You're Reading a Free Preview Show
Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron, karenanya ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif.[1] Jika atom ketambahan elektron, karenanya atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, karenanya atom tersebut menjadi ion positif atau kation.[2] Karena keadaan perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion negatif), karenanya ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.[1] Proses Terbentuknya Ikatan IonikAnimasi Natrium dan Klorin yang bertukar elektron sehingga membentuk ikatan ionik Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan semakin stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang ada konfigurasi (2,8,7), akan semakin stabil jika mendapat 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Aci supaya keduanya menjadi semakin stabil, karenanya natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.[2] Ketika natrium kehilangan satu elektron, karenanya natrium menjadi semakin kecil. Sedangkan klorin akan menjadi semakin akbar karena ketambahan satu elektron. Oleh karenanya ukuran ion positif selalu semakin kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung semakin akbar daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, karenanya Na akan menjadi bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl-). Kemudian terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl- sehingga membentuk ikatan ionik.[1] Keunikan ikatan ionik
Pustakaedunitas.com Page 2Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron, karenanya ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif.[1] Jika atom ketambahan elektron, karenanya atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, karenanya atom tersebut menjadi ion positif atau kation.[2] Karena keadaan perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion negatif), karenanya ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.[1] Proses Terbentuknya Ikatan IonikAnimasi Natrium dan Klorin yang bertukar elektron sehingga membentuk ikatan ionik Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan semakin stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang ada konfigurasi (2,8,7), akan semakin stabil jika mendapat 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Aci supaya keduanya menjadi semakin stabil, karenanya natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.[2] Ketika natrium kehilangan satu elektron, karenanya natrium menjadi semakin kecil. Sedangkan klorin akan menjadi semakin akbar karena ketambahan satu elektron. Oleh karenanya ukuran ion positif selalu semakin kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung semakin akbar daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, karenanya Na akan menjadi bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl-). Kemudian terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl- sehingga membentuk ikatan ionik.[1] Keunikan ikatan ionik
Pustakaedunitas.com Page 3Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron, karenanya ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif.[1] Jika atom ketambahan elektron, karenanya atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, karenanya atom tersebut menjadi ion positif atau kation.[2] Karena keadaan perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion negatif), karenanya ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.[1] Proses Terbentuknya Ikatan IonikAnimasi Natrium dan Klorin yang bertukar elektron sehingga membentuk ikatan ionik Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan semakin stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang ada konfigurasi (2,8,7), akan semakin stabil jika mendapat 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Aci supaya keduanya menjadi semakin stabil, karenanya natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.[2] Ketika natrium kehilangan satu elektron, karenanya natrium menjadi semakin kecil. Sedangkan klorin akan menjadi semakin akbar karena ketambahan satu elektron. Oleh karenanya ukuran ion positif selalu semakin kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung semakin akbar daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, karenanya Na akan menjadi bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl-). Kemudian terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl- sehingga membentuk ikatan ionik.[1] Keunikan ikatan ionik
Pustakaedunitas.com Page 4Tags (tagged): ikatan non kovalen, unkris, non, kovalen, sejenis ikatan kimiawi, antara molekul, ikatan, non kovalen ikatan, mayoritas antara, molekul, berukuran besar seperti, protein asam, van, der waals ikatan, hidrofobik referensi, noncovalent, center of studies, cell biology, lodish, et al diakses, 20 02, 19, kategori ikatan non, center, of studies Page 5Elektron orbital molekul dan atom yang menunjukkan sebuah ikatan-pi pada segi kiri bawah gambar. Dalam kimia, ikatan pi (ikatan π) adalah ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya yang juga berlektron tunggal. Hanya mempunyai satu segi simpul dari orbital yang melewati dua inti atom. Dua orbital-p yang membentuk ikatan-π. Huruf Yunani π berasal dari nama orbital p karena simetri orbital ikatan pi adalah sama dengan orbital p ketika diamati dari sumbu ikatan. Orbital p kebanyakan terlibat dalam ikatan sejenis ini. Orbital d juga dianggap terlibat dalam ikatan pi, namun tidaklah seperlunya sah, meskipun konsep ikatan orbital d sesuai dengan hipervalensi. Ikatan pi kebanyakan bertambah lemah dari ikatan sigma karena rapatan elektronnya bertambah jauh dari inti atom yang bermuatan positif, sehingga memerlukan bertambah jumlah energi. Dari sudut pandang mekanika kuantum, kelemahan ikatan ini dijelaskan oleh ketumpangtindihan yang sangat sedikit di selang orbital p oleh karena orientasinya yang paralel. Meskipun ikatan pi bertambah lemah dari ikatan sigma, ikatan pi seringkali adalah komponen dari ikatan rangkap bersamaan dengan ikatan sigma. Kombinasi dari ikatan sigma dan pi bertambah kuat dari ikatan pi dan sigma yang berdiri sendiri. Daya ikatan yang bertambah dari ikatan rangkap diindikasikan oleh jumlah pengamatan, namun yang sangat menonjol adalah kontraksi panjang ikatan. Sbg contoh, dalam kimia organik, panjang ikat karbon-karbon pada etana adalah 154 pm, etilena 133 