Bernapas melalui hidung lebih sehat dibanding melalui mulut, karena …. *

Yomi Hanna Senin, 4 Juni 2018 | 12:00 WIB

Bernapas melalui hidung lebih sehat dibanding melalui mulut, karena …. *

Bernaps lewat hidung dan mulut, mana lebih baik? (Pixabay)

Bobo.id – Bernapas adalah aktivitas yang paling penting dan sering kita lakukan setiap harinya.

Untuk itu, kita perlu bernapas dengan benar, agar manfaatnya bisa kita dapat.

Kita dirancang untuk bernapas melalui hidung, tapi banyak juga yang bernapas lewat mulut.

Sebenarnya, mana yang lebih baik, bernapas lewat hidung atau mulut?

BACA JUGA : Agar Tidak Mudah Lelah, Inilah Tips dan Trik Mengatur Pernapasan Saat Lari

Pernapasan yang Lebih Baik

Hidung kita merupakan jalur pertahanan utama untuk melawan bakteri dan racun di udara yang kita hirup.

Ada banyak sistem penyaringan yang bekerja di hidung, yang berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan melembapkan udara yang dihirup.

Bernapas melalui hidung juga bisa membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Sedangkan kalau bernapas melalui mulut, kita tidak bisa mendapatkan semua manfaat di atas.

Hal ini juga bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari alergi rhinitis sampai sleep apnea atau gangguan pernafasan saat tidur.

Tentunya ini menunjukkan bahwa bernapas melalui hidung lebih baik daripada bernapas lewat mulut.

Di bawah ini adalah manfaat lainnya dari bernapas melalui hidung.

BACA JUGA : Kita Hanya Bernapas Melalui Satu Lubang Hidung Saja, Benarkah?


Page 2


Page 3

Bernapas melalui hidung lebih sehat dibanding melalui mulut, karena …. *

Pixabay

Bernaps lewat hidung dan mulut, mana lebih baik?

Bobo.id – Bernapas adalah aktivitas yang paling penting dan sering kita lakukan setiap harinya.

Untuk itu, kita perlu bernapas dengan benar, agar manfaatnya bisa kita dapat.

Kita dirancang untuk bernapas melalui hidung, tapi banyak juga yang bernapas lewat mulut.

Sebenarnya, mana yang lebih baik, bernapas lewat hidung atau mulut?

BACA JUGA : Agar Tidak Mudah Lelah, Inilah Tips dan Trik Mengatur Pernapasan Saat Lari

Pernapasan yang Lebih Baik

Hidung kita merupakan jalur pertahanan utama untuk melawan bakteri dan racun di udara yang kita hirup.

Ada banyak sistem penyaringan yang bekerja di hidung, yang berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan melembapkan udara yang dihirup.

Bernapas melalui hidung juga bisa membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Sedangkan kalau bernapas melalui mulut, kita tidak bisa mendapatkan semua manfaat di atas.

Hal ini juga bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari alergi rhinitis sampai sleep apnea atau gangguan pernafasan saat tidur.

Tentunya ini menunjukkan bahwa bernapas melalui hidung lebih baik daripada bernapas lewat mulut.

Di bawah ini adalah manfaat lainnya dari bernapas melalui hidung.

BACA JUGA : Kita Hanya Bernapas Melalui Satu Lubang Hidung Saja, Benarkah?

Bernapas melalui hidung lebih sehat dibanding melalui mulut, karena …. *
Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas orang secara alami bernapas melalui hidung. Namun, sepanjang waktu, beberapa orang melakukan pernapasan mulut baik secara sadar maupun sebaliknya.

Hidung dan mulut memang berkaitan untuk bernapas. Keduanya sama-sama mengarah ke tenggorokan, yang membawa oksigen ke paru-paru. Meski begitu terdapat perbedaan penting antara pernapasan hidung dan pernapasan mulut.

Penting diperhatikan bagaimana Anda bernapas. Umumnya lebih sehat bernapas melalui hidung daripada mulut. Laman healthline menulis, hidung dirancang sebagai bagian dari pernapasan yang aman, efisien, dan benar. Rambut hidung memiliki kemampuan menyaring partikel asing seperti debu, alergen, dan lainnya.


Pernapasan Hidung dan Mulut

Hidung menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup dan menyebarkannya ke suhu tubuh, sehingga paru-paru lebih mudah memproses. Selama pernapasan, hidung melepaskan oksida nitrat (NO), vasodilator yang memperlebar pembuluh darah sekaligus meningkatkan sirkulasi oksigen dalam tubuh.

Berbeda dengan mulut, salah satu anggota tubuh ini membantu mengolah makan, minum, dan berbicara. Mulut juga bisa digunakan untuk bernapas, namun tidak memiliki banyak kemampuan yang dimiliki hidung dalam proses pernapasan. <!--more-->

Pada beberapa kasus, pernapasan mulut diperlukan jika hidung tersumbat, septum menyimpang, dan lubang hidung kecil. Tetapi, bernapas dengan mulut dapat meningkatkan risiko menghirup udara tanpa filter, reaksi alergi terhadap alergen, asma, bau mulut, kerusakan gigi, radang gusi, apnea tidur, kelainan gigi atau rahang.

Laman webmd menyarankan, satu-satunya bernapas melalui mulut adalah saat berolahraga. Pernapasan mulut sementara dapat membantu mendapatkan udara ke paru-paru lebih cepat.

Pernapasan Mulut Saat Tidur

Dalam jangka waktu yang lama, pernapasan mulut mempengaruhi perubahan fisik pada anak, seperti: wajah memanjang, mata sayu, bintik hitam di bawah mata, lubang hidung sempit, bibir kering, dan lainnya. Banyak orang tidak sadar bernapas melalui mulut, terutama saat tidur. Tanda-tanda kebiasaan itu adalah:

  • Mulut kering
  • Keruh
  • Bau mulut,
  • Suara serak
  • Merasa lelah
  • Mudah tersinggung

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru Anda Tetap Prima

BALQIS PRIMASARI

Tim | CNN Indonesia

Kamis, 11 Jul 2019 16:41 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah baby led weaning (BLW), penyanyi Andien lagi-lagi mencuri perhatian lewat praktik menempel plester mulut saat tidur. Hal itu dilakoninya demi bernapas melalui hidung.Melalui akun media sosialnya, ibu dari Anaku Askara Biru ini berbagi pengalamannya tentang tidur dengan mulut diplester. Sang suami dan putera semata wayangnya pun turut mempraktikkan hal serupa."Sudah selama beberapa bulan terakhir kita kalau tidur [mulut] diplester. Setelah saya menjalankan tidur dengan diplester, ada beberapa kualitas baik yang saya rasakan," tulis Andien di Instagram Story miliknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ahli paru dan saluran pernapasan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Faisal Yunus mengamini manfaat yang didapat dari bernapas melalui hidung. Bernapas, kata dia, memang seharusnya dilakukan melalui hidung.Namun, praktik memplester mulut dinilainya cukup ekstrem. Bernapas melalui hidung dapat dilatih dengan menghirup napas dalam-dalam dan diembuskan.Bukan tanpa alasan bernapas lebih baik dilakukan melalui hidung daripada mulut. Berikut alasan mengapa bernapas lebih baik dengan hidung.

1. Kondisi udara yang kotor

Meski tak tampak, udara yang dihirup manusia sebenarnya membawa kotoran, debu, dan kuman. Bernapas lewat mulut hanya membuat segala partikel di udara masuk begitu saja ke dalam tubuh.Faisal mengatakan, kondisi ini diperparah dengan letak mulut. Jika diperhatikan, lubang hidung menghadap ke bawah, sedangkan lubang saat mulut dibuka menghadap langsung ke depan.Dengan bernapas melalui hidung, partikel yang turut terbawa udara tak mudah memasuki tubuh lantaran lubangnya yang menghadap ke bawah.

2. Hidung punya 'penyaring'

Dalam sehari, seseorang kerap merasa perlu membersihkan hidung. Wajar saja, udara Jakarta atau kota besar lain cepat membuat hidung kotor.

Namun, kata Faisal, hal itu menjadi bukti bahwa hidung memiliki mekanisme untuk menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh. "Hidung punya bulu-bulu basah, makanya kotoran nempel dan tidak masuk [ke tubuh]," kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/7).

3. Diameter

Diamater mulut lebih besar daripada lubang hidung. Ukuran ini pula yang membuat bernapas lewat mulut bakal berisiko memasukkan banyak kotoran, debu, bahkan bibit kuman penyakit ke dalam tubuh.4. Struktur Saat bernapas lewat hidung, udara tak serta merta masuk begitu saja ke tenggorokan kemudian memasuki paru-paru. Udara bakal disaring bulu-bulu halus dan masuk melalui rongga hidung yang berbelok ke atas."Jadi kalau ada kotoran masuk itu enggak gampang. Dia bisa tersangkut dulu," jelas Faisal.Berbeda dengan mulut. Begitu udara masuk, dia akan langsung masuk ke dalam tubuh karena rongga yang mengarah ke bawah. Kondisi ini memudahkan segala jenis partikel untuk masuk.

5. Penyesuaian suhu

Suhu tubuh normal berada di angka 36-37 derajat Celcius. Namun, udara luar kadang memiliki suhu cukup ekstrem. Di negara empat musim, suhu bisa mencapai minus 10 derajat Celcius sehingga ada perbedaan sekitar 40 derajat Celsius dengan tubuh.Sedangkan di lingkungan yang panas, misal Timur Tengah, suhu bisa mencapai 60 derajat Celcius. Jika udara bersuhu ekstrem masuk melalui mulut, maka akan timbul gangguan pernapasan."Kalau lewat hidung, hidung punya banyak pembuluh darah. Udara masuk, kemudian dihangatkan. Udara yang masuk ke paru-paru itu bukan udara dengan suhu luar," kata Faisal.

6. Mekanisme pertahanan tubuh

Dalam situasi tertentu, seseorang kerap bersin meski tak diiringi sakit flu. Menurut Faisal, hal itu merupakan mekanisme tubuh saat merespons keberadaan benda atau partikel yang dianggap berbahaya di dalam tubuh. Mekanisme seperti itu tidak dimiliki mulut.

[Gambas:Video CNN] (els/asr)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA