Pada saat terjadi gerhana bulan posisi bumi berada di

tirto.id - Gerhana bulan adalah fenomena alam yang terjadi ketika bumi berada di antara bulan dan matahari dalam posisi satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan yang sedang dalam fase purnama melewati bayang-bayang bumi.

Dalam posisi seperti itu, cahaya matahari akan terhalang oleh bumi sehingga tidak sampai ke bulan. Akibatnya, bulan pun seolah-olah menghilang karena tidak dapat memantulkan sinar matahari ke bumi.

Advertising

Advertising

Gerhana bulan dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang karena tidak membahayakan penglihatan. Meski demikian, biasanya fenomena ini sulit diamati tanpa teleskop karena terjadi pada malam hari, sedangkan bulan juga terlihat gelap.

Laman Sumber Belajar Kemendikbud

menulis, gerhana bulan dapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra.

Gerhana bulan total akan terjadi apabila posisi bulan tepat berada di daerah umbra atau di dalam bayangan bumi yang gelap. Pada gerhana ini fase-fase bulan dapat diamati secara lengkap mulai dari bulan sebagian ke bulan sabit, lalu memerah karena masih ada cahaya matahari yang diteruskan ke bumi.

Sementara itu pada gerhana bulan sebagian, bayangan bulan ada di dua bagian. Satu bagian menempati umbra bumi dan bagian lain berada di penumbra. Sewaktu gerhana bulan terjadi maka sebagian fisik bulan memerah dan gelap, lalu di pada sisi lain terlihat normal

Pada tipe gerhana bulan penumbra, seluruh bayangan bulan berada di dalam bagian penumbra bumi. Akibatnya, seluruh bagian bulan masih dapat terlihat, tetapi dengan warna suram. Untuk mengamatinya harus memakai alat khusus.

Pada pemaparan jenis-jenis gerhana bulan tersebut, yang dimaksud umbra adalah bagian yang sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan dan merupakan bayangan inti yang berada di bagian tengah. Sementara penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana bulan.

Gerhana Bulan Total

Berdasarkan posisinya, gerhana bulan dibagi menjadi 3 macam, yaitu gerhana bulan separuh, penumbra, dan gerhana bulan total. Dikutip dari situs Kemdikbud, gerhana bulan total terjadi ketika posisi bulan berada tepat di wilayah umbra.

Umbra sendiri adalah bayangan inti atau area bayang-bayang bumi yang sangat gelap karena tidak terkena sinar matahari. Ketika bulan masuk ke wilayah umbra, maka bulan tidak akan terkena sinar matahari karena terhalang penuh oleh bumi.

Gerhana bulan total akan membuat bulan tampak berwarna gelap, tapi tidak benar-benar hilang sepenuhnya dari pandangan. Meski tidak terjamah sinar matahari langsung, bulan akan tetap terlihat karena terkena pantulan cahaya matahari yang mengenai atmosfer bumi.

Spektrum warna cahaya yang dipantulkan atmosfer didominasi oleh warna merah. Itulah kenapa bulan akan terlihat berwarna kemerahan, jingga, atau cokelat ketika sedang mengalami gerhana total.

Fakta-Fakta yang Terjadi saat Berlangsungnya Gerhana Bulan

Dikutip situs Kemdikbud, berikut adalah beberapa fakta yang terjadi ketika gerhana bulan sedang berlangsung:

1.Gerhana bulan sulit diamati secara langsung dengan mata telanjang karena terjadi di pada malam hari. Selain itu, bulan sedang dalam kondisi gelap karena berada di area bayangan bumi.

2. Gerhana bulan akan terlihat dan lebih mudah diamati ketika bulan sedang berada dalam fase purnama.

3. Dengan bantuan teleskop, kita dapat melihat bayangan bumi di bulan selama berlangsungnya gerhana.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait GERHANA BULAN atau tulisan menarik lainnya Erika Erilia
(tirto.id - erk/ylk)

Penulis: Erika Erilia Editor: Yulaika Ramadhani Kontributor: Erika Erilia

Pada saat terjadi gerhana bulan posisi bumi berada di

Pada saat terjadi gerhana bulan posisi bumi berada di
Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Skema gerhana bulan

KOMPAS.com - Gerhana bulan adalah fenomena yang terjadi ketika posisi bumi berada di antara matahari dan bulan.