pm, dan asetilena 120 pm. Atas: Dua orbital-p yang paralel. Bawah: Ikatan pi terbentuk oleh pertumpangtindihan. Warna merah muda dan kelabu mewakili model bola dan batang dari fragmen molekul yang mempunyai ikatan pi. Pemutusan ikatan pi ketika ikatan tersebut berotasi disebabkan oleh orientasi paralel yang lenyap. Dua orbital-s masih tumpang tindih ketika ikatan berotasi karena orientasinya masih sepanjang sumbu. Lingkaran mewakili orbital s. Elips mewakili ikatan sigma. Selain ikatan sigma, sebuah pasangan atom yang dihubungkan dengan ikatan rangkap dua memiliki satu ikatan pi dan ikatan rangkap tiga memiliki dua ikatan pi. Ikatan pi dihasilkan dari tumpang tindih orbital-orbital. Ikatan pi memiliki sifat yang bertambah baur dari ikatan sigma. Elektron-elektron pada ikatan pi kadang saat dirujuk sbg elektron pi. Fragmen molekul yang dihubungkan dengan ikatan pi tidak mampu diputar tanpa memutuskan ikatan pi tersebut, karena perputaran akan merusak orientasi paralel dari orbital-orbital p yang membentuk ikatan pi. Kasus khususIkatan pi tidak seperlunya menghubungkan sepasang atom yang juga memiliki ikatan sigma. Pada beberapa kompleks logam, interaksi pi selang atom logam dengan orbital antiikat pi alkana dan alkena membentuk ikatan pi. Dalam beberapa kasus ikatan rangkap jumlah selang dua atom, tidak mempunyai ikatan sigma sama sekali, yang mempunyai hanyalah ikatan pi. Contohnya meliputi diferri heksakarbonil (Fe2(CO)6), dikarbon (C2) dan borana B2H2. Dalam senyawa-senyawa ini, ikatan pusat hanya terdiri dari ikatan pi, dan supaya mencapai wilayah tumpang tindih yang maksimum, panjang ikatan dihasilkan bentuk sebagai bertambah pendek dari yang diperkirakan.[1] Lihat juga
Referensi
edunitas.com Page 6Ikatan polar molekul anorganik yaitu ikatan yang umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan pada molekul anorganik. Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan ion (ikatan yang terjadi dampak adanya serah terima pasangan elektron) ataupun ikatan kovalen (ikatan yang terjadi dampak adanya pemakaian bersama pasangan elektron). Selain keelektronegatifan, terdapat sebagian faktor lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron tidak terikat, kation, anion, serta konfigurasi elektron. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini dinyatakan menempuh gaya antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut. Kepolaran yang disebabkan karena keberadaan diri molekulKepolaran senyawa kovalenKeelektronegatifanMenurut Linus Pauling, keelektronegatifan yaitu kemampuan suatu atom untuk menarik elektron-elektron dari atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.[1] Dalam suatu senyawa, apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini terbentuk karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut akan menghasilkan muatan parsial positif (δ+). Sedangkan atom yang lebih elektronegatif akan menghasilkan muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial ini akan menyebabkan timbulnya momen ikatan yang ada arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di antara dua atom yang berikatan. Sebagai contoh, momen ikatan yang terjadi pada molekul HCl. Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganikMomen dipol (µ) yaitu banyak vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron tidak terikat dalam suatu molekul.[2] Molekul dituturkan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dituturkan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron tidak terikat terhadap kepolaran molekul anorganikMomen pasangan elektron tidak terikat dan momen ikatan yang searah akan memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berlawanan arah . Contohnya, NH3 dan PCl3 sama-sama bersifat polar, namun tingkat kepolarannya berlainan. Pada molekul NH3, momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron tidak terikat memiliki arah yang searah, sedangkan pada molekul PCl3 memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron tidak terikat yang berlawanan arah , sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi daripada PCl3. Kepolaran senyawa ionPada umumnya, senyawa yang terbentuk dampak penggabungan antara logam dengan nonlogam memiliki sifat senyawa ionik. Akan tetapi, tidak semua senyawa dari penggabungan ini bersifat ionik. Senyawa ini dapat lebih mengarah ke sifat kovalen ketika elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga rapatan anion akan mengalami distorsi/penyimpangan terhadap kation.[3]. Distorsi ini dapat diamati dari rapatan elektron yang mulanya digambarkan seperti bola akan menjadi lonjong (elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation). Dampak dari distorsi ini maka senyawa yang mulanya bersifat ionik akan berubah menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi. Semakin agung sifat polarisasinya maka semakin agung pula derajat ikatan kovalensinya. Menurut Kasimir Fajans, berbakat kimia, terdapat sebagian anggaran perihal polarisasi tersebut, antara lain :
Kepolaran yang disebabkan keberadaan molekul tetangganyaMolekul nonpolar dengan molekul nonpolarSuatu molekul monoatomik yang bersifat nonpolar akan menghasilkan muatan positif dan muatan negatif yang berimpit dampak pergerakan distribusi rata-rata inti atom dan elektron di sekitar inti. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola yang simetri. Adanya elektron yang selalu melakukan usaha menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan kelainan dari simetri bola. Sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif memisah(berbentuk lonjong) dan molekul tersebut dituturkan memiliki dipol sesaat (temporary dipole) Jika di tidak jauh molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi (dipol induksi) molekul nonpolar tersebut. Dampak adanya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut maka akan terbentuk gaya elektrostatik atau yang disebut gaya London di antara kedua molekul tersebut. Kemampuan polarisasi atau polarizabilities molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada molekul-molekul dengan bangun yang sama, bertambahnya massa molekul akan menyebabkan bertambahnya banyak elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan elektron yang semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya London yang terjadi pun akan semakin kuat. Gaya London yang semakin kuat menyebabkan proses peleburan dan pendidihan molekul-molekul yang terlibat dalam gaya tersebut memerlukan energi yang agung untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
