Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

46. وَقَفَّيْنَا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم بِعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ ٱلْإِنجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ

wa qaffainā ‘alā āṡārihim bi’īsabni maryama muṣaddiqal limā baina yadaihi minat-taurāti wa ātaināhul-injīla fīhi hudaw wa nụruw wa muṣaddiqal limā baina yadaihi minat-taurāti wa hudaw wa mau’iẓatal lil-muttaqīn
46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

Tafsir :

Firman Allah ﷻ,

وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ

“Dan Kami iringkan jejak mereka dengan ‘Isa putra Maryam “

Pada ayat sebelumnya Allah ﷻ menyebutkan tentang nabi-nabi Bani Israil yang berhukum dengan Taurat, ([1])  sebagaimana firman-Nya:

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang berserah diri kepada Allah.” (QS Al-Maidah: 44)

Yang dimaksud dengan “mereka” pada kata آثَارِهِمْ “jejak mereka” adalah nabi-nabi Bani Israil yang berhukum dengan Taurat.

Thahir bin ‘Asyur menjelaskan bahwa kata قَفَّيْنَا berasal dari kata الْقَفَا yang bermakna الظَّهْرُ yaitu punggung belakang.([2]) Jadi Nabi ‘Isa ‘alaihissalam seolah mengikuti para nabi dari belakang. Ini adalah isyarat bahwa Nabi ‘Isa adalah nabi terakhir dari Bani Israil. Karena kalau bukan yang terakhir maka tidak hanya dikatakan bahwa beliau mengikuti nabi-nabi sebelumnya, melainkan juga akan ditambahkan dengan diikuti oleh nabi-nabi setelahnya. Setelah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam ada Nabi Muhammad ﷺ, akan tetapi beliau berasal dari Arab, dan bukan dari Bani Israil.

Dalam ayat ini Allah ﷻ menisbahkan Nabi Isa ‘alaihissalam kepada ibunya, karena dua sebab:

Pertama: Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tidak memiliki ayah.

Kedua: untuk membantah kalangan Yahudi yang menuduhnya sebagai anak zina.

Jika terjadi perzinaan lalu lahir seorang anak, maka dalam hal ini terdapat dua kondisi:

  1. Jika wanita yang dizinai ternyata memiliki suami, maka sang anak dinisbahkan kepada sang suami bukan kepada bapak biologisnya. Karena Nabi ﷺ bersabda,

الوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الحَجَرُ

“Anak itu milik suami wanita, adapun lelaki pezina hanya mendapat batu (kerugian).” ([3])

Namun, hal ini tidak berlaku jika suami wanita tersebut menolak bahwa anak yang dilahirkan sebagai anaknya. Jika ternyata sang istri (yang telah berzina dengan lelaki lain tersebut) bersikeras bahwa itu adalah anak sang suami, lalu mereka berdua melakukan proses li’an/mula’anah (saling melaknat), maka mereka berdua harus dipisah, sementara anak yang lahir tidak dinisbahkan kepada sang suami. Adapun jika tidak terjadi proses mula’anah maka anak yang lahir dinisbahkan kepada suami.

  1. Jika wanita yang berzina tidak memiliki suami, lalu lelaki pezina mengklaim bahwa anak yang dilahirkan adalah anaknya. Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama:
  2. Anak boleh dinisbahkan kepada bapak zinanya jika sang ayah mengklaimnya. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri, Sulaiman bin Yasar, Muhammad bin Sirin, Ibnu Taimiyyah, dan juga pendapat yang dipilih oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahumullah.([4])
  3. Tidak boleh dinisbahkan kepada bapak zinanya dan hanya dinisbahkan kepada ibunya. Ini adalah pendapat mayoritas ulama.([5])

Firman Allah ﷻ,

مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ

“(‘Isa) membenarkan Kitab sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.”

Secara gramatikal bahasa Arab, kata مُصَدِّقًا yang pertama di-i’rab sebagai hal dari Nabi Isa ‘alaihissalam, yang artinya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membenarkan Taurat. Sedangkan مُصَدِّقًا kedua maka di-i’rab sebagai hal dari kitab Injil, yang artinya kitab Injil tersebut membenarkan Taurat. Pembenaran Nabi ‘Isa terhadap kitab Taurat adalah dengan mempraktikkan hukum-hukum Taurat. Sementara pembenaran Injil  terhadap Taurat adalah dengan membenarkan hukum-hukumnya. Demikian sebagaimana dijelaskan oleh Thahir bin ‘Asyur.([6])

Namun, pembenaran kitab Injil terhadap Taurat bukan berarti kitab Injil sama persis dengan kitab Taurat. Injil me-mansukh (menganulir) sebagian hukum Taurat. Karena itu Allah ﷻ mengisahkan perkataan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,

وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ

“Dan agar aku menghalalkan bagi kalian sebagian yang telah diharamkan untuk kalian.” (QS Ali Imran: 50)

Inilah di antara sebab kalangan Yahudi tidak suka dengan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Nabi-nabi dari Bani Israil sebelumnya tidak mengubah isi Taurat sampai datangnya Nabi Isa ‘alaihissalam, yang Allah ﷻ utus dengan me-mansukh sebagian hukum Taurat.

___________________

Footnote :

([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi, vol. VI, hlm. 208.

([2]) Al-Tahrir wat-Tanwir, vol. VI, hlm. 218.

([3]) HR Al-Bukhari no. 2053 dan Muslim no. 1457.

([4]) Lihat: Al-Furu’, vol. IX, hlm. 224 dan Al-Syarh Al-Mumti’, vol. XII, hlm. 127.

([5]) Lihat: Al-Mughni, vol. VI, hlm. 345.

([6]) Al-Tahrir wat-Tanwir, vol. VI, hlm. 219.

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Kebenaran kitab-kitab yang Allah uturnkan kepada nabi dan rasul jika dibandingkan dengan kebenaran hasil pikiran manusia sangat lah berbeda. Kebenaran kitab-kitab yang Allah uturnkan kepada nabi dan rasul sudah pasti terjamin benarnya. Sedangkan kebenaran hasil pikiran manusia  belum tentu benarnya. Kebenaran hasil pikiran manusia  bisa jadi salah dan bisa jadi benar pada suatu masa dan akan berberbeda pada masa selanjutnya.

Pembahasan

Terdapat 4 kitab yang Allah turunkan kepada nabi dan rasulnya. Kitab-kitab yang Allah turunkan kepada nabi dan rasulnya antara lain adalah kitab zabur, kitab taurat, kitab injil dan kitab al qur'an. Semua kitab tersebut wajib kita imani bahwa kitab tersebut merupakan kitab yang berasal dari Allah.

Pelajari lebih lanjut

================================  

Detail jawaban  

Kelas : VIII

Mata pelajaran : Agama

Bab : Iman Kepada Kitab Allah SWT

Kode soal : 8.14.2

Kata kunci : Kitab, kitab taurat, kitab injil, kitab zabur, sebelum al qur'an, singkat, sederhana, satu masa, umat tersebut

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah


Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah


Santrikampung- Agar kita lebih memahami mengenai kitab - kitab yang telah turunkan oleh Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul sebelum di turunkannya kitab suci Alqur'an kepada Nabi Muhammad SAW, maka ada baiknya sahabat santri membaca uraian artikel berikut ini, karena dalam artikel di bawah ini saya akan mengulas tentang empat (4) kitab suci yang di turunkan oleh Allah SWT dan isinya.

1. KITAB TAURAT

Kitab Taurat merupakan kitab suci yang di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa As. Kitab Taurat di turunkan sebagai pedoman bagi kaum Nabi Musa yaitu kaum Bani Israil. Kitab Taurat di turunkan pada sekitar abad ke 12 sebelum Masehi. Adapun bahasa yang di gunakan pada kitab Taurat tersebut adalah bahasa Ibrani. Kata Taurat sendiri mengandung arti hukum ataupun syariat.



Dalam kitab Taurat sendiri terdapat sepuluh (10) ajaran pokok yakni :

a. Perintah Tauhid yakni perintah untuk meng-esakan Allah SWT.

b. Larangan melakukan penyembahan terhadap berhala atau patung.

c. Larangan menyebut asma Allah SWT dengan sia -sia.

d. Perintah untuk beribadah dan menyucikan hari Sabtu (Sabath).

e. Perintah untuk menghormati kedua orang tua.

f. Larangan membunuh kepada sesama manusia.

g. Larangan berbuat zina.

h. Larangan mencuri.

i. Larangan menjadi saksi palsu.

j. Larangan mengambil dan merampas hak orang lain.


Allah SWT telah berfirman dalam surah Al Maidah ayat ke 44 sebagai berikut :



Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Kita sebagai seorang muslim tentu telah mengetahui bahwasannya Kitab Taurat yang asli yang telah di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa As hanyalah di tujukan untuk kaum bani israil (Yahudi) pada masa itu. Kitab Taurat berisikan akidah tentang ketauhidan serta hukum-hukum syariat dari Allah SWT untuk di jadikan sebagai pedoman kaum bani israil kala itu kini sudah tidak ada lagi. 

Adapun Kitab Taurat yang ada dan beredar di kalangan orang-orang Yahudi pada masa sekarang bukanlah kitab Taurat yang asli atau bisa di katakan sebagai kitab palsu. Penyebabnya tidak lain  adalah karena kaum Yahudi sekarang ini telah melakukan perubahan-perubahan terhadap isi atau ajaran - ajaran yang terkandung didalam kitab Taurat tersebut. 

Sebagian besar ulama duniapun telah bersepakat bahwa Kitab Taurat yang murni atau yang orisinil kini sudah tidak ada lagi. Jadi Kitab Taurat yang beredar di kalangan umat Yahudi  sekarang ini lebih tepat jika kita katakan sebagai sebuah karangan atau tulisan (esai) orang-orang Yahudi saat ini.

Allah SWT telah berfirman dalam surah An Nisa ayat ke 46 sebagai berikut :


Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Kitab zabur diturunkan oleh Allah SWT Kepada Nabi Daud As. Secara garis besar isi kandungan utama dari kitab Zabur hanyalah meneruskan ajaran yang telah di bawa oleh Nabi Musa As. Oleh karena itu Nabi Daud As hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti semua ajaran dan syariat dari Nabi Musa As. 

Inti dari ajaran pokok dalam kitab Zabur adalah berisi tentang zikir, nasehat serta hikmah serta tidak memuat sebuah hukum atau syariat baru.  Kitab Zabur diturunkan oleh Allah SWT pada abad ke-10 sebelum masehi di daerah Yerusalem (Palestina). Bahasa yang di gunakan dalam kitab Zabur adalah bahasa Qibti.

Firman Allah SWT dalam surah Al Israa ayat ke 55  sebagai berikut :

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Kitab Injil adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa As. Kitab Injil yang otentik atau asli berisi tentang keterangan-keterangan yang benar dan nyata yakni perintah-perintah dari Allah SWT agar seluruh umat manusia meng-esakan Allah SWT (Tauhid) dan tidak menyekutukanNYA dengan suatu apapun (Syirik). Kitab Injil juga menjelaskan dan memuat sebuah nubuat bahwa kelak di akhir zaman akan lahir seorang Nabi yang terakhir yang berasal dari bangsa Arab sebagai mana di akui oleh para pendeta nasrani pada masa itu.

Sama halnya dengan nasib kitab Taurat, Kitab Injil yang beredar  di kalangan umat Nasrani masa kini hanyalah sebuah buku hasil pikiran manusia dan bukan wahyu dari Allah SWT yang otentik. 

Ada banyak  versi tentang Kitab injil yang beredar sekarang ini antara lain : Kitab Injil matius, Kitab Injil lukas dan Kitab Injil Johanes. Jika di baca dengan teliti serta dipelajari dengan seksama ternyata diantara Injil-injil yang beredar tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan bertentangan satu dengan yang lainnya. 

Menurut para ahli kitab, isi dari kitab Injil adalah tentang biografi Nabi Isa As dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang harawi yakni para pengikut Nabi Isa As . 

Selain ketiga kitab Injil tersebut di atas ada satu lagi versi yang dinamakan Injil Bernabas. Kitab Injil Barnabas oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid dan isinya hampir menyerupai injil yang asli yang di turunkan kepada Nabi Isa As. Namun ternyata Injil Barnabas ini justru tidak dipakai oleh orang-orang Nasrani masa kini. 

Menurut riwayat Kitab Injil diturunkan  kepada Nabi Isa As pada permulaan abad ke-1 di daerah Yerusalem (Palestina). Kitab Injil yang asli ini ditulis dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab Injil ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa As yang di sebut sebagai kaum Nasrani.

Firman Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat ke 46 sebagai berikut :



Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah



Kemudian Allah SWT juga berfirman dalam surah Maryam ayat ke 30 yaitu :

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Dapat kita lihat secara umum isi dari kitab Injil adalah sebagai berikut :

1. Perintah untuk kembali meng-esakan Allah SWT (Tauhid).

2. Terdapat pengakuan dan pembenaran mengenai keberadaan Kitab Taurat yang di turunkan kepada Nabi Musa As.

3. Menghapus beberapa hukum yang terdapat di dalam Kitab Taurat yang tidak lagi relevan atau sesuai dengan masa itu.

4. Menjelaskan serta memuat sebuah nubuat bahwa kelak akan datang kembali  seorang Nabi dan Rasul setelah Nabi Isa As yakni Nabi Muhammad SAW. 

5. Terdapat ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat rakus (Tamak).

4. KITAB SUCI AL-QUR'AN



Kitab suci Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada baginda Nabi Muhammad SAW dengan melalui perantara yaitu Malaikat Jibril As . Al-Quran tidak diturunkan secara sekaligus oleh Allah SWT akan tetapi Al-Qur’an diturunkan secara bertahap atau berangsur - angsur. 

Secara total waktu Kitab suci Al-Quran di turunkan  selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Quran terdiri dari 30 juzz, 114 surat dan 6.236 ayat. Di dalam Al-Quran terdapat 74.437  buah kalimat dan sebanyak 325.345 buah huruf. 

Waktu malam hari ketika diturunkannya Al-Quran disebut sebagai malam Nuzulul Quran. Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT adalah surah  Al-Alaq ayat ke 1-5. Ayat tersebut diturunkan pada malam hari tanggal 17 Ramadhan tahun 610 Masehi. 

Secara perhitungan maka kurun waktu diturunkanya Al-Quran adalah antara  tahun 611-632 Masehi. Wahyu pertama yang di terima oleh Nabi Muhammad adalah ketika Nabi sedang berkhalwat di gua Hira’.


Sementara itu wahyu  terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surah Al-Maidah ayat ke-3. Ayat tersebut diturunkan pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang Arafah ketika Nabi Muhammad SAW sedang menunaikan haji wada’ (Haji perpisahan)

Di sebut sebagai haji wada'  karena selang beberapa hari setelah menerima wahyu terakhir tersebut Nabi Muhammad SAW wafat. Sebagian isi dari Al-Qur’an  adalah menghapus sebagian syari’at dari kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan syariat terbaru dari Allah SWT. 


Al-Quran merupakan sebuah kitab suci
yang di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan kondisi terlengkap serta relevan dan abadi sepanjang waktu. Al-Quran berlaku sebagai pedoman ( Guidance) bagi seluruh umat manusia sampai dengan akhir zaman nanti

Selain sebagai pedoman (Guidance), Al-Quran juga merupakan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia menuju kehidupan abadi di akhirat kelak. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim kita tidak boleh ragu  terhadap Al-Qur’an karena sesuai dengan janji-NYA, Allah SWT sendirilah yang akan menjaga kesuciannya.

Perhatikan firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah  ayat ke 11-12 :

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

dan lihat juga surah Al Imran ayat ke 3 berikut ini :

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

Kandungan (Isi) Pokok Al-Quran adalah sebagai berikut :

1. Al-Qur'an berisi tentang aqidah atau keimanan (Tauhid).

2. Al-Qur'an berisi tentang tata cara ibadah kepada Allah SWT baik berupa ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah.

3. Al-Qur'an berisi tentang bagaimana seharusnya akhlak seorang hamba kepada Allah SWT, kepada sesama manusia dan juga alam sekitarnya (Adab).

4. Al-Qur'an berisi tentang Mu’amalah yaitu hubungan antara manusia dengan sesama manusia.

5. Al-Qur'an berisi tentang kisah para Nabi dan Rasul, serta orang-orang shaleh dan juga orang-orang yang berbuat inkar kepada Allah SWT dan pembalasan (Azab) yang mereka terima dari Allah SWT.

6. Al-Qur'an berisi tentang ilmu pengetahuan.

Keistimewaan Al-Quran jika dibandingkan dengan kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebelumnya antara lain:

1. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang di turunkan oleh Allah SWT yang masih terjaga dan terjamin keasliannya serta terbebas dari campur tangan manusia sehingga sampai saat ini Al-Quran tetap dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah SWT sampai dengan akhir zaman.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Hijr ayat ke 9 sebagai berikut :

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

2. Kitab suci Al-Quran adalah sebuah kitab suci yang mempunyai isi serta kandungan yang paling lengkap dan sempurna jika di bandingkan dengan kitab - kitab suci yang terdahulu. Isi dan kandungan Al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia baik sosial, kemasyarakatan,muamalah, hukum, politik, sains dan sebagainya.

3. Isi dari kitab suci Al-Quran tidak dapat ditiru oleh siapapun dan tidak dapat dimasuki dan di rusak oleh ide-ide manusia bahkan oleh orang yang paling pandai di dunia inipun. Al-Quran adalah satu - satunya kitab suci yang tetap terjaga keasliannya hingga saat ini.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Israa ayat ke 88 sebagai berikut :

Nabi yang melakukan pembenaran terhadap kitab Taurat adalah

4. Isi serta kandungan Al-Qur'an sangatlah sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang waktu dan digunakan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman.

5. Dengan membaca dan mempelajari isi dan kandungan Al-Quran saja sudah di kategorikan sebagai sebuah ibadah.

6. Isi serta kandungan Al-Quran sangatlah lengkap karena mencakup segala aspek kehidupan manusia di dunia ini.

7. Kitab suci Al-Quran merupakan perpaduan tiga hal yakni ilmu pengetahuan, keimanan serta amal shaleh.

8. Al-Quran bisa di jadikan sebagai penawar penyakit baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani.

9. Al-Quran bisa memuliakan akal pikiran manusia.

Dengan membaca serta mempelajari  isi kandungan Al-Quran maka kita akan mendapatkan banyak manfaat , diantaranya :

1. Bisa membuat jiwa kita merasa tenang dan tidak gelisah serta di jauhkan dari penyakit jasmani maupun penyakit rohani.

2. Mampu meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan Allah SWT.

3. Mampu menyadarkan pada diri kita bahwa semua amal perbuatan kita di dunia ini kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.

Maka sebagai seorang muslim kita seharusnya bersikap sebagai berikut :

1. Menjadikan kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup (Way of Life).

2. Menghormati serta menjunjung tinggi kitab suci Al-Quran.

3. Gemar dan suka membaca kitab suci Al-Quran, baik di kala senang maupun di kala duka.

4. Selalu berusaha untuk mempelajari kitab suci Al-Quran agar bisa memahami arti serta kandungannya.

5. Berusaha untuk mengamalkan isi serta kandungan Al-Quran dalam kehidupan kita sehari - hari, baik dalam bermasyarakat maupun bernegara.

Demikianlah artikel tentang empat (4) kitab suci yang di turunkan oleh Allah SWT dan isinya. Semoga bermanfaat bagi sobat semua.

Terima kasih atas kunjungannya.