Pada abad keberapakah kerajaan sriwijaya berhasil menguasai jalur-jalur kunci perdagangan

Kerajaan Sriwiaya diduga berada di daerah pantai timur Sumatera. Kerajaan ini bahkan diperkirakan terletak di Palembang. Namun, beberapa orang juga ada yang berpendapat bahwa Kerajaan Sriwijaya terletak di Jambi maupun di luar Indonesia. Mengetahui kondisi tersebut, berikut sejarah Kerajaan Sriwijaya yang harus anda ketahui.

Asal Mula Kerajaan Sriwijaya Hingga Masa Kejayaan

Kerajaan Sriwijaya yang masih belum jelas tata letak pastinya ini merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil di pantai timur Sumatera ini lebih memperhatikan kekuasaan di laut dibandingkan dengan pusat pemerintahan di darat. Kerajaan ini mulai berdiri sejak abad ke-7 Masehi oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

Pendirian kerajaan ini dimulai dari perjalanan suci atau siddhayatra Dapunta Hyang Sri Jayanasa menggunakan perahu. Dapunta Hyang bahkan membawa 20.000 orang pasukan untuk membangun kerajaan di Sumatera Selatan dan Jambi. 

Dapunta Hyang atau dikenal dengan Sri Jayanasa ini menjadi raja pertama Sriwijaya pada tahun 671 masehi hingga 728 masehi. Menariknya, cerita sejarah Kerajaan Sriwijaya ini berhasil mencapai kejayaan bahkan mampu melebarkan kekuasaan hingga ke Semenanjung Malaysia. 

Kerajaan ini juga berhasil menguasai wilayah perairan penting seperti selat sunda dan selat malaka. Kerajaan ini juga berhasil menjalin kerjasama dengan saudagar Cina, Kamboja, Arab, India hingga Afrika.

Early Kingdoms of The Indonesian Archipelago and The Malay Peninsula juga menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berhasil menaklukan beberapa daerah kekuasaan seperti Kamboja, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah. 

Kekuatan armada yang sudah tidak diragukan lagi menghasilkan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya ini bahkan menjadikan tempat ini menjadi pusat agama Budha Mahayana di kawasan Asia Tenggara. 

Tempat ini bahkan ditinggali oleh ribuan pelajar dan pendeta agama. Menariknya, tempat ini juga banyak dikunjungi oleh pelajar asing untuk mempelajari bahasa sansekerta. 

Begitu pula, kondisi kerajaan maritim yang mendasari Sriwijaya menghadirkan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang berkembang di bidang perdagangan. Lokasi kerajaan yang terletak di tepi Sungai Musi ini banyak mengubah mata pencaharian penduduk dari bertani menjadi pedagang. 

Terlebih lagi tempat ini banyak dilalui oleh jalur perdagangan internasional sehingga menjadi peluang yang menjanjikan.

Masa kejayaan kerajaan ini bahkan berkembang pesat hingga abad ke-9. Pasalnya, Raja Balaputradewa yang terkenal dalam memerintahkan kerajaan ini mampu menumbuhkan perekonomian hingga ke pulau luar Indonesia. 

Raja ini juga berhasil menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala. Bahkan, kerajaan Sriwijaya telah berhasil menciptakan kapal yang canggih untuk berlayar.

Baca juga: Mengupas Sejarah Kerajaan Aceh di Masa Lampau

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya yang sangat terkenal lebih memperhatikan kekuasaan di laut menjadi faktor utama kemunduran kerajaan ini. Lazimnya, sejarah Kerajaan Sriwijaya pada masa kepemimpinan Raja Balaputradewa ke-10 yang telah mencapai masa kejayaan ternyata juga menuai proses kemunduran. Kerajaan Sriwijaya pada masa itu bahkan mulai kehilangan kekuasaanya di Jawa.

Pelepasan daerah kekuasaan tersebut diduga karena kondisi angkatan laut kerajaan Sriwijaya yang semakin melemah. Bahkan, kerajaan ini berhasil diserang oleh Kerajaan Medang yang berasal dari Jawa pada tahun 990-an. 

