Menganalisis keterampilan gerak lompat jauh gaya walking in the air

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA (WALKING IN THE AIR)

DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU Oleh

SUPRIYOKO

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jalan di udara (walking in the air) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan alat bantu yang dimodifikasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 32 siswa, dengan perincian 8 laki-laki dan 24 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lompat jauh.

Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan diperoleh prosentase ketuntasan belajar 28 %, terdapat adanya pencapaian skor atau nilai > 65 sehingga dengan demikian bisa dikatakan terjadi adanya peningkatan kemampuan gerak dasar lompat jauh. Pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan

ketuntasan belajar 53 %, dan pada siklus ketiga diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 81 %. Berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan≥50% itu artinya hasil pembelajaran dengan alat modifikasi yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo sangat efektif dengan menggunakan alat bantu yang telah dimodifikasi.


(2)

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA (WALKING IN THE AIR)

DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh SUPRIYOKO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA (WALKING IN THE AIR)

DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU

(Skripsi)

Oleh

SUPRIYOKO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Lompat Jauh ... 11 2. Gerakan Lompat Jauh Gaya berjalan di udara(Walking in The Air)

secara keseluruhan ... 19 3. Siklus Pelaksanaan PTK ... 24


(5)

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Kegunaan Penelitian... 4

II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani... 6

B. Hakikat Belajar Mengajar Gerak ... 7

C. Belajar Gerak (Motorik)... 7

D. Atletik... 8

E. Lompat Jauh ... 9

F. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in The Air)... 12

G. Teknik Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in The Air)... 13

H. Hipotesis... 21

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Subjek Penelitian... 23

C. Tempat dan Pelaksanaan PTK... 23

D. Rancangan Penelitian ... 24

E. Proses Pembelaran Lompat Jauh... 24

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Teknis Analisis Data ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 31

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran... 34

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari FKIP Universitas Lampung... 31 2. Surat Izin Penelitian dari Kepala SMPN 1 Gadingrejo

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu... 32 3. Instrumen Pengambilan Nilai ... 33 4. Rekap Nilai Lompat Jauh Gaya Berjalan di udara

Siklus I ... 35 5. Rekap Nilai Lompat Jauh Gaya Berjalan di udara

Siklus II ... 36 6. Rekap Nilai Lompat Jauh Gaya Berjalan di udara

Siklus III... 37 7. Rekap Ketuntasan Nilai Lompat Jauh Gaya Berjalan

di udara... 38 8. Photo Pelaksanaan Penelitian... 39


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Lompat Jauh Pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu... 30 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar gerak Lompat

Jauh pada siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan


(8)

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik

untuk hari tua.

(Aristoteles)

Bukan harta kekayaan, tetapi budi pekerti yang harus

ditingalkan sebagai pusaka untuk anak-anak kita.


(9)
(10)

PENGESAHAN

Pembimbing :Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes …………

Penguji :Drs. Ade Jubaedi, M.Pd …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si

NIP 19600315 198503 1 003


(11)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :SUPRIYOKO

NPM : 1013118066

Tempat tanggal lahir: Tegalrejo, 21 September 1963

Alamat : Jl. Raya Gadingrejo

Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan“Upaya Meningkatkan

Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jalan di Udara (Walking In The Air) dengan Alat yang Dimodifikasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”adalah benar hasil karya penulis

berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 16 Januari-19 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 25 Agustus 2012


(12)
(13)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

1. Allah SWT karena berkat kuasa dan KaruniaNya saya mampu

menyusun Skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah memberi

pengarahan yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal

hal yang

saya belum tahu.

3. Bapak kepala sekolah yang telah mengizinkan dan bertanggung jawab

atas pelaksanaan Penelitian saya.

4. Istri dan Anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi

motivatorku.

5. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama

dari awal sampai akhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

6. Almamaterku FKIP UNILA, tempat yang mendewasakanku

7. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu


(14)
(15)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA (WALKING IN THE AIR) DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU

Nama Mahasiswa : SUPRIYOKO

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118066 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen

Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes

NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19580127


(16)
(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Tegalrejo pada tanggal 21 September 1963 Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung dari pasangan Bapak Hono dan Ibu Sutarti. Penulis merupakan anak ke satu dari tujuh bersaudara.

Pendidikan sekolah dasar (SD) Negeri 2 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, diselesaikan pada tahun 1976. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo,

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, diselesaikan pada tahun 1980. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung diselesaikan pada tahun 1983. Dan PGSMTP Negeri Tanjung Karang Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung diselesaikan pada tahun 1985. Saat ini Penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universita Lampung.


(18)
(19)

i

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul“Upaya Meningkatkan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jalan di Udara (Walking In The Air) dengan Alat yang Dimodifikasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”

adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan . 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung

4. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Penguji.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SMPN 1 Gadingrejo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VII.

9. Siswa-siswi kelas VII SMPN 1 Gadingrejo, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 25 Agustus 2012 Penulis


(20)
(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa (children orientation). Orientasi pembelajaran harus

disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urutan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Salah satu konsep yang harus dikuasai oleh para guru pendidikan jasmani dan

olahraga terutama di sekolah dasar adalah “pemahaman gerak dalam

kerangkabasic movement paternt”(Adams, Ian dan Rahantoknam, 1988).

Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, seperti : gerakan-gerakan atletik yang sesuai untuk mendapat penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelentukan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atletik juga besar sumbangannya terhadap perkembangan


(22)

2 gerak dasar manusia, terutama cara mengoptimalkan sikap dan gerakan secara efektif dan efesien. Berlari dan melompat merupakan salah satu gerakan dasar manusia yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan juga sebagai kecakapan hidup(life skill). Pada zaman purba gerakan seperti lari dan melompat sangat berarti sekali untuk mempertahankan hidup guna mencari perburuan atau makanan sehingga dapat melangsungkan hidup pada saat itu. Dalam kehidupan masa kini lari dan lompat justru di gunakan sebagai jalur prestasi dalam salah satu nomor olahraga atletik.

Dalam perkembangannya melompat dalam nomor olahraga atletik dapat di kategorikan menjadi empat nomor, salah satunya adalah lompat jauh. Lompat jauh adalah salah satu nomor cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam berbagai tingkatan mulai kejurnas atau PON, Sea Games sampai Olimpiade. Karena itu, nomor lompat jauh harus sudah diajarkan bahkan dikuasai mulai sejak sekolah dasar (SD). Hal ini, selain sebagai tuntutan nomor yang wajib dilombakan, juga sebagai pengusaan gerak dasarr yang harus dikuasai sejak usia dini untuk membekali mereka kelak ketika memilih cabang olahraga yang diminatinya (multilateral).

Namun, pada kenyataannya khususnya di SMPN 1 Gadingrejo berdasarkan pengamatan selama mengajar atletik, dari aspek guru yang mengajar di kompleks SMPN 1 Gadingrejo cenderung menggunakan

pendekatan pengajaran yang berorientasi pada prestasi sehingga banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan gerakan lompat jauh


(23)

3 secara maksimal. Oleh sebab itu penulis mengubah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat yang sudah dimodifikasi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk meneliti tentang peningkatan latihan lompat jauh dengan menggunakan alat yang

dimodifikasi pada siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan yang kompleks seperti gerakan lompat jauh dengan benar.

2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat peragaan kawan maupun guru.

3. Pada umumnya siswa masih belum biasa mengkoordinasikan antara gerakan menolak, gerakan badan di udara dan mendarat pada lompat jauh dengan benar.

C. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai berikut :“Apakah dengan menggunakan alat yang dimodifikasi dapat meningkatkan ketrampilan atau kemampuan lompat jauh pada siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.?”


(24)

4

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar lompat jauh setelah menggunakan alat yang dimodifikasi.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat yang dimodifikasi.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh setelah diberikan latihan belajar sesuai dengan kesenangan siswa.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi :

1. Bagi Siswa

Sebagai upaya penambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mening-katkan latihan lompat jauh dengan menggunakan alat yang dimodifikasi. 2. Bagi Guru Penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan alat yang dimodifikasi. 3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya di SMPN 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. 4. Bagi Program Studi

Sebagai bahan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan (PPL) maupun


(25)

5 penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan, khususnya dalam nomor lompat.


(26)

6

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan bahwa :“Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh

rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal”.

Berdasarkan pendapat tersebut, jelas sekali bahwa pendidikan jasmani bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani,

pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Jadi melalui pendidikan jasmani akan terbina keterampilan dan pembentukan watak si anak. Oleh karena itu, pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dalam rangka menumbuhkan pembentukan sikap atau watak yang baik bagi anak.


(27)

7

B. Hakekat Belajar Mengajar Gerak

Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau

mengumpulkan berbagai pengalaman. Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya : Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Berdasarkan rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan pula terjadi perubahan perilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977:5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

C. Belajar Gerak (Motorik)

Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung


(28)

8 jawabkan baik secara professional maupun etik dalam profesi

mengajar/melatih. Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar ketrampilan motorik tidak hanya perubahan yang bersifat

psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifaty kognitif dan afektif.

D. Atletik

Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan clu-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin disana, melainkan mereka harus disana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu

mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka

mengalami proses memperbaiki postur tubuh.

Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu


(29)

9 cabang olahraga yang mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi.

E. Lompat Jauh

Lompat Jauh adalah Suatu akivitas gerakan yg dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yg sejauh-sejauhnya. Ukuran Lapangan lompat jauh untuk jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar 2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter. Gerak lompat jauh

merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed), Kekuatan (stenght), Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance), Ketepatan (acuration).

Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi lompat jauh tergantung pada kecepatan daripada awalan atau ancang-ancang. oleh karenanya di samping memiliki kemampuansprintyang baik harus didukung juga dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Tujuan lompat jauh adalah lompat melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik lainnya, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara dan mendarat. Ada tiga cara sikap melayang di udara (gaya) dalam lompat jauh, diantaranya: (1) Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok)


(30)

10 gaya menggantung dan (3) Gaya berjalan diudara (waktu di udara kaki bergerak seolah-olah berjalan). Teknik Lompat jauh sebagai berikut : a. Ancang-ancang

Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga

ketepatan menumpu. Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.

b. Menumpu

Merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurrna. Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/ ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga agar tidak oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki

menelapak dari tumit ke ujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga

menjaga keseimbangan badan. c. Melayang

Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat


(31)

11 beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok

dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat. Ada Beberapa teknik melayang di udara dalam lompat jauh Yaitu :

- Gaya jongkok

- Gaya berjalan di udara (walking in the air) - Gaya menggantung (snapper)

d. Mendarat

Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara

bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.


(32)

12 - Lintasan awalan lompat jauh lebar minimal 1,22 meter dan panjang 30

-50 meter.

- Panjang papan tolakan 1,22 meter, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm.

- Pada sisi dekat dengan tempat mendaratharus diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berbuat salah tolak

sekurang-kurangya 1 meter dari tepidepan bak pasir pendaratan. - Lebar tempat pendaratan minimal 2,75 meter jarak antara garis tolakan

sampai akhir tempat lompatan minimal 10 meter.

- Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar denagn sisi atas papan tolakan

F. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in The Air)

Lompat Jauh secara umum gerakan melompat dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu lompat jauh dan lompat tinggi. Kedua jenis lompatan ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki tolakan. Namun, dalam

penelitian ini akan dibahas mengenai lompat jauh.

Lompat jauh merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan

kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu : Lompat Jauh gaya Berjalan di Udara(Walking in The Air), gaya menggantung(hang style), dan jongkok(Turk). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang di udara. Oleh karena itu teknik lompat jauh sering disebut juga gaya lompat jauh.


