Rumah Tahan Gempa tidak akan mengalami saat gempa bumi terjadi

2015-12-10 09:35:25

Rumah Tahan Gempa tidak akan mengalami saat gempa bumi terjadi

Buleleng, CNN Indonesia -- Para ilmuwan percaya desain rumah tua Bali Utara memiliki keunikan tersendiri, yaitu tahan akan guncangan gempa. Tak hanya itu, arsitektur lokal Bali Utara ini juga menjadi salah satu temuan penting, dalam kesejarahan gempa di Indonesia, khususnya Bali.

Tiga orang pengamat gempa, Anak Agung Ngurah Sentana, Gde Krisna, dan I Made Kris Adi Sastra berkumpul untuk membahas pentingnya mengingat kembali Gejer Bali pada tahun 1815 silam. Mereka menganggap, gempa dahsyat yang menghantam Bali Utara di 200 tahun silam itu, bisa dijadikan peringatan bahwa kapan pun bencana gempa di Buleleng bisa terjadi kembali.

Dalam sebuah wawancara, pada Minggu (22/11), di Puri Kanginan Singaraja, Kris Adi Sastra mengatakan bahwa pusat gempa di Bali Utara ada di sepanjang Laut Bali utara memanjang ke timur melintasi Lombok, lalu ke Sumbawa, Flores, hingga ke Laut Banda.

“Kita berada di atas sumber patahan gempa bumi, patahan ini berpotensi menimbulkan tsunami. Tahun 1815 juga pernah mengalami tsunami, waktu itu masih terbilang tsunami kecil,” kata Kris Adi Sastra.

Mereka berusaha menceritakan ulang kisah lama, namun juga mengedepankan ilmu kebumian modern termasuk membahas desain rumah Bali Utara yang dianggap tahan akan guncangan gempa.

Kembali kepada desain rumah tua Bali Utara, menjadi jawaban yang paling relevan untuk mengantisipasi banyaknya korban saat terjadi gempa. Konstruksi rumah tua tahan akan gempa, karena menggunakan kayu dengan adanya sambungan yang fleksibel bergerak saat gempa. Kontruksi yang memanfaatkan saka atau tiang, dan juga lambang serta sineb sebagai balok pada bangunan, melindungi penghuninya dari adanya reruntuhan bangunan akibat gempa.

Gde Krisna juga mengungkapkan kepada media, bahwa semua rumah-rumah tradisional di Bali Utara bisa dinilai tahan akan guncangan gempa, karena si pemilik rumah sudah mendesain sedemikian rupa dengan menggunakan bale-bale di dalam rumahnya.

“Bale ini strukturnya di atas tanah tidak masuk ke dalam tanah, dan kalau terjadi gempa dia hanya bergeser saja. Bagian yang runtuh biasanya adalah temboknya saja, dan itu pun biasa keluar sehingga di desa tua tidak pernah ada cerita masyarakat tewas akibat korban gempa,” ujar Krisna.

Jauh dari ini semua, arsitektur lokal sejak peradaban Bali kuno sudah menjadi salah satu temuan penting dalam kesejarahan gempa di Indonesia. Diketahui peradaban Bali kuno telah melakukan proses ujicoba yang panjang, untuk membangun rumah tahan gempa dan diwariskan ke generasi setelahnya.

Bencana alam sangatlah tidak terhindarkan. Bencana alam seperti gempa bumi pun tidak dapat terdeteksi dan tidak terduga. Oleh karena itu rumah tahan gempa perlu dipertimbangkan dan diperhatikan. Apalagi Indonesia adalah area yang cukup rawan terhadap gempa bumi di banyak titik.

Ciri-Ciri Rumah Tahan Gempa

Gempa bumi dapat terjadi dengan tiba-tiba dan dapat menyebabkan kerusakan bangunan yang sangat fatal. Selain itu banyak pula gempa bumi yang telah menelan korban jiwa. Yuk simak apa saja sih karakteristik rumah tahan gempa?

Hindari Permukaan Tanah yang Berporus

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan permukaan tanah yang melandasi rumah Anda. Sebaiknya Anda membangun rumah di tanah yang memiliki kepadatan cukup baik, keras, dan tidak berporus. Hal ini dapat berpengaruh terhadap efek getaran gempa pada hunian. Jika tanah berporus maka akan membuat perubahan pada permukaan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur bawah bangunan.

Gunakan Rancangan Pondasi Ikat atau Isolator

Gempa sangatlah berpengaruh terhadap struktur dasar bangunan. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk merancang pondasi yang dapat menahan getaran gempa agar rumah Anda menjadi tahan gempa.

