Pada proses awal penyebaran Islam ke berbagai wilayah di Indonesia, sebenarnya tidak lepas dari perjuangan para ulama yang terkenal dengan sebutan Wali Songo, sebuah forum musyawarah para wali yang jumlahnya sembilan. Jika ada yang uzur, selalu ada penggantinya sehingga jumlahnya tetap sembilan. Dakwah dan penyebaran Islam khususnya di Pulau Jawa oleh Wali Songo, dilakukan secara damai, halus, dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Wali Songo yang sangat terkenal bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut. a. Maulana Malik Ibrahim Beliau keturunan Arab, berasal dari Turki. Datang ke Jawa Timur tahun 1379, meninggal tahun 1419, dan dimakamkan di Gresik. Selain menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam dan sempurna, Maulana Malik Ibrahim juga ahli dalam bidang tata negara. Penyebaran Islam secara halus, tidak menentang adat istiadat penduduk asli yang masih memeluk agama Hindu ataupun Buddha. Beliau melakukan dakwah di Pulau Jawa bagian timur. b. Sunan Ampel Sunan Ampel berasal dari Jeumpa, Aceh, dengan nama kecil Raden Ahmad Ali Rahmatullah atau lebih dikenal dengan Raden Rahmat. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1421 M, menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 M. Beliau mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 dan merupakan salah seorang perencana berdirinya Kerajaan Islam Demak. Sunan Ampel dimakamkan di Ampel Surabaya. c. Sunan Drajad Sunan Drajad adalah putra Sunan Ampel, lahir di Surabaya, dengan nama kecil Raden Qosim. Beliau pencipta Gending Pangkur, dan penyebar Islam yang berjiwa sosial dan derma- wan. Sunan Drajad dimakamkan di daerah Lamongan. d. Sunan Bonang Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, lahir di Surabaya tahun 1465, dengan nama kecil Raden Makdum. Sunan Bonang wafat tahun 1525, dimakamkan di Tuban. Beliau pencipta Gending Durma. e. Sunan Giri Syekh Maulana Ainul Yakin, dengan nama kecilnya Raden Paku, adalah putra Syekh Maulana Ishak yang mendirikan pesantren di Giri, sehingga lebih populer dengan sebutan Sunan Giri. Sunan Giri menyebarkan agama Islam tidak hanya di Jawa, tetapi juga ke pulau-pulau sekitar Jawa Timur, bahkan sampai Maluku. Beberapa Kyai dari Giri diundang ke Maluku untuk menjadi guru-guru agama. Sunan Giri adalah pencipta Gending Asmaradana dan Gending Pucung. Beliau pencipta permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti Ilir-ilir, Jamuran, dan Cublak- cublak Suweng. f. Sunan Kalijaga Nama kecilnya Raden Mas Syahid. Beliau lahir di Tuban, Jawa Timur, sebagai putra Tumenggung Sahur Wilatikta, Adipati Tuban. Beliau adalah seorang wali, mubalig, pejuang, pujangga, dan filsuf yang berjiwa besar. Beliau menyiarkan agama Islam melalui cerita wayang. Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu, dekat Demak. g. Sunan Kudus Nama kecil Sunan Kudus adalah Sayyid Ja’far Shodiq, berasal dari Palestina. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1436 M. Daerah penyebaran Islam di pesisir Jawa Tengah. Beliau seorang pujangga, pandai mengarang, pencipta Gending Mas Kumambang dan Gending Mijil. Pernah jadi Senapati Kerajaan Islam Demak. h. Sunan Muria Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga, dengan nama kecil Raden Umar Said. Beliau ikut mendirikan Masjid Demak dan ikut membantu berdirinya Kerajaan Islam Demak. Beliau menciptakan Gending Sinom dan Gending Kinanti untuk kepentingan dakwah. Beliau wafat dan dimakamkan di puncak Gunung Muria. i. Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah atau lebih popular dengan sebutan Sunan Gunung Jati, berasal dari Palestina. Datang ke Pulau Jawa pada tahun 1436 M. Beliau mempunyai nama sangat banyak, antara lain Fatahilah, Muhammad Nurudin, Faletehan, Syah Nurullah, Makhdum Jati, dan Makhdum Rakhmatullah. Beliau diangkat sebagai Panglima Perang Kerajaan Demak dan ditugaskan di Jawa Barat. Beliau mendirikan Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan di Gunung Jati Cirebon. Page 2
Daftar Isi
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sunan Ampel merupakan wali songo yang menyebarkan agama di Islam di Indonesia tepatnya di tanah Jawa. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat yang merupakan putra dari Maulana Malik Ibrahim atau Malik Maghribi atau yang dikenal Sunan Gresik. Saat menyebarkan agama Islam, Sunan Ampel menggunakan metode atau pengajaran yang jauh dari kekerasan. Cara dakwah yang dilakukan Sunan Ampel sangat singkat dan cepat. Metode dakwah Sunan Ampel yang terkenal adalah Moh Limo yang artinya harus menghindari lima perkara tercela. Baca: Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Baca: Candi Singasari Sunan Ampel (ist)Lima perkara itu adalah: • Moh Main (tidak mau berjudi) • Moh Ngombe (tidak mau mabuk) • Moh Maling (tidak mau mencuri) • Moh Madat (tidak mau menghisap candu) • Moh Madon (tidak mau berzina). Dengan kesabaran dan kewibawaannya, Sunan Ampel mampu mengatasi situasi Kerajaan Majapahit dengan menyadarkan dan mendidik para bangsawan serta adipati ke jalan yang benar. Saat berjalan menyusuri desa, Raden Rahmat tiba di sebuah tempat yang kosong. Di situ, ia membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah, kemudian membangun pesantren. Daerah tersebut dikenal dengan Ampeldenta. Di situlah diberi kekuasaan dan kemudian dikenal dengan Sunan Ampel. Raden Rahmat atau Sunan Ampel adalah keturunan bangsawan. Ia lahir di Champa, Kamboja sekitar 1401. Sunan Ampel juga keponakan dari Raja Majapahit yang dipimpin oleh Raja Brawijaya. Pada 1443, bersama saudara tuanya bernama Ali Musada (Ali Murtadho) dan sepupunya Raden Burereh datang ke Jawa dan menetap di Tuban. Setelah menetap di Tuban, ia berangkat menuju Kerajaan Majapahit untuk menemui bibinya Dewi Sasmitraputri. Sunan Ampel berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit yang sedang dalam masa-masa suram. Karena para adipati dan pembesar kerajaan melupakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Mereka lebih suka hidup bermewah-mewah dan berpesta. Kondisi itu membuat Prabu Brawijaya merasa sedih mengetahui kerajaan yang carut marut. Prabu Brawijaya pun kemudian mengundang Raden Rahmat untuk mengatasi masalah-masalah di Kerajaan Majapahit. Pencetus Kasultanan Demak Sunan Ampel juga sebagai salah satu pencetus berdirinya Kasultanan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Bahkan salah satu muridnya, yakni Raden Patah diangkat menjadi Sultan Demak pertama pada 1475. Ia juga membantu mendirikan Masjid Agung Demak. Salah satu empat tiang utama yang ada di masjid diberi nama Sunan Ampel. Sunan Ampel meninggal diperkirakan pada 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. Masjid Agung Demak (Kompas.com)Baca: Kerajaan Sriwijaya Baca: Prasasti Soe Hok Gie dan Idhan Lubis Telah Dipasang di Puncak Mahameru, Pengganti Monumen Lama • Sunan Ampel / Raden Rahmat / Sayyid Ali Rahmatullah bin • Maulana Malik Ibrahim / Syekh Ibrahim As-Samarqandy bin • Syaikh Jumadil Qubro / Jamaluddin Akbar al-Husaini bin • Ahmad Jalaluddin Syah bin • Abdullah Khan bin • Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin • Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin • Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut) • Ali Kholi' Qosam bin • Alawi Ats-Tsani bin • Muhammad Sohibus Saumi'ah bin • Alawi Awwal bin • Ubaidullah bin • Ahmad al-Muhajir bin • Isa Ar-Rumi bin • Muhammad An-Naqib bin • Ali Uraidhi bin • Ja'far ash-Shadiq bin • Muhammad al-Baqir bin • Ali Zainal Abidin bin • Husain bin • Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra binti Muhammad Jadi, Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dan Champa dari sebelah ibu. Tetapi dari ayah leluhur mereka adalah keturunan langsung dari Ahmad al-Muhajir, Hadhramaut. Bermakna mereka termasuk keluarga besar Saadah BaAlawi. Baca: Kerajaan Demak Baca: Universitas Islam Negeri Walisongo Isteri Pertama, yaitu: Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo Al-Abbasyi, berputera: 1. Maulana Mahdum Ibrahim/Raden Mahdum Ibrahim/ Sunan Bonang/Bong Ang 2. Syarifuddin/Raden Qasim/ Sunan Drajat 3. Siti Syari’ah/ Nyai Ageng Maloka/ Nyai Ageng Manyuran 4. Siti Muthmainnah 5. Siti Hafsah Isteri Kedua adalah Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: 1. Dewi Murtasiyah/ Istri Sunan Giri 2. Dewi Murtasimah/ Asyiqah/ Istri Raden Fatah 3. Raden Husamuddin (Sunan Lamongan) 4. Raden Zainal Abidin (Sunan Demak) 5. Pangeran Tumapel 6. Raden Faqih (Sunan Ampel 2) Baca: Kerajaan Tarumanegara Baca: Universitas Islam Majapahit (UNIM) (Tribunnewswiki.com/Septiarani) |