Penyerangan yang terjadi pada 998 hingga 992 tersebut dipimpin oleh Sri Sudamani Warmadewa. Namun, Kerajaan Sriwijaya berhasil memukul mundur musuhnya pada saat itu.

Kemudian, Kerajaan Sriwijaya juga mendapatkan serangan dari Kerajaan Chola yang berasal dari India Selatan pada abad ke-11. Kerajaan yang ingin merebut jalur perdagangan di wilayah Selat Malaka ini mengirim pasukan yang dipimpin oleh Raja Rajendra Chola I pada tahun 1017 dan 1025. 

Kerajaan Chola bahkan telah berhasil menduduki beberapa daerah kekuasaan Sriwijaya pada masa itu. Kerajaan Chola yang berhasil merebut beberapa daerah kekuasaan juga berhasil mempengaruhi kekuasaan raja baru. 

Pasalnya kerajaan tersebut harus tunduk kepada kerajaan Chola sehingga kekuatan Sriwijaya semakin berkurang. Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Kartanegara pada tahun 1275 juga menyebabkan kekuasaan Melayu lepas dari Kerajaan Sriwijaya. 

Selain itu, perubahan kondisi alam yang terjadi di wilayah ini membuatnya perlahan mengalami kemunduran. Kondisi curah hujan tinggi di Sumatera bahkan berhasil melebihi kemampuan penguapan. 

Hal ini menyebabkan peresapan air yang terlalu dalam dan menyebabkan kesuburan tanah wilayah ini menjadi berkurang. Sejarah Kerajaan Sriwijaya yang semakin mengalami kemunduran ini bahkan diperparah dengan masuknya Islam di Aceh. 

Kerajaan Samudera Pasai yang berhasil menghadirkan pusat perdagangan pada abad ke-13 menjadikan Kerajaan Sriwijaya semakin kehilangan daerah kekuasaannya. Kerajaan ini bahkan hanya menyisakan daerah di Palembang dan ikut hancur diserang Majapahit pada 1377.

Kondisi tersebut akhirnya hanya menyisakan beberapa peninggalan yang bisa dikenali hingga saat ini. Terdapat prasasti Kerajaan Sriwijaya, prasasti kedukan bukit, prasasti talang tuo, prasasti telaga batu, prasasti kota kapur, prasasti karang berahi, prasasti tanjore, prasasti srilanka dan beberapa berita cina mengenai Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya mengalami kejayaan pada saat berhasil menaklukan jalur perdagangan internasional hingga melebarkan wilayah kekuasaan. 

Sayangnya, kerajaan ini perlahan mundur akibat perubahan kondisi alam dan diperparah dengan peperangan. Kerajaan Sriwijaya yang pernah memiliki nama yang sangat hebat mulai menghilang secara perlahan setelah muncul beberapa kerajaan baru.

Baca juga: Mengenal Sejarah Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Islam Pertama

Berikan penjelasan apakah kelebihan dan kekurangan dari gambar berikut berdasrkan teori posibilis me ​

Jelaskan apa yang terjadi jika pembangunan wilayah melebihi daya dukung​

Mengapa faktor iklim yang terdiri dari suhu udara, kelembaban ,curah hujan dan angin dapat  mempengaruhi persebaran flora fauna di muka bumi?​

S sebutkan beberapa jenis pendekatan gegrari​

bagaimana kaitannya pembangunan wilayah nasional dengan kebijakan satu peta?​

Tolong dong tugas saya hari i i di kumpulkan

jelaskan pengguna data dalam sistem pengindraan jauh​

Mengapa prinsip korologi menjadi prinsip geografi yang paling komprehensif

sebutkan manfaat daya dukung wilayah bagi pembangunan

a. Dampak yang ditimbulkan pemanfaatan keanekaragaman hayati.b. Sebab memanfaatkan keanekaragaman hayati.C. Upaya pengendalian pemanfaatan.d. Solusi p … emecahan masalah, dan sebagainya.​

Pada abad keberapakah kerajaan sriwijaya berhasil menguasai jalur-jalur kunci perdagangan
Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. (Foto: Kemendikbud)

Avirista Midaada Sabtu, 28 Mei 2022 - 07:57:00 WIB

SURABAYA, iNews.id - Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar yang menguasai perdagangan dunia. Konon, sejumlah wilayah di dalam dan luar negeri berhasil ditaklukkan Kerajaan Sriwijaya pada abad 7. 

