Nabi zakaria as dikaruniai seorang anak pada usia

Nabi zakaria as dikaruniai seorang anak pada usia

Foto: Pinterest

NABI Zakaria AS adalah seorang nabi yang masih keturunan dari Nabi Sulaiman. Beliau adalah ulama besar di kalangan Bani Israil.

Istrinya bernama Isya, saudara perempuan Hannah, sedangkan Hannah mempunyai seorang suami yang bernama Imran seorang pembesar di kalangan Bani Israil.

BACA JUGA: Kisah Maryam Binti Imran hingga Diasuh Nabi Zakaria

Hannah dikaruniai seorang anak yang bernama Maryam. Sebelum Hannah melahirkan, Imran suaminya wafat.

Nabi Zakaria lah yang akhirnya menjadi bapak asuh Maryam. Karena Hannah pernah bernazar jika ia memiliki anak, maka anak itu akan diserahkan ke Baitul Maqdis (Rumah Suci).

Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut dan heran melihat Hannah yang sudah tua tetapi masih mempunyai anak.

Dengan penjelasan tersebut mereka paham dan mengerti bahwa anak itu adalah kehendak dari Allah SWT.

Usia Nabi Zakaria sudah 100 tahun, namun ia belum juga dikaruniai seorang anak karena istrinya sejak muda belum pernah melahirkan anak (mandul).

Akhirnya Nabi Zakaria memohon kepada Allah SWT agar diberi seorang anak yang akan meneruskan keturunan dan ajarannya.

BACA JUGA: 4 Nabi yang Dipercaya Masih Hidup hingga Kini

Kemudian Allah mengabulkan doanya dengan memberinya seorang anak yang bernama Yahya yang kelak juga diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah.

Mendengar berita itu Nabi Zakaria sangat kaget dan heran, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan keturunan dengan usianya yang sudah tua dan istrinya yang mandul.

Itulah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Zakaria. Beliau diberikan seorang anak meskipun usianya sudah tua dan rambutnya sudah dipenuhi uban.

Tapi karena kuasa Allah, tidak ada yang mustahil. []

 Menanti kelahiran seorang putra, begitu besar harapannya setiap kita manusia yang sudah berkeluarga. Tetapi, untuk mendapatkan itu bukanlah seperti membalik tangan. Semua itu tergantung dengan Allah SWT. Bila Allah berkehendak maka lahirlah putra dengan mudah. Tetapi bila belum, maka berpuluh tahun bahkan sampai usia yang tua tak kunjung terlahir. Bersabar adalah kata yang paling tepat untuk menanti kelahiran putra itu.

ASSAJIDIN.COM – Pengalaman seperti itu pernah dialami oleh Nabi Zakaria. Disaat usianya  yang sudah senja Zakaria belum juga memiliki putra. Hingga akhirnya, berkat kesabaran yang dimilikinya anak yang dinanti lahir juga tepat ketika usianya sudah mencapai 90 tahun.

Ia sempta mengadu kepada Allah. “Kapankah Allah SWT akan memberikan aku seorang putra?” Pertanyaan tersebut selalu mengusik pikiran Nabi Zakaria. Betapa tidak, pada usia senja itu belum juga punya putra. Usia semakin tua, rambutnya telah beruban semua dan kondisinya semakin melemah. Kalau Allah tidak memberinya seorang putra “Siapakah yang akan melanjutkan dakwahku sepeninggalku nanti?” Begitu terus yang dikemukakannya dalam doanya.

Memang nabi Zakaria AS telah mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk membimbing masyarakat ke jalan Allah yaitu mengajak mereka menyembah Allah dan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

Dalam sebuah Buku yang menceritakan Sirah Nabi Zakaria, diungkapkan bahwa dia terus mengemban tugas mulia memperbaiki akhlak dan keyakinan untuk mengikuti agama Allah. Usahanya itu belum dapat dikatakan berhasil karena masih banyak diantara anggota masyarakat dan keluarganya sendiri yang mengingkarinya. Untuk itulah nabi Zakaria berkeinginan memiliki putra yang kelak akan meneruskan dakwahnya sepeninggalnya nanti.

Lihat Juga :  Cerita Pak Syukur dan Bu Sabar

Sebenarnya sejak memasuki gerbang pernikahan, nabi Zakaria sudah mendambakan kehadiran seorang putra. Namun sampai memasuki usia senja, keinginan beliau belum juga terpenuhi. Walaupun demikian, nabi Zakaria tidak pernah putus asa untuk selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Ia percaya, sekalipun istrinya juga sudah lanjut usia dan seorang wanita mandul, jika Allah menghendaki niscaya mereka akan memiliki anak juga.

