Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari

Anak mama mungkin sedang aktif-aktifnya berolahraga. Boleh saja mereka menyukai futsal, sepakbola, basket, bulutangkis, atau olahraga apa pun itu. Namun, mama harus ingat bahwa melakukan aktivitas olahraga membuat anak rentan mengalami cedera.

Berikut ini daftar cedera yang sering dialami anak yang doyan olahraga. Tidak hanya karena main sepak bola sih, Ma!

1. Lebam dan lecet karena jatuh

Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari
canyon-pt.com

Lebam dan lecet adalah cedera paling ringan yang mungkin dialami anak Mama. Masalah ini bisa diobati sendiri.

Untuk lebam, kompres dengan es dan handuk hangat bergantian selama kurang lebih 15 menit. Mama bisa juga mengoleskan krim antilebam yang mengandung heparin.

Sedangkan lecet bisa diatasi dengan membersihkan luka dengan air bersih atau rivanol kemudian memakai obat luka. Jika lecet lumayan besar, bisa ditutup memakai kain kasa untuk menghindari gesekan yang bisa membuat luka bertambah besar.

Perhatikan lokasi luka atau lebam.

Jika terjadi di daerah sensitif, misalnya dekat mata, perhatikan gejala pengiringnya. Jika mengganggu penglihatan, lebih baik Mama segera membawa si Anak ke rumah sakit.

2. Otot memar karena gerakan menghentak

Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari
orthocarolina.com

Semua jenis olahraga melibatkan otot-otot di sekujur tubuh. Tergantung jenis olahraganya, tetapi ada beberapa otot yang rawan cedera.

Otot kaki, tangan, dan punggung adalah yang paling rawan mengalami memar, bengkak, atau robek. Otot bermasalah biasanya terjadi karena gerakan olahraga yang salah, jatuh, sentakan kuat, atau otot yang dipaksa bekerja terlalu keras.

Jika memar, otot akan terasa nyeri.

Sedangkan gejala otot robek adalah nyeri yang berkepanjangan, bengkak, radang, dan kesulitan menggerakan bagian yang sakit.

Pertolongan pertama untuk kejadian ini adalah dengan mengompres bagian yang nyeri dengan es batu atau air dingin. Setelah itu, Mama harus membawa si Anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

3. Terkilir atau sendi bergeser akibat salah posisi gerak

Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari
huntregional.org

Terkilir atau sendi tergeser adalah hal biasa yang terjadi pada kegiatan olahraga. Bagian tumit, lutut, siku, dan pergelangan lengan adalah bagian yang mungkin paling sering mengalami hal ini.

Jika terjadi, sendi harus dikembalikan ke lokasinya. Mama bisa membawa si Anak ke dokter spesialis ortopedi yang ahli melakukan ini.

Biasanya, jika tidak parah, kasus ini bisa diselesaikan dengan satu kali terapi. Namun, jika parah, mungkin si Anak harus istirahat olahraga selama beberapa waktu dan bagian tubuhnya yang cedera dibebat hingga posisi sendi kembali benar.

  1. 7 Penyebab Remaja Alami Bruntusan di Wajah dan Cara Mengatasinya
  2. 5 Cara untuk Menumbuhkan Jiwa Kompetisi pada Anak
  3. 10 Tips Mempererat Hubungan Anak dengan Papa

4. Patah atau retak tulang akibat jatuh terbanting

Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari
ortho-md.com

Patah tulang terbuka harus segera ditangani. Penanganan pertama menjadi kunci untuk kesembuhan yang sempurna.

Bagian tulang yang patah, harus segera diberi pelindung agar tidak bergerak dan malah semakin menimbulkan sakit.

Jangan pindahkan korban tetapi mintalah segera bantuan petugas medis.

Jika terjadi perdarahan, hentikan perdarahan dengan mengikat pembuluh nadi di atas bagian tubuh yang terluka (bukan di bagian lukanya).

Patah tulang tertutup agak lebih sulit diketahui. Tetapi jika posisi tulang terlihat aneh, meski tidak ada luka luar, bisa dipastikan telah terjadi patah tulang. Penanganan patah tulang tertutup sama dengan patah tulang terbuka. Patah tulang biasanya hanya bisa diatasi dengan operasi.

Sementara, mendeteksi tulang retak agak sulit dilakukan. Tidak akan terlihat perubahan bentuk tetapi anak mungkin akan merasakan nyeri luar biasa, bagian yang mengalami retak akan bengkak dan tidak bisa bebas digerakan.

5. Gegar otak akibat benturan di kepala

Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari
healthcare-online.org

Benturan keras di bagian kepala bisa menimbulkan gegar otak.

Gejalanya adalah kepala pusing, mual, merasa bingung, berkunang-kunang, berbicara jadi tidak jelas dan terdengar kabur, mood berubah, hilang ingatan, dan hilang keseimbangan. Gejala bisa timbul segera atau beberapa saat setelah kejadian.

Bila anak mengalami gejala seperti itu, lebih baik segera bawa ke rumah sakit.

Cara Mencegah Cedera Parah

Menjelaskan cara menangani jenis-jenis cedera dalam aktivitas fisik dan kehidupan sehari hari
ndtvimg.com

Cedera olahraga bisa dicegah dengan cara ini:

1. Ingatkan anak untuk melakukan pemanasan.

2. Setelah olahraga wajib melakukan peregangan.

3. Memakai pelindung yang diperlukan, misalnya pelindung tulang kering jika si Anak bermain sepakbola atau pelindung lengan untuk anak yang hobi main softball.

Bikin sehat jiwa raga tetap harus aman kan, Ma?

Baca juga:

  • Bukti Ilmiah jika Olahraga Bisa Meningkatkan Prestasi Belajar
  • 5 Manfaat Berlatih Basket untuk Anak
  • Manfaat Bermain Sepakbola untuk Anak

tirto.id - Cedera saat berolahraga sering terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Dalam data yang dipublikasikan oleh Stanford Childre's Health, lebih dari 3,5 juta anak-anak dan remaja menderita cedera dari olahraga atau aktivitas fisik setiap tahun.

Ada beberapa jenis cedera umum yang diderita saat berolahraga. Kementrian Kesehatan Indonesia menjelaskannya dalam beberapa jenis cedera, yaitu sprain, strain, cedera lutut, dan cedera pinggang bawah.

Jenis Cedera dalam Olahraga

Cedera olahraga yang paling umum adalah terkilir. Olahraga seperti sepak bola dan bola basket, merupakan jenis olahraga yang bikin orang kerap mendapatkan cedera ini. Terkilir merupakan cedera yang termasuk dalam jenis cedera sprain.

Kemenkes menjelaskan, sprain adalah jenis cedera yang terjadi di persendian, seperti di pergelangan bahu, tangan, dan kaki. Sprain terjadi karena adanya ketegangan atau robekan ligamen yang menyebabkan keseleo. Ligamen adalah potongan-potongan jaringan yang menghubungkan dua tulang satu sama lain dalam sendi.

Sementara strain adalah cedera yang terjadi pada otot. Strain umumnya terjadi pada otot selangkangan atau groin, hamstring, atau otot betis. Otot ketarik atau strain disebabkan karena meregangnya tendon. Tendon adalah jaringan serat yang tebal dan berserat yang menghubungkan tulang dengan otot.

Berikutnya, ada cedera lutut. Lutut adalah persendian yang rumit, terdiri dari empat komponen, yaitu tulang, tulang rawan, ligamen, dan tendon. Medical News Today merilis beberapa cedera lutut yang kerap terjadi, salah satunya cedera paling parah akibat olahraga, yaitu cedera ligamentum cruciate anterior (ACL) grade 3 yang mengacu pada robekan total.

Atlet yang beraktivitas dalam olahraga seperti sepak bola sering melukai ACL mereka. Tendonitis atau radang pada lutut juga dikenal sebagai patellar tendinitis. Ini adalah cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut ke tulang kering.

Lliotibial band syndrome juga merupakan cedera lutut yang umum di antara pelari jarak jauh. Hal ini disebabkan ketika iliotibial band yang terletak di bagian luar lutut, bergesekan dengan bagian luar sendi lutut.

Cedera terakhir yang kerap diderita dalam olahraga adalah cedera pinggang bawah. Cedera ini kerap terjadi karena adanya gerakan mendadak, berulang atau melebihi batas kekuatan otot pinggang.

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sekitar 80 persen orang dewasa akan mengalami sakit punggung bagian bawah pada suatu saat selama hidup mereka. Sakit atau cedera otot punggung yang paling umum adalah punggung terkilir dan tegang.

Baca juga:

  • Olahraga yang Tepat untuk Penderita Diabetes
  • Minum Susu Cokelat Dapat Pulihkan Energi Usai Berolahraga

Kerap Cedera dalam Olahraga dan Bagaimana Mengatasinya

Salah satu faktor mengapa orang kerap menderita cedera adalah karena tidak melakukan pemanasan. Dalam beberapa kasus, saat bermain futsal atau sepak bola, pemain langsung bermain, padahal semestinya harus pemanasan dan peregangan terlebih dahulu.

Otot-otot dingin atau yang langsung melakukan olahraga cenderung mengalami peregangan berlebihan, hal itu membuat otot dan sendi tubuh 'kaget'.

Sementara otot hangat akan lebih fleksibel. Mereka dapat menyerap gerakan cepat, tikungan, dan sentakan, membuat kemungkinan untuk cedera lebih kecil.

Healthline melansir, berikut beberapa metode pencegahan agar terhindar dari cedera olahraga:

1. Gunakan teknik yang tepat dan mempelajari cara yang tepat untuk bergerak selama olahraga atau beraktivitas. Sebab, berbagai jenis latihan memerlukan sikap dan postur yang berbeda.

2. Memiliki peralatan yang tepat. Kenakan sepatu yang tepat. Pastikan memiliki perlindungan atletik yang tepat. Sepatu atau peralatan yang tidak pas dapat meningkatkan risiko cedera.

3. Jangan berlebihan, tetap tenang dan lanjutkan aktivitas dengan pelan-pelan.

4. Jika cedera telah mendera, maka lakukan beberapa tindakan seperti mengkopres. Cedera seperti strain dan sprain adalah cedera olahraga yang bisa langsung ditangani dengan kompres. Sementara cedera olahraga seperti cedera pinggang bawa ini dapat dilakukan dengan melatih kelenturan pada tubuh.

Baca juga:

  • Minum Susu Cokelat Dapat Pulihkan Energi Usai Berolahraga
  • Mengatasi Rasa Lapar Usai Olahraga Tanpa Karbohidrat

Baca juga artikel terkait CEDERA atau tulisan menarik lainnya Febriansyah
(tirto.id - feb/ibn)


Penulis: Febriansyah
Editor: Ibnu Azis
Kontributor: Febriansyah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates