Penemuan manusia raksasa dari jawa karena memiliki tubuh yang besar dan berbadan tegap disebut

Penemuan manusia raksasa dari jawa karena memiliki tubuh yang besar dan berbadan tegap disebut

Sebuah tengkorak manusia purba pada pameran Asal Usul Orang Indonesia (ASOI) di Museum Nasional Jakarta, Minggu (3/11/2019). Pameran tersebut menampilkan fase perkembangan manusia Homo Erectus Tipik, Homo Erectus Progresif dan Homo Sapiens. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Bola.com, Jakarta - Meganthropus paleojavanicus merupakan satu di antara fosil mirip manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia. Fosil tersebut kali pertama ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada penelitian 1936 dan berakhir pada 1941 di Situs Sangiran.

Adapun bagian yang ditemukan kala itu ialah rahang bawah dan rahang atas. Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus, artinya 'manusia raksasa dari Jawa'.

Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata 'Mega' yang berarti besar dan 'Anthropus' berarti manusia, dan 'Paleo' berarti tertua, serta 'Javanicus' berarti Jawa. Kalau digabungkan, nama itu memiliki arti manusia bertubuh besar paling tua di pulau Jawa.

Meganthropus paleojavanicus konon diperkirakan hidup pada masa 1-2 juta tahun yang lalu yaitu masa Paleolithikum atau zaman batu tua.

Meganthropus Paleojavanicus seperti manusia purba lainnya yang masih bersifat nomaden dan mengandalkan berburu. Hal itu berarti manusia-manusia tersebut mengandalkan alam untuk bertahan hidup.

Saat sumber daya alam dan makanan yang ada di suatu tempat habis, maka meganthropus akan berpindah ke tempat lain yang sumber daya alamnya masih berlimpah.

Nah, untuk memahami lebih dalam tentang Meganthropus paleojavanicus, penting mengetahui ciri-cirinya.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri meganthropus paleojavanicus beserta jenis-jenisnya, seperti dikutip dari laman Cerdika dan Sejarahlengkap, Selasa (9/2/2021).

Penemuan manusia raksasa dari jawa karena memiliki tubuh yang besar dan berbadan tegap disebut

Ilustrasi tengkorak manusia. (AFP/Vano Shlamov)

1. Meganthropus paleojavanicus hidupnya hanya mengandalkan hasil alam sehingga kehidupannya tergantung pada alam.

2. Cara hidup meganthropus paleojavanicus selalu berpindah tempat karena bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan. Ketika sumber makanan di suatu tempat sudah habis, mereka akan berpindah mencari lokasi lainnya.

3. Memiliki rahang bawah yang tebal dan kuat.

4. Tubuhnya sangat tegap.

5. Kening pada Meganthropus Paleojavanicus juga tebal dan menonjol.

6. Tulang pipi tebal dan menonjol tampak sangat dominan.

7. Punya otot yang sangat kuat.

8. Tidak terlihat memiliki dagu, tetapi bagian mulutnya menonjol.

9. Tulang pada ubun-ubun tampak pendek.

10. Bentuk hidungnya melebar.

11. Gigi dan rahang sangat besar sehingga otot kunyahnya sangat kuat.

12. Bentuk geraham menyerupai manusia.

13. Volume otaknya sebesar 900 cc.

14. Tingginya sekitar 2,5 meter.

15. Cara berjalannya mirip orang utan, yiatu agak membungkuk dengan tangan yang menyangga tubuh.

16. Tangannya berukuran lebih panjang daripada kakinya.

17. Menggunakan peralatan memasak yang masih sangat kasar karena dibuat dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan membenturkan batu dengan yang lain. Pecahan dari benturan batu akan menyerupai kapak. Alat inilah yang kemudian digunakan untuk mengumpulkan makanan dan memasak.

Penemuan manusia raksasa dari jawa karena memiliki tubuh yang besar dan berbadan tegap disebut

Fosil spesies Homo Naledi Hominin yang ditemukan tim peneliti dari Universitas Johannesburg, Afsel, Selasa (9/5). Fosil tersebut ditemukan di dalam sebuah gua di luar Johannesburg, tersembunyi dalam satu rongga yang curam dan sempit. (AFP/GULSHAN KHAN)

1. Pithecanthoropus Soloensis

Pithecanthoropus Soloensis merupakan seorang pria monyet dari Solo. Jenis fosil manusia purba ini ditemukan sekitar 1931 oleh Openorth dan Von Koenigswald di pulau Jawa.

Bagian pertama yang ditemukan adalah sebuah tulang tibialis dan tengkorak.

2. Meganthropus 2

Meganthropus 2 merupakan sebuah fragmen tengkorak yang pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada 1982. Bentuk dari tengkorak itu lebih dalam, lebih melengkung, dan lebih luas dari spesies yang sebelumnya ditemukan.

Tak hanya itu, temuan ini punya lambang sagital yang sama atau punggung temporal ganda dengan kapasitas tengkorak yaitu sekitar 800-1000 cc.

3. Meganthropus 1

Spesimen Tyler (1) ini sudah digambarkan sebagai sebuah tengkorak yang hampir lengkap, tetapi dihancurkan dalam batas-batasnya.

Apa yang berbeda dari tipe lain, yaitu spesimen ini tak punya sebuah ketinggian ganda yang memenuhi hampir di atas tengkorak dan bagian belakang lehernya sangat tebal.

4. Homo Soloensis

Franz dan Koenigswald menemukan manusia purba ini pada kisaran 1931-1934. Karena volume otaknya, manusia purba tersebut tidak termasuk kelas monyet-manusia.

Mereka juga dianggap lebih pintar dan mempunyai kehidupan yang lebih baik. Adapun fosil pertama yang ditemukan yaitu tulang tengkorak dan diperkirakan hidupnya terjadi antara 900 ribu dan 300 ribu tahun yang lalu.

5. Arkaik

Arkaik sudah ditemukan pada lapisan tanah liat hitam dalam pembentukan grenzbank dan pucangan di Sangiran dan pasir vulkanik di utara Perning. Tipe Arkaik ini merupakan sebuah tipe terbesar dan paling berotot, dengan volume otak sekitar 870 cc.

6. Progresif

Progresif merupakan sebuah jenis paling maju yang ditemukan di endapan aluvial di Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi), dan endapan vulkanik di Tiger Connect.

Volume otak pada jenis Progresif ini mencapai 1.100 cc, dengan tengkorak yang lebih tinggi dengan wajah pudar.

7. Tipik

Tipik merupakan tipe yang paling maju, kalau dibandingkan dengan tipe arkaik atau tipe lainnya. Spesies tipik ini ukurannya lebih besar dari Homo Erectus di Indonesia. Tipik ditemukan di Kedung Brubus (Madiun), Patiayam (Kudus), dan sejak 2011 kembali ditemukan di (Tegal).

Konstruksi tengkorak pada spesies tipik lebih ramping, meski dahi masih miring, dan agak bengkok. Kapasitas otak pada spesies tipik ini sekitar 1.000 cc.

Sumber: Cerdika, Sejarahlengkap

Jakarta -

Manusia purba dan kehidupan zaman praaksara adalah dua hal yang tidak terlepaskan dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada artikel kali ini kita akan mencari tahu jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia beserta dengan tokoh penemu dan ciri-cirinya.

Manusia purba disebut juga dengan 'Pre-historic people' atau manusia prasejarah yang sekarang dikenal dengan nama manusia praaksara. Sesuai dengan namanya, manusia praaksara merupakan jenis manusia purba yang hidup pada zaman belum mengenal tulisan.

Keberadaan manusia purba banyak ditemukan oleh para arkeolog di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Berbagai bukti autentik yang dapat menguatkan keberadaan manusia purba di Indonesia adalah ditemukannya fosil, ukiran, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil temuan bukti-bukti tersebut, para ahli dapat mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, para peneliti bahkan dapat membuat semacam tingkatan perkembangan dari manusia purba yang tertua hingga yang lebih muda berdasarkan indikator-indikator tertentu.

Di bawah ini adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X: Kehidupan Manusia Purba dan Asal Usul Nenek Moyang oleh Mariana. Simak dengan baik, ya.

Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus adalah jenis manusia purba paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia. Fosil Meganthropus Paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di Sangiran pada formasi Pucangan.

Fosil-fosil Meganthropus Palaeojavanicus yang berhasil ditemukan, antara lain fragmen tulang rahang atas dan bawah, serta sejumlah gigi lepas.

Nah, berdasarkan hasil penemuan tersebut, para ahli menyimpulkan ciri-ciri Meganthropus Palaeojavanicus, yaitu

1. Hidup pada zaman Pleistosen awal yang merupakan masa awal kehidupan manusia,

2. Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan gigi geraham yang besar,

3. Memiliki bentuk gigi yang homonim,

4. Memiliki otot-otot kunyah yang kuat

5. Memiliki bentuk muka yang masif dengan tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok, tonjolan belakang kepala yang tajam, serta tidak memiliki dagu,

6. Memakan jenis tumbuh-tumbuhan.

Pithecanthropus

Pithecanthropus atau dikenal juga dengan manusia kera adalah jenis manusia purba https://www.detik.com/tag/manusia-purba yang fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Penemuan fosil pertamanya ditemukan oleh arkeolog asal Belanda bernama Eugene Dubois pada 1891 di Trinil, Ngawi.

Fosil yang ditemukan berupa atap tengkorang dan tulang paha. Berdasarkan hasil temuannya ini, Dubois memberinya nama Pithecanthropus erectus yang berarti manusia kera yang berdiri tegak.

Selain Pithecanthropus erectus, jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus, yaitu manusia kera yang besar dan Pithecanthropus mojokertensis, yakni manusia kera dari Mojokerto.

Berdasarkan penemuan fosil-fosilnya, Pithecanthropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah sekitar 1 juta hingga 1,5 juta tahun silam.

2. Memiliki tinggi badan sekitar 168-180 cm dengan berat badan rata-rata 80-100 kg.

3. Berjalan tegak.

4. Memiliki volume otak sekitar 775-975 cc.

5. Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata.

6. Bentuk tubuh dan anggota badan tegap.

7. Memiliki alat pengunyah dan otot tengkuk yang sangat kuat.

8. Memiliki rahang yang sangat kuat dengan bentuk geraham besar.

9. Bentuk kening menonjol sangat tebal.

10. Bentuk hidung tebal dan tidak memiliki dagu.

11. Bagian belakang kepala tampak menonjol.

Homo Sapiens

Homo Sapiens merupakan perkembangan dari jenis manusia sebelumnya dan telah menunjukkan bentuk yang sama seperti manusia pada masa sekarang. Berdasarkan hasil penemuan para ahli, jenis Homo Sapiens yang ada di Indonesia adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Wajakensis berhasil ditemukan oleh Van Reictshotten pada 1889 di Wajak, Malang.

Secara umum, Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibandingkan Pithecanthropus. Secara khusus, ciri-ciri Homo Sapiens adalah:

1. Volume otak bervariasi antara 1000-1450 cc,

2. Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya),

3. Memiliki tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan berat badan rata-rata 30-150 kg,

4. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi,

5. Otot tengkuk mengalami penyusutan,

6. Sudah berjalan dan berdiri tegak,

7. Memiliki ciri-ciri yang lebih sempurna.

Nah, itu dia penjelasan mengenai jenis-jenis manusia purba di Indonesia lengkap dengan tokoh penemu dan ciri-cirinya. Sekarang, detikers sudah tahu perbedaan antara Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Sapiens, kan?

Simak Video "Studi: Hanya 7% Populasi Dunia yang Punya DNA Unik 'Manusia Modern'"



(lus/lus)