Suatu waktu masuklah nabi Zakaria menemui keponakannya yang masih kecil, Maryam yang selalu menyepi dalam mihrab (tempat shalat). Beliau mendapatkan makanan, minuman dan buah-buahan yang lezat terhidang dimeja keponakannya.

Nabi Zakaria bukan main herannya. Sebab, setahunya maryam sepanjang waktu selalu bersujud kepada Allah dan tidak seorangpun yang diperbolehkan masuk kecuali maryam dan dirinya sendiri. Lebih mengherankan lagi buah-buahan yang terhidang itu adalah buah-buahan yang biasanya muncul pada musim panas, sedangkan saat itu adalah musim dingin.

“Dari mana engkau dapatkan semua rezeki ini?” tanya nabi Zakaria heran. “Allah SWT” jawab Maryam. “Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.” Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang ditampakkan pada diri Maryam, semakin besarlah optimisme nabi Zakaria untuk memperoleh keturunan. Karenanya dengan sabar beliau tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk memohon keturunan.

Suatu saat, setelah nabi Zakaria memanjatkan doa, Allah mengutus seorang malaikat untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya.“Ya Zakaria” panggil malaikat itu. “Allah akan memberimu seorang keturunan bernama Yahya dan belum pernah ada manusia bernama Yahya.” Mendengar penuturan malaikat tersebut bukan main gembiranya hati nabi Zakaria. Namun sebagai manusia biasa ia diliputi keraguan. Aku dan istriku sama-sama orang yang telah lanjut usia dan istriku adalah seorang wanita yang mandul. Bagaimana mungkin aku akan memperoleh seorang putra?” tanya Zakaria.

“Bukankah engkau sebelumnya tidak ada dan Allah menciptakanmu,” tegas malaikat tersebut. “Dan Tuhanlah yang akan menciptakan seorang anak untukmu.” Tidak lama kemudian, kehendak Allah SWT akhirnya terbukti. Istri Zakaria yang sudah tua renta itu hamil. Setelah cukup usia kehamilannya maka lahirlah seorang putra dan di beri nama Yahya.

Kelak dikemudian hari Allah memberkahinya dengan menjadikannya seorang nabi yang dijauhkan dari nafsu kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya, Yahya menjadi nabi dan seterusnya melanjutkan tugas untuk mengembangkan agama Allah hingga akhir hayat.(*)

Penulis/ Editor: Bangun Lubis

Merdeka.com - Nabi Zakaria merupakan salah satu 25 nabi pilihan Allah SWT. Sudah lama beliau dan istrinya hidup dalam kesunyian karena belum dikaruniai seorang anak.

Usia mereka sudah mencapai 80 tahun, sangat mustahil apabila mendapatkan seorang anak dalam lanjut usia. Istri Nabi Zakaria sedih melihat suaminya termenung karena belum dikaruniai seorang anak. Nabi Zakaria menginginkan seorang putra penerusnya.

Dikutip Cerita Alquran untuk anak, karangan Tim Erlangga For Kids mengisahkan Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT untuk memberikannya seorang anak. "Ya Tuhanku, sesungguhnya tubuhku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap penerusku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi sebagian keluarga Yaqub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai oleh-Mu." (QS Maryam ayat 4-6).

Akhirnya Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Zakaria. Tak lama setelah Nabi Zakaria berdoa, malaikat menghampiri Nabi Zakaria saat beribadah dan menyampaikan firman Allah SWT. "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu. Engkau akan memperoleh seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". (Qs Maryam ayat 7). Nabi Zakaria AS pun berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mendapatkan anak padahal istriku mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua" (QS Maryam ayat 8).

Lalu Allah SWT berfirman, "Demikianlah, hal itu adalah mudah bagi-Ku dan sesungguhnya telah Aku ciptakan engkau sebelum itu, padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali". (QS Maryam ayat 9).

Nabi Zakaria segera tersadar bahwa sesungguhnya tidak ada satupun yang sulit bagi Allah SWT. Segala sesuatu yang sepertinya tidak mungkin terjadi di alam semesta ini, dapat terjadi atas izin Allah. Hati Nabi Zakaria dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Nabi Zakaria AS berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda".

Allah lalu berfirman, "Tanda bagimu adalah bahwa engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau dalam keadaan sehat". (QS Maryam ayat 10).

