Perubahan sosial yang terjadi secara cepat dapat menyebabkan konflik sosial dalam masyarakat

JAKARTA - Konflik atau pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang saling menentang antara satu dengan yang lainnya. Dalam sebuah masyarakat penyebab konflik bisa beragam mulai dari perbedaan pendirian sampai perbedaan kebudayaan.

Umumnya konflik terjadi karena adanya perbedaan pendirian maupun perbedaan kepentingan. Indonesia ditinjau dari sudut pandang geografis, memiliki kontur wilayah yang beragam. Wilayah tersebut terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami suatu wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di mana-mana.

Sebagai negara kepulauan, terdapat perbedaan antar suku yang mendiami satu pulau dengan pulau lain. Perbedaan dan keberagaman tersebut kerap kali mengakibatkan konflik dalam masyarakat Indonesia.

Lantas, apa saja penyebab konflik dalam masyarakat yang beragam? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

Menurut Soerjono Soekanto (2006:91-92) ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik, yaitu:

1. Perbedaan Antar Perorangan (individu)

Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lain tidak selalu sependapat mengenai pandangan tertentu. Hal ini disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan karakter berbeda-beda, sehingga perbedaan inilah yang menjadi faktor terjadinya konflik di masyarakat.

2. Perbedaan Kebudayaan

Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam yang dapat mendorong terjadinya konflik. Pasalnya, perbedaan pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku dari masing-masing kebudayaan berbeda. Selain itu, konflik yang diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada rasa saling menghormati satu sama lain.

3. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari sisi politik, sosial budaya, ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya.

Lantaran setiap orang memiliki maksud, tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu hal sehingga memicu konflik. Selain itu, konflik juga dipicu rasa saling tidak mau mengalah satu sama lain.

4. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat

Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya selalu mengalami pembaharuan dan perubahan. Kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu terjadinya disorganisasi serta ketidaksiapan masyarakat dalam menerimanya. Hal ini akan memantik konflik sosial di lingkungan masyarakat.

Demikian 4 penyebab konflik dalam masyarakat menurut ahli sosiolog. Semoga bermanfaat!

Jakarta -

Perubahan sosial budaya dapat disebabkan unsur tertentu dalam masyarakat yang dianggap tidak memuaskan dan tidak relevan lagi. Perubahan dapat terjadi demi mengganti faktor lama, yang disebut juga faktor internal yang berkembang di dalam masyarakat. Apa saja penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat?

Pada dasarnya, perubahan sosial budaya terbagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan pemicu perubahan dari luar masyarakat yang mengharuskannya menyesuaikan diri terhadap faktor tersebut.

Penyebab Perubahan Sosial Budaya dari Dalam Masyarakat

Penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat seperti dilansir dari buku Sosiologi untuk SMP dan MTs Kelas IX oleh Mulat Wigati Abdullah yakni sebagai berikut:

Penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat berkaitan dengan demografi, yaitu masalah kependudukan. Perubahan situasi, jumlah, dan perpindahan penduduk menyebabkan terjadinya penyesuian sarana-prasanana kependudukan. Faktor ini juga menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya.

Contoh, angka kelahiran dan perpindahan penduduk mendorong penyediaan pemukiman sederhana, pembangunan rumah susun, sarana-prasarana jalan, peningkatan sarana-sarana pendidikan, penyediaan kebutuhan sandang, dan perhatian terhadap tingkat kesehatan masyarakat.

2. Munculnya Penemuan Baru: Inovasi, Invention, dan Discovery

Inovasi merupakan proses sosial budaya besar yang dapat terjadi dalam jangka waktu tidak terlalu lama. Inovasi mendorong proses unsur budaya baru diterima dan diterapkan di tengah masyarakat. Sementara itu, discovery merupakan penemuan unsur kebudayaan baru, baik alat maupun gagasan tehadap fenomena sosial dan alam.

Discovery baru menjadi invention ketika seorang pencipta membuat penemuan tersebut diakui, diterima, dan diterapkan. Contoh discovery yaitu saat S. Marcus (1875) menghubungkan motor gas dengan kereta sehingga tidak perlu ditarik kuda. Sementara itu, invention yaitu saat mobil diterima dan digunakan masyarakat sebagai alat transportasi penting bagi manusia.

3. Adanya Pertentangan atau Konflik

Konflik atau pertentangan, baik antarindividu dan antarkelompok dapat mendorong perubahan struktur dan sistem di masyarakat. Contohnya seperti konflik antaretnis di Sambas, Kalimantan Barat mengubah struktur dan sistem masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.

Perbedaan generasi muda dan tua juga dapat memicu konflik. Sebab, generasi tua umumnya mempertahankan tradisi yang sudah ada, sementara generasi muda berusaha mengubah tradisi dengan menyerap unsur kebudayaan baru.

4. Keinginan untuk Berubah

Keinginan manusia untuk berubah merupakan dasar terjadinya perubahan dalam masyarakat. Keinginan ini muncul di antaranya karena rasa ingin tahu yang besar atau ideal curiousity pada diri manusia.

5. Keinginan untuk Berprestasi

Keinginan untuk berprestasi merupakan pendorong manusia untuk melakukan perubahan dalam diri. Dengan demikian, prestasi yang ditargetkan dapat tercapai.

6. Adanya Motivasi untuk Berubah

Keinginan manusia untuk berprestasi dan berubah pada dasarnya berangkat dari motivasi. Adanya motivasi untuk berubah akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Contoh, seseorang yang termotivasi untuk memanfaatkan barang bekas untuk didaur ulang (recycle) dapat menciptakan barang baru yang lebih kreatif.

7. Sistem Lapisan Masyarakat yang Terbuka

Masyarakat yang terbuka dapat lebih mudah menyerap dan mempelajari unsur kebudayaan yang baru. Dengan demikian, perubahan sosial budaya lebih mudah terjadi.

Nah, jadi penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat di antaranya yaitu munculnya penemuan, motivasi untuk berubah, dan masalah kependudukan. Selamat belajar, detikers!

Simak Video "Ada Banyak Macam BBM, Mana yang Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat?"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)

Jakarta -

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keragamannya masing-masing yang bisa dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, atau pun status. Sebagai proses sosial, konflik kerap hadir tengah-tengah kehidupan masyarakat tersebut.

Memangnya apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Untuk memahami konflik dalam masyarakat, diperlukan juga pemahaman tentang makna dari konflik itu sendiri. Mengutip Buku Saku Sosiologi SMA oleh Yulia Darmawaty, S.Pd dan Drs. H. Achmad Djamil, konflik berasal dari bahasa latin, yaitu configere yang berarti saling memukul.

Sementara itu, secara sosiologis, konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih (dua kelompok atau lebih) yang berusaha saling menyingkirkan, menghancurkan, mengalahkan atau membuat pihak lain tidak berdaya.

Baca juga: Syarat Terwujudnya Integrasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Konflik ini pasti pernah dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi individu dalam kehidupan sehari-harinya. Secara teori yang dilansir dari 'Sumber Belajar Elektronik' terbitan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), faktor penyebab konflik terbagi menjadi tiga, di antaranya sebagai berikut,

3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat

1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan

Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.

Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak terelakkan.

2. Perbedaan Kebudayaan

Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu konflik antar kelompok pula.

Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas.

Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan Kepentingan

Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.

Lantas, bagaimana dengan konflik di masyarakat Indonesia? Apa faktor penyebabnya?

Baca juga: 7 Penyebab Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, karya Bagja Waluya disebutkan, Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural dan heterogen atau masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup masing-masing tanpa ada pembaruan satu sama lain.

Namun, pertanda yang paling menonjol bagi masyarakat Indonesia adalah tidak adanya kehendak bersama dalam sifat majemuk tersebut. Sebab itulah, konflik yang terjadi di Indonesia kerap kali dilatarbelakangi oleh perbedaan dan pertentangan antar latar belakang sosio kultural.

Jadi, gimana nih, detikers? Sudah bisa sebutkan 3 faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?



Simak Video "Saluran Air di Bekasi Berubah Warna Merah Usai Tercemar Limbah"
[Gambas:Video 20detik]
(rah/nwy)