Sebutkan 2 alat reproduksi luar pada laki-laki beserta fungsinya

Sebutkan 2 alat reproduksi luar pada laki-laki beserta fungsinya

Sebutkan 2 alat reproduksi luar pada laki-laki beserta fungsinya
Lihat Foto

mynewyorkminute.org

Ilustrasi anatomi organ reproduksi pria

KOMPAS.com - Kelenjar reproduksi pria merupakan bagian dari sistem reproduksi pria yang rumit. Terdapat empat kelenjar reproduksi pria, sebagai berikut:

Vesikula seminalis

Dilansir dari National Cancer Institute, pria memiliki sepasang vesikula seminalis. Kelenjar ini terletak di dekat kantung kemih dan menempel dengan vas deferens.

Vesikel ini berfungsi untuk memproduksi molekul, seperti fruktosa, yang berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma. Cairan dari vesikula seminalis merupakan cairan yang mendominasi cairan ketika pria mengalami ejakulasi.

Prostat

Prostat adalah kelenjar dengan struktur yang padat yang terletak di bawah kantung kemih. Prostat berukuran sebesar kacang walnut.

Sekresi dari kelenjar prostat adalah cairan encer berwarna seperti susu dan bersifat basa. Cairan ini merupakan nutrisi yang berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sperma

Kelenjar bulbourethral

Kelenjar bulbourethral dikenal juga dengan nama kelenjar Cowper. Ukuran kelenjar ini sangat kecil, yaitu sekitar sebesar kacang polong. Kelenjar ini terletak di dekat ujung penis.

Kelenjar Coper berfungsi untuk merespons stimulasi seksual dan mengeluarkan cairan basa kental. Fungsi cairan ini adalah untuk menetralkan sisa urine di uretra, menetralkan suasana asam di vagina, dan sebagai pelumas.

Baca juga: Alat Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma

Testis

Testis merupakan organ yang memproduksi sperma dan hormon testosteron. Testosteron adalah hormon utama yang berperan dalam pubertas. Testosteron membuat beberapa perubahan pada tubuh laki-laki, seperti membuat suara lebih dalam, otot lebih besar, dan tumbuh rambut di beberapa bagian tubuh. Setelah dewasa, fungsi utama hormon testosteron adalah untuk memicu produksi sperma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Beberapa jenis gangguan dan penyakit yang paling sering menyerang alat reproduksi pria antara lain sebagai berikut.

1. Impotensi

Impotensi atau yang juga dikenal dengan disfungsi ereksi adalah kondisi ketika penis tidak bisa mengeras (ereksi) secara optimal.

Disfungsi ereksi memiliki beberapa bentuk, seperti tidak bisa ereksi, kesulitan mempertahankan ereksi, hingga bisa ereksi tapi penis kurang keras. Alhasil, pria jadi kesulitan untuk melakukan penetrasi saat berhubungan seksual.

Kondisi ini bisa terjadi seiring bertambahnya usia pria. Akan tetapi, seorang pria juga bisa mengalami impotensi karena mengalami kondisi psikologis dan riwayat medis tertentu, gangguan hormon, kerusakan saraf di penis, hingga kelebihan berat badan.

2. Anorgasmia

Dalam beberapa kasus, pria mungkin tidak bisa mencapai orgasme meski sudah mendapatkan stimulasi yang memadai.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari masalah hormonal atau penyakit saraf di sekitar alat reproduksi pria. Selain itu, riwayat penyakit seperti diabetes juga bisa membuat kondisi ini lebih mungkin terjadi.

3. Infeksi menular seksual

Berbagai infeksi menular seksual dapat memengaruhi alat reproduksi pria. Penyakit menular seksual ini termasuk kutil kelamin, klamidia, gonore, sifilis, dan herpes genital.

Buang air kecil yang menyakitkan, keluarnya cairan yang tidak biasa dari penis, hingga penis terasa nyeri terus-terus merupakan berbagai gejala khas dari infeksi menular seksual yang perlu Anda waspadai.

