Jakarta - Istilah kolonialisme dan imperialisme sering disebut mirip satu sama lain. Pengertian kolonialisme mengacu pada pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya. Show Hal tersebut bertujuan untuk mencari kekuasaan ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar dari wilayah tersebut. Berbeda dengan imperialisme yang lebih dinamis, namun lebih menghakimi secara politis. Kalau kamu masih bingung mengenai keduanya, simak informasi di bawah ini terkait penjelasan imperialisme dan kolonialisme beserta perbedaannya. Sebelum mengetahui perbedaan antara keduanya, ada baiknya kamu pahami pengertian kolonialisme dan imperialisme. Dikutip dari buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 karya Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum dan Arif Pradono, S.S., M.I.Kom., kolonialisme berasal dari bahasa latin "colonia" yang artinya tanah pemukiman jajahan. Kolonialisme merupakan pengembangan kekuasaan suatu negara melalui pembentukan pemukiman di luar wilayah negaranya yang kemudian dinyatakan sebagai wilayah negara tersebut. Sedangkan imperialisme diambil dari bahasa latin "imperare" yang artinya memerintah. Pengertian imperialisme adalah politik untuk menguasai dunia bagi kepentingan negara penakluk dengan melakukan penjajahan-penjajahan sekaligus menanamkan pengaruh dalam segala aspek kehidupan di wilayah jajahannya. Perbedaan Kolonialisme dan ImperialismeBerdasarkan buku RPUL SMP yang disusun oleh Dini Indrastuty, terdapat tiga perbedaan antara kolonialisme (https://www.detik.com/tag/kolonialisme) dan imperialisme, yaitu: 1. Kolonialisme merupakan politik yang dijalankan suatu negara koloni.2. Bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan. 3. Imperialisme adalah politik yang dijalankan seluruh imperium atau negara besar. Sebagai informasi, imperium merupakan istilah latin berkaitan dengan kekuasaan atau kewenangan. Jenis-jenis KolonialismeKolonialisme terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya sebagai berikut. 1. Koloni PendudukKoloni penduduk adalah penguasaan suatu wilayah dengan cara menyingkirkan penduduk asli untuk digantikan oleh para pendatang. Koloni penduduk mengakibatkan penduduk asli jadi terabaikan. 2. Koloni EksploitasiKoloni eksploitasi berarti penguasaan suatu wilayah dengan maksud melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang ada di wilayah tersebut untuk kepentingan negara penguasa. 3. Koloni DeportasiPengertian koloni deportasi adalah penguasaan suatu wilayah untuk digunakan sebagai tempat "pembuangan" bagi orang-orang yang dipinggirkan atau narapidana yang tidak dapat ditangani/diurus oleh pemerintah negara yang membuangnya. Jenis-jenis ImperialismeJenis-jenis imperialisme dibagi menjadi tiga, yaitu kuno, modern dan ultramodern. Berikut penjelasannya. 1. Imperialisme KunoImperialisme kuno berlangsung dari zaman kuno hingga Revolusi Industri. Pada jenis imperialisme ini ditekankan perluasan wilayah melalui penaklukan suatu negara terhadap negara lainnya. 2. Imperialisme ModernImperialisme modern berlangsung setelah Revolusi Industri pada abad ke-19 hingga akhir Perang Dunia II. Tujuan imperialisme modern didasari motif ekonomi. 3. Imperialisme UltramodernImperialisme ultramodern berlangsung setelah Perang Dunia II hingga sekarang. Pada imperialisme jenis ini, yang ditekankan adalah penguasaan mental, ideologi, dan psikologi terhadap bangsa atau negara lain. Meskipun terdapat perbedaan konsep antara kolonialisme dan imperialisme, keduanya memiliki persamaan yang fundamental, yaitu menaklukkan bangsa atau negara lain dan menguasainya. Selain itu, kolonialisme dan imperialisme menguntungkan negara penguasa. Simak Video "Deretan Tahun Paling Mengerikan dalam Sejarah Manusia" (lus/lus) Kolonialisme atau Penjajahan adalah suatu sistem di mana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negara asal tersebut, istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Negara kolonialisme pertama adalah Portugal dan Spanyol. Negara tersukses dari kolonialisme adalah Britania. Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Mereka menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme. Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder Frank, berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya menuju ke pemindahan kekayaan dari daerah yang dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan pengembangan ekonomi. Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi. Penulis dan politikus India Arundhati Roy berkata bahwa perdebatan antara pro dan kontra dari kolonialisme/ imperialisme adalah seperti "mendebatkan pro dan kontra pemerkosaan". John locke mendefinisikan kolonialisme sebagai "kebijakan dan praktik kekuatan dalam memperluas kontrol atas masyarakat lemah atau daerah." The Merriam-Webster Dictionary menawarkan empat definisi, termasuk "karakteristik sesuatu koloni" dan "kontrol oleh satu kekuatan di daerah yang bergantung atau orang-orang". The Encyclopedia 2.006 Stanford Filsafat "menggunakan istilah 'kolonialisme' untuk menggambarkan proses penyelesaian Eropa dan kontrol politik atas seluruh dunia, termasuk Amerika, Australia, dan sebagian Afrika dan Asia." Ini membahas perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme dan menyatakan bahwa "mengingat kesulitan konsisten membedakan antara dua istilah, entri ini akan menggunakan kolonialisme sebagai suatu konsep umum yang mengacu pada proyek dominasi politik Eropa dari keenam belas hingga abad kedua puluh yang berakhir dengan gerakan-gerakan pembebasan nasional dari tahun 1960-an". Dalam pengantarnya untuk Jürgen Osterhammel yang Kolonialisme: Sebuah Tinjauan Teoretis, Roger Tignor mengatakan, "Untuk Osterhammel, esensi kolonialisme adalah adanya koloni, yang secara definisi diatur berbeda dari wilayah lain seperti protektorat atau bola informal pengaruh." Dalam buku tersebut, Osterhammel bertanya, "Bagaimana bisa 'kolonialisme' didefinisikan secara independen dari 'koloni?'" Ia menempel pada definisi tiga-kalimat: Kolonialisme adalah hubungan antara mayoritas (atau paksa diimpor) adat dan minoritas penyerbu asing. Keputusan fundamental yang mempengaruhi kehidupan masyarakat terjajah yang dibuat dan dilaksanakan oleh penguasa kolonial demi kepentingan yang sering didefinisikan dalam sebuah metropolis yang jauh. Menolak kompromi budaya dengan penduduk terjajah, penjajah yakin superioritas mereka sendiri dan mandat mereka dihabiskan untuk memerintah. Peta Ekspansi dan Kolonisasi Sejak zaman Mesir Kuno. Punisia, Yunani dan Romawi telah mendirikan koloni di zaman kuno, kemudian kekaisaran Persia melanjutkan garis pendirian koloni di berbagai negara kota Yunani, Mesir, Anatolia dan Mesopotamia. Bangsa Romawi segera menyusul, mendirikan koloni di seluruh Mediterania, Afrika Utara dan Asia Barat. Pada abad ke-9 Viking (Suku bangsa Norse) mendirikan koloni di Inggris, Irlandia, Islandia, Greenland, Amerika Utara, Rusia dan Ukraina saat ini, Prancis (Normandia) dan Sisilia. Modern
Austria (kemudian Austria-Hongaria), Rusia dan Utsmaniyah, pada waktu yang sama juga melakukan ekspansi kolonisasi, namun terbatas pada wilayah daratan dan hanya sebagian kecil seberang lautan. Jepang pun mulai meniru kolonialisme Eropa, dengan memperluas wilayahnya di Pasifik dan daratan Asia Timur dan Tenggara. Argentina dan Brasil bersaing untuk hegemoni di Amerika Selatan. Amerika Serikat memperoleh wilayah seberang laut setelah Perang Spanyol–Amerika tahun 1898. Jerman Nazi mendirikan sistem kolonial berumur pendek (Reichskommissariat, Generalgouvernement) di Eropa Timur pada awal 1940-an. NeokolonialismeNeokolonialisme merujuk pada berbagai konteks sejak dekolonisasi yang terjadi setelah Perang Dunia II. Umumnya tidak mengacu pada jenis penjajahan langsung - melainkan kolonialisme atau eksploitasi kolonial dengan cara lain. Secara khusus, neokolonialisme dapat merujuk pada teori seperti kontrol hubungan ekonomi contohnya Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan atau Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Tengah, atau perusahaan operasional (seperti Royal Dutch Shell di Nigeria dan Brunei) yang dikelola oleh bekas kekuasaan kolonial untuk mempertahankan kendali bekas jajahan dan dependensi setelah gerakan kemerdekaan kolonial periode pasca-Perang Dunia II.
Kekaisaran Oman
|