Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan

Kisah Nabi Yunus AS Di Telan Ikan Paus Karena Ummatnya – Pada kesempatan kali ini Duta Dakwah akan menceritakan tentang kisah Nabi Yunus AS. Yang mana dalam pembahasan kali akan menjelaskan tentang Taubatnya kaum niwana setelah di tinggal pergi oleh Nabi Yunus, dan Selamatnya Nabi Yunus As dari Perut ikan paus. Untuk lebih jelasnya silahkan simak artikel di bawah ini.

Nabi Yunus As di tugaskan oleh Allah untuk berdakwah di daerah Irak. Setiba Nabi Yunus di sana, beliau mendapati para kaum penyembah berhala dan suka melakukan perbuatan-perbuatan yang di larang Allah. Pada saat itu pula Nabi Yunus berusaha mengingatkan mereka agar beriman dan bertakwa kepada Allah dengan meninggalkan semua keyakinan lamanya.

Akan tetapi dengan adanya Nabi Yunus As di tengah-tengah kebiasaan mereka yang mungkar, Nabi Yunus pun mendapat perlawanan dari orang-orang tersebut. Bahkan Nabi Yunus pun di tuding sebagai orang yang berdusta. Setiap hari Nabi Yunus AS memberikan dakwah kepada umatnya, entah kenapa upaya Nabi Yunus As selalu gagal. Hingga pada akhirnya, Nabi Yunus pun marah, putus asa, dan ingin meninggalkan kaumnya.

Sekilas tentang Nabi Yunus AS

Nabi Yunus AS adalah Nabi yang ke-21 setelah Nabi Ilyasa AS. Sedangkan ayah dari Nabi Yunus AS merupakan keturunan dari Bunyamin bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Beliau ditugaskan oleh Allah untuk menyebarkan agama Allah kepada mereka bangsa Assyria di Ninawa, Irak.

Orang-orang kaum ninawa adalah kaum penyembah berhala dan terkanal akan kejahatanya. Karena itulah Nabi Yunus mengajak mereka bertaubat dan beriman kepada Allah Sang Pencipta alam semesta.

Ajaran yang si bawa oleh Nabi Yunus yaitu ajaran tauhid, yang mana ajaran tersebut tergolong baru bagi penduduk Ninawa. Karena mereka juga belum pernah mendengar ajaran tersebut, sehingga sangat sulit bagi mereka untuk menerima sebagai pengganti kepercayaanya.

Selain itu, penduduk Ninawa juga menganggap Nabi Yunus AS bukanlah siapa-siapa, karena beliau merupakan pendatang baru dan bukan berasal dari kaum ninawa sendiri. Dari sinilah ujian dakwah Nabi Yunus As di mulai.

Kisah Penolakan Kaum Ninawa terhadap Dakwah Nabi Yunus AS

Setelah diutus oleh Allah untuk mendakwahi atau mengajak kaum Ninawa, Nabi Yunus AS sudah berulang kali mengingatkan mereka agar kembali ke jalan yang benar, bahkan setiap hari. Namun, banyak dari orang-orang dari kaum ninawa enggan untuk mengikuti ajakan dari Nabi Yunus As, dan merekapun selalu membantah perkataan beliau.

Akan tetapi ada dua orang dari mereka yang bersedia mengikuti ajakan Nabi Yunus, mereka adalah Tanukh dan rubil.

Pada suatu hari, Nabi Yunus AS kembali ke ninawa untuk mendakwahi kaumnya. Mereka pun berkata dengan pertanyan-pertanya untuk meyakinkan atau malah menjatuhkan Nabi Yunus, “Apakah kata-kata yang engkau ucapkan itu adalah kedustaan? Apakah yang engkau anjurkan kepada kami atas agama barumu itu.? Karena inilah Tuhan yang disembah oleh nenek moyang kita sejak dahulu. Maka dengan alasan apakah yang mengharuskan kami meninggalkan agama nenek moyang kita dan menggantikanya dengan agama barumu.?

Para penduduk pun menuduh Nabi Yunus AS telah membawa ajaran sesat dan berusaha merusak adat istiadat yang telah berjalan. Kaum Ninawa juga meminta beliau untuk menghentikan dakwahnya menyebarkan agama Allah, karena mereka tak akan pernah mau mengikutinya.

Kemudian Nabi Yunus AS menjawab dengan tegas, “Aku hanya utusan Allah yang mengajak kalian untuk beriman dan bertakwa kepada Allah sang pencipta alam semesta. Aku hanyalah seorang utusan yang ditugaskan Allah untuk mengangkat kalian dari lembah kesesatan menuju ke jalan yang benar dan di ridhoi.

Yakni menyampaikan kepada kalian agama yang suci dan bersih dari benih-benih kesyirikan yang bisa merendahkan martabat seorang manusia baik di dunia maupun kelak di akherat.

Akan tetapi Orang-orang Ninawa tetap berpegang teguh pada pendiriannya dan menolak ajaran yang di bawa Nabi Yunus AS. Mereka juga tidak takut akan ancaman yang beliau sampaikan serta azab-azab yang akan di turunkan.

Ucapan dan tingkah laku kaum Nabi Yunus benar-benar membuat sang nabi marah, jengkel, dan juga putus asa. Sebelum meninggalkan mereka, beliau berdoa memohon kepada Allah SWT agar segera menurunkan azab kepada umatnya yang sangat keras kepala.

Kisah Taubatnya Kaum Ninawa setelah Ditinggal Nabi Yunus AS

Karena merasa jengkel dan marah, Nabi Yunus AS benar-benar meninggalkan kaum ninawa. Padahal, pada saat itu Allah belum mengizinkan Nabi Yunus untuk pergi. Akan tetapi Nabi Yunus pun melakukan pengembaraan tanpa adanya tujuan yang pasti, naik turun gunung, hingga sampailah Nabi Yunus di sebuah pantai, lalu beliaupun beranjak naik kapal.

Sementara itu, kaum Ninawa yang telah ditinggalkan Nabi Yunus merasa gelisah dan takut, lantaran karena cuaca yang berubah seketika menjadi gelap. Wajah-wajah mereka pun terlihat pucat karena angin yang begitu kencang dan membawa suara gemuruh yang mengerikan.

Di tengah-tengah kepanikanya, kaum Ninawa mulai menyadari bahwa ucapan Nabi Yusuf adalah benar dan bukan dusta belaka. Kemudian kaum ninawa menyesali perbuatan dan kesalahanya karena telah membangkang dan menolak ajaran yang di bawa Nabi Yunus AS. Mereka pun segera memohon ampunan dan bertobat kepada Allah SWT, dan pada akhirnya Allah menerima taubat para kaum ninawa dan azab tidak jadi di turunkan.

Udara yang tadinya gelap pun menjadi terang seperti semula. Dengan wajah yang berseri-seri, kemudian para kaum ninawa mengucap syukur. Dan pada akhirnya, mereka dapat kembali ke rumahnya masing-masing dengan perasaan tenang dan bahagia.

Keadaan Nabi Yunus AS setelah Meninggalkan Kaumnya

Ketika kaum Nabi Yunus AS telah bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, nasib Nabi Yunus pun berada di ujung tombak. Di tengah-tengah pelayaran, tiba-tiba datang ombak besar yang diikuti tiupan angin Yang sangat kencang sehingga menyebabkan keseimbangan kapal tersebut terganggu.

Karena Keadaan tersebut, semua penumpang sangat gelisah, panik, dan ketakutan. Karena semua orang beranggapan tak ada jalan keluar selain mengurangi barang bawaan dengan mengorbankan salah satu penumpang dari mereka.

Dengan cara mengundi semua penumpang untuk menentukan siapa yang harus keluar dari kapal tersebut. Di mulailah undian yang pertama,dan  Undian pertama keluarlah nama Yunus, tapi tak sedikit dari mereka yang merasa berat untuk mengorbankan beliau.

Setelah undian diulangi, keluarlah nama yang sama yaitu Yunus hingga undian yang ketiga. Mau tak mau, beliau pun harus rela berkorban untuk menyelamatkan para penumpang kapal. Di sisi lain, Nabi Yunus merasa jika keputusan ini adalah merupakan kehendak Allah yang tak bisa ia tolak.

Kisah Nabi Yunus AS Ditelan Ikan Paus

Setelah beristikhoroh dan diam sejenak, tanpa ragu-ragu Nabi Yunus langsung menceburkan diri ke laut. Di tengah-tengah derasnya gelombang lautan beliau melawan laju ombak, kemudian Allah SWT memerintahkan seekor ikan paus untuk menelan tubuh Nabi Yunus As secara utuh.

Tidak berlama-lama Ikan paus tersebut langsung berenang menyelami dalamnya lautan dan derasnya gelombang untuk menghampiri Nabi Yunus dan menelanya. Setelah Nabi Yunus telah ada di dalam perut ikan paus, sang nabi pu merasakan dadanya sesak sekaligus menyesali kesalanya. Nabi Yunus yang masih ada di perut ikan pauspun lantas memohon ampunan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

Setelah menyadari kekeliruannya, kemudian Allah memerintahkan ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus AS keluar dari perutnya ke daratan, sedangkan kondisi beliau pun menjadi lemah dan sakit-sakitan.

Kemudian, Allah SWT menumbuhkan pohon labu agar Nabi Yunus AS dapat bernaung di bawah daunnya serta memakan buahnya untuk kepulihan Nabi Yunus As. Setelah kondisi Nabi Yunus pulih, beliau diperintahkan untuk kembali kepada kaumnya di irak.

Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan

Kisah Nabi Yunus AS Kembali pada Kaum Ninawa

Setelah Nabi Yunus AS tiba di Ninawa, Nabi Yunus AS disambut dengan suka cita oleh para umatnya. Beliau sungguh terkejut dengan apa yang terjadi, lebi-lebih tidak adanya satu berhala pun yang berdiri di sana.

Dan kini Nabi Yunus pun melihat para kaum Ninawa menjadi kaum yang mukmin dan bertakwa. Kini Mereka juga gemar berbuat baik, beribadah, dan memuji-muji Allah SWT.

Selanjutnya, para penduduk ninawa meminta Nabi Yunus AS untuk memimpin serta membimbing untuk menyempurnakan aqidah serta keimanan mereka. Kini Nabi Yunus dan para pengikutnya pun akhirnya hidup sejahtera, damai, dan senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Demikianlah mengenai Kisah Nabi Yunus AS Di Telan Ikan Paus Karena Ummatnya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita. Terima kasih.

Sebagai manusia, kita dilengkapi Allah dengan karsa atau kemampuan untuk berkehendak. Namun, seringkali nafsu lebih besar daripada logika, sehingga kita tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya penyesalan datang. Salah satu Nabi yang mengajarkan kepada kita tentang konsekuensi penyesalan adalah Nabi Yunus. Seperti apakah kisahnya?

Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.

Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan
Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan

Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an

Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

[algolia_carousel]

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88:

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.

Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat (37) ayat 139—148:

“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam (68) ayat 48—50:

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.

Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.”

Temukan pula perjalanan Nabi Yusuf pada buku Yunus, Nabi Dalam Perut Ikan karya Esmeralda yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia!

Buku Tentang Nabi Yunus

Berbagai kisah Nabi Yunus dapat Anda dapatkan di Toko Buku Gramedia atau www.gramedia.com

Nabi Yunus diutus Allah untuk mengajak kaumnya menyembah hanya kepada Allah SWT. Namun kaumnya menolak hingga membuat nabi Yunus marah dan pergi meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan Nabi Yunus menghadapi masalah, namun Allah memberikan pertolongan. Kisah nabi Yunus AS mengajarkan kita arti amarah dan pentingnya bersabar.

Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan
Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan
(SERI KISAH NABI) RASUL YANG SELAMAT DARI PERUT IKAN PAUS: NABI YUNUS

Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan
Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan

Buku ini menceritakan tentang kisah Nabi Yunus AS yang berkat kebesaran Allah SWT tetap hidup walaupun harus hidup selama 40 hari di dalam perut ikan paus. Seri Kisah Nabi adalah buku ilustrasi anak yang terdiri atas 25 judul buku yang masing-masing menceritakan tentang salah satu tokoh dari para Nabi. Buku ini dirancang sebagai buku bacaan dongeng yang dapat dibaca oleh orangtua, para guru, dan anak pada umumnya.

[algolia_carousel page=2]

Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan
Mengapa kaum ninawa menolak dakwah nabi yunus as jelaskan
Halo Balita: Kisah Nabi Yunus A.S.-New

Mengajak buah hati mengenal Nabi. Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang tidak mau beribadah kepada Allah. Beliau pergi dengan menumpang sebuah kapal. Di tengah perjalanan, ternyata Nabi Yunus harus melompat ke laut. Kenapa begitu, ya? Ikuti ceritanya, yuk!

Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya

Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang pun ditempuh Nabi Yunus dari negeri Syam.

Sesampainya di Ninawa, Yunus alaihissalam mendapati para penduduknya tenggelam dalam kekafiran. Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini telah berlangsung lama.

Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau memulai dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah mengolok-olok Nabi Yunus.

Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa Nabi Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar.

Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama mereka adalah Tanuh dan Rubil.

Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi Yunus menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian pergilah Nabi Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.

Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus

Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.

Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah.

Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya.

Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian.

Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.

Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).”

Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang.

Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun (merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”

Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan bersujud.

Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.

Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya.

Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …”

Sadar akan kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan dalam lanjutan ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas. “ … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.”

Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 88. “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun dalam keadaan lemah dan sakit karena kekurangan nutrisi di dalam perut ikan. Untuk itu Allah menyembuhkan beliau dengan menumbuhkan tanaman yaqthinah (sejenis labu) dan meminta Nabi Yunus memakannya.

Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 145—146. “Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.”

Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus berada dalam perut ikan, ada beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang menyebutkan bahwa Yunus alaihissalam ditelan ikan paus pada waktu dhuha dan dimuntahkan kembali sore harinya.

Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain menyebutkan bahwa beliau berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling masyhur adalah selama 40 hari. Temukan kisah Nabi Yusuf yang diutus Allah pada Board Book Teladan Anak Muslim: Nabi Yunus.

Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah Mereka

Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah benar-benar datang beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit bersama petir menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum Ninawa. Tak sampai di situ, gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka.

Penduduk Ninawa pun sadar, peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi. Karena itulah mereka bertobat dan menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum Ninawa juga mencari Nabi Yunus, sayangnya saat itu beliau sudah pergi.

Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur. Seluruh penduduk, laki-laki, perempuan, anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk menyebut asma Allah. Melihat kejujuran pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan azab-Nya.

Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum yang telah bertaubat itu menyambut Yunus alaihissalam dengan sukacita. Allah pun memberikan keberkahan dan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan dalam Surah Yunus ayat 98 di atas.

Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 147—148. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Ikan Nabi Yunus

Berdasarkan kisah yang diceritakan turun menurun, ikan yang menelan Nabi Yunus AS memiliki wujud yang begitu besar hingga dapat menelan apapun. Ikan yang menelan Nabi Yunus dinamai ikan nun.  Walaupun ikan ini belum terdefinisikan dengan jelas, namun penggambaran ikan ini dimiripkan dengan ikan paus. Secara logis, memang tidak ada ikan lain yang memiliki ukuran lebih besar dari ikan paus.

Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus

Dari kisah Nabi Yunus di atas, ada pelajaran yang bisa kita ambil, sebagai berikut:

  1. Sabar dalam menyeru kepada kebaikan

Kepergian Nabi Yunus dari kaum Ninawa memperlihatkan bahwa beliau kurang sabar dalam dakwah atau menyeru kepada kebaikan. Perilaku seperti ini ternyata tidak disukai Allah.

Hal tersebut Allah nyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur’an:

  • “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya ….” (Surah Al-Anbiya’ ayat 87)
  • “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” (Surah As-Saffat ayat 142)

Allah pun meminta Nabi Muhammad untuk bersabar dan tidak mencontoh sikap Nabi Yunus di atas, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam Surah Al-Qalam ayat 48:

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.”

Ayat tersebut sekaligus memberitahukan kepada kita bahwa dalam berdakwah atau menyeru kepada kebaikan, kita harus senantiasa bersabar. Karena Allah bersama orang-orang yang bersabar.

  1. Memperbanyak zikir kepada Allah

Berzikir atau mengingat Allah adalah upaya kita untuk senantiasa dekat dengan Allah. Berzikir juga menjadi upaya untuk membuat hati kita tenang, sebagaimana firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28, “ …. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Memperbanyak zikir ternyata juga dapat menjadi penyebab datangnya pertolongan Allah. Seperti firman-Nya ketika mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surat As-Saffat ayat 143—144 di atas:

“Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”

  1. Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah

Pada kisah Nabi Yunus di atas, kita dapat melihat bahwa ketika beliau menyadari kesalahannya kemudian memohon ampunan dan berserah diri kepada Allah, Dia memberikan pertolongan.

Allah telah mengilhamkan kepada Nabi Yunus untuk menyampaikan doa yang luar biasa, “Laa ilaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu min al-zhalimin.” Artinya, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” 

Pada doa tersebut Allah menuntun lisan Nabi Yunus untuk menyebutkan kalimat tauhid terlebih dahulu. Kemudian Dia mengilhamkan Nabi Yunus untuk melanjutkannya dengan tasbih. Hal tersebut guna menunjukkan betapa sempurnanya Allah dan betapa sucinya Dia dari segala kelemahan dan kekurangan.

Setelah itu, Nabi Yunus melanjutkan dengan pengakuan dosa yang telah diperbuatnya. Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqas, menyoal doa tersebut:

“Doa yang tidak ada seorang hamba Muslim pun mengucapkan, sedangkan ia berada dalam bencana, kecuali Allah pasti akan memperkenankannya.” 

  1. Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi

Keputusan yang diambil Nabi Yunus dalam keadaan marah—untuk meninggalkan kaum Ninawa—ternyata berbuah hukuman bagi beliau dari Allah, yaitu “dipenjara” di dalam perut ikan. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita untuk menahan diri tidak mengambil keputusan apa pun saat sedang marah atau emosi.

Demikianlah kisah Nabi Yunus dan pelajaran apa saja yang dapat kita petik darinya. Semoga kita dapat meneladani Nabi Yunus sehingga dapat masuk dalam golongan hamba Allah yang saleh dan disayangi-Nya. Amin.

Artikel Terkait Kisah Nabis Yunus

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien