Mengapa media tanam yang dipakai harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam

Merdeka.com - Bagi Anda yang memiliki hobi berkebun atau menyukai tanaman hias, media tanam pasti menjadi salah satu perhatian utama. Media tanam menjadi elemen penting untuk menunjang kehidupan tanaman.

Media tanam harus mampu menjaga kelembapan di sekitar akar tanaman, serta menyediakan cukup udara dan unsur hara. Umumnya, media tanam yang sering digunakan untuk bercocok tanam adalah tanah.

Namun selain tanah, ada media tanam lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
Berikut, dilansir dari gardener.id dan caratanam.com, beberapa jenis media tanam yang bisa Anda gunakan untuk tanaman hias Anda.

2 dari 8 halaman

Mengapa media tanam yang dipakai harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam

ecofarmingdaily.com

Jenis media tanam yang pertama adalah humus. Humus merupakan jenis tanah yang paling subur bagi tanaman. Ini karena humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan dedaunan dan batang pohon, serta campuran dari kotoran hewan.

Media tanam humus biasanya berwarna cokelat gelap dengan tekstur yang lembut. Di dalam tanah ini terdapat banyak unsur hara seperti fenol, asam karboksilat, hidroksida serta alifatik.

3 dari 8 halaman

Jenis media tanam yang kedua adalah sekam hitam. Sekam merupakan limbah padi yang memang banyak digunakan sebagai media tanam.

Namun, sekam hitam sedikit berbeda dengan sekam biasa. Sekam hitam merupakan sekam yang dibakar. Sekam hitam ini dipercaya berfungsi untuk memperbaiki struktur di dalam tanah, baik secara fisik, kimia, dan biologi.

Media tanam sekam hitam ini bisa menjadi rekomendasi untuk tanaman hias atau tanaman bunga karena kemampuannya dalam meningkatkan porositas tanah. Porositas tanah yang tinggi pada sekam hitam ini akan membuat tanah menjadi gembur dan mampu menyerap nutrisi dengan baik.

4 dari 8 halaman

Mengapa media tanam yang dipakai harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam
thespruce.com

Jenis media tanam yang ketiga adalah pupuk kandang. Media tanam yang satu ini mungkin sudah banyak dikenal dan digunakan oleh para pecinta tanaman. Pupuk kandang ini biasanya berasal dari kotoran kambing.
Pupuk kandang ini digunakan ketika sudah kering dan berwarna kecokelatan dengan tekstur yang keras. Media tanam ini biasanya akan digunakan sebanyak 20 persen dalam wadah pot bersama dengan media tanam lainnya.

5 dari 8 halaman

Mengapa media tanam yang dipakai harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam
dreamstime.com

Jenis media tanam yang keempat adalah sekam padi mentah. Sekam padi mentah merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan.

Dalam proses penggilingan beras, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi limbah penggilingan. Komposisi kimiawi yang ada pada sekam padi adalah sangat beragam yaitu kadar air, protein kasar, lemak, serat kasar, abu, karbohidrat dasar, hidrogen, oksigen, dan lain-lain.

Kandungan bahan kimiawi yang sangat banyak ini tentu membuat sekam mentah sangat cocok dijadikan sebagai media tanam.

6 dari 8 halaman

Jenis media tanam yang kelima adalah batang pakis. Batang pakis umumnya memiliki dua macam, yaitu pakis hitam dan pakis cokelat. Sebagai media tanam, pakis hitam lebih sering digunakan ketimbang pakis cokelat. Pakis hitam sendiri berasal dari tanaman pakis yang sudah tua dan kering.

Anda bisa menemukan batang pakis ini dijual dalam bentuk cacahan dan juga lempengan segi empat yang siap pakai. Media tanam pakis ini dinilai mampu mengikat air, memiliki drainase yang baik, dan mudah ditembus akar. Namun, Anda juga harus memperhatikan jika ingin menggunakan media tanam ini. Pasalnya, media tanam ini juga sering dijadikan sarang oleh semut atau binatang kecil lainnya.

7 dari 8 halaman

Mengapa media tanam yang dipakai harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam
pthorticulture.com

Jenis media tanam yang berikutnya adalah sabut kelapa. Sebagian orang mungkin sudah familiar dengan penggunaan sabut kelapa ini untuk penanaman. Sabut kelapa memang bisa menjadi bahan organik alternatif untuk media tanam. Sabut kelapa yang dijadikan media tanam harus berasal dari buah kelapa yang sudah berumur dan berserat kuat.

Media tanam ini sangat baik dalam mengikat dan menyimpan air, sehingga sangat cocok digunakan di daerah panas. Selain itu, kandungan unsur hara seperti magnesium, kalsium, kalium, fosfor dan natrium pada sabut kelapa sangat baik untuk tanaman.

Namun, sabut kelapa ini akan mudah lapuk jika sering terkena air hujan. Untuk mencegah hal ini, biasanya sabut kelapa akan direndam terlebih dahulu dengan menggunakan larutan fungsida.

8 dari 8 halaman

Mengapa media tanam yang dipakai harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/Julia Ivantsova


Jenis media tanam yang terakhir adalah spons. Bagi orang awam, mungkin penggunaan spons sebagai media tanam ini masih terlihat asing. Namun, orang yang memiliki hobi bercocok tanam, spons bukan menjadi hal baru.

Kita tahu bahwa spons sangat ringan, sehingga media tanam ini sangat mudah dipindahkan dan ditempatkan di mana saja. Meskipun ringan, spons juga akan bertambah beratnya ketika disiram oleh air, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak.

Seperti yang kita tahu bahwa spons memiliki daya serap yang sangat tinggi sehingga hal ini menjadi kelebihan tersendiri bagi spons. Namun, media tanam ini juga tidak bertahan lama karena bahannya yang mudah hancur.

Sehingga jika spons sudah terlihat tidak layak pakai, maka harus diganti dengan yang baru. Itulah kenapa, media tanam ini hanya digunakan pada tanaman hias bunga potong yang penggunaannya sementara.

KOMPAS.com - Bagi tanaman, media tanam memliki banyak peran. Bahan ini merupakan tempat bertumpu agar tanaman bisa berdiri tegak. Di dalamnya juga terkandung hara, air, dan udara yang dibutuhkan oleh tanaman. 

Tiap jenis media tanam memiliki kapasitar menyimpan hara, air dan udara yang berlainan. Demikian pula dengan tanaman, tiap jenis butuh persyaratan hidup yang berbeda. Berikut 9 petunjuk praktis memilih media tanam.

Ada banyak jenis media tanam yang bisa dibeli. Tiap jenis memiliki bentuk, ukuran dan sifat yang berlainan. Media tanam berbentuk serpihan mampu menyimpan air lebih lama dan dalam jumlah banyak. Contohnya humus bambu. Sebaliknya, media tanam berbentuk silindris dan bulat bersifat mudah melepas air, semisal akar pakis dan coco fiber . Sedangkan media tanam berbentuk bulat diantaranya adalah pasir malang dan tanah. Ukuran butiran juga menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air. Semakin kecil diameternya, kian besar kemampuannya menyimpan air.

  • Sesuaikan dengan jenis tanaman

Tiap jenis tanaman butuh jenis media tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering seperti Kaktus , Adenium , Euphorbia , dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang bersifat porus dan mudah membuang air. Tanaman seperti itu dicirikan oleh jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka kondisi lembap harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air secara baik. Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal Aglaonema , Philodendron , dan Anthurium .

  • Perhatikan kondisi lingkungan

Pemilihan media tanam juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Bila cuaca di tempat Anda berhawa panas dan kering, disarankan memilih jenis media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air yang kuat. Sebaliknya, bila kondisi cuaca tempat tinggal sering berkabut dan lembap, disarankan agar memilih media tanam yang porus. Media tanam seperti ini mudah mengaliirkan air. Sehingga membuat sistem perakaran tidak terlalu lembap dan menjadi busuk.

  • Kenali pertumbuhan tanaman

Umumnya, tanaman muda yang masih dalam persemaian belum butuh pasokan hara dari luar karena masih memiliki cadangan makanan. Pada saat itu, Anda cukup menggunakan pasir malang, akar pakis atau coco peat sebagai media tanam. Media tanam dengan campuran pupuk yang kaya zat hara baru disuguhkan setelah daun lembaga telah gugur. Atau setelah daun asli yang pertama telah tumbuh.

Tanaman yang ditaruh di luar ruangan butuh pasokan air lebih banyak dari pada tanaman yang ditaruh di dalam ruangan. Sebab, tanaman di luar ruangan melangsungkan proses fotosintasa lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan. Selain itu, tiupan angin dan intensitas matahari di luar ruangan membuat laju penguapan lebih cepat dibandingkan dengan di dalam ruangan. Dengan demikian, tanaman yang ditaruh di luar ruangan sebaiknya di tanam memakai media tanam yang mampu menyimpan air dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama.

Pot berbahan plastik memiliki pori-pori lebih sedikit dibandingkan dengan pot gerabah. Sehingga pot plastik mampu menahan kelembapan media tanam lebih baik dibandingkan dengan pot gerabah. Namun, jumlah pori-pori sedikit itu membuat aerasi di dalam pot plastik tidak sebaik aerasi dalam pot gerabah. Bila Anda memilih pot plastik, disarankan agar media tanam yang digunakan adalah jenis yang mudah mengalirkan air dan porus. Sementara media tanam untuk pot gerabah dipilih yang memiliki kemampuan menyimpan air dalam waktu lama.

  • Pertimbangkan potensi penyakit

Media tanam yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau mengandung hara biasanya lebih mudah mengundang bibit penyakit. Campuran media tanam dengan pupuk kandang paling rawan mengundang bibit penyakit penyebab busuk akar. Media tanam tersebut cocok digunakan untuk menanam jenis tanaman yang menyukai kondisi kering. Misal Adenium , Pachipodium , dan Euphorbia .

Jangan lupa pertimbangkan pula usia pakainya. Media tanam bertekstur lunak dan mengandung hara biasanya lebih mudah melapuk dan terurai. Sedangkan media tanam bertekstur keras umumnya bersifat awet. Contoh media tanam berusia pendek adalah humus bambu, humus kaliandra dan coco peat. Sedangkan media tanam berusia panjang diantaranya akar pakis dan sekam padi. Bila Anda menggunakan media tanam berumur pendek, Anda harus lebih rajin melakukan repotting dibandingkan dengan memakai media tanam berumur panjang.

Anda juga bisa memilih media sintetis. Media tanam seperti ini bersifat lebih bersih dan bebas kuman dibandingkan dengan media tanam alami. Contoh media sintetis yang banyak diperjualbelikan adalah media gel. Benda ini banyak diterapkan dalam sistem hidroponik Harga media tanam sintetik tentu lebih mahal bila dibanding dengan media tanam alami. Anda juga harus rajin menambahkan larutan hara dengan dosis tepat menuju media tanam ini. (Teguh/Garden)