik. 3) baring duduk (sit up) selama 60 detik. 4) loncat tegak (vertical jump). 5) lari 1000 meter
Tes kesegaran jasmani Indonesia sangat berguna untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing). Dengan mengetahui kesegaran jasmani sesuai usianya maka lembaga pendidikan atapun orang tua bisa mengukur dan melakukan tindakkan lanjutan supaya lebih bugar, sehat jasmani dan rohani. Alat atau fasilitas yang biasa digunakan untuk Tes Kesegaran Jasmani ini adalah sebagai berikut
a. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin. b. Stopwatch. c. Bendera start. d. Tiang pancang. e. Nomor dada. f. Palang tunggal untuk gantung siku. g. Papan berskala untuk papan loncat. h. Serbuk kapur. i. Penghapus. j. Formulir tes. k. Peluit. l. Alat tulis dll
TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :
a. Pertama : Lari 60 meter. b. Kedua : gantung angkat tubuh untuk putra (pull up) dan gantung siku tekuk untuk putri (tahan pull up). c. Ketiga : Baring duduk (sit up) d. Keempat : Loncat tegak (vertical jump) e. Kelima : Lari 1200 meter (putra) dan Lari 1000 meter (putri)
1) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes. 2) Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes. 3) Memakai sepatu dan pakaian olahraga. 4) Melakukan pemanasan (warming up). 5) Memahami tata cara pelaksanaan tes 6) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai / gagal. 1) Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up). 2) Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas. 3) Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut. 4) Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu. 5) Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih. 6) Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes.
Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi. Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja. Jika setiap tabel diatas sudah diberikan atau diganti dengan nilai, maka berikut adalah klasifikasi hasilnya.
Demikian Tesn Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Usia 16-19 Tahun yang bisa MaoliOka bagikan, semoga bermanfaat. Sumber : BSE.MAHONI
1. Pengukuran Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitnes. Dalam total titnes terdapat beberapa komponen yaitu : (1) anatomical fitness, (2) physiological fitness, dan (c) psychological Fitness (Morehouse dan Miller). a. Anatomical fitness : adalah normalnya pertumbuhan dan pengembangan fisik anak berdasarkan faktor hereditas. b. Physiological fitness : adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologisnya terhadap keadaan lingkungan, tugas fisik, kerja otak, secara efisien, tak mengalami kelelahan yang berlebihan. c. Psychological fitness : adalah keadaan emosi yang stabil untuk mengatasi beberapa masaIah lingkungannya. Dengan demikian, definisi kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dirjen Olahraga dan Pemuda, (1971) Unsur-unsur Kebugaran Jasmani Mengacu kepada definisi tersebut di atas maka kebugaran jasmani mempunyai enam unsur utama, yaitu : (1) strength, (2) power, (3) speed, (4) flexibility, (5) agility (6) endurance. Ke-enam komponen tersebut, ada tiga unsur inti, yakni strength, endurance dan cardiorespiratoris. Fungsi Tes Kesegaran Jasmani ü Mengukur/mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa. ü Menentukan status kondisi fisik siswa. ü Sebagai bahan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya. ü Sebagai bahan masukan dalam memberikan nilai pelajaran penjaskes. 2. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Siswa SD Usia 10-12 th. Ada 5 (lima) Jenis Tes, yaitu : (1) Lari cepat 40 meter. (2) Gantung siku tekuk. (3) Baring duduk 30 detik. (4) Loncat tegak, dan (5) Lari 600 meter. Petunjuk pelaksanaan dari setiap butir tes adalah sebagai berikut : 2.1. TES LARI CEPAT 40 METER Tujuan : Untuk mengukur kecepatan Iari seseorang. Alat/fasilitas : (a) lintasan Iurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 30 mete, (b) peluit, (c) stopwatch, dan (d) bendera start dan tiang pancang. Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri, aba-aba "ya" subyek lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak 40 meter. Pada saat subyek menyentuh / melewati garis finish stopwatch dihentikan. Catatan: Kesempatan lari diulang bilamana : ü Pelari mencuri start. ü Pelari terganggu oleh pelari lainnya. ü Skor skor hasiI tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik. 2.2. Tes Gantung Siku Tekuk Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu. Alat/fasilitas : (a) lantai yang rata clan bersih, (b) palang tunggal, tingginya diatur sehingga subyek dapat bergantung, (c) stopwatch, (d) formuIir pencatat hasil, dan (e) serbuk kapur (bedak bayi) atau magnesium karbonat. Petugas Tes : Pengukur waktu merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan : Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta. Sikap permulaan: Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu.Pegangan telapak tangan menghadap kebelakang. Gerakan: Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. Pencatatan Hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik. Catatan: Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal, hasilnya ditulis dengan angka o (nol). 2.3. Tes Baring Duduk 30 Detik Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat dan Fasilitas; (a) lantai.lapangan rumput yang rata dan bersih, (b) stopwatch, (c) alat tulis, (d) alas/tikar /matras. Petugas Tes: (a) pengamat waktu, (b) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan: Sikap permulaan. Berbaring telentang dilantai atau dirumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 900, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan dibelakang kepala. Petugas/peserta lain membantu memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat. Gerakan : 1. Gerakan aba-abak “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan. 2. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 30 detik). Catatan : ü Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi ü Kedua siku tidak sampai menyentuh paha ü Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh. Pencatatan Hasil 1. Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. 2. Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka o (nol). 2.4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump) Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot dan tenaga eksplosif. Alat dan Fasilitas : (a) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang (lihat Gambar 7). Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm. (b) Serbuk Kapur (bedak bayi) (c) Alat Penghapus dan, (d) Nomor dada. Petugas Tes : Pengamat dan pencatat hasil Pelaksanaan : Sikap Permulaan a. Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta dioles dengan bedak bayi b. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggal bekas raihan jarinya (lihat gambar 7). Gerakan : c. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang (lihat gambar 8). Kemudian meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. (lihat gambar 9). d. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut. Pencatat Hasil: ü Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak ü Ketiga selisih raihan dicatat. 2.5. Tes Lari Jarak 600 Meter Tujuan : untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan pernafasan. Alat dan Fasilitas: (a) lintasan lari dengan tanah yang rata, aman sejauh 600 meter, (b) stopwatch, (c) bendera start, (d) peluit, (e) tiang pancang, dan (f) alat tulis. Petugas Tes: ü Petugas keberangkatan ü Pengukur waktu ü Pencatat hasil ü Pembantu umum Pelaksanaan : Sikap permulaan : Peserta berdiri dibelakang garis start. Gerakan : ü Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk berlari (lihat gambar 10). ü Pada aba-aba “Ya” peserta lari menuju garis finisj, menempuh jarak 600 meter. Catatan : a. Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri start. b. Lari diulang bilamana ada pelari yang tidak melewati garis finish. Pencatatan Hasil. ü Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish (lihat gambar 11) ü Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. ü Contoh penulisan hasil waktu berlari 3 menit 12 detik ditulis 3’12”. 3. PETUNJUK PENILAIAN Petunjuk penilaian kebugaran jasmani (TKJI) untuk usia 10 – 12 tahun dinilai dengan menggunakan tabel nilai dengan mengacu kepada norma yang sudah ditetapkan. Tabel 3.1 NILAI TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) UNTUK USIA 10 – 12 TAHUN PUTERA.
Tabel 3.2 NILAI TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) UNTUK USIA 10 – 12 TAHUN PUTERI.
Tabel 3.3 NORMA TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) UNTUK USIA 10 – 12 TAHUN Pa/Pi
Diadaftasikan : Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Jakarta 2003 Contoh Penggunaan Tabel Nilai dan Norma Kebugaran Jasmani
|