4. Gairah seksual rendah

Gairah seks rendah pada pria digambarkan sebagai sebuah kondisi terjadinya penurunan minat seseorang terhadap aktivitas seksual.

Meski bisa terjadi seiring bertambahnya usia, gairah seksual rendah juga bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti gaya hidup tidak sehat, riwayat penyakit tertentu, atau pengaruh hormon.

5. Penyakit dan kondisi lainnya

Jika Anda tidak menjaga kebersihan organ intim ini dengan baik dan benar, maka Anda lebih rentan terkena berbagai infeksi. Salah satunya infeksi jamur pada penis yang dapat menimbulkan ruam kemerahan dan bercak putih pada penis.

Kulit dan kepala penis juga bisa mengalami peradangan dan menimbulkan rasa nyeri. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan balanitis. Balanitis dapat menyebabkan rasa sakit dan keluarnya kotoran dari penis yang berbau busuk. Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada pria yang tidak disunat.

Selain itu, pria juga bisa mengalami penis bengkok, yang dalam istilah medis disebut penyakit Peyronie. Penyakit Peyronie adalah masalah pada penis yang disebabkan oleh jaringan parut, atau disebut plak, yang terbentuk di dalam penis.

Penyakit ini dapat membuat penis bengkok ke atas atau ke samping. Kebanyakan pria dengan penyakit Peyronie masih bisa berhubungan seks. Akan tetapi, mungkin terasa sangat sulit dan menyakitkan.

Tips mudah merawat kesehatan alat reproduksi pria

Merawat penis tak boleh sembarangan. Pasalnya, alat reproduksi pria ini sangat sensitif sehingga salah perawatan justru bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Nah, guna menghindari hal tersebut, berikut panduan merawat alat reproduksi pria yang dapat Anda lakukan dengan mudah dan aman.

1. Bersihkan penis dengan cara yang benar

Membersihkan penis tak sekadar membasuhnya dengan air saja. Ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan agar kesehatan penis bisa terjaga dengan baik, di antaranya:

  • Bilas area pangkal penis termasuk testis dan rambut kemaluan dengan air bersih setelah berkemih. Pastikan daerah pangkal testis dan anus juga bersih dan bebas bau. Setelah itu, keringkan area tersebut dengan baik dan menyeluruh.
  • Selain berkemih, Anda juga dianjurkan untuk membilas penis sebelum dan setelah berhubungan seksual, atau selesai melakukan masturbasi.
  • Hindari menaburkan bedak, menyemprotkan deodoran, atau menggunakan sabun pewangi karena bisa menyebabkan iritasi kulit.

2. Pilih celana dalam yang tepat

Di pasaran, terdapat banyak sekali pilihan celana dalam untuk pria. Secara umum untuk menjaga kesehatan alat reproduksi pria secara keseluruhan, sebaiknya Anda memilih celana dalam yang berbahan katun dan tidak ketat, seperti boxer.

Dikutip dari sebuah studi yang diterbitkan oleh European Society of Human Reproduction and Embryology, peningkatan suhu di area penis dan skrotum tidak baik untuk sperma.

Peningkatan suhu akibat memakai celana dalam ketat dapat berpengaruh pada tingkat motilitas dan kualitas sperma, termasuk kemampuannya dalam membuahi sel telur.

Selain hal tersebut, yang tidak kalah penting untuk Anda perhatikan adalah untuk selalu menjaga kebersihannya, dengan rutin ganti celana dalam setiap hari.

3. Berhubungan seks aman

Salah satu prinsip untuk melakukan hubungan seks yang aman adalah menggunakan kondom. Kondom berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tak diinginkan. Lebih jauh, kondom juga dapat membantu Anda terhindar dari risiko penyakit menular seksual.

Selain itu beberapa tips perilaku seks yang aman untuk Anda perhatikan, di antaranya:

  • Hindari bergonta-ganti pasangan seks.
  • Menjaga kebersihan organ intim, baik sebelum atau sesudah berhubungan seks.
  • Melakukan tes penyakit kelamin berkala, serta cek riwayat seksual bersama pasangan.
  • Menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom dan pil KB untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.