Hal ini menguatkan posisi Sriwijaya sebagai kerajaan yang diperhitungkan di Nusantara dan di mata Internasional. 
Apalagi, secara letak, Pulau Sumatera memiliki lokasi cukup strategis bagi kegiatan perdagangan Internasional. 

Hal ini memungkinkan karena Pulau Sumatera digunakan pelayaran sejak masa prasejarah, terutama dalam rangka perdagangan rempah-rempah. 

Kebesaran Kerajaan Sriwijaya dikisahkan pada Buku "Airlangga : Biografi Raja Pembaru Jawa Abadi XI" dari Ninie Susanti, pada kenyataannya Sriwijaya muncul sebagai pelabuhan transit dagang yang penting bagi jalur dagang melalui laut karena banyak disinggahi oleh pedagang dari berbagai bangsa di dunia. 

Sriwijaya merupakan kekuatan pertama dalam sejarah Indonesia yang berhasil mendominasi wilayah Selat Malaka yang memegang kunci perdagangan dan pelayaran baik ke negeri China, maupun ke negeri-negeri lainnya. Sriwijaya pun memulai ekspansi ke utara yang bukan hanya dimaksudkan untuk mengendalikan lalu lintas bahari yang keluar masuk selat, melainkan ditujukan pula untuk menguasai penyeberangan darat melalui tanah genting Kra. 

Di samping itu, ekspedisi ke selatan juga disiapkan Kerajaan Sriwijaya, hal ini untuk menaklukkan bumi Jawa biasanya ditafsirkan sebagai usaha ekspansi ke Jawa Barat. Suatu rencana untuk memasukkan pantai sebelah Selat Sunda dalam kekuasaan Sriwijaya. 

Keterangan ini menjawab mengapa Sriwijaya melakukan ekspansi pada awal perkembangannya dan mengeluarkan prasasti - prasasti yang berisi kutukan. 

Guna meluaskan kekuasaannya, Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik dengan mengirimkan utusan ke China. Pada waktu itu Raja Sri Cudamaniwarmadewa mengirimkan utusan ke China pada 1003 dan 1008. Sementara utusan kedua dikirimkan Sriwijaya saat masa pemerintahan Raja Sri Marawijayotungawarman. 

Raja-raja Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Chola dan China yang pada saat itu merupakan dua kekuatan besar di kawasan Asia Tenggara. Persahabatan tersebut diartikan sebagai antisipasi ancaman dari Jawa. 

Pada catatan Dinasti Sung, Sriwijaya diperkirakan menghadapi lawannya dari Pulau Jawa, yang tak lain adalah Mataram Kuno, yang saat itu diperintah oleh Raja Dharmmawangsa Tguh. 

Hubungan diplomatik itu terus berlanjut terjadi pada 1016, 1017, dan 1018, dimana utusan Sriwijaya dikirimkan ke China. Untuk kepentingan diplomatik, Sriwijaya tak keberatan membayar upeti kepada China dan mengakui sebagai negara yang berkuasa. Ini adalah bagian dari usaha diplomatik untuk menjamin agar China tidak membuka perdagangan langsung dengan negara lain di Asia Tenggara yang dapat merugikan Sriwijaya. 

Sedangkan persahabatan dengan Chola diwujudkan dengan bantuan pendirian bangunan suci agama Buddha di Nagipattana oleh Raja Chola bernama Raja Kesariwarman Rajaraja I pada 1005-1006 Masehi.

Bangunan ini selanjutnya diberi nama Cudamanivarmavihara. Chola ini berlokasi di India selatan, yang merupakan salah satu kerajaan besar dalam tradisi Tamil. Kerajaan Chola mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Rajaraja I tahun 985-1014 Masehi. 


Editor : Ihya Ulumuddin

TAG : Kerajaan Sriwijaya perdagangan internasional

Pada abad keberapakah kerajaan sriwijaya berhasil menguasai jalur-jalur kunci perdagangan