Orang yang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan akan merasa bersalah

Orang yang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan akan merasa bersalah

Orang yang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan akan merasa bersalah
Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi bercinta

KOMPAS.com - Istilah ‘seks bebas’ semakin akrab kita jumpai di kehidupan modern. Masyarakat yang hidup di dalamnya merasa memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun, termasuk soal seks.

Terlepas dari konstruksi sosialnya, seks bebas seringkali mengacu pada seks yang tidak aman, dan akan membawa dampak negatif pada pelakunya.

Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa kita kenal di masyarakat Indonesia adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan.

Hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional. Termasuk ke dalamnya seks dalam pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi, atau bertukar pasangan dengan pasangan lain (swinging).

Dampak seks bebas

Seks bebas sering dikaitkan sebagai perilaku seks yang berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual (IMS).

IMS ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui aktivitas seks, baik melalui vaginal, oral, maupun anal. Berikut adalah beberapa jenis IMS yang dapat menyerang pelaku seks bebas:

Klamidia

Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada pria yang terjangkit klamidia, biasanya akan muncul gejala yang berupa peradangan pada saluran kencing, demam, keluarnya cairan dari penis, rasa sakit, atau rasa berat pada kantong buah zakar.

Sedangkan pada wanita, infeksi klamidia ditandai dengan infeksi saluran kemih dan serviks, infeksi di rahim, iritasi dan keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, rasa panas saat buang air kecil, sakit perut bagian bawah, dan terjadinya pendarahan di luar menstruasi.

Sifilis

Editor: Wisnubrata

Halodoc, Jakarta - Hubungan intim yang aman dan sehat adalah hubungan yang dilakukan dengan satu pasangan (tidak bergonta-ganti pasangan di satu waktu). Kalau kamu dan pasangan sudah berkomitmen untuk menjalani hubungan percintaan yang semakin eksklusif, sebaiknya batasi segala aktivitas seksual hanya antara kamu dan dia.

Semakin sering kamu bergonta-ganti pasangan (khususnya dalam berhubungan intim), semakin tinggi pula risiko kamu tertular penyakit menular seksual. Terlebih lagi jika kebiasaan gonta-ganti tersebut tidak dibarengi dengan penggunaan kondom. Maka dari itu, penting bagi kamu dan pasangan untuk mengetahui kondisi kesehatan satu sama lain.

Baca juga: Wow, Seks Juga Bisa Menurunkan Kolesterol

Meski kamu sudah mantap untuk hanya berhubungan intim dengan satu pasangan saat ini, bahkan yang resmi terikat perkawinan sekalipun, kamu juga tetap perlu mengetahui riwayat aktivitas seksualnya terlebih dahulu. Jika kamu sudah melakukan hubungan intim secara aman, kamu pun akan terhindar dari penyebaran penyakit menular seksual. Tidak hanya itu, berhubungan intim yang sehat pun akan membuat tubuh jadi sehat, ini alasannya!

Seseorang yang berhubungan intim, tubuhnya relatif lebih kuat melawan kuman, virus, dan bakteri penyebab penyakit. Melakukan hubungan intim 1-2 kali per minggu secara rutin dapat meningkatkan kadar antibodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi. Namun, jika hubungan intim dilakukan lebih dari tiga kali seminggu, kadar antibodi dalam tubuh justru sama dengan mereka yang tidak melakukan hubungan intim secara teratur. Penyebabnya adalah stres dan kecemasan.

Hubungan intim merupakan aktivitas fisik yang sama bobotnya dengan aktivitas berjalan cepat. Melakukan hubungan intim selama 30 menit dapat membakar sekitar 200 kalori. Bisa dikatakan bahwa hubungan intim merupakan kegiatan yang dapat membuat tubuhmu menjadi lebih bugar jika dilakukan dengan tepat dan sehat.

Pria yang berhubungan intim sebanyak dua kali seminggu memiliki risiko lebih kecil mengalami penyakit kardiovaskular, jika dibandingkan dengan orang yang hanya berhubungan intim sekali dalam sebulan. Memang tidak ditegaskan bahwa hubungan intim dapat mencegah penyakit jantung. Namun, bisa dikatakan bahwa hubungan intim memang merupakan bagian dari menjaga kesehatan jantung.

Baca juga: 3 Manfaat Seks untuk Menurunkan Berat Badan

Rutin melakukan hubungan intim yang berkualitas mampu meningkatkan rasa bahagia. Diketahui bahwa dengan berhubungan intim, kamu dapat mengurangi rasa stres yang dialami. Dengan berkurangnya rasa stres tersebut, kamu pun akan lebih bahagia dan tubuh pun akan menjadi lebih sehat.

Berhubungan intim (tidak termasuk masturbasi) ternyata juga bermanfaat menurunkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi berkaitan dengan risiko penyakit jantung dan stroke. Diduga hubungan intim membantu melebarkan pembuluh darah, meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh. Selain itu, berhubungan intim juga dapat mengurangi tekanan darah, karena kegiatan ini termasuk dalam aktivitas fisik dengan intensitas yang sama dengan olahraga.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Gairah Seks Bisa Berubah

Namun, perlu diingat bahwa kamu tetap perlu mempraktikkan pola hidup sehat dan hubungan intim yang aman agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk terkena penyakit menular seksual. Periksakan pula kondisi kesehatan kamu dan pasangan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya di Google Play atau App Store sekarang juga!

Halodoc, Jakarta – Sebuah hubungan didalam rumah tangga memang selayaknya harus dijaga agar tetap harmonis. Cinta yang diberikan pada pasangan pun belum tentu mencukupi kadar tingkat kesetian seseorang dalam suatu hubungan, karena ternyata kebutuhan biologis seperti berhubungan intim pun disini mempunyai peran. Untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, kamu harus pintar mencari tahu cara agar pasangan tak “bermain api” dengan orang lain sehingga biasanya berujung dengan perselingkuhan. Berdasarkan penelitian komunitas kesehatan mental, ditemukan bahwa dua puluh persen wanita dan lebih dari tiga puluh satu persen kaum pria pernah melakukan bentuk perselingkuhan seperti berhubungan intim selain dengan pasangan mereka. Disamping itu, kamu yang mempunyai hobi berganti pasangan, tentulah dekat kemungkinan dengan timbulnya penyakit berbahaya. Lalu apakah kamu sudah tahu apa saja penyakit berbahaya bagi kamu dan pasangan? Yuk, simak berikut ini:

Sifilis

Penyakit Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang bisa mengalami komplikasi yang cukup serius apabila tidak segera diobati. Namun ternyata Sifilis ini bisa disembuhkan melalui pengobatan yang tepat dan sesuai. Selain itu, penyakit tersebut pun terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu primer, sekunder, laten dan tersier. Disarankan untuk mencari tahu apa saja tanda dan gejala sesuai dengan tahap-tahap yang telah disebutkan diatas. Sebagai gambaran, penyakit Sifilis ini bisa didapat dengan adanya kontak langsung saat berhubungan intim, maupun oral seks. Penyebarannya pun bisa didapat dari ibu yang telah terinfeksi terlebih dulu ke sang buah hati yang masih ada didalam kandungan. Lalu gimana caranya mengurangi risiko terkena Sifilis?. Satu-satunya caranya yaitu dengan tidak berhubungan intim dengan orang lain yang bukan pasanganmu.

Kanker serviks


Berganti-ganti pasangan seks merupakan cara termudah dari penyebaran Human Papilloma Virus (HPV), si virus penyebab kanker serviks. Penyakit ini terjadi pada leher rahim (serviks); bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (alat kelamin wanita). Meskipun penyebab pasti dari kanker ini belum diketahui, namun 95% penderitanya terkena kanker serviks karena terjangkit HPV.

Kanker prostat


Apabila penyakit kanker serviks diidap oleh wanita, maka kanker prostat sendiri banyak diidap bagi kaum laki-laki. Studi yang telah dilakukan oleh University of Illinois menyebutkan bahwa lebih dari 700 kaum laki-laki ditemukan adanya kanker prostat karena seringnya melakukan hubungan intim dengan lebih dari dua pasangan yang berbeda.

Kanker mulut

Selain ketiga penyakit menular diatas, penyakit lainnya akibat dari seringnya gonta-ganti pasangan yaitu kanker mulut. Penyakit yang satu ini, biasanya muncul karena mereka suka melakukan hubungan intim dengan menggunakan mulut. Untuk mengurangi risko kanker mulut tersebut dianjurkan menghindari luka pada bagian mulut dan alat kelamin agar terhindari dari adanya infeksi.

Gonore

Penyakit berbahaya lainnya adalah gonore yang kini kasus tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseria, mempunyai tanda dan gejala seperti buang air kecil yang mengeluarkan nanah, adanya rasa nyeri saat buang air kecil, nyeri pada alat kelamin dan pembengkakan pada alat kelamin laki-laki. Tes diagnosis akan penyakit ini pun harus dilakukan untuk membedakannya dengan penyakit menular lainnya seperti, klamidia. Sedangkan infeksi genital klamidia sendiri merupakan penyakit menular yang paling sering terjadi dengan orang yang berumur kurang dari 25 tahun.

AIDS

Penyakit lainnya yang sangat berbahaya dari seringnya berganti pasangan yaitu AIDS, yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Immunodeficiency Virus atau biasa disebut dengan HIV. Seperti yang dikutip oleh Joint of United Nations, angka orang yang terkena HIV di Indonesia meningkat hampir sekitar lima puluh persen dari tahun ke tahun dan disebabkan oleh hubungan intim dengan banyak orang.

Oleh karena itu, yuk cegah penularan penyakit-penyait berbahaya ini dengan langsung tanyakan pada dokter ahli yang ada di aplikasi Halodoc. Kamu dapat menghubunginya melalui pilihan metode Voice/Video Call dan Chat di Halodoc menggunakan smartphone, kapan saja dan dimana saja. Selain itu, kamu pun bisa membeli produk kesehatan untuk menunjang kesehatan organ intim kamu dengan membeli obat ataupun vitamin di fitur Apotik Antar yang akan diantar dalam waktu 1 Jam. Yuk! download Halodoc sekarang juga di App Store atau Google Play.