4. Menjalani pola hidup sehat dan seimbang

Kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan akan memengaruhi sistem reproduksi pria. Langkah awal yang dapat Anda lakukan adalah dengan memilih asupan makanan sehat dan seimbang dengan memenuhi kebutuhan karbohidrat, serat, protein, dan lemak.

Selain itu, berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol juga dapat memperbaiki kondisi kesehatan tubuh. Imbangi hal ini dengan berolahraga secara rutin dan istirahat yang cukup.

Sistem Reproduksi Pria, Foto: Dok. gurupendidikan.co

Sistem reproduksi atau sistem genital merupakan sistem oragn seks dalam organisme yang bekerja untuk tujuan reproduksi seksual.

Beberapa dari kita mungkin pernah bertanya-tanya, darimana sebenarnya kita berasal? Bagaimana caranya, jumlah manusia di bumi bisa terus mengalami perkembangan? Ya, itu semua dikarenakan manusia berkembang biak dari masa ke masa, dan tentu itu menjadi salah satu ciri makhluk hidup.

Tubuh Manusia diciptakan oleh Tuhan lengkap dengan seperangkat kebutuhannya, termasuk untuk melanjutkan keturunan. Hal itulah yang dinamakan reproduksi. Proses Reproduksi tentu membutuhkan sinergi antar alat/organ tubuh yang berperan di dalamnya.

Sistem Reproduksi pada pria memiliki berbagai alat reproduksinya. Terbagi menjadi dua, yakni alat reproduksi bagian luar dan bagian dalam. Pada bagian luar berfungsi sebagai penyalur sperma sedang pada bagian dalam berfungsi untuk memproduksi sperma.

Alat Reproduksi Bagian Luar pada Pria

Pada bagian luar terdiri dari dua alat, yakni Penis dan Skrotum.

  • Penis, organ kopulasi dan berada di luar rongga tubuh. Penis berfungsi untuk menyalurkan sperma ke dalam alat reproduksi perempuan.

  • Skrotum, Skrotum adalah kantong yang didalamnya terdapat testis.

Alat Reproduksi Bagian dalam Pada Pria

Alat reproduksi bagian dalam berfungsi untuk memproduksi sperma. lain halnya dengan alat reproduksi bagian luar, pada bagian dalam lebih banyak organ yang berperan, di antaranya Testis, saluran kelamin dan kelenjar kelamin.

Testis merupakan organ yang berfungsi untuk menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Di dalam testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Testis atau buah zakar berjumlah dua. Letaknya berada di rongga tubuh yang dilindungi oleh skrotum (kantung zakar).

Sperma yang dihasilkan oleh testis akan keluar melalui saluran kelamin yang terdiri atas:

  • Epididimis, pada setiap testis memiliki satu epididimis. Epididimis merupakan saluran yang merupakan jalan keluar dari testis dan tempat menyimpan sperma sementara.

  • Vas deferens, merupakan saluran lanjutan dari epididimis. Epididimis adalah saluran lurus yang ujungnya berakhir di kelenjar prostat. Vas deferens memiliki fungsi untuk mengangkut sperma dari epididimis menuju kantung sperma.

  • Saluran ejakulasi, merupakan saluran pendek yang menghubungkan antara kantung semen dengan uretra. Saluran tersebut mampu menyemprotkan sperma hingga masuk ke uretra dan selanjutnya diejakulasikan keluar melalui penis.

  • Uretra, merupakan saluran yang terdapat di dalam penis dan memiliki fungsi untuk mengeluarkan sperma dan urine.

Selain testis dan saluran kelamin, terdapat juga kelenjar kelamin yang berperan dalam Reproduksi diantaranya:

  • Vesikula seminalis, merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairan lendir yang mengandung beberapa zat diantaranya, fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum.

  • Kelenjar prostat menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Zat Itu berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vas deferens dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif.

  • Kelenjar cowperi (bulbouretralis) merupakan penghasil cairan pelicin.

Itulah sistem reproduksi pria dan bagian-bagiannya. Bagaimana? Sudah paham kan sekarang? Semoga bermanfaat ya!