Beliau merasakan kegembiraan yang sangat dalam karena malaikat telah memberitahukannya tentang kelahiran seorang anak lelaki yang diberi nama Yahya oleh Allah. Dengan kemuliaan yang agung ini, Allah menyampaikan berita gembira kepada Nabi Zakaria, bahwa anaknya akan membenarkan kalimat Allah dan akan menjadi seorang yang mulia serta menjadi seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.

Setelah mengandung selama sembilan bulan, istri Nabi Zakaria melahirkan seorang anak laki-laki Sesuai firman Allah, bayi tersebut diberi nama Yahya. Nabi Yahya lahir tiga bulan sebelum kelahiran Isa Al-Masih bin Maryam.

Sejak kecil dia telah diajarkan Taurat oleh Nabi Zakaria dan mulai dakwahnya. Ayah dan anak tersebut menjadi guru bagi kaum Bani Israil dalam berbagai banyak hal. Allah berfirman, "Wahai Yahya! Ambilah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak". (QS Maryam ayat 12).

Dikutip dari buku Kisah Teladan Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul, karangan Lisdy Rahayu, pada masa kehidupan Nabi Yahya, Palestina dikuasai oleh kekaisaran Romawi yang dipimpin oleh Raja Herodus yang memiliki sifat sangat kejam dan suka berfoya-foya. Nabi Yahya AS selalu mengingatkan kaum Bani Israil bahwa azab Allah begitu pedih. Dakwah-dakwah yang disampaikan Nabi Yahya membuat kedudukannya semakin terhormat di hadapan kaum Bani Israil. Hal ini membuat raja Herodus khawatir, jika rakyatnya akan lebih patuh kepada Nabi Yahya, daripada aturan-aturan yang telah dibuatnya.

Pada suatu hari terdengar kabar bahwa Herodus akan menikahi keponakannya sendiri yang bernama Herodia. Nabi Yahya menemui raja Herodus untuk membatalkan pernikahannya. Karena pada saat itu di dalam kitab Taurat, tidak diperbolehkan menikahi keponakan sendiri. Raja Herodus pun murka karena keinginannya untuk mempersunting Herodia ditentang Nabi Yahya. Berita tersebut menyebar ke seluruh kota, dan sampai ke telinga Herodia yang berambisi untuk menjadi ratu. Herodia merasa terganggu dengan adanya fatwa Nabi Yahya, yang merusak jalannya menuju istana.

Herodia menemui Nabi Yahya dan mebujuk untuk mengubah pendiriannya. Tetapi, Nabi Yahya tetap pada pendiriannya dan membuat Herodia marah dan meminta Herodus untuk menangkap dan memenjarakan Nabi Yahya. Maka dimulailah pencarian Nabi Yahya dan Nabi Zakaria untuk dihukum mati. Setelah beberapa hari pencarian, Nabi Yahya berhasil ditemukan dan langsung dihukum mati. Mengetahui hal tersebut, Nabi Zakaria sangat sedih atas kematian putranya. Pada suatu hari, prajurit suruhan Herodus menemukan Nabi Zakaria.

Nabi Zakaria berlari ke arah hutan setelah melihat para prajurit mengejarnya. Ketika dia berlari, dia terus berdoa dan memohon kepada Allah untuk menolongnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat pohon yang sangat besar berada di depannya. Atas izin Allah SWT, pohon itu terbelah dua dan Nabi Zakaria masuk ke dalam pohon itu dan kemudian menutup kembali seperti semula. Para prajurit kebingungan karena telah kehilangan jejak Nabi Zakaria. Namun, setan membisikkan tempat persembunyian Nabi Zakaria kepada salah satu prajurit.

Para prajurit pun memutuskan untuk menebang pohon yang besar. Akhirnya Nabi Zakaria wafat dengan tumbangnya pohon tersebut ke tanah. Nabi Yahya dan Nabi Zakaria wafat dalam keadaan mati syahid. (mdk/hhw)

Kisah Nabi Yunus ditelan ikan paus karena meninggalkan kaum Ninawa

Penuh keseriusan, rumah tangga Rasulullah jarang ada hiburan

Kisah Nabi Ilyas dan azab untuk kaum Bani Israil

Pengobatan dan obat yang dianjurkan Rasulullah

Kisah Utsman bin Affan, sahabat Rasulullah yang kaya raya

Begini asal usul Rasulullah diberi nama Muhammad

Cerita kaum musyrik pertama kali mendengar ayat Alquran hingga sujud