Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik

Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik

Perbesar

Ilustrasi bernyanyi | Ketut Subiyanto dari Pexels

Bernapas dengan Irama

Cara melatih vokal dan pernapasan adalah bernapas dengan irama berbeda. Mulailah berlatih dengan bernapas pendek-pendek. Selain itu, kalian juga bisa berlatih dengan napas cepat selama kurang lebih 30 detik.

Setelah itu kalian bisa berlatih bernapas sedikit lebih panjang dengan irama lambat. Seperti sebelumnya, lakukan hal tersebut selama sekitar 30 detik. Kemudian akhiri latihan kalian dengan bernapas dalam-dalam secara tenang dan teratur selama 30 detik.

Tahukah kalian, mengubah irama dan panjang napas mampu meningkatkan kemampuan mengatur napas. Pastikan juga kalian dapat merasakan udara mengalir masuk ke dalam paru-paru. Khususnya saat kalian tengah menarik napas dalam-dalam.

Berlatih Buang Napas

Lakukan hal tersebut dengan embusan panjang yang terkendali. Biasakan juga kalian menarik napas dalam-dalam sebelum menyanyi atau berbicara. Tujuannya tentu agar kalian nantinya tidak kehabisan napas.

Berikutnya luruskan lengan ke depan dan arahkan jari telunjuk ke atas. Tarik napas dalam-dalam dan bayangkan jari telunjuk kalian adalah api lilin yang hendak dimatikan. Buang napas sebanyak 5 kali.

Pastikan kalian mengeluarkan embusan yang sama panjang dan memiliki kekuatan yang sama. Untuk diketahui, latihan ini mampu membuat napas kalian menjadi lebih bertenaga. Sehingga, suara yang dihasilkan nantinya tidak membosankan atau terdengar datar. Baik saat berbicara maupun bernyanyi.

Lakukan Lip Trill

Bagi yang belum tahu, lip trill dilakukan dengan cara menggetarkan bibir. Tujuan melakukan lip trill adalah agar suara yang dikeluarkan tidak cempreng. Jangan salah, pita suara yang terlalu sering digunakan untuk berbicara atau bernyanyi justru bisa rusak.

Jika sudah rusak, biasanya suara yang dikeluarkan akan cempreng. Untuk itu, alih-alih mengeluarkan suara rendah yang parau atau kasar dari tenggorokan bagian bawah, lebih baik belajar produksi suara dari bagian depan rongga mulut. Pertama tarik napas panjang sembari rapatkan bibir, lalu lakukan lip trill.

Caranya dengan mengalirkan udara melalui celah bibir hingga bibir bergetar dengan cepat. Jika sudah bisa, kalian bisa melakukan lip trill sembari bernyanyi semua nada naik turun sesuai rentang vokal. Kalian juga diperbolehkan bersenandung jika kesulitan melakukan lip trill. Cara ini berguna untuk memindahkan sumber suara dari tenggorokan ke mulut.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

sumber foto: https://www.instagram.com/sindenjawamodern

Mengenal teknik sinden : by fajriatussyafaah

Menjadi seorang sinden professional kedengeranya cukup susah tapi karena identik dengan nada yang sulit untuk dipelajari, sebelum membahas teknik vocal kenali dulu yuk, saya Fajriatussyafaah sudah menyukai dunia seni sejak dini terutama dunia pesinden dan keroncong, sebenarnya saya tidak sengaja menemukan dunia sinden ini karena dari kecil dari TK saya adalah anak anak yang centil dan percaya diri sehingga saya sering ikut menyanyi dan alhamdulillah juara terus ,tapi saat-saat yang menantang adalah pada waktu saya kelas 2 SD saya di ikutkan seleksi pesinden junior yang waktu itu saya masih anak nanak polos yang bandel apalagi berlatih teknik menyinden tapi kembali lagi dengan kepercayaan diri akhirnya saya juga selalu menang dari tingkat kecamatan sampai pernah merasakan tingkat provinsi .

Dilansir dari wikipedia.org, Sindhen atau istilah bahasa jawa yang berarti sebutan wanita yang bernyanyi mengiringi gamelan atau biasa kita lihat mengiringi acara wayangan ,sinden adalah nyanyian khas jawa yang dulunya sebagai hiburan di jaman kerajaan di indonesia khususnya daerah jawa ,tetapi syukurnya sampai sekarang dunia sinden masih lestari hingga sekarang tidak cuma bisa menyanyi sinden juga harus bisa berkomunikasi yang bagus karena selain mengajak penonton untuk menikmati alunan suaranya sinden juga kerap mengisi tokoh perwayangan mendampingi sang Dalang 

Pesinden yang juga sering disebut sinden, menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal dari kata “pasindhian” yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana “wara” berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan “anggana” berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan.

Sinden harus bisa dan mampu membawakan tembang yang sesuai dengan not tidak bisa di improvisasu menggunakan nada sendiri tapi era sekarang banyak juga lagu campur sari yang dibawakan menggunakan alunan sinden sehingga menjadi sahdu dan ramai memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gendhing yang di sajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang.

Sinden awalnya terkenal di daerah kidulan atau bisa di sebut daerah Yogjakarta dan jawa tengah

Mungkin sedikit memiliki perbedan pada karakteristik cengkok sunda

Tidak banyak seseorang yang punya bakat membawakan tembang jawa tetapi di era sekarang sudah banyak sanggar pelatihan yang terbuka untuk umum bahkan orang luar negri serta sekolah atau universitas yang menyediakan organisasi karawitan atau bahkan ada jurusan tersendiri misalnya di Institut seni indonesia

Teknik olah vokal pada sinden sangat beragam mulai dari menengan atau santai dan ada pula yang lenggak lenggok nadanya

Beberapa teknik vokal sinden

Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik

Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik
Lihat Foto

Dongeng Kita

Lagu Bungong Jeumpa

KOMPAS.com - Lagu daerah membutuhkan teknik dan gaya menyanyi yang tepat dalam membawakannya.

Lagu daerah merupakan lagu yang dihasilkan dari nilai kebudayaan wilayah setempat. Ciri utamanya, yakni menggunakan bahasa daerah, mengandung makna tertentu untuk masyarakat sekitar, serta alunan iramanya yang sederhana.

Sebenarnya dalam menyanyikan lagu daerah, teknik yang diperlukan tidak berbeda jauh dengan teknik menyanyi pada umumnya. Namun, untuk gaya menyanyinya, lagu daerah memiliki karakteristiknya sendiri.

Bagaimana teknik dan gaya menyanyi lagu daerah?

Baca juga: Apa Saja Lagu Daerah DKI Jakarta?

Teknik menyanyi lagu daerah

Menurut Dwi Yatminah dalam Peningkatan Aktivitas Belajar dan Keterampilan Menyanyi Lagu Daerah melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Bagi Siswa Kelas VII A SMP Murni 1 Surakarta Semester 1 Tahun 2016/2017 (2018), berikut beberapa teknik menyanyi yang digunakan dalam lagu daerah:

Artikulasi

Saat menyanyikan lagu apapun, termasuk lagu daerah, artikulasi menjadi teknik utama menyanyi. Artikulasi merupakan cara pengucapan kata atau lirik lagu.

Penyanyi harus melafalkan lirik lagu secara jelas, mulai dari artikulasi huruf hidup, huruf mati serta difong atau bunyi rangkap.

Intonasi

Selain artikulasi, intonasi juga menjadi teknik utama menyanyi lagu daerah. Intonasi adalah tinggi rendahnya nada yang harus dijangkau dengan tepat.

Teknik pernapasan

Pengaturan napas sangat diperlukan ketika bernyanyi, termasuk lagu daerah. Karena dengan mengatur napas, intonasi menjadi lebih tepat untuk dijangkau. Selain itu, artikulasi atau pelafalannya juga menjadi lebih jelas.

Baca juga: Mengenal Lagu Daerah Lampung

Frasering atau pemenggalan kalimat

Frasering adalah teknik menyanyikan lagu dengan memenggal kalimatnya menjadi lebih pendek, tanpa menghilangkan makna atau pesannya.

Sinden (dari Bahasa Jawa) adalah sebutan bagi wanita yang bernyanyi mengiringi orkestra gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu-satunya. Sinden yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang.

Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik

Para sinden

Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik

Seorang sinden dari Solo

Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal dari kata "pasindhian" yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana "wara" berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan "anggana" berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan. Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gendhing yang di sajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda, Jawa Timur dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. Sinden tidak hanya tampil solo (satu orang) dalam pergelaran tetapi untuk saat ini pada pertunjukan wayang bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler.

Pada pergelaran wayang zaman dulu, Sinden duduk di belakang Dalang, tepatnya di belakang tukang gender dan di depan tukang Kendhang. Hanya seorang diri dan biasanya istri dari Dalangnya ataupun salah satu pengrawit dalam pergelaran tersebut. Tetapi seiring perkembangan zaman, terutama pada era Ki Narto Sabdho yang melakukan berbagai pengembangan, sinden dialihkan tempatnya menghadap ke penonton tepatnya di sebelah kanan Dalang membelakangi simpingan wayang dengan jumlah lebih dari dua orang.

Di era modern sekarang ini Sindén mendapatkan posisi yang hampir sama dengan artis penyanyi campursari, bahkan sinden tidak hanya dibutuhkan untuk mahir dalam menyajikan lagu tetapi juga harus menjaga penampilan, dengan berpakaian yang rapi dan menarik. Sinden tidak jarang menjadi "pepasren" (penghias) sebuah panggung pertunjukan wayang. Bila Sindénnya cantik-cantik dan muda yang nonton akan lebih kerasan dalam menikmati pertunjukan wayang. Perkembangan wayang saat ini bahkan sinden tidak hanya didominasi wanita tetapi telah muncul beberapa orang sinden laki-laki yang mempunyai suara merdu seperti wanita, tetapi dalam dandannya sinden ini tetap memakai pakaian adat Jawa selayaknya pengrawit pria lainnya dan beberapa waktu lalu sinden laki-laki ini malah menjadi trend para Dalang untuk menghasilkan nilai lebih pada pergelarannya.

Penyanyi wanita pada lagu lagu Jawa sinden menggunakan teknik vocal yang disebut dengan teknik

Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sinden&oldid=20321355"