Peti kubur batu dalam ukuran yang kecil pada zaman batu dinamakan

Peti kubur batu dalam ukuran yang kecil pada zaman batu dinamakan

Gambar tersebut merupakan peti kubur batu dalam ukuran kecil yang dinamakan:

  1. waruga.
  2. dolmen.
  3. sarkofagus.
  4. menhir.

Jawabannya adalah a. waruga.

Gambar tersebut merupakan peti kubur batu dalam ukuran kecil yang dinamakan waruga.

Penjelasan dan Pembahasan

Jawaban a. waruga menurut saya ini yang benar, karena sudah tertulis dengan jelas pada buku dan catatan rangkuman pelajaran.

Jawaban b. dolmen menurut saya ini salah, karena sudah menyimpang jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban c. sarkofagus menurut saya ini juga salah, karena setelah saya cek di situs ruangguru ternyata lebih tepat untuk jawaban pertanyaan lain.

Jawaban d. menhir menurut saya ini malah 100% salah, karena tadi saat coba cari buku catatan, jawaban ini cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa kita simpulkan bahwa pilihan jawaban yang paling benar adalah a. waruga.

Jika masih ada pertanyaan lain, dan masih bingung untuk memilih jawabannya. Bisa tulis saja dikolom komentar. Nanti saya bantu memberikan jawaban yang benar.

Lihat juga kunci jawaban pertanyaan berikut:

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

37 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Pada zaman neolitik, manusia diyakini belum mengenal tulisan. Baru pada akhir zaman perunggu atau akhir zaman paleometalik manusia mengenal tulisan (akhir masa prasejarah).

Arkeolog dari Universitas Indonesia Ali Akbar menegaskan, meski manusia tidak mengenal tulisan, bukan berarti kebudayaan dan peradabannya rendah. Mereka sudah bisa berbicara (menggunakan bahasa) meskipun tidak menulis. Mereka juga sudah bisa membuat bangunan besar dan bisa mengecor logam.

Ali mengungkapkan, artinya manusia pada masa itu sudah bisa memilih mana mineral yang bagus dan bisa diolah lebih lanjut. "Mereka sudah mampu mengelola api untuk menghancurkan bijih logam. Sebab untuk menghancurkan logam apinya harus konstan," katanya.

Meskipun sudah disebut zaman prasejarah, budaya manusia pada masa neolitik sudah tinggi. Mereka sudah hidup menetap, bercocok tanam, dan mengenal kepercayaan.

Bukti manusia purba di Cipari sudah menganut sistem kepercayaan karena ditemukan peti kubur batu. Peti kubur batu difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Sayangnya, tidak ditemukan fosil atau kerangka manusia di dalamnya.

Pengelola Situs Taman Purbakala Cipari Uu Mardia mengatakan, meski tidak ditemukan kerangka manusia di dalam peti kubur batu, peneliti menemukan bekal kubur di dalamnya. Bekal kubur itu berupa peralatan waktu mereka hidup. Kemungkinan, ada suatu kepercayaan di zaman itu.

"Saat ada orang yang meninggal, mereka harus dikuburkan bersama peralatan yang sering digunakan saat dia masih hidup, seperti perhiasannya," kata Uu. Adanya peralatan yang terkubur di dalam peti kubur batu, menurut Ali, menunjukan ada konsep setelah meninggal manusia masih akan hidup lagi di tempat lain, semacam ada kepercayaan ada kehidupan di alam arwah. Sehingga, ketika meninggal dia dibekali dengan benda-benda. ¦ ed: friska yolandha

Peti kubur batu dalam ukuran yang kecil pada zaman batu dinamakan

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Peti kubur batu dalam ukuran yang kecil pada zaman batu dinamakan

Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa - Daerah Sulawesi Utara (Sulut) yang berkembang pada awal abad ke-13 SM. Tetapi kemunculannya di tafsir pada sekitar abad ke-16 pertengahan.Waruga pertama muncul di daerah bukit Kelewer, Treman dan Tumaluntung Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan terus berkembang diberbagai daerah di Sulawesi Utara sampai pada awal abad 20 Masehi.

Menurut catatan sejarah, waruga berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari kata Wale Maruga yang berarti rumah dari badan yang akan kering. Sedangkan dalam arti lainnya, yakni Wale Waru atau Kubur dari Domato (jenis tanah lilin).Umur waruga tidak dapat dipastikan, karena bangsa Minahasa pada saat itu belum mengenal tulisan. Namun berdasarkan berbagai sumber, waruga telah ada sebelum zaman Kristianisasi atau sebelum abad 16 Masehi.

Waruga terdiri dari dua bagian, yaitu bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah.Waruga berfungsi sebagai wadah penguburan mayat atau orang yang sudah meninggal. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa percaya bahwa roh leluhur memiliki kekuatan magis, sehingga wadah kubur mereka harus dibuat sebaik dan seindah mungkin.Hal yang paling menarik adalah waruga itu dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dia dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur yang selengkapanya. Kelak bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat yang di tinggalkan.

Di daerah Sulawesi Utara banyak terdapat lokasi yang memiliki waruga. Lokasi itu disebut sebagai situs karena mengandung benda cagar budaya. Pada saat ini situs-situs itu banyak terdapat di perkampungan atau ladang penduduk.

Kompleks waruga sekarang ini sering juga disebut orang sebagi Minawanua, Makawale atau bekas kampung. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pra-sejarah, situs-situs itu kebanyakan berada di daerah ketinggian. Situs waruga di Minahasa khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, antara lain terdapat di Desa Treman (368 waruga), di Desa Sawangan (144 waruga), Desa Airmadidi Bawah (80an waruga) dan juga disekitar Desa Kaima, Desa Kauditan, Desa Tumaluntung, Desa Matungkas, Desa Laikit, Desa Likupang, Desa Kawangkoan Kuwil, Desa Sukur, Desa Suwaan, dan ada juga ditempat lain di Kabupaten Minahasa.

Bentang alam Kabupaten Minahasa Utara ini merupakan lembah alluviasi batuan dasar tufa. Lembah alluviasi itu terbentuk oleh material hasil pengikisan lereng gunung Klabat. Gunung berapi inilah yang menyediakan bahan batuan untuk membuat waruga.

Didalam waruga (peti kubur batu) ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda, antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda-benda logam, pedang, tombak, manik-manik, gelang perunggu, piring, dan lain-lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik-manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

Peti kubur batu dalam ukuran yang kecil pada zaman batu dinamakan

Peti kubur batu dalam ukuran yang kecil pada zaman batu dinamakan
Lihat Foto

AFP/JULIEN DE ROSA

Sarkofagus atau peti mati abad ke-14 yang ditemukan di bawah lantai katedral Notre Dame, Paris, 15 Maret 2022.

KOMPAS.com - Zaman praaksara adalah periode di mana manusia belum mengenal tulisan atau aksara dan masih hidup dengan sangat sederhana.

Namun, zaman praaksara telah mewariskan beberapa peninggalan, di antaranya adalah sarkofagus dan peti kubur batu.

Kedua benda peninggalan zaman praaksara ini memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai peti jenazah.

Kendati begitu, di balik persamaannya, banyak perbedaan yang dapat terlihat dari kedua jenis peti jenazah ini.

Lalu, apa saja perbedaan antara sarkofagus dengan peti kubur batu?

Baca juga: Sarkofagus: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, dan Lokasi Penemuan

Bentuk fisik

Sarkofagus

Perbedaan pertama antara sarkofagus dengan peti kubur batu dapat dilihat dari bentuk fisiknya.

Sarkofagus adalah peti jenazah yang berbentuk seperti palung atau lesung dengan disertai tutup.

Umumnya, sarkofagus dianggap oleh masyarakat prasejarah sebagai "perahu roh", yang dipercaya akan membawa roh berlayar ke dunia roh.

Untuk melindungi jasad orang yang sudah mati dari gangguan gaib, pada sarkofagus kerap dipahatkan motif topeng dengan berbagai macam ekspresi.

Sarkofagus umumnya terbuat dari batu besar yang utuh kemudian dilubangi hingga berbentuk seperti lesung dengan tonjolan pada ujungnya.

Akan tetapi, ada pula yang terbuat dari logam, misalnya yang dibuat oleh bangsa Romawi Kuno.

Baca juga: Waruga: Asal, Fungsi, dan Ciri-cirinya

Peti kubur batu

Peti kubur batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah dan berbentuk persegi panjang.

Sisi-sisinya terbuat dari lempengan batu, yang nantinya disusun secara langsung dalam sebuah lubang yang telah disiapkan lebih dulu.

Biasanya, peti kubur batu membujur ke arah timur-barat.

Baca juga: Moko, Maskawin Manusia Prasejarah

Lihat Foto Kemdikbud Sarkofagus. Lokasi penemuan

Sarkofagus

Di Indonesia, sarkofagus dapat ditemukan di beberapa daerah, seperti Bali, Tapanuli, Sumba, Minahasa, dan Bondowoso, Jawa Timur.

Salah seorang peneliti, yaitu Heekeren, menemukan sarkofagus di Kretek ketika sedang melakukan penelitian megalitik di Bondowoso, Jawa Timur.

Heekeren juga menemukan sarkofagus di daerah Bondowo lainnya, yaitu di Kemuningan, Tunggulangin, Nangkaan, Pakisan dan Tegalsari.

Peti kubur batu

Berbeda dengan Sarkofagus yang banyak ditemukan di daerah Jawa Timur, di Indonesia, peti kubur batu dapat ditemukan di Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta), dan Cepu (Jawa Timur).

Biasanya, di dalam peti kubur batu juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak beserta alat-alat perunggu atau barang yang dibawa saat jasad dikebumikan.

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

Ukuran

Sarkofagus

Sarkofagus memiliki beragam ukuran, mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga besar.

  • Ukuran kecil sekitar 80-148 cm, serta memiliki tonjolan di bagian depan dan belakang wadah atau tutupnya
  • Ukuran sedang sekitar 150-170 cm tanpa tonjolan
  • Ukuran besar sekitar 200-268 cm dengan tonjolan di setiap bidang wadah dan tutup
Peti kubur batu

Ukuran peti kubur batu belum bisa dipastikan. Namun, menurut penemuan sejarah, terdapat peti kubur batu berukuran kecil yang berbentuk kubus serta memiliki tutup lempengan batu yang lebar disebut Waruga.

Permukaan atas tutup peti kubur berada sekitar 25 cm di bawah permukaan tanah.

Di sela-sela antara batu-batu penutup dengan petinya akan diisi dengan batu-batu kecil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.