Mengapa sistem pencernaan hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia?

Proses Pencernaan Hewan Ruminansia – Kali ini aku akan membahas tentang proses pencernaan dari hewan ruminansia. Untuk kamu yang belum tahu hewan ruminansia, hewan ini adalah hewan memah atau memakan 2 kali. Hewan ini juga masuk dalam kelompok sebagai hewan memamah biak.

Contoh dari hewan memamah biak adalah kerbau, domba, kuda, kambing, sapi, jerapah, kancil, rusa, dan hewan lainnya. Proses pencernaan dari hewan ruminansia ini sangatlah berbeda dengan manusia karena proses pencernaannya bisa dibilang cukup unik. Untuk mengetahuinya lebih lengkap baca artikel ini sampai selesai !.

Mengapa sistem pencernaan hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia?
Gambar Proses Pencernaan Hewan Ruminansia

Jika dilihat dari sistem pencernaan hewan ruminansia ini masuk kedalam kategori hewan yang unik. Hewan tersebut dikatakan unik pada proses pencernaanya karena mereka bisa mengunyah ataupun memamah makanannya hanya sebentar saat dikunyah dan masih kasar.

Selanjutnya hewan ruminansia akan menyimpanny di rumen lambung. Setelah beberapa waktu dan disaat lambung penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanannya lagi yang sebelumnya dikunyah, lalu akan dikunyah kembali sampai menjadi halus. Kemuadian setalah hlus makanan akan masuk kedalam rumen lambung lagi.

Adapun beberapa bagian yang akan dilewati saat terjadi proses pencernaan hewan ruminansia. Adapun jenis makanan yang tersusun dari selulosa merupakan makanan yang susah dicerna, pada proses pencernaan ini juga mempunyai saluran sistem yang khusus.

Berikut organ yang ada pada saluran untuk proses pencernaan hewan ruminansia. Aku juga akan membahasnya dengan lengkap sekaligus dengan penjelasannya.

  1. Pada rongga mulut di hewan memamah ini ada 2 organ sistem pencernaan yang sangat penting yaitu lidah dan juga gigi. Di gigi hewan ruminansia sangat berbeda dengan susunan gigi dari hewan mamalia lain.

    Pada gigi serinya terdapat bentuk yang sesuai untuk menjepit sebuah makanan seperti rumput, pada bagian gigi taring tidak berkembang, lalu pada gigi geraham bagian belakang atau molare mempunyai bentuk datar dan juga lebar.

  2. Pada bagian ini merupakan sebuah saluran yang menjadi penghubung antara rongga mulut dan juga lambung. Pada saluran ini makanan tidak mengalami proses pencernaan, namun makanan hanya lewat sebelum di proses kembali pada lambung.

    Esofagus di hewan memamah ini biasanya mempunyai ukuran yang pendek yaitu 5 cm, tetapi mempunyai lebar yang mampu menjadi besar atau berdilatasi agar menyesuaikan ukuran dan juga tekstur dari makanan yang masuk ke hewan ruminansia ini.

  3. Setelah makanan yang masuk melalui esofagus, maka makanan akan masuk ke lambung. Pada lambung hewan memamah ini mempunyai peran pada proses pembusukan makanan dan juga peragian, hal ini berguna sebagai tempat penyimpanan sementara untuk makanan dan setelah itu akan dikunyah kembali.

    Pada hewan rumen ini mempunyai ruang pada lambungnya dan juga mempunyai variasi ukuran lambung bergantung pada umur dan makanan yang dimakan. Ruangan dari lambung hewan memamah ini juga dibagi menjadi 4 yaitu rumen, retikulum, omasum dan obamasum. Berikut penjelasan ruang lambung :

    1. Pada awal makanan akan masuk kedalam kerongkongan dan akan masuk ke dalam rumen, makanan tersebut secara alami akan bercampur dengan air ludah yang mempunyai sifat alkali dengan pH yang mencapai kurang lebih 8,5.

      Rumen ini juga mempunyai fungsi untuk tempat penyimpanan sementara untuk makanan yang sudah ditelan, lalu rumen ini akan terisi cukup makanan, hewan memamah akan beristirahat sambil mengunyah kembali makanan yang akan dikeluarkan dari rumen.

      Pada dalam rumen, populasi bakteri dan juga protozoa bisa memproduksi enzim oligosakharase, glikosidase, amilase, enzim selulase, dan hidrolase. Enzim – enzim tersebut mempunyai fungsi untuk menguraikan polisakarida dan juga selulosa yang ada di makanan yang masuk.

      Enzim pengurai protein seperti enzim proteolitik dan enzim lainnya yang juga berperan sebagai pencerna lemak terdapat pada rumen juga.

    2. Selanjutnya adalah retikulum, pada retikulum ini makanan yang akan masuk akan diaduk dan juga dicampur dengan enzim – enzim yang dijelaskan tadi sampai menjadi sebuah gumpalan kasar atau biasa disebut bolus.

      Proses pengadukan tersebut dilakukan dengan di bantu oleh kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan makanan tersebut lalu di dorong lagi ke rongga mulut agar di mamah untuk kedua kalinya hingga menjadi sempurna untuk hewan ruminansia.

    3. Setelah gumpalan makanan yang sudah dikunyah lagi lalu akan ditelan lagi. Makanan tersebut akan masuk ke omasum yang letaknya melewati rumen dan retikulum. Pada dalam omasum, kelenjar enzim membantu untuk penghalusan makanan tersebut secara kimiawi.

      Kadar dari air dari gumpalan makanan juga akan dikurangi lewat proses absorpsi air yang dilakukan dinding omasum

    4. Untuk abomasum sendiri adalah perut dari hewan ruminanse yang akan bekerja untuk sistem pencernaan dengan bantuan enzim – enzim pencernaan. Pada abomasums, gumpalan – gumpalan makanan akan dicerna lewat bantuan enzimdan asam klorida.

      Enzim yang keluar oleh dinding abomasums sama seperti yang di dapat dilambung mamalia lain, sementara itu asam klorida selain membantu pengaktifan enzim pepsinogen yang keluar dinding abomasums, juga mempunyai fungsi sebagai desinfektan untuk bakteri jahat yang masuk dengan makanan. Karena pada pH yang rendah bakteri cenderung akan mati.

  4. Inilah bagian terakhir dari proses pencernaan hewan ruminansia setelah makanan yang masuk sudah halus dan sudah melewati ruang abomasums maka makanan tersebut akan masuk ke usus halus.

    Pada organ tersebutlah sari – sari makanan akan diserap lalu diedarkan oleh darah ke semua bagian tubuh. Lalu sisa makanan tersebut akan keluar lewat organ anus.

  5. Untuk anda yang masih bingung dengan hewan ruminansia aku akan menjelaskan apa itu hewan ruminansia. Hewan ini mempunyai ciri khusus yaitu mempunyai 4 perut dan perilaku yang khas dari hewan ruminansia ini adalah memamah makanan yang yakni bolus makanan yang sudah dimuntahkan. Terdapat lebih dari 150 spesies hewan ruminansia peliharaan dan juga liar.

    Hewan ruminansia ini juga di kelompokan lagi oleh perilaku saat mencari makan grazer ataupun makanan rumput, browser atau hewan pemakan tumbuhan tinggi dan grazer intermediata hewan yang di gembalakan.

    Grazer ini seperti sapi yang mengkonsumsi rumput bawah sedangkan untuk browser ini seperti rusa dan keledai yang tinggal di hutan dan memakan ranting yang bergizi serta semak – semak. Intermediata itu seperti kambing, domba, dan juga rusa ekor putih, yang mempunyai kebutuhan gizi antara grazer dan browser. Dari pengelompokan tadi kambing dan rusa adalah browser dan domba merupakan grazer.

[irp]

Demikianlah penjelasan tentang Proses Pencernaan Hewan Ruminansia semoga artikel ini mampu membantu anda dalam menyelesaikan tugas tentang hewan ruminansia dan juga bisa menjadi referensi yang bagus untuk dipelajari. Pada website ini juga masih banyak artikel mengenai biologi jadi kamu bisa mencari materi – materi tentang biologi disini. Sekian Terima Kasih.

Oleh: Yopi Nadia, SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Jambi 

KOMPAs.com - Hewan ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang biasa memamah (memakan) dua kali dan dikenal dengan hewan memamah biak. Contoh hewan ruminansia yaitu sapi, kerbau, rusa, domba, kambing, dan kijang.

Sistem pencernaan hewan ruminansia lebih kompleks dibandingkan pencernaan hewan lainnya. Pada hewan ruminansia terdapat empat bagian lambung dengan fungsi yang spesifik.

Selain itu, pencernaan makanan pada hewan ruminansia dibantu oleh beberapa mikroba, yaitu bakteri dan protozoa. Mikroba tersebut dapat membantu mencerna rumput.

Makanan seperti rumput, pertama kali masuk ke dalam mulut sapi. Di dalam mulut terdapat organ-organ pencernaan seperti berikut:

  • Gigi: gigi sapi tersusun dari gigi seri yang berguna untuk memotong makanan dan gigi geraham untuk mengunyah makanan.
  • Lidah: lidah sapi berguna untuk merenggut rumput (makanan) dan mendorong makanan yang sudah dikunyah menuju lambung.
  • Saliva: merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus pada sapi yang kemudian disalurkan ke dalam rongga mulut. Saliva berperan dalam proses pencernaan kimiawi

Baca juga: Macam-macam Sistem Pernapasan Hewan

Bagian-bagian lambung hewan ruminansia 

Lambung hewan ruminansia memiliki ukuran jauh lebih besar di bandingkan lambung manusia. Lambung ini menjadi organ pencernaan yang sangat penting bagi hewan ruminansia. 

Dalam rumput atau tumbuhan yang dimakan hewan ruminansia mengandung zat selulosa. Lambung hewan ruminansia berfungsi dalam proses pembusukan makanan dengan menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai selulosa. 

Hewan ruminansia memiliki empat bagian lambung, yaitu: 

  • Rumen
  • Retikulum
  • Omasum
  • Abonasum

Berikut penjelasannya: 

Rumen (perut besar)

Rumen adalah organ lambung pertama dan terbesar yang memenuhi rongga perut sapi sebelah kiri. Rumen dan bagian lambung kedua memiliki struktur yang terhubung. Pada sapi dewasa, volume keduanya bisa mencapai 200 liter.

Rumen merupakan tempat terjadinya pencernaan dengan bantuan mikroba (bakteri). Di sini makanan dicerna hingga menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang dilakukan oleh dinding rumen.

Pada saat sapi beristirahat, makanan kembali ke mulut dan dikunyah kembali. Setelah dikunyah untuk yang kedua kalinya, makanan masuk ke retikulum (perut jala).

Baca juga: Contoh Nama Hewan Berkaki Dua

Retikulum (perut jala)

Di dalam retikulum, makanan kembali mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri anaerob dan protozoa.

Di dalam bagian perut ini, terjadi proses absorpsi atau penyerapan dan penyaringan benda-benda asing yang masuk bersama makanan sehingga tidak masuk ke omasum (perut kitab).

Omasum (perut kitab)

Omasum memiliki struktur epitel yang berlapis-lapis juga yang berbentuk seperti lembaran. Di dalam omasum, makanan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan. Selanjutnya, makanan masuk ke abomasum.

Abomasum (perut masam)

Perut bagian inilah yang sebenarnya disebut dengan lambung. Di sini makanan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan pepsin yang dihasilkan oleh abomasum.

Organ ini dilengkapi dengan sel epitel berkelenjar yang menghasilkan lendir atau mukus, asam hidrolik, serta enzim proteolitik (enzim yang berguna untuk memecah protein).

Setelah melewati seluruh proses pencernaan makanan di dalam abomasum, makanan bergerak menuju usus halus.

Panjang usus halus seekor sapi dewasa dapat mencapai 40 meter. Di dalam usus halus, terjadi proses absorpsi dan fermentasi. Selanjutnya, sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui anus berupa kotoran.

Baca juga: Efek Domino pada Hewan: Pengertian dan Contohnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.