Baca Juga  Macam Macam Kulkas Terbaik Tipe 1 Pintu dan 2 Pintu

Anda bisa mengikat seluruh pondasi ke dalam satu struktur sehingga dapat bergerak dalam kesatuan unit. Selain mengikat seluruh pondasi, Anda juga dapat menerapkan pondasi isolator atau base isolator. Pondasi ini memungkinkan bangunan dapat bergeser seiring dengan pergerakan gempa yang sedang terjadi.

Saat gempa terjadi, pondasi jenis ini dapat menahan struktur bangunan di atasnya tanpa menggerakkannya sama sekali. Pondasi dapat meredam getaran dan mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan.

Rumah Tahan Gempa tidak akan mengalami saat gempa bumi terjadi
source: nonagon.style

Bangunlah Bangunan yang Simetris

Jika Anda membangun rumah dengan struktur bangunan yang simetris, hal ini dapat menguntungkan Anda. Bangunan yang berbentuk simetris biasanya akan lebih stabil dan dapat menjaga keseimbangan bangunan. Desain yang simetris, teratur, dan sederhana biasanya akan lebih tahan gempa jika dibandingkan dengan desain bangunan yang rumit dan tidak simetris.

Bangunan yang memiliki rancangan rumit dan tidak simetris dapat mengalami gaya torsi yang cukup besar selama gempa bumi. Hal ini membuat bangunan yang tidak simetris lebih rawan saat gempa.

Rumah Tahan Gempa tidak akan mengalami saat gempa bumi terjadi
source: offgridworld.com

Gunakan Konstruksi Beton Bertulang

Bangunlah struktur pondasi yang solid agar tetap kuat. Selain itu untuk membuat rumah tahan gempa, penggunaan material yang lentur sangatlah penting. Anda bisa menggunakan kayu sebagai bahan untuk membangun rumah.

Agar lebih kuat dan tahan gempa, sebaiknya konstruksi bangunan dirakit dengan menggunakan material beton bertulang. Konstruksi beton bertulang memiliki tingkat kelenturan yang tinggi. Material konstruksi ini memiliki komponen yang bervariasi sehingga dapat membentuk struktur bangunan yang kuat dan menjadi tahan gempa.

Baca Juga  Segini Standar Biaya Renovasi Rumah 2 lantai di 2022

Sebaiknya konstruksi untuk rumah tahan gempa juga dilengkapi dengan sistem peredam (active mass damping) yang dapat menahan beban agar tidak ambruk saat terjadinya gempa bumi.

Konstruksi Sistem Anti Gempa ala Jepang

Jepang dikenal sebagai negara yang sering mengalami gempa. Konstruksi bangunan di Jepang pun telah lama menggunakan sistem bangunan anti gempa. Salah satu desain arsitektur tahan gempa yang menarik adalah dengan menggunakan sistem sensor airbag.

Masyarakat di Jepang mulai memasangi sensor di rumahnya yang dapat mendeteksi getaran dari dalam bumi. Tidak hanya rumah, bangunan-bangunan modern dan kuil-kuil pun sebagian ada yang menggunakan sistem sensor airbag seperti ini. Sensor tersebut dapat mengaktifkan kompresor yang akan memompa udara ke dalam airbag yang terpasang pada pondasi bangunan. Saat airbag mengembang dan dapat mengangkat bangunan dari permukaan tanah, maka bangunan akan lebih aman dan tidak ikut bergerak ataupun rusak karena gempa.

Gunakan Arsitektur Rumah Tahan Gempa Dome

Rumah Tahan Gempa tidak akan mengalami saat gempa bumi terjadi
source: allstateloghomes.com

Rumah dome atau rumah kubah adalah salah satu pilihan untuk membangun rumah tahan gempa. Penggunaan konsep rumah dome pun sudah mulai digunakan di Indonesia.

Rumah dome memiliki bentuk membulat seperti rumah Igloo, rumah khas suku Eskimo. Rumah ini tidak memiliki sambungan sehingga dapat menahan gempa. Sambungan pada rumah dikenal sebagai titik lemah saat terjadi bencana gempa bumi. Oleh karena itu rumah dengan bentuk kubah relatif lebih aman dan cocok sebagai rumah tahan gempa. Hunian ini pun mampu menahan terpaan angin kencang hingga 450km/jam.

Baca Juga  Membuat Jendela Kedap Suara Pakai Bahan Sendiri

Rumah Dome yang terletak di Jepang memiliki keunikan tersendiri, yaitu menggunakan bahan styrofoam. Bobotnya yang ringan membuat bahan material ini sangat cocok sebagai bahan bangunan tahan gempa. Meskipun terbuat dari styrofoam yang ringan, rumah ini sangat kuat dan tahan terhadap gempa.

Risiko bencana gempa bumi yang cukup besar membuat kita perlu untuk mempersiapkan diri dan memikirkan struktur bangunan dengan lebih mendalam agar dapat terhindar dari bencana. Bagaimana sudah siap untuk membangun rumah tahan gempa?

Comments

comments