Dilansir dari situs NASA, bulan mengitari bumi. Di saat yang sama, bumi mengitari matahari.

Jika ditarik garis lurus ketika bumi berada di tengah matahari dan bulan, maka bumi akan menutup sinar matahari ke bulan.

Proses terjadinya gerhana bulan

Biasanya, bulan memantulkan sinar matahari. Inilah kenapa bulan bersinar di malam hari, karena memantulkan sinar matahari.

Baca juga: Gerhana Bulan Penumbra, Ini Tradisi Unik Masyarakat di Berbagai Daerah

Namun ketika gerhana bulan terjadi, yang jatuh di permukaan bulan bukan sinar matahari, melainkan bayangan bumi. Gerhana bulan terjadi ketika bulan purnama.

Gerhana bulan bisa dilihat dari bumi ketika malam tiba. Ada dua jenis gerhana bulan. Ada gerhana bulan total dan gerhana bulan sebagian.

Gerhana bulan total terjadi ketika bulan dan matahari persis berada di antara bumi. Kendati bulan hanya jadi bayangan bumi, sebagian sinar matahari sampai ke bulan.

Sinar matahari sampai ke bulan lewat atmosfer bumi. Atmosfer bumi menyaring sebagian sinar biru. Ini menyebabkan bulan berwarna merah dari bumi.

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini, Hujan Meteor Quadrantid hingga Gerhana Bulan

Gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya sebagian bulan yang berada di bayangan bumi.

Pada gerhana bulan sebagian, bayangan bumi tampak sangat gelap di permukaan bulan yang menghadap bumi.

Saat terjadi gerhana matahari, Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada satu garis lurus, dengan Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Posisi Bumi, Bulan, dan Matahari saat terjadinya gerhana matahari secara berurutan adalah Matahari–Bulan–Bumi.

Suara.com - Fenomena gerhana bulan sering dinantikan masyarakat karena dapat dinikmati dengan mudah dan terlihat indah. Tapi apakah anda tahu proses terjadinya gerhana bulan? 

Gerhana bulan merupakan sebuah fenomena ketika posisi bumi berada sejajar di antara matahari dan bulan. Posisi sejajarnya matahari, bumi dan bulan tersebut menyebabkan bumi akan menutupi sinar matahari ke bulan.

Fenomena gerhana bulan ini merupakan fenomena yang jarang terjadi di setiap wilayah. Namun dalam waktu dekat, fenomena gerhana bulan ini akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 di wilayah lingkar pasifik, termasuk wilayah Indonesia.

Gerhana bulan ini selalu terjadi di malam hari saat bulan akan memantulkan sinar matahari. Gerhana bulan ini dimulai ketika bayangan bumi menutupi bulan sehingga bulan tidak dapat memantulkan sinar matahari. Proses terjadinya gerhana bulan secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut.

Baca Juga: Jadwal Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari, 26 Mei 2021 Bakal Ada Ini

  1. Bulan yang bersinar kemudian akan secara bertahap akan tertutup oleh bayangan hitam yang merupakan bayangan dari bumi.
  2. Bulan kemudian akan terlihat sebagian hingga terlihat berbentuk bulan sabit.
  3. Setelah itu, bulan akan semakin hilang karena tertutup bayangan bumi.
  4. Setelah menghilang, bulan akan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan menghilang. Kemudian bulan akan kembali berbentuk sabit hingga terlihat dan kembali utuh seperti pada awalnya.

Proses terjadinya gerhana bulan dapat dilihat melalui macam-macam gerhana bulan yang dibedakan menjadi 3 macam yakni: gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian dan gerhana bulan penumbra.

1.     Gerhana bulan total

Gerhana bulan total dapat terjadi ketika posisi bulan berada tepat di dalam bayangan bumi yang gelap.  Pada saat terjadinya gerhana bulan total posisi matahari, bumi dan bulan sejajar dengan sempurna. Gerhana bulan total biasanya terlihat seperti cincin yang mengelilingi yang berwarna merah. Peristiwa itu juga dikenal dengan istilah blood moon.

2.     Gerhana bulan sebagian

Gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya sebagian bulan yang berada di bayangan bumi atau tidak seluruhnya menghalangi bulan dari dari sinar matahari. Pada saat terjadinya gerhana bulan sebagian, posisi matahari, bumi dan bulan tidak sejajar sempurna.

Baca Juga: Jadwal Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari 2021 Lengkap dengan Penjelasannya

3.     Gerhana bulan penumbra

Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan terutup oleh bayangan Bumi .[1] Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan purnama. Jenis dan durasi gerhana Bulan bergantung pada jarak Bulan terhadap simpulnya di orbit.

Pada saat terjadi gerhana bulan posisi bumi berada di

Totalitas selama gerhana Bulan yang terjadi pada 21 Januari 2019. Cahaya Matahari terhalangi oleh Bumi dan cahaya yang mencapai Bulan hanya cahaya matahari yang direfraksikan oleh atmosfer Bumi.

Pada saat terjadi gerhana bulan posisi bumi berada di

Fase gerhana parsial yang terjadi pada 17 Juli 2019, dipotret dari Gloucestershire, Britania Raya

Pada saat terjadi gerhana bulan posisi bumi berada di

Diagram gerhana bulan: Bayangan Bumi yang menutupi Bulan

Bulan yang mengalami gerhana total juga sering disebut blood moon (bulan darah) karena warna kemerahannya. Warna tersebut merupakan akibat dari cahaya Matahari yang terefraksi oleh atmosfer Bumi dan mencapai permukaan Bulan. Alasan yang sama juga menyebabkan warna kemerahan di langit Bumi saat Matahari terbit dan Matahari terbenam.

Tidak seperti gerhana Matahari yang hanya dapat dilihat dari wilayah dengan luas yang kecil, gerhana Bulan dapat dilihat dari seluruh bagian Bumi yang berada di sisi malam. Gerhana Bulan dapat berdurasi hingga hampir dua jam, sementara gerhana Matahari hanya berlangsung selama beberapa menit di wilayah tertentu. Selain itu, gerhana Bulan juga aman dilihat dengan mata telanjang dan tanpa perangkat pelindung khusus. Hal ini karena cahaya Bulan saat gerhana sangat redup, lebih redup daripada Bulan purnama.

Gerhana Bulan selanjutnya dapat dilihat di § Gerhana Bulan yang akan dan segera terjadi.

Gerhana bulan muncul bila Bulan sedang beroposisi dengan Matahari. Namun, karena kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°,[2] maka tidak setiap oposisi Bulan dengan Matahari akan mengakibatkan gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit Bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan dua buah titik potong yang disebut node, yaitu titik tempat Bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan akan terjadi saat Bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, gerhana bulan akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan Bumi.

Pada peristiwa gerhana bulan, sering kali Bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah Bulan oleh atmosfer Bumi dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, Bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun cokelat.

Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.

Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

  • Gerhana bulan total
  • Gerhana bulan sebagian — Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar matahari, sedangkan sebagian permukaan Bulan yang lain berada di daerah penumbra sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan Bulan.
  • Gerhana bulan penumbra — Seluruh bagian Bulan berada di bagian penumbra sehingga Bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).[3]

  • Daftar gerhana bulan pada abad ke-21
  • Gerhana matahari

  1. ^ McClure, Bruce (July 27, 2018). "Century's Longest Lunar Eclipse July 27". EarthSky. Diakses tanggal August 1, 2018. 
  2. ^ Materi Gerak Bumi dan Bulan Kelas VI - Agus Fany Chandra Wijaya - Digital Learning Lesson Study - 2010
  3. ^ Koesno, Dhita (30-11-2020). "Shalat Gerhana Bulan Penumbra 30 November: Tata Cara, Waktu & Niat". tirto.id. Diakses tanggal 21-5-2021.  Periksa nilai tanggal di: |access-date=, |date= (bantuan)

 

Artikel bertopik astronomi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerhana_bulan&oldid=20767711"