Jakarta - Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Ada tujuh faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial. Show
Dikutip dari buku 'Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI' oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati integrasi sosial akan terbentuk apabila mayoritas anggota masyarakat di dalamnya sepakat dengan struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata sosial di dalamnya. Norma-norma dan nilai sosial yang dimaksud di sini adalah yang sudah berlaku cukup lama dan tidak mudah berubah. Norma dan nilai tersebut dijalankan secara konsisten oleh anggota masyarakat. Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini: 1. Integrasi NormatifIntegrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika. 2. Integrasi FungsionalIntegrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut. 3. Integrasi KoersifIntegrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan. Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi SosialIntegrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini: 1. Homogenitas KelompokIntegrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah. Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi. 2. Besar Kecilnya KelompokMasyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan cepat. 3. Mobilitas GeografisProses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi. Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial. 4. Efektivitas KomunikasiEfektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi akan terjadi. Begitupun sebaliknya. Faktor Pendorong Integrasi SosialIntegrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi. 7. Adanya musuh bersama dari luar. Nah, itulah faktor pendorong integrasi sosial lengkap dengan bentuk-bentuknya. Proses integrasi ini dapat dilihat melalui proses asimilasi dan akulturasi. Simak Video "Sejarah Kota Tua Gresik, Kota Dagang dan Percampuran Banyak Budaya" (kri/pay) Page 2Jakarta - Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Ada tujuh faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial. Dikutip dari buku 'Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI' oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati integrasi sosial akan terbentuk apabila mayoritas anggota masyarakat di dalamnya sepakat dengan struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata sosial di dalamnya. Norma-norma dan nilai sosial yang dimaksud di sini adalah yang sudah berlaku cukup lama dan tidak mudah berubah. Norma dan nilai tersebut dijalankan secara konsisten oleh anggota masyarakat. Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini: 1. Integrasi NormatifIntegrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika. 2. Integrasi FungsionalIntegrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut. 3. Integrasi KoersifIntegrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan. Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi SosialIntegrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini: 1. Homogenitas KelompokIntegrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah. Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi. 2. Besar Kecilnya KelompokMasyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan cepat. 3. Mobilitas GeografisProses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi. Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial. 4. Efektivitas KomunikasiEfektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi akan terjadi. Begitupun sebaliknya. Faktor Pendorong Integrasi SosialIntegrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi. 7. Adanya musuh bersama dari luar. Nah, itulah faktor pendorong integrasi sosial lengkap dengan bentuk-bentuknya. Proses integrasi ini dapat dilihat melalui proses asimilasi dan akulturasi. Simak Video "Sejarah Kota Tua Gresik, Kota Dagang dan Percampuran Banyak Budaya" [Gambas:Video 20detik] (kri/pay)
Lihat Foto KOMPAS.com - Bentuk interaksi sosial dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu proses sosial asosiatif dan disasosiatif. Sosiolog Jerman George Simmel-lah yang pertama kali membahas tentang dua proses ini. Ada proses asosiatif yang meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Kemudian ada proses disosiatif mencakup persaingan, kontravensi, pertikaian, dan konflik sosial. Proses asosiatifProses asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif. Proses ini penting untuk integrasi dan kemajuan masyarakat. Dalam proses sosial ini anggota-anggota masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola kerja sama. Proses sosial asosiatif dibedakan menjadi empat, meliputi: Kerja samaKerja sama adalah usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya berawal dari kesamaan orientasi. Bentuk kerja sama dibagi menjadi 4 yaitu:
Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya AkomodasiAkomodasi adalah proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang semula saling bertentangan. Akomodasi dilakukan sebagai upaya mengatasi ketegangan-ketegangan antara pihak yang bertentangan. Tujuan akomodasi tercipta keseimbangan interaksi sosial terkait norma dan nilai dalam masyarakat.
Terdapat delapan bentuk akomodasi yaitu:
Baca juga: Pengertian Lembaga Sosial AsimilasiSoerjono Soekanto menerangkan, asimilasi adalah proses sosial yang ditandai usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Proses ini meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama. Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
Baca juga: Pengaruh Interaksi Sosial Dengan Berbagai Lembaga Sedangkan faktor-faktor penghambat asimilasi adalah:
Koentjaraningrat mengartikan akulturasi sebagai proses sosial yang timbul bila kelompok manusia kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing. Unsur-unsurnya kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Baca juga: Konflik Sosial: Arti dan Faktor Penyebabnya Proses Disosiatif Proses sosial disosiatif adalah keadaan sosial dalam keadaan disharmoni akibat adanya pertentangan antar-anggota masyarakat. Ketidaktertiban sosial (social disorder) memunculkan disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-anggota masyarakat tersebut. Maka dari itu, proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau disjungtif.
Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat. Proses sosial disosiatif meliputi : PersainganPersaingan adalah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi bila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Ada beberapa fungsi persaingan yaitu :
Baca juga: Jenis-Jenis Lembaga Sosial KontravensiKontravensi merupakan proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebabnya adanya perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat, atau dengan pendirian masyarakat. Menurut Leopold von Wise dan Howard Becker, bentuk kontravensi adalah:
Baca juga: Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Cirinya PertikaianPertikaian merupakan bentuk lanjut kontravensi artinya perselisihan sudah bersifat terbuka. Terjadi karena perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat semakin tajam. Pertikaian dapat muncul bila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan. KonflikKonflik secara umum sering terjadi di dalam masyarakat sebagai gejala sosial yang alami. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |