Mengapa Medan, Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang menjadi pusat wilayah pembangunan

Wilayah dan Pembangunan 112 2. Pengembangan wilayah pedesaan yang ditujukan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi penduduk pedesaan. Wujudnya dapat berupa pengembangan Perkebunan Inti Rakyat PIR. 3. Pengembangan wilayah menurut sistem perkotaan. 4. Pengembangan wilayah berdasarkan kutub-kutub pertumbuhan Growth Pole. 5. Pengembangan wilayah berdasarkan konsep agropolitan, yaitu menyebarkan berbagai industri kecil di wilayah pedesaan dan pengembangan lahan rekreasi sehingga tumbuh beberapa kota yang berada di daerah pertanian agropolis. Hakekat pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan yang diharapkan buka hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam arti non fisik. Pengembangan wilayah nampaknya terkesan berorientasi fisik, namun demikian kalau dicermati sebenarnya pengembangan wilayah penuh dengan nilai-nilai sosial. Kita mengenal istilah “desa tertinggal”, menurut pendapatmu pendekatan seperti apakah yang hendaknya harus dilakukan agar pembangunan dapat berjalan dengan maksimal? T ugas Mandiri analisis

F. Wilayah Pembangunan di Indonesia

Acuan pokok kerangka pendekatan perwilayahan pembangunan di Indonesia adalah bahwasanya kepulauan Indonesia dapat dibagi dalam wilayah-wilayah pembangunan. Pembagian ini didasarkan atas pengamatan bahwa provinsi-provinsi tertentu mempunyai kegiatan yang berkaitan erat dengan provinsi-provinsi tertentu lainnya, antara lain dalam perdagangan, kegiatan produksi, keuangan, jasa-jasa dan sebagainya. Pembagian wilayah menurut pendekatan ini tidaklah berarti perubahan-perubahan struktur administrasi pemerintahan, melainkan hanya merupakan pendekatan yang diharapkan bermanfaat bagi perumusan dan pengarahan berbagai kegiatan pembangunan. Pendekatan dengan cara membagi Indonesia ke dalam wilayah-wilayah pembangunan merupakan suatu pendekatan yang bersifat sementara dan secara terus menerus perlu ditelaah kembali dan dikembangkan lebih lanjut. Perwilayahan atau regionalisasi dapat bermanfaat bagi suatu negara yang besar dan luas seperti Negara Republik Indonesia, yaitu untuk lebih menjamin tercapainya pembangunan yang serasi dan seimbang baik antar sektor dalam satu wilayah pembangunan, maupun antar wilayah pembangunan sendiri. Di unduh dari : Bukupaket.com Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 113 Menurut pengamatan sementara dapat dipertimbangkan adanya sepuluh Wilayah Pembangunan, yang dapat dikelompokkan dalam empat Wilayah Pembangunan Utama. 1. Wilayah Pembangunan Utama A dengan Pusat Utama Medan, terdiri atas Wilayah Pembangunan I, meliputi Provinsi-provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Wilayah Pembangunan II meliputi Provinsi-provinsi Sumatra Barat dan Riau. 2. Wilayah Pembangunan Utama B dengan Pusat Utama Jakarta Raya, terdiri atas Wilayah Pembangunan III, meliputi Provinsi-provinsi Jambi, Sumatra Selatan dan Bengkulu. Wilayah Pembangunan IV, meliputi Provinsi-provinsi Lampung, Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Wilayah Pembangunan VI meliputi Provinsi Kalimantan Barat. 3. Wilayah Pembangunan Utama C dengan Pusat Utama Surabaya terdiri atas Wilayah Pembangunan V, meliputi Provinsi-provinsi Jawa Timur dan Bali, dan Wilayah Pembangunan VII, meliputi Provinsi-provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. 4. Wilayah Pembangunan Utama D dengan Pusat Utama Ujung Pandang terdiri atas Wilayah Pembangunan VIII meliputi Provinsi-provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Wilayah Pembangunan IX, meliputi Provinsi-provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, dan Wilayah Pembangunan X, meliputi Provinsi-provinsi Maluku dan Irian Jaya. Prinsip regionalisasi tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam lingkungan daerah masing-masing provinsi dengan memperhatikan hubungan-hubungan yang saling kait-mengait antar kabupaten-kabupaten dan kecamatan-kecamatan. Oleh karena itulah, apabila kamu pergi ke pusat pemerintahan seperti kelurahan, kecamatan, atau bahkan tingkat provinsi, kamu akan menemukan wilayah-wilayah pembangunan yang bersifat spesifik untuk daerahmu sendiri. 1. Mengapa Medan, Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang menjadi pusat wilayah pembangunan? 2. Mengapa di era otonomi pembangunan di Indonesia masih disekat oleh wilayah- wilayah pembangunan? Kemukakan pendapatmu secara logis mengenai hal ini dalam buku tugasmu. T ugas Mandiri studi literatur Di unduh dari : Bukupaket.com Wilayah dan Pembangunan 114 Kilas Geografi Sejarah Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul sedikit melalui berbagai prasasti yang ditemukan di kawasan bandar tersebut. Keterangan mengenai kota Jakarta sampai dengan awal kedatangan para penjelajah Eropa dapat dikatakan sangat sedikit. Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribu kota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta. Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke Bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta. Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar. Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama- kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden. Dikutip dari www.jakarta.go.id Sejarah Kota Jakarta Di unduh dari : Bukupaket.com Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 115 R angkuman 1. Wilayah dalam bahasa Inggris disebut region. Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertenu dan bebeda dengan wilayah lain. Contohnya, wilayah pantai merupakan bagian dari permukaan bumi yang letaknya di dekat laut dan wilayah pegunungan merupakan bagian permukaan bumi yang letaknya di daerah yang tinggi dan bergunung-gunung. Wilayah adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang bersifat khas yang membedakan dari daerah lain, misalnya wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan wilayah perdesaan. 2. Berdasarkan kekhasannya wilayah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Wilayah yang didasarkan atas konsep homogenitas disebut juga wilayah formal homogeneousuniform region, dan Wilayah yang didasarkan atas konsep heterogenitas disebut juga wilayah fungsional nodal regionorganic region 3. Perwilayahan adalah proses pengelompokkan wilayah berdasarkan ciri kesamaan atas dasar fisik dan sosial. Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu, misalnya, pada pembagian region permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria yang digunakan adalah unsur cuaca, seperti temperatur, curah hujan, penguapan, kelembapan, dan angin. 4. Pusat pusat pertumbuhan adalah cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk menentukan daerah tertentu yang dianggap strategis sehingga pada gilirannya akan memberi efek menetes bagi daerah sekitarnya. 5. Dalam prakteknya penentuan pusat pusat perumbuhan ternyata mengacu pada teori-teori pusat-pusat pertumbuhan, antara lain teori sektor dari Hoyt, teori sentral dari Christaller, dan teori kutub pertumbuhan Ferroux. 6. Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan kondisi sosial masyarakat 7. Indonesia dikelompokkan dalam empat Wilayah Pembangunan Utama. a. Wilayah pembangunan utama A dengan pusat utama Medan. b. Wilayah pembangunan utama B dengan pusat utama Jakarta Raya. c. Wilayah pembangunan utama C dengan pusat utama Surabaya. d. Wilayah pembangunan utama D dengan pusat utama Ujung Pandang. Di unduh dari : Bukupaket.com Wilayah dan Pembangunan 116 P e l a t i h a n Ba b 5 Kerjakanlah di buku tugasmu

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat

Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Regionalisasi Pembangunan di Indonesia - Penempatan pusat-pusat pertumbuhan yang dilaksanakan oleh Indonesia pada dasarnya merupakan penerapan gabungan dari teori Christaller dan Perroux. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembangunan dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang menurut hasil pengkajian para ahli diperkirakan sebagai kawasan sentral yang mampu menarik daerah-daerah di sekitarnya. Dari kawasan sentral sebagai pusat pertumbuhan ini, diharapkan proses pembangunan dan hasil-hasilnya akan menjalar ke seluruh wilayah tanah air dan mampu dirasakan oleh segenap penduduk Indonesia sehingga citacita dan tujuan nasional yaitu menciptakan kesejahteraan rakyat dan masyarakat yang adil, makmur, dan merata dapat diwujudkan.

Sistem pembangunan nasional Indonesia telah dicanangkan sejak REPELITA II tahun 1974-1978 yang menyatakan bahwa proses pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem regionalisasi atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Ujungpandang. Sejalan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah-wilayah pembangunan utama Indonesia dibagi ke dalam empat region atau wilayah utama. 

Adapun keempat kawasan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Medan. Kawasan ini meliputi wilayah sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan Sumatra Utara, yang pusatnya di kota Medan.

b. Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah Sumatra Barat dan Riau, dengan pusatnya di kota Pekanbaru.

2. Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Jakarta. Wilayah ini antara lain sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu, dengan pusat pertumbuhan di kota Palembang.

b. Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pusat pertumbuhan kota Jakarta.

c. Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah Kalimantan Barat, yang pusatnya di kota Pontianak.

3. Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Surabaya. Wilayah ini meliputi daerah-daerah sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan V, meliputi daerah-daerah Jawa Timur dan Bali, yang pusatnya di Surabaya.

b. Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan, dengan pusat pertumbuhan di kota Balikpapan dan Samarinda.

4. Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Ujungpandang. Wilayah ini meliputi daerah-daerah sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan VIII meliputi daerah-daerah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara, yang pusatnya berada di Makassar.

b. Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, dengan pusatnya di kota Manado.

c. Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah Maluku dan Papua, yang berpusat di kota Sorong. Untuk dapat memperjelas dan memudahkan Anda mengetahui wilayah pembangunan utama di Indonesia, perhatikan Tabel 5.1 berikut.

Mengapa Medan, Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang menjadi pusat wilayah pembangunan

Perhatikan Peta 5.2 berikut mengenai pembagian regionalisasi pembangunan di Indonesia.

Mengapa Medan, Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang menjadi pusat wilayah pembangunan

Sistem regionalisasi pembangunan tersebut pada saat ini kemungkinan mengalami sedikit perubahan, mengingat ada beberapa wilayah di Indonesia yang telah berubah status menjadi provinsi baru, seperti Bangka-Belitung, Banten, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.

Wilayah-wilayah pembangunan ini selanjutnya dikembangkan lagi ke dalam skala yang lebih kecil, misalnya tingkat daerah yang terdapat di suatu provinsi. Sebagai contoh, wilayah Pembangunan Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi enam kawasan pembangunan daerah. 

Adapun keenam wilayah pembangunan daerah tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang- Bekasi) dan sebagian kecil wilayah Sukabumi. Di wilayah ini dikembangkan berbagai aktivitas industri yang tidak ter tamping di wilayah Jakarta.

b. Wilayah Pembangunan Bandung Raya. Wilayah pembangunan daerah ini dikembangkan terutama untuk fungsi pusat aktivitas pemerintahan daerah, pusat pendidikan tinggi, pusat perdagangan daerah, dan pusat industri tekstil. Untuk keperluan tersebut, wilayah perkotaan Bandung perlu dikembangkan, baik luas areal atau wilayahnya maupun kuantitas dan kualitas fasilitasnya. Untuk kebutuhan konservasi dan rehabilitasi lahan kritis dipusatkan di wilayah-wilayah Kabupaten Cianjur, Bandung, Garut, dan Sumedang.

Mengapa Medan, Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang menjadi pusat wilayah pembangunan

c. Wilayah Pembangunan Priangan Timur, meliputi Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.

d. Wilayah Pembangunan Karawang, yang meliputi kawasan dataran rendah di pantai utara (Jalur Pantura), seperti Purwakarta, Subang, dan Karawang sebagai pusatnya. Wilayah pembangunan ini dikembangkan sebagai daerah usaha peningkatan produksi pangan, terutama komoditas padi (beras) dan palawija.

e. Wilayah Pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Di kawasan pembangunan ini dikembangkan kegiatan industri pengolahan bahan produk agraris, industri petrokimia, pupuk, dan semen. Untuk memperlancar pergerakan barang, pelabuhan Cirebon lebih ditingkatkan kembali fungsinya. Selain itu, pembangunan pelabuhan Cirebon juga dimaksudkan untuk menampung kelebihan arus keluar-masuk barang yang tidak tertampung oleh pelabuhan Tanjung Priok.

f. Wilayah Pembangunan Banten. Wilayah pembangunan ini berpusat di Serang dan Cilegon. Wilayahnya terdiri atas empat zona, yaitu daerah bagian utara diutamakan untuk perluasan dan intensifikasi areal pesawahan teknis, bagian selatan diperuntukkan bagi areal perkebunan dan tanaman buah-buahan. Wilayah Teluk Lada diperuntukkan bagi intensifikasi usaha pertanian, serta

daerah Cilegon yang dewasa ini dikembangkan sebagai pusat

industri berat, yaitu industri besi baja.

Manfaat Pusat Pertumbuhan

Adanya wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan memberikan kegunaan bagi pemenuhan kebutuhan manusia dan dalam meningkatkan peran sertanya terhadap proses pembangunan bangsa, baik dalam pembangunan fisik dan infrastruktur, serta fasilitas-fasilitas sosial lainnya, dalam sektor ekonomi, dan sosialbudaya. Beberapa contoh dampak munculnya wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan regional, antara lain semakin lancarnya pergerakan barang-barang atau komoditas ekonomi antarwilayah, memberikan peluang kerja bagi penduduk, serta dapat meningkatkan pendapatan penduduk yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, semakin maraknya pusat-pusat pertumbuhan dalam suatu wilayah sudah tentu akan memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat tersebut. Secara umum masyarakat yang tinggal di suatu kawasan dapat termotivasi untuk bersaing dalam menghadapi berbagai peluang yang ada. Untuk mendapatkan peluang tersebut diperlukan adanya kesiapan, seperti penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, dan kesehatan. Oleh karena itu secara langsung maupun tidak, penduduk akan berusaha secara maksimal dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

Sekian materi mengenai Pusat Pertumbuhan dan Regionalisasi Pembangunan Indonesia dari Geografisku, semoga bermanfaat.