Molekul polar dengan molekul nonpolarMolekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak memiliki dipol, sehingga akan terjadi gaya elektrostatik di antara keduanya atau yang disebut gaya dipol-dipol induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi antara H2O yang bersifat polar dan O2 yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O2 dapat larut sedikt dalam H2O (gas O2 yang dilarutkan dalam 100 gram air memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0 °C). [4] Molekul polar dengan molekul polarKetika molekul yang polar berdekatan dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya elektrostatik di antara keduanya. Gaya ini disebut gaya dipol-dipol. Menempuh gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang ada konstanta dielektrik yang agung. Molekul-molekul polar yang berada dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berdekatan dengan pusat muatan positif, begitu pun sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik antar molekul akan lebih kuat daripada gaya tolaknya. Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
edunitas.com Page 7Ikatan σ selang dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan sebuah ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma mampu dijelaskan dengan jelas kepada molekul diatomik memanfaatkan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan rumusan ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z dipastikan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Rumusan percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Kepada molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki segi simpul di selang atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* dipastikan dengan keberadaan sebuah segi simpul selang dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah macam ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani kepada s. Ketika ikatan ini diamati dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep ikatan sigma diperluas kepada menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing kepada dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah bermanfaat, sehingga digunakan secara lebar. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat memiliki ikatan sigma di selang ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat kepada membentuk ikatan rangkap. Lihat juga
edunitas.com Page 8Ikatan σ selang dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan sebuah ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma mampu dijelaskan dengan jelas kepada molekul diatomik memanfaatkan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan rumusan ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z dipastikan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Rumusan percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Kepada molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki segi simpul di selang atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* dipastikan dengan keberadaan sebuah segi simpul selang dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah macam ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani kepada s. Ketika ikatan ini diamati dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep ikatan sigma diperluas kepada menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing kepada dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah bermanfaat, sehingga digunakan secara lebar. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat memiliki ikatan sigma di selang ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat kepada membentuk ikatan rangkap. Lihat juga
edunitas.com Page 9Ikatan σ selang dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan sebuah ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma mampu dijelaskan dengan jelas kepada molekul diatomik memanfaatkan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan rumusan ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z dipastikan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Rumusan percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Kepada molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki segi simpul di selang atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* dipastikan dengan keberadaan sebuah segi simpul selang dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah macam ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani kepada s. Ketika ikatan ini diamati dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep ikatan sigma diperluas kepada menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing kepada dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah bermanfaat, sehingga digunakan secara lebar. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat memiliki ikatan sigma di selang ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat kepada membentuk ikatan rangkap. Lihat juga
edunitas.com Page 10Ikatan σ selang dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan sebuah ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma mampu dijelaskan dengan jelas kepada molekul diatomik memanfaatkan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan rumusan ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z dipastikan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Rumusan percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Kepada molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki segi simpul di selang atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* dipastikan dengan keberadaan sebuah segi simpul selang dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah macam ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani kepada s. Ketika ikatan ini diamati dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep ikatan sigma diperluas kepada menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing kepada dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah bermanfaat, sehingga digunakan secara lebar. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat memiliki ikatan sigma di selang ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat kepada membentuk ikatan rangkap. Lihat juga
edunitas.com Page 11Ikatan polar molekul anorganik yaitu ikatan yang umumnya disebabkan oleh mempunyainya perbedaan keelektronegatifan pada molekul anorganik. Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan ion (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya serah terima pasangan elektron) ataupun ikatan kovalen (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya pemakaian bersama pasangan elektron). Selain keelektronegatifan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron bebas sama sekali, kation, anion, serta konfigurasi elektron. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini diterangkan melalui gaya antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut. Kepolaran yang disebabkan karena keberadaan diri molekulKepolaran senyawa kovalenKeelektronegatifanMenurut Linus Pauling, keelektronegatifan yaitu kemampuan suatu atom untuk menarik elektron-elektron dari atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.[1] Dalam suatu senyawa, apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini terbentuk karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut akan memproduksi muatan parsial positif (δ+). Sedangkan atom yang lebih elektronegatif akan memproduksi muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial ini akan menyebabkan timbulnya momen ikatan yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di selang dua atom yang berikatan. Sebagai contoh, momen ikatan yang terjadi pada molekul HCl. Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganikMomen dipol (µ) yaitu jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali dalam suatu molekul.[2] Molekul dituturkan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dituturkan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali terhadap kepolaran molekul anorganikMomen pasangan elektron bebas sama sekali dan momen ikatan yang searah akan memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berlawanan arah . Contohnya, NH3 dan PCl3 sama-sama bersifat polar, namun tingkat kepolarannya beda. Pada molekul NH3, momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron bebas sama sekali memiliki arah yang searah, sedangkan pada molekul PCl3 memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali yang berlawanan arah , sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi daripada PCl3. Kepolaran senyawa ionPada umumnya, senyawa yang terbentuk belakang suatu peristiwa penggabungan selang logam dengan nonlogam memiliki sifat senyawa ionik. Akan tetapi, tidak semua senyawa dari penggabungan ini bersifat ionik. Senyawa ini dapat lebih mengarah ke sifat kovalen ketika elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga rapatan anion akan mengalami distorsi/penyimpangan terhadap kation.[3]. Distorsi ini dapat dilihat dari rapatan elektron yang mulanya digambarkan seperti bola akan dibuat menjadi lonjong (elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation). Belakang suatu peristiwa dari distorsi ini maka senyawa yang mulanya bersifat ionik akan berubah dibuat menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi. Semakin agung sifat polarisasinya maka semakin agung pula derajat ikatan kovalensinya. Menurut Kasimir Fajans, pandai kimia, terdapat beberapa aturan perihal polarisasi tersebut, selang lain :
Kepolaran yang disebabkan keberadaan molekul tetangganyaMolekul nonpolar dengan molekul nonpolarSuatu molekul monoatomik yang bersifat nonpolar akan memproduksi muatan positif dan muatan negatif yang berimpit belakang suatu peristiwa pergerakan distribusi rata-rata inti atom dan elektron di sekitar inti. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola yang simetri. Keadaan elektron yang selalu bergerak menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan penyimpangan dari simetri bola. Sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif memisah(berbentuk lonjong) dan molekul tersebut dituturkan memiliki dipol sesaat (temporary dipole) Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi (dipol induksi) molekul nonpolar tersebut. Belakang suatu peristiwa mempunyainya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut maka akan terbentuk gaya elektrostatik atau yang dikata gaya London di selang kedua molekul tersebut. Kemampuan polarisasi atau polarizabilities molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada molekul-molekul dengan bentuk yang sama, bertambahnya massa molekul akan menyebabkan bertambahnya jumlah elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan elektron yang semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya London yang terjadi pun akan semakin kuat. Gaya London yang semakin kuat menyebabkan babak peleburan dan pendidihan molekul-molekul yang terlibat dalam gaya tersebut memerlukan energi yang agung untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
Molekul polar dengan molekul nonpolarMolekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak memiliki dipol, sehingga akan terjadi gaya elektrostatik di selang keduanya atau yang dikata gaya dipol-dipol induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi selang H2O yang bersifat polar dan O2 yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O2 dapat larut sedikt dalam H2O (gas O2 yang dilarutkan dalam 100 gram cairan memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0 °C). [4] Molekul polar dengan molekul polarKetika molekul yang polar berdekatan dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya elektrostatik di selang keduanya. Gaya ini dikata gaya dipol-dipol. Melalui gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang mempunyai konstanta dielektrik yang agung. Molekul-molekul polar yang tidak kekurangan dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berdekatan dengan pusat muatan positif, begitu pun sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik antar molekul akan lebih kuat daripada gaya tolaknya. Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
edunitas.com Page 12Ikatan polar molekul anorganik yaitu ikatan yang umumnya disebabkan oleh mempunyainya perbedaan keelektronegatifan pada molekul anorganik. Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan ion (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya serah terima pasangan elektron) ataupun ikatan kovalen (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya pemakaian bersama pasangan elektron). Selain keelektronegatifan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron bebas sama sekali, kation, anion, serta konfigurasi elektron. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini diterangkan melalui gaya antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut. Kepolaran yang disebabkan karena keberadaan diri molekulKepolaran senyawa kovalenKeelektronegatifanMenurut Linus Pauling, keelektronegatifan yaitu kemampuan suatu atom untuk menarik elektron-elektron dari atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.[1] Dalam suatu senyawa, apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini terbentuk karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut akan memproduksi muatan parsial positif (δ+). Sedangkan atom yang lebih elektronegatif akan memproduksi muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial ini akan menyebabkan timbulnya momen ikatan yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di selang dua atom yang berikatan. Sebagai contoh, momen ikatan yang terjadi pada molekul HCl. Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganikMomen dipol (µ) yaitu jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali dalam suatu molekul.[2] Molekul dituturkan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dituturkan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali terhadap kepolaran molekul anorganikMomen pasangan elektron bebas sama sekali dan momen ikatan yang searah akan memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berlawanan arah . Contohnya, NH3 dan PCl3 sama-sama bersifat polar, namun tingkat kepolarannya beda. Pada molekul NH3, momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron bebas sama sekali memiliki arah yang searah, sedangkan pada molekul PCl3 memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali yang berlawanan arah , sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi daripada PCl3. Kepolaran senyawa ionPada umumnya, senyawa yang terbentuk belakang suatu peristiwa penggabungan selang logam dengan nonlogam memiliki sifat senyawa ionik. Akan tetapi, tidak semua senyawa dari penggabungan ini bersifat ionik. Senyawa ini dapat lebih mengarah ke sifat kovalen ketika elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga rapatan anion akan mengalami distorsi/penyimpangan terhadap kation.[3]. Distorsi ini dapat diamati dari rapatan elektron yang mulanya digambarkan seperti bola akan dibuat menjadi lonjong (elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation). Belakang suatu peristiwa dari distorsi ini maka senyawa yang mulanya bersifat ionik akan berubah dibuat menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi. Semakin agung sifat polarisasinya maka semakin agung pula derajat ikatan kovalensinya. Menurut Kasimir Fajans, pandai kimia, terdapat beberapa aturan perihal polarisasi tersebut, selang lain :
Kepolaran yang disebabkan keberadaan molekul tetangganyaMolekul nonpolar dengan molekul nonpolarSuatu molekul monoatomik yang bersifat nonpolar akan memproduksi muatan positif dan muatan negatif yang berimpit belakang suatu peristiwa pergerakan distribusi rata-rata inti atom dan elektron di sekitar inti. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola yang simetri. Keadaan elektron yang selalu bergerak menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan penyimpangan dari simetri bola. Sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif memisah(berbentuk lonjong) dan molekul tersebut dituturkan memiliki dipol sesaat (temporary dipole) Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi (dipol induksi) molekul nonpolar tersebut. Belakang suatu peristiwa mempunyainya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut maka akan terbentuk gaya elektrostatik atau yang dikata gaya London di selang kedua molekul tersebut. Kemampuan polarisasi atau polarizabilities molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada molekul-molekul dengan bentuk yang sama, bertambahnya massa molekul akan menyebabkan bertambahnya jumlah elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan elektron yang semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya London yang terjadi pun akan semakin kuat. Gaya London yang semakin kuat menyebabkan babak peleburan dan pendidihan molekul-molekul yang terlibat dalam gaya tersebut memerlukan energi yang agung untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
Molekul polar dengan molekul nonpolarMolekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak memiliki dipol, sehingga akan terjadi gaya elektrostatik di selang keduanya atau yang dikata gaya dipol-dipol induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi selang H2O yang bersifat polar dan O2 yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O2 dapat larut sedikt dalam H2O (gas O2 yang dilarutkan dalam 100 gram cairan memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0 °C). [4] Molekul polar dengan molekul polarKetika molekul yang polar berhampiran dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya elektrostatik di selang keduanya. Gaya ini dikata gaya dipol-dipol. Melalui gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang mempunyai konstanta dielektrik yang agung. Molekul-molekul polar yang tidak kekurangan dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berhampiran dengan pusat muatan positif, begitu pun sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik antar molekul akan lebih kuat daripada gaya tolaknya. Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
edunitas.com Page 13Ikatan polar molekul anorganik yaitu ikatan yang umumnya disebabkan oleh mempunyainya perbedaan keelektronegatifan pada molekul anorganik. Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan ion (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya serah terima pasangan elektron) ataupun ikatan kovalen (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya pemakaian bersama pasangan elektron). Selain keelektronegatifan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron bebas sama sekali, kation, anion, serta konfigurasi elektron. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini diterangkan melalui gaya antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut. Kepolaran yang disebabkan karena keberadaan diri molekulKepolaran senyawa kovalenKeelektronegatifanMenurut Linus Pauling, keelektronegatifan yaitu kemampuan suatu atom untuk menarik elektron-elektron dari atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.[1] Dalam suatu senyawa, apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini terbentuk karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut akan memproduksi muatan parsial positif (δ+). Sedangkan atom yang lebih elektronegatif akan memproduksi muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial ini akan menyebabkan timbulnya momen ikatan yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di selang dua atom yang berikatan. Sebagai contoh, momen ikatan yang terjadi pada molekul HCl. Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganikMomen dipol (µ) yaitu jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali dalam suatu molekul.[2] Molekul dituturkan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dituturkan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali terhadap kepolaran molekul anorganikMomen pasangan elektron bebas sama sekali dan momen ikatan yang searah akan memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berlawanan arah . Contohnya, NH3 dan PCl3 sama-sama bersifat polar, namun tingkat kepolarannya beda. Pada molekul NH3, momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron bebas sama sekali memiliki arah yang searah, sedangkan pada molekul PCl3 memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali yang berlawanan arah , sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi daripada PCl3. Kepolaran senyawa ionPada umumnya, senyawa yang terbentuk belakang suatu peristiwa penggabungan selang logam dengan nonlogam memiliki sifat senyawa ionik. Akan tetapi, tidak semua senyawa dari penggabungan ini bersifat ionik. Senyawa ini dapat lebih mengarah ke sifat kovalen ketika elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga rapatan anion akan mengalami distorsi/penyimpangan terhadap kation.[3]. Distorsi ini dapat diamati dari rapatan elektron yang mulanya digambarkan seperti bola akan dibuat menjadi lonjong (elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation). Belakang suatu peristiwa dari distorsi ini maka senyawa yang mulanya bersifat ionik akan berubah dibuat menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi. Semakin agung sifat polarisasinya maka semakin agung pula derajat ikatan kovalensinya. Menurut Kasimir Fajans, pandai kimia, terdapat beberapa aturan perihal polarisasi tersebut, selang lain :
Kepolaran yang disebabkan keberadaan molekul tetangganyaMolekul nonpolar dengan molekul nonpolarSuatu molekul monoatomik yang bersifat nonpolar akan memproduksi muatan positif dan muatan negatif yang berimpit belakang suatu peristiwa pergerakan distribusi rata-rata inti atom dan elektron di sekitar inti. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola yang simetri. Keadaan elektron yang selalu bergerak menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan penyimpangan dari simetri bola. Sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif memisah(berbentuk lonjong) dan molekul tersebut dituturkan memiliki dipol sesaat (temporary dipole) Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi (dipol induksi) molekul nonpolar tersebut. Belakang suatu peristiwa mempunyainya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut maka akan terbentuk gaya elektrostatik atau yang dikata gaya London di selang kedua molekul tersebut. Kemampuan polarisasi atau polarizabilities molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada molekul-molekul dengan bentuk yang sama, bertambahnya massa molekul akan menyebabkan bertambahnya jumlah elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan elektron yang semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya London yang terjadi pun akan semakin kuat. Gaya London yang semakin kuat menyebabkan babak peleburan dan pendidihan molekul-molekul yang terlibat dalam gaya tersebut memerlukan energi yang agung untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
Molekul polar dengan molekul nonpolarMolekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak memiliki dipol, sehingga akan terjadi gaya elektrostatik di selang keduanya atau yang dikata gaya dipol-dipol induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi selang H2O yang bersifat polar dan O2 yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O2 dapat larut sedikt dalam H2O (gas O2 yang dilarutkan dalam 100 gram cairan memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0 °C). [4] Molekul polar dengan molekul polarKetika molekul yang polar berhampiran dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya elektrostatik di selang keduanya. Gaya ini dikata gaya dipol-dipol. Melalui gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang mempunyai konstanta dielektrik yang agung. Molekul-molekul polar yang tidak kekurangan dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berhampiran dengan pusat muatan positif, begitu pun sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik antar molekul akan lebih kuat daripada gaya tolaknya. Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
edunitas.com Page 14Ikatan polar molekul anorganik yaitu ikatan yang umumnya disebabkan oleh mempunyainya perbedaan keelektronegatifan pada molekul anorganik. Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan ion (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya serah terima pasangan elektron) ataupun ikatan kovalen (ikatan yang terjadi belakang suatu peristiwa mempunyainya pemakaian bersama pasangan elektron). Selain keelektronegatifan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron bebas sama sekali, kation, anion, serta konfigurasi elektron. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini diterangkan melalui gaya antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut. Kepolaran yang disebabkan karena keberadaan diri molekulKepolaran senyawa kovalenKeelektronegatifanMenurut Linus Pauling, keelektronegatifan yaitu kemampuan suatu atom untuk menarik elektron-elektron dari atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.[1] Dalam suatu senyawa, apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan ini terbentuk karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut akan memproduksi muatan parsial positif (δ+). Sedangkan atom yang lebih elektronegatif akan memproduksi muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial ini akan menyebabkan timbulnya momen ikatan yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di selang dua atom yang berikatan. Sebagai contoh, momen ikatan yang terjadi pada molekul HCl. Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganikMomen dipol (µ) yaitu jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali dalam suatu molekul.[2] Molekul dituturkan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dituturkan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali terhadap kepolaran molekul anorganikMomen pasangan elektron bebas sama sekali dan momen ikatan yang searah akan memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berlawanan arah . Contohnya, NH3 dan PCl3 sama-sama bersifat polar, namun tingkat kepolarannya beda. Pada molekul NH3, momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron bebas sama sekali memiliki arah yang searah, sedangkan pada molekul PCl3 memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas sama sekali yang berlawanan arah , sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi daripada PCl3. Kepolaran senyawa ionPada umumnya, senyawa yang terbentuk belakang suatu peristiwa penggabungan selang logam dengan nonlogam memiliki sifat senyawa ionik. Akan tetapi, tidak semua senyawa dari penggabungan ini bersifat ionik. Senyawa ini dapat lebih mengarah ke sifat kovalen ketika elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga rapatan anion akan mengalami distorsi/penyimpangan terhadap kation.[3]. Distorsi ini dapat dilihat dari rapatan elektron yang mulanya digambarkan seperti bola akan dibuat menjadi lonjong (elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation). Belakang suatu peristiwa dari distorsi ini maka senyawa yang mulanya bersifat ionik akan berubah dibuat menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi. Semakin agung sifat polarisasinya maka semakin agung pula derajat ikatan kovalensinya. Menurut Kasimir Fajans, pandai kimia, terdapat beberapa aturan perihal polarisasi tersebut, selang lain :
Kepolaran yang disebabkan keberadaan molekul tetangganyaMolekul nonpolar dengan molekul nonpolarSuatu molekul monoatomik yang bersifat nonpolar akan memproduksi muatan positif dan muatan negatif yang berimpit belakang suatu peristiwa pergerakan distribusi rata-rata inti atom dan elektron di sekitar inti. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola yang simetri. Keadaan elektron yang selalu bergerak menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan penyimpangan dari simetri bola. Sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif memisah(berbentuk lonjong) dan molekul tersebut dituturkan memiliki dipol sesaat (temporary dipole) Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi (dipol induksi) molekul nonpolar tersebut. Belakang suatu peristiwa mempunyainya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut maka akan terbentuk gaya elektrostatik atau yang dikata gaya London di selang kedua molekul tersebut. Kemampuan polarisasi atau polarizabilities molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada molekul-molekul dengan bentuk yang sama, bertambahnya massa molekul akan menyebabkan bertambahnya jumlah elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan elektron yang semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya London yang terjadi pun akan semakin kuat. Gaya London yang semakin kuat menyebabkan babak peleburan dan pendidihan molekul-molekul yang terlibat dalam gaya tersebut memerlukan energi yang agung untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
Molekul polar dengan molekul nonpolarMolekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak memiliki dipol, sehingga akan terjadi gaya elektrostatik di selang keduanya atau yang dikata gaya dipol-dipol induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi selang H2O yang bersifat polar dan O2 yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O2 dapat larut sedikt dalam H2O (gas O2 yang dilarutkan dalam 100 gram cairan memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0 °C). [4] Molekul polar dengan molekul polarKetika molekul yang polar berdekatan dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya elektrostatik di selang keduanya. Gaya ini dikata gaya dipol-dipol. Melalui gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang mempunyai konstanta dielektrik yang agung. Molekul-molekul polar yang tidak kekurangan dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berdekatan dengan pusat muatan positif, begitu pun sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik antar molekul akan lebih kuat daripada gaya tolaknya. Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
edunitas.com Page 15Ikatan σ sela dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan suatu ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma dapat diterangkan dengan jelas sbg molekul diatomik menggunakan pemikiran grup simetri. Dalam pendekatan resmi ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan ruang lingkup ini, bangun-bangun ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Sbg molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tak benar anggota simpul di sela atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan suatu anggota simpul sela dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani sbg s. Ketika ikatan ini dilihat dan diamankan dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Pemikiran ikatan sigma diperluas sbg menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal suatu orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing sbg dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan pemikiran dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, pemikiran ikatan σ sangatlah berguna, sehingga dipakai secara lapang. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang benar ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat benar ikatan sigma di sela ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat sbg membentuk ikatan rangkap. Lihat pula
edunitas.com Page 16Ikatan σ sela dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan suatu ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma dapat diterangkan dengan jelas sbg molekul diatomik menggunakan pemikiran grup simetri. Dalam pendekatan resmi ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan ruang lingkup ini, bangun-bangun ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Sbg molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tak benar anggota simpul di sela atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan suatu anggota simpul sela dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani sbg s. Ketika ikatan ini dilihat dan diamankan dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Pemikiran ikatan sigma diperluas sbg menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal suatu orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing sbg dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan pemikiran dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, pemikiran ikatan σ sangatlah berguna, sehingga dipakai secara lapang. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang benar ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat benar ikatan sigma di sela ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat sbg membentuk ikatan rangkap. Lihat pula
edunitas.com Page 17Ikatan σ sela dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan suatu ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma dapat diterangkan dengan jelas sbg molekul diatomik menggunakan pemikiran grup simetri. Dalam pendekatan resmi ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan ruang lingkup ini, bangun-bangun ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Sbg molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tak benar anggota simpul di sela atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan suatu anggota simpul sela dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani sbg s. Ketika ikatan ini dilihat dan diamankan dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Pemikiran ikatan sigma diperluas sbg menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal suatu orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing sbg dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan pemikiran dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, pemikiran ikatan σ sangatlah berguna, sehingga dipakai secara lapang. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang benar ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat benar ikatan sigma di sela ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat sbg membentuk ikatan rangkap. Lihat pula
edunitas.com Page 18Ikatan σ sela dua atom: lokalisasi rapatan elektron. Orbital atom dan molekul elektron, memperlihatkan ikatan sigma dari dua orbital s dan suatu ikatan sigma dari dua orbital p Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang sangat kuat. Ikatan sigma dapat diterangkan dengan jelas sbg molekul diatomik menggunakan pemikiran grup simetri. Dalam pendekatan resmi ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan ruang lingkup ini, bangun-bangun ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sbg sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri. Sbg molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tak benar anggota simpul di sela atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan suatu anggota simpul sela dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang sangat kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sbg elektron sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani sbg s. Ketika ikatan ini dilihat dan diamankan dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s. Ikatan sigma dalam senyawa poliatomikIkatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Pemikiran ikatan sigma diperluas sbg menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal suatu orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sbg contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing sbg dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan pemikiran dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, pemikiran ikatan σ sangatlah berguna, sehingga dipakai secara lapang. Ikatan sigma dalam senyawa yang berikatan rangkap banyakSenyawa-senyawa yang benar ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat benar ikatan sigma di sela ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat sbg membentuk ikatan rangkap. Lihat pula
edunitas.com Page 19
Portal Beberapa NegaraPortal Yang lain
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania Negara di Amerika Selatan Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaNegara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos | Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo | Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis dan Futuna Daftar Portal Page 20Daftar Inti Ensiklopedia Dunia Berbicara Indonesia
Portal Beberapa NegaraPortal Yang lain
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania Negara di Amerika Selatan Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaNegara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos | Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo | Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis dan Futuna Daftar Portal Page 21
Some Countries PortalOther Portal
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam | Yemen | Jordan Countries in South America Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaState and Territory in North America United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands | British Virgin Islands | Montserrat North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis and Futuna List Portal Page 22
Some Countries PortalOther Portal
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam | Yemen | Jordan Countries in South America Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaState and Territory in North America United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands | British Virgin Islands | Montserrat North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis and Futuna List Portal Page 23Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 24Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 25Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 26Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian |