Banyak negara bergantung dari industri pariwisata. Industri Pariwisata merupakan sumber pajak dan pendapatan kepada negara dari perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non pemerintah untuk mempromosikan suatu wilayah. Ringkasan bacaan di atas adalah?
Jawaban yang benar adalah: D. Banyak negara bergantung kepada industri pariwisata di wilayahnya karena mendatangkan keuntungan berupa pendapatan negara.. Dilansir dari Ensiklopedia, banyak negara bergantung dari industri pariwisata. industri pariwisata merupakan sumber pajak dan pendapatan kepada negara dari perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non pemerintah untuk mempromosikan suatu wilayah. ringkasan bacaan di atas adalah Banyak negara bergantung kepada industri pariwisata di wilayahnya karena mendatangkan keuntungan berupa pendapatan negara.. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Banyak negara mendapat pajak dan pendapatan dari industri pariwisata. adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Industri pariwisata mendatangkan keuntungan bagi negara. adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. [irp] Menurut saya jawaban C. Banyak negara bergantung kepada organisasi nonpemerintah. adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban D. Banyak negara bergantung kepada industri pariwisata di wilayahnya karena mendatangkan keuntungan berupa pendapatan negara. adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. [irp] Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. Banyak negara bergantung kepada industri pariwisata di wilayahnya karena mendatangkan keuntungan berupa pendapatan negara.. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Banyak negara bergantung dari industri pariwisata. Industri Pariwisata merupakan sumber pajak dan pendapatan kepada negara dari perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi nonpemerintah untuk mempromosikan suatu wilayah. Pesan yang terkandung dalam bacaan di atas adalah?
Kunci jawabannya adalah: D. Sebaiknya kita menjaga keberadaan industri pariwisata agar semakin maju.. Menurut ensiklopedia, banyak negara bergantung dari industri pariwisata. industri pariwisata merupakan sumber pajak dan pendapatan kepada negara dari perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi nonpemerintah untuk mempromosikan suatu wilayah. pesan yang terkandung dalam bacaan di atas adalah sebaiknya kita menjaga keberadaan industri pariwisata agar semakin maju.. Kemudian saya sarankan Anda untuk baca pertanyaan selanjutnya yaitu Menurut cerita rakyat siapa nama raja ke dua kerajaan sentawar? beserta kunci jawabannya.
Strategi Pembangunan Industri Pariwisata Indonesia By Glory Aguzman – D5468 Pembangunan industri pariwisata yang sejalan dengan pelestarian alam adalah Desa Wisata, Indonesia merupakan negara yang sangat potensial dalam berbagai daerahnya dalam penerapan mengembangkan pariwisata dan salah satu penerapan strategi pemerintah dalam mengembangkan industri pariwisata adalah dengan membangun Desa Wisata sebagai tumpuan sebuah pengembangan pariwisata di setiap daerah (Soemargono, 2018). Kementerian pariwisata menyatakan bahwa sebuah pariwisata di Indonesia yang berkelanjutan harus memiliki tiga pilar yaitu, antara lain: Atraction : Merupakan produk yang memberikan motivasi kepada turis untuk berwisata ke daerah tersebut antara lain karena alam wilayah tersebut, budaya, atau Man mad Amenity : Fasilitas yang memberikan kenyamanan kepada pengunjung seperti Sanitasi, money changer, salon, restoran, tempat tinggal. Accessbility : Adanya akses seperti pelabuhan, terminal bis, terminal udara atau jalan umum yang memadai untuk mencapai daerah wisata tersebut. Tiga pilar ini merupakan sebuah strategi yang destinasi pariwisata yang dapat dilihat dalam gambar dibawah ini: Saat ini Pemerintah sedang mengembangkan sepuluh persen dari tujuh puluh lima ribu desa yang ada di Indonesia untuk dijadikan Desa Wisata dan saat ini sesuai data dari Kementerian Pariwisata bahwa jumlah Desa Wisata adalah 1.902 Desa Wisata yang terdiri dari kategori Desa Wisata Bahari berjumlah 787, Desa Wisata Sungai berjumlah 576, Desa Wisata Irigrasi berjumlah165 dan Desa Wisata Danau berjumlah 374 (Yahya, 2018). Budaya, Alam, dan Kreasi masyarakat adalah produk wisata yang diburu Wisatawan. Budaya adalah porsi terbesar dengan 60% permintaan sehingga Desa Wisata dapat diasumsikan menjadi jawaban dari permintaan tersebut. Prinsip-prinsip pengembangan Desa Wisata (Dinas Pariwisata, 2014):
Banyak negara bergantung dari industri pariwisata. Industri Pariwisata merupakan sumber pajak dan pendapatan kepada negara dari perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi nonpemerintah untuk mempromosikan suatu wilayah.
CAKAP RAKYAT: Strategi Pembangunan Industri Pariwisata
(CAKAPLAH) - Industri pariwisata merupakan sektor yang mengalami dampak langsung dan terpengaruh luar biasa akibat pandemi Covid-19. Keperkasaan virus ini hampir melumpuhkan industri pariwisata di sebagian besar negara-negara di dunia tidak terkecuali Indonesia. Sejak Februari 2020, industri pariwisata mulai melemah seiring dengan banyaknya wisatawan yang memilih untuk membatalkan rencana keberangkatannya. Fenomena tersebut diperparah dengan semakin meluasnya kasus penularan Covid-19 yang kemudian memunculkan kebijakan berbagai negara untuk melakukan lockdown, sehingga praktis memutus mata rantai siklus kegiatan parawisata. Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 1 Juli 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Mei 2020 mengalami penurunan drastis sebesar 86,90 persen dibanding jumlah kunjungan pada Mei 2019. Secara kumulatif (Januari–Mei 2020), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 2,93 juta kunjungan atau turun sebesar 53,36 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama pada tahun 2019. Kondisi ini diyakini mengakibatkan target kunjungan wisman pada tahun 2020 sebesar 17 juta kunjungan tidak mungkin dapat tercapai dan diprediksi akan terkoreksi sangat dalam. Data sektor pariwisata lainnya seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Mei 2020 berada pada rata-rata 14,45 persen atau turun sebesar 29,08 poin dibandingkan dengan TPK Mei 2019 yang tercatat sebesar 43,53 persen. Selanjutnya rata-rata lama menginap tamu mancanegara dan Nusantara pada hotel klasifikasi bintang selama Mei 2020 tercatat sebesar 1,86 hari atau mengalami penurunan sebesar 0,07 poin, jika dibandingkan keadaan Mei 2019. Beberapa data statistik tersebut memberikan gambaran pada kita bahwa sektor industri pariwisata di Indonesia sedang mengalami penurunan signifikan yang tentunya akan berdampak pada sektor-sektor lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, sangat perlu bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan pariwisata untuk bersama-sama bersinergi membangun industri pariwisata yang saat ini berada pada fase kritis. Menurut United Nations World Tourism Organization (UNWTO) industri pariwisata didefinisikan sebagai semua usaha yang kegiatan utamanya berkarakteristik pariwisata. Definisi tersebut sejalan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang menyebutkan bahwa industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Pembangunan industri pariwisata menurut UU dimaksud meliputi pembangunan struktur industri pariwisata, daya saing produk pariwisata, kemitraan usaha pariwisata, kredibilitas bisnis, serta tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya. Beberapa strategi pembangunan industri pariwisata yang diuraikan dalam tulisan ini dikembangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025. Implementasi strategi dimaksud tentunya disesuaikan dengan kondisi saat ini yaitu di era adaptasi kebiasaan baru, yang mengharuskan kita untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan gaya hidup yang sehat untuk dapat terus aktif, kreatif, dan produktif. Berikut diuraikan beberapa strategi pembangunan industri pariwisata yang perlu segera dilakukan yaitu: Memperkuat Struktur Industri Pariwisata Meningkatkan Daya Saing Produk Pariwisata Mengembangkan Kemitraan Usaha Pariwisata Pandemi Covid-19 berdampak pada banyaknya usaha industri pariwisata yang memilih “gulung tikar” untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Kekuatan kerjasama antar pelaku usaha pariwisata dan pemangku kepentingan adalah kunci untuk meminimalisir keadaan ini. Pengembangan kemitraan usaha pariwisata diwujudkan dalam bentuk pengembangan skema kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Adapun strategi pengembangan kemitraan usaha pariwisata meliputi: (a) penguatan kerja sama dengan prinsip kesetaraan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha pariwisata, dan masyarakat; (b) penguatan monitoring dan melakukan evaluasi terhadap kerja sama yang telah dilakukan; dan (c) pengembangan kemitraan usaha pariwisata dengan pola pemberdayaan masyarakat yang dapat mendorong gerakan sadar wisata dan peningkatan ekonomi masyarakat. Pengembangan kemitraan ini penting sebagai upaya untuk saling mengisi dan melengkapi usaha pariwisata, sehingga dapat meningkatkan layanan pariwisata yang berkualitas. Membangun Kredibilitas Bisnis Pariwisata Mengembangkan Pariwisata Ramah Lingkungan Kedepan diharapkan semua pemangku kepentingan pariwisata memiliki concern yang sama untuk mewujudkan pembangunan industri pariwisata yang modern di tanah air. Berbagai potensi, sumber daya, dan modal pembangunan pariwisata yang telah tersedia seperti keindahan alam, peninggalan sejarah, kesenian, dan keanekaragaman budaya nusantara dapat terus digali dan dikembangkan. Di sisi lain, sudah saatnya pula kita untuk mempersiapkan sumber daya pariwisata yang mampu menghadapi perubahan global dan kemajuan teknologi. Adapun kondisi yang terjadi saat ini (pandemi Covid-19), kita harapkan dapat menjadi pelajaran berharga dan mamacu kita untuk memunculkan inovasi-inovasi dalam melaksanakan pembangunan industri pariwisata. Salah satu contohnya adalah penerapan wisata virtual yang dapat menembus dimensi ruang dan waktu sebagai implementasi dari strategi meningkatkan daya saing produk wisata. *** Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: Berita Terkait |