Nilai yang tertera dengan uang yang digunakan disebut

Uang adalah alat tukar yang digunnakan oleh manusia pada berbagai macma transaksi dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Foto: Pexels.com

Uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, tetapi masyarakat tetap menerimanya disebut apa? Simak jawabannya melalui pembahasan mengenai nilai uang dan jenis-jenis uang berdasarkan nilainya berikut ini.

Uang adalah sesuatu yang dijadikan sebagai alat tukar. Uang juga bisa disebut sebagai suatu alat pembayaran atas berbagai transaksi sebagai bentuk dari pelaksanaan kegiatan ekonomi.

Menurut Rollin G. Thomas, uang adalah sesuatu yang siap dan umum diterima oleh publik sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang, jasa-jasa, dan kekayaan bernilai lainnya serta untuk pembayaran utang.

Uang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu.

Dikutip dari buku Ekonomi SMA dan MA Kelas X karya Ismawanto, nilai uang terbagi ke dalam dua jenis, yakni nilai intrinsik dan nilai nominal.

Contoh jenis uang yang memiliki nilai intrinsik dan nilai nominal dengan jumlah yang sama adalah uang logam. Foto: Pexels.com

Nilai intrinsik adalah nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Sederhananya, nilai intrinsik dapat diartikan sebagai nilai pembuatan uang itu sendiri.

Berbeda dengan nilai intrinsik, nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertera pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang.

Setiap uang pasti memiliki nilai intrinsik dan nilai nominal, tetapi besaran nilai intrinsik dan nilai nominal pada jenis uang bisa saja berbeda.

Jenis-Jenis Uang Berdasarkan Nilainya

Berdasarkan nilainya, uang dibagi ke dalam dua jenis. Jenis-jenis uang tersebut ialah sebagai berikut.

Uang bernilai penuh atau full bodied money adalah jenis uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominal. Contohnya adalah uang logam.

Uang logam yang terbuat dari logam adalah jenis uang yang nilai bahan untuk membuat uang tersebut sama dengan nominal yang tertulis pada uang tersebut.

Uang yang terbuat dari logam pada umumnya memiliki nilai nominal kecil, yang dibuat dengan ciri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan.

2. Uang yang Tidak Bernilai Penuh

Uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, tetapi masyarakat tetap menerimanya disebut uang fiduracy, seperti uang kertas. Foto: Pexels.com

Uang yang tidak bernilai penuh (representative full bodied money) biasanya disebut sebagai atau uang bertanda (token money).

Jenis uang ini adalah uang yang memiliki nilai intrinsik lebih kecil daripada nilai nominalnya. Contoh dari jenis uang yang tidak bernilai penuh adalah uang kertas.

Uang kertas adalah jenis uang yang diterima oleh semua masyarakat sebagai alat pembayaran meskipun nilai intrinsik lebih kecil dari nilai nominalnya.

Oleh karena itu, uang kertas disebut sebagai uang fiduracy atau kepercayaan. Jadi, dasar uang kertas adalah kepercayaan kepada pemerintah atau bank yang menjamin atas peredaran uang kertas tersebut.

Berdasarkan penjelasan mengenai nilai uang dan jenis-jenis di atas, dapat disimpulkan bahwa uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, tetapi masyarakat tetap menerimanya disebut uang kertas atau uang fiduracy.

Ilustrasi nilai uang. Foto: Pixabay.com

Contoh nilai nominal uang, nilai intrinsik uang, nilai internal, dan nilai eksternal uang dapat dilihat dari pengertian atau maksud dari keempat jenis nilai uang tersebut.

Menurut buku berjudul Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X yang disusun Supriyanto dan Ali Mushon, uang adalah suatu benda yang diakui masyarakat maupun negara untuk dijadikan sebagai perantara dalam melakukan pertukaran barang atau jasa.

Karena uang dijadikan sebagai alat pertukaran, maka benda tersebut harus memenuhi syarat-syarat seperti berikut ini.

  • Dapat diterima oleh masyarakat umum (acceptability)

  • Tidak berkurang nilainya (stability of value)

  • Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability)

  • Memiliki satu kualitas saja (uniformity)

  • Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan

  • Mudah dipindah dan dibawa ke mana-mana (portability)

  • Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (disability)

Ilustrasi nilai uang. Foto: Unsplash.com

Contoh Nilai Nominal Uang, Nilai Intrinsik Uang, Nilai Internal, dan Nilai Eksternal Uang

Nilai uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan barang atau jasa maupun dengan uang yang lain. Menyadur dari buku Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X yang ditulis Ismawanto, berikut contoh nilai nominal uang, nilai intrinsik uang, nilai internal, dan nilai eksternal uang.

Nilai nominal ialah nilai yang berdasarkan tulisan yang tertera pada uang. Contohnya pada uang yang bertuliskan angka 1.000 rupiah dan 100.000 rupiah. Walaupun keduanya terbuat dari bahan dan biaya yang sama, nilainya lebih tinggi yang bertuliskan 100.000 ketimbang 1.000.

Nilai intrinsik yaitu nilai yang berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang. Contohnya dalam proses mencetak satu lembar uang bernilai 20.000 rupiah membutuhkan biaya sebesar 10.000 rupiah. Maka, nilai intrinsik pada uang tersebut adalah 10.000 rupiah, bukan 20.000 rupiah.

Nilai internal adalah nilai yang diukur oleh kemampuan uang tersebut untuk ditukarkan dengan sejumlah barang dan jasa. Contohnya uang sebesar Rp4.500 mampu ditukar dengan satu liter premium. Ini berarti bahwa uang sebesar Rp4.500 memiliki nilai internal sebesar satu liter bensin.

Nilai eksternal merupakan nilai yang diukur oleh kemampuan uang tersebut untuk ditukarkan dengan sejumlah mata uang luar negeri atau uang asing. Contohnya nilai uang Rp10.500 mampu ditukarkan dengan US$ 1, ini berarti bahwa uang Rp10.500 memiliki nilai eksternal sama dengan US$ 1.