Mengapa zigot pada tumbuhan paku dan lumut itu bersifat diploid?

Daur Hidup Tumbuhan Lumut – Tumbuhan lumut berkembang biak dengan menggunakan spora. Spora adalah sel reproduksi yang mempu berkembang menjadi individu baru tanpa fusi atau peleburan gamet sehingga disebut agen reproduksi vegetatif atau aseksual (sumber: britanica). Daur hidup tumbuhan lumut atau pergiliran keturunan tumbuhan lumut sering disebut sebagai metagenesis tumbuhan lumut. Di mana fase-fase dalam daur hidup tumbuhan lumut terdiri dari dua generasi yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.

Tumbuhan lumut sering disebut sebagai tumbuhan perintis. Hal ini dikarenakan tumbuhan lumut mampu tumbuh di tempat di mana tidak ada tumbuhan lain dapat tumbuh. Misalnya, di tempat bersalju, di batu, dan lain sebagainya. Ada tiga jenis tumbuhan lumut yang meliputi lumut daun (Musci), lumut hati (Hepaticeae), dan lumut tanduk/antoceros (Anthocerotaceae) berikut ini. Meskipun ada tiga jenis tumbuhan lumut yang diketahui, namun daur hidup tumbuhan lumut pada umumnya sama.

Mengapa zigot pada tumbuhan paku dan lumut itu bersifat diploid?

Baca Juga: Bagian/Struktur Tumbuhan Lumut

Apa itu fase gametofit? Apa itu fase sporofit? Bagaimana penjelalasan fase gametofit dan sporofit, serta bagaimana daur hidup tumbuhan lumut? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.

Table of Contents

Fase Gametofit dan Sporofit pada Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut (Bryophyta) mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan dari fase gametofit dan fase sporofit. Di mana, fase gametofit adalah tahapan yang menghasilkan gamet. Sedangkan fase sporofit adalah tahapan yang menghasilkan spora. Fase sporofit pada daur tumbuhan lumut adalah sporogonium. Untuk fase gametofit pada daur hidup lumut adalah tumbuhan lumut itu sendiri.

Mengapa zigot pada tumbuhan paku dan lumut itu bersifat diploid?

Fase Gametofit

Gametofit adalah fase tumbuhan lumut menghasilkan gamet. Fase gametofit adalah generasi yang menghasilkan tumbuhan lumut.

Tumbuhan lumut muda (protonema) berasal dari spora yang berhasil tumbuh. Selanjutnya, protonema berkembang menjadi tumbuhan lumut dewasa. Tumbuhan lumut dewasa mempunyai alat kelamin jantan berasal dari anteredium yang mampu menghasilkan spermatozoid. Tumbuhan lumut juga memiliki alat kelamin betina berasal dari arkegonium yang mampu membentuk ovum (sel telur) yang akan berkembang membentuk zigot, baru.

Fase Sporofit

Sporofit adalah fase tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Fase sporofit pada daur hidup lumut adalah sporogonium. Pada fase sporofit terjadi penyatuan sel telur (n) dan sel spermatozoid (n) yang akan membentuk zigot dan tumbuh membentuk sporogonium (generasi sporofit). Sehingga, fase-fase daur hidup tumbuhan lumut pada fase sporofit bersifat diploid (2n).

Zigot yang terbentuk pada fase gametofit tumbuh membentuk badan penghasil spora yang biasa disebut sporogonium. Spora-spora yang terbentuk dilindungi oleh suatu tempat yang dinamakan kotak spora yang dikenal dengan sporangium.

Baca Juga: Kingdom Plantae (Lumut, Paku, dan Tumbuhan Berbiji)

Daur Hidup Tumbuhan Lumut

Daur hidup tumbuhan lumut diawali dengan berkecambahnya spora yang jatuh pada daerah yang tepat. Daerah yang tepat untuk tumbuhan lumut adalah daerah yang lembab, terdapat nutrisi, dan mendapat pancaran sinar matahari. Spora kemudian tumbuh menjadi tumbuhan lumut muda (protonema). Kemudian tumubuh menjadi tumbuhan lumut dewasa (gametofit).

Tumbuhan lumut dewasa mempunyai alat kelamin jantan berasal dari anteredium dan mampu menghasilkan spermatozoid. Selain itu, tumbuhan lumut juga memiliki alat kelamin betina berasal dari arkegonium sehingga mempu membentuk ovum (sel telur). Peleburan spermatozoid dan ovum dapat membentuk zigot, bakal tumbuhan lumut baru.

Selanjutnya, zigot akan tumbuh membentuk badan penghasil spora yang biasa disebut dengan sporogonium. Spora-spora yang terbentuk dilindungi oleh suatu tempat yang dinamakan kotak spora yang dikenal dengan sporangium.

Dinding sporangium akan mengering dan akhirnya pecah ketika spora yang berada di dalamnya telah masak. Kemudian spora-spora yang telah masak tersebut akan terhamburkan ke lingkungan. Jika spora-spora tersebut jatuh di tempat yang lembab, mengandung nutrisi, dan terpapar cahaya maka spora akan tumbuh menjadi protonema (lumut muda).

Kemudian, protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru, kemudian tumbuh dan berkembang hingga setelah dewasa siap bereproduksi dan mengikuti alur daur hidup lumut yang sama. Begitulah satu rangkaian daur hidup lumut yang selanjutnya akan masuk pada daur hidup yang baru.

Ringkasnya: urutan yang benar daur hidup tumbuhan lumut yaitu spora → protonema → tumbuhan lumut → anteridium (menghasilkan sperma)/arkegonium (menghasilkan ovum) → zigot → sporogonium → sporangium → spora.

Gambar daur hidup tumbuhan lumut dapat dilihat seperti gambar di bawah.

Mengapa zigot pada tumbuhan paku dan lumut itu bersifat diploid?

Baca Juga: Daur Hidup Tumbuhan Paku

Contoh Soal Daur Hidup Tumbugan Lumut dan Pembahasannya

Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menguji pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!

Contoh 1 – Fase-Fase pada Daur Hidup Tumbuhan Lumut

Perhatikan skema berikut!

Mengapa zigot pada tumbuhan paku dan lumut itu bersifat diploid?

Fase tumbuhan lumut yang ditunjuk oleh nomor 1 dan 2 berturut-turut adalah ….A. sporofit dan gametofitB. gametofit dan sporofitC. gametofit dan ptotonema

D. sporofit dan protalium

Metagenesis tumbuhan lumut dan paku. Apakah kalian tahu istilah “metagenesis” pada tumbuhan? Metagenesis merupakan salah satu bentuk siklus hidup tumbuhan maupun hewan. Secara sederhana, Metagenesis adalah suatu proses pergiliran keturunan, dimana terjadi dua cara reproduksi dalam siklus hidupnya melalui fase generative (seksual) dan fase vegetative (aseksual).

Setiap generasi mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu mulai dari generasi gametofit (generasi penghasil gamet) ke generasi sporofit (generasi penghasil spora). Adapun hal ini terjadi pada metagenesis tumbuhan paku dan lumut. Meski sama-sama mengalami proses metagenesis, namun ada perbedaan yang terdapat pada metagenesis tumbuhan paku dan lumut.

Metagenesis Lumut

Lumut merupakan tumbuhan autotrof fotosintetik, tidak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan talus ke tumbuhan berkormus karena memiliki ciri talus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakan adanya bagian batang dan daun.

Dalam metagenesis lumut mengalami dua fase kehidupan yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit  (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa anteridium dan alat perkembangbiakan betina berupa arkegonium. Daur hidup lumut contohnya terjadi pada lumut daun, dimana generasi gametofit (haploid) merupakan generasi yang dominan, sedangkan generasi sporofitnya lebih kecil dan hidup lebih pendek.

(Baca juga: Mengenal Kingdom Plantae, Ada Apa Saja?)

Generasi sporofit (diploid) menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis dalam suatu struktur yang disebut spongarium. Spora yang kecil apabila menyebar dan menemukan tempat yang sesuai akan berkembang menjadi tumbuhan gametofit yang baru.

Metagenesis Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku adalah jenis tumbuhan yang multiseluler eukariotik, berukuran besar dan selnya memiliki organel bermembran. Dapat berfotosintesis menghasilkan glukosa (organisme autotrof), serta sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati, sekaligus memiliki spora.

Seperti halnya lumut, tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Gametofitnya dinamakan protalium yang merupakan hasil perkecambahan spora haploid. Bentuk protalium menyerupai jantung, berwarna hijau, melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid dengan ukuran yang kecil.

Protalim menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Generasi sporofit berupa tumbuhan paku. Dalam suatu protalium akan dibentuk arkegonium (badan penghasil ovum) dan anteridium (badan penghasil spermatozoid). Ovum dan spermatozoid dengan media air akan bertemu lalu melebur menjadi zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku yang merupakan sporofit.

Pada daun fertile dibentuk sporangium (kotak spora), di dalamnya terdapat sel induk spora yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid. Akhirnya sporangium pecah dan spora-spora keluar. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora akan berkecambah membentuk protalium dan siklus hidup berulang kembali.