KOMPAS.com – Ekosistem adalah sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan. Terdapat dua macam ekosistem di Bumi, yakni ekosistem alami (tercipta tanpa campur tangan manusia) dan ekosistem buatan (dibuat dengan campur tangan manusia). Contoh ekosistem alami adalah sungai, laut, dan pantai, sedangkan contoh ekosistem buatan adalah sawah dan kebun. Dalam ekosistem, organisme makhluk hidup (biotik) melakukan interaksi dengan makhluk hidup tidak hidup (abiotik). Dilansir dari buku Lingkungan Hidup Kita, komponen biotik dalam ekosisem adalah manusia, hewan, dan tumbuhan. Adapun yang termasuk komponen abiotik adalah cahaya matahari, batuan, tanah, udara, dan air. Baca juga: Transplantasi Terumbu Karang dengan Pipa PVC, Bantu Kembalikan Ekosistem Laut Pulau Sangiang Misalnya, rusa membutuhkan air, udara, rumput, dan sinar Matahari untuk bertahan hidup. Rumput juga membutuhkan air, udara, dan sinar Matahari untuk menjaga kelangsung hidupnya. Dengan demikian, setiap makhluk hidup akan saling membutuhkan dan terus berinteraksi dengan lingkungannya agar tetap hidup. Menjaga setiap komponen tetap berfungsi dan seimbang akan menjadikan ekosistem terus terjaga. 1. Komponen biotik Komponen biotik adalah semua makhluk yang hidup di dalam suatu ekosistem. Terdapat dua macam komponen biotik, yakni: a. Organisme autotrof Organisme autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya sendiri dengan bantuan energi Matahari melalui proses fotosintesis. Baca juga: Populasi Hiu Global Turun 71 Persen, Ini Artinya bagi Ekosistem Peran organisme autotrof adalah sebagai produsen. Contoh organisme autotrof adalah semua organisme yang mengandung klorofil. b. Organisme heterotrof Organisme heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Organisme ini memanfaatkan bahan-bahan organik dan organisme lain sebagai makanan. Organisme heterotrof dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni konsumen, pengurai, dan detritivor. Konsumen adalah organisme heterotrof yang secara langsung memakan organisme lain. Kemudian, ada pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian organisme mati. Terakhir, ada detritivor yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk, seperti lintah dan cacing. Baca juga: Pembangunan TNK bisa Bahayakan Ekosistem dan Konservasi Komodo 2. Komponen abiotik Komponen abiotik adalah benda-benda tidak hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Abiotik dalam ekosistem meliputi aspek kimia dan fisika, seperti tanah, air, Matahari, udara, dan energi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.tirto.id - Ekosistem merupakan sistem hubungan keterikatan antara sesama makhluk hidup dan lingkungan di sekitar habitatnya. Hubungan keterikatan tersebut, menyebabkan adanya keadaan timbal balik antara setiap komponen terkait. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekosistem dimaknai dengan keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam; komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan hewan, bersama habitatnya; keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi. Sementara, komponen abiotik dapat dimaknai dengan lingkungan di sekitar ekosistem atau mahkluk yang tergolong tidak hidup. Beberapa contoh unsur komponen abiotik seperti cahaya matahari, tanah, air, kelembaban, dan iklim. Ekosistem Sawah dan Contohnya Salah satu jenis ekosistem buatan adalah sawah. Dikutip dari buku IPA Biologi oleh Saktiyono (2006:80), ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat manusia. Ekosistem tersebut, dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat. Menurut KBBI, sawah merupakan tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Seperti ekosistem lainnya, sawah juga terdiri dari dua unsur pembentuknya, yakni komponen biotik dan abiotik.1. Komponen Biotik Ekosistem Sawah Komponen biotik ekosistem sawah terdiri dari beberapa kelompok berdasarkan peranannya, yaitu produsen, konsumen dan pengurai. Komponen produsen bersifat menghasilkan makanan bagi makhluk hidup lain. Adapun contoh dari komponen produsen seperti padi dan rumput. Kemudian, komponen konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat memproduksi dan mendapatkan makanan dengan bergantung kepada makhluk hidup lainnya maupun produsen. Beberapa contoh mahluk hidup yang berada dalam komponen konsumen seperti belalang, ular, dan burung. Sementara, komponen pengurai merupakan organisme yang dapat mengurai makhluk hidup lain yang sudah mati. Adapun contoh dari komponen pengurai seperti cacing, jamur, dan bakteri.2. Komponen Abiotik Ekosistem Sawah Komponen abiotik pada ekosistem sawah terdiri dari beberapa unsur seperti cahaya matahari sebagai energi utama yang dibutuhkan dalam keberlangsungan makhluk hidup. Kemudian, komponen tanah sebagai penyedia unsur hara dan penompang akar tumbuhan. Selain itu, juga terdapat komponen abiotik lainnya seperti udara, suhu, dan kelembaban.
Lingkungan hidup memiliki dua komponen, yaitu biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen hidup yang ada di alam dan meliputi semua makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, mikroorganisme, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik adalah seluruh unsur yang tak hidup, misalnya tanah, air, dan udara. Komponen biotik adalah lingkungan alam yang terdiri dari benda hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Dalam suatu lingkungan hidup, terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dan lingkungan biotik atau sebaliknya. Komponen BiotikMenurut Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam, komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup sebagai pengisi suatu ekosistem. Semua organisme merupakan komponen biotik. Dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai atau dekomposer. 1. ProdusenProdusen merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri sehingga disebut sebagai autotrof. Contoh produsen adalah ganggang, bakteri, dan tumbuhan hijau yang memanfaatkan sinar matahari atau energi kimia untuk membuat makanan. Semua tumbuhan hijau termasuk produsen karena menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis, yaitu proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Daun, batang, dan akar atau buah berfungi untuk menyimpan makanan hasil proses fotosintesis. Sedangkan oksigen akan dilepaskan ke udara dan bermanfaat untuk pernafasan makhluk hidup lain. Tumbuhan dapat melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil atau zat hijau daun. Pada proses fotosintesis , klorofil berfungsi mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Beberapa tumbuhan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan bergantung pada organisme lain disebut heterotrof. Baca JugaKonsumen adalah makhluk hidup yang memanfaatkan bahan organik dari produsen untuk menjamin kelangsungan hidupnya karena tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut juga heterotrof. Contoh konsumen adalah manusia dan hewan. Dalam rantai makanan, konsumen yang mendapat makanan langsung dari produsen disebut konsumen I. Konsumen dibedakan menjadi konsumen tingkat I (konsumen primer), konsumen tingkat II (konsumen sekunder), konsumen tingkat III (konsumen tersier), dan seterusnya.
Baca JugaPengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan kembali zat-zat yang semula terdapat dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Dari proses penguraian akan dihasilkan zat-zat hara yang dimanfaatkan kembali oleh produsen. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Menurut buku Pengelolaan Lingkungan Hidup, berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri pengurai dibedakan menjadi bakteri aerobik, anaerobik, dan fakultatif.
Baca JugaMengutip Seri IPA Biologi, komponen abiotik dalam ekosistem terdiri dari udara, air, tanah dan mineral, cahaya, pH, suhu, dan kelembapan. 1. UdaraUdara di atmosfer tersusun atas nitrogen (73%), oksigen (21%), karbon dioksida (0,03%), dan gas lainnya. Nitrogen merupakan gas penyusun udara terbesar. Gas ini diperlukan oleh makhluk hidup untuk membentuk protein dan senyawa lainnya. Hewan dan manusia tidak mampu memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Pemanfaatan nitrogen oleh hewan dan manusia dilakukan setelah menjadi protein dan asam amino yang dibentuk oleh tumbuhan. Oksigen di udara digunakan untuk pernapasan bagi makhluk hidup. Sedangkan karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan dalam proses fotosintesis. Baca JugaAir merupakan komponen abiotik yang penting bagi makhluk hidup. Sekitar 80-90% tubuh makhluk hidup tersusun oleh air. Fungsi air bagi makhluk hidup adalah untuk menjalankan metabolisme, sebagai pelarut dalam sitoplasma, dan mencegah sel dari kekeringan. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Selain itu , air juga bisa dimanfaatkan sebagai energi, seperti energi penggerak dan pembangkit tenaga listrik. Infrastruktur sumber daya air juga bermanfaat untuk irigasi sawah dan konservasi air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku, sumber air bagi ternak, terutama pada saat musim kemarau. Baca JugaTanah merupakan tempat hidup bagi organisme penyusun ekosistem. Tanah berfungsi sebagai sumber utama tersedianya mineral yang diperlukan oleh makhluk hidup, seperti belerang, kalium, kalsium, natrium, dan fosfor. Mineral-mineral tersebut dimanfaatkan dalam metabolisme tubuh, menjaga keseimbangan asam basa, dan mengatur fungsi fisiologi tubuh. Baca JugaMatahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup di Bumi. Jika tidak ada cahaya matahari, Bumi akan gelap gulita sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Akibatnya, tumbuhan akan mati. Jika tidak ada tumbuhan yang hidup, maka hewan dan manusia pun tidak pernah ada di bumi ini, karena tidak terdapat bahan makanan Kegunaan cahaya matahari bagi makhluk hidup, antara lain:
Baca JugaDerajat keasaman (pH) merupakan tingkat keasaman suatu wilayah. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang mempunyai pH netral (tidak asam dan tidak basa). pH merupakan komponen abiotik yang penting sebab mempengaruhi tingkat kesuburan perairan dan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di dalamnya. 6. Suhu dan KelembapanSuhu lingkungan ditentukan oleh banyaknya sinar matahari yang diserap oleh komponen penyusun ekosistem. Makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup pada kisaran suhu 0 derajat Celcius hingga 40 derajat Celcius. Suhu ideal untuk kelangsungan makhluk hidup adalah sekitar 27 derajat Celcius. Selain itu, makhluk hidup membutuhkan kelembapan, yaitu jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran, curah hujan, dan evapotranspirasi. |