(33)

13 Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terdapat pada saat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai awalan, tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama.

Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.

Unsur pokok dalam lompat jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut : 1. Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya. 2. Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertikal. 3. Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada

saat melakukan tolakan.

4. Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin.

G. Teknik Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara(Walking in The Air)

Tinjauan secara teknik pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu : Cara melakukan awalan, Tolakan (Tumpuan), Melayang di udara dan Pendaratan.

a. Awalan

Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya yang dilakukan untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan. Dapat juga dikatakan,


(34)

14 awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal

setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan adalah : 1) Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi

pelompat dalam jerak pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal(full speed)maka jarak awalan cukup dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet lain yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancang-ancang tersebut.

2) Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.

3) Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak.

4) Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu.


(35)

15 Cara mengambil awalan dalam Lompat Jauh Gaya Berjalan di udara

(Walking in The Air)antara lain dilakukan dengan jalan sebagai berikut: 1) Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya

dari permulaan tempat berdiri (tempat/tanda pada waktu akan melakukan awalan) ke papan tolakan sampai tempat pada papan tolakan diukur jaraknya.

2) Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri ke papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat baru diukur.

3) Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari

secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri ke papan tolakan dari papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran untuk mengambil awalan dengan tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadi kegagalan melakukan tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda yaitu tanda I dan II.

b. Tolakan

Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertikal yang dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara. Dalam melompat jauh, biasanya kita

melakukan tolakan terkuat dengan kaki, dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan ke depan ke arah atas.


(36)

16 Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu lama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tolakan diantaranya :

1) Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki.

2) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang 3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan

4) Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.

5) Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.

c. Sikap Badan di Udara

Sesuai dengan pendapat ( Eddy Suparman, 1995) yang mengkhusus-kan gaya Jauh Gaya Berjalan di Udara(Walking in The Air)sebagai penelitian teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu. Maka kaki kanan diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.

Cara melakukannya sebagai berikut :


(37)

17 2) Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan

itu, pinggul didorong ke depan, kapala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah belakang, 3) Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan

dibungkukkan dan kepala ditundukkan siap untuk mendarat.

d. Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu diperhatikan menurut (Eddy Suparman, 1999) adalah sebagai berikut :

1) Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari.

2) Untuk menghindari rasa sakit atau cedera pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit.

3) Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan ke depan. Usahakan agar jarak antara kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena semakin lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya lompatan. 4) Untuk menghindari agar tidak jauh duduk pada pantat, maka setelah

tumit berpijak di pasir, kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan


(38)

18 5) Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat

awalan melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan.

Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh Gaya Berjalan di Udara(Walking in The Air)menurut Suharto dalam bukunya dalam bukunya“Kesegaran Jasmani dan Peranannya”disebutkan :

1) Kecepatan(speed)adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan/balok sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas

2) Kekuatan(Strenght)adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan

3) Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat lepas dari balok tumpu.

4) Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan.

5) Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar.

6) Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik.


(39)

19

Gambar 2 : Gerakan Lompat Jauh Gaya berjalan di udara(Walking in The Air) secara keseluruhan

Faktor non teknis juga dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain :

1) Motivasi dari orang tua,

2) Guru dan pelatih yang professional, 3) Adanya dana yang cukup,

4) Lingkungan yang baik, 5) Organisasi yang baik, 6) Dukungan masyarakat.

Bermain dalam Nomor Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in The Air)

Secara harfiah bermain berarti melakukan aktivitas gerak dengan mengaitkan unsur gembira (fun), terutama dalam melakukan melompat dan menolak. Kegiatan ini sangat diminati oleh para siswa sekolah dasar karena sesuai dengan perkembangan mental dan pertumbuhan mereka, seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa pembelajaran gerak yang didasari dengan pola bermain dapat


(40)

20 menumbuhkan rasa senang pada para siswa terutama dalam

menghadapi faktor kelelahan. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak melompat pada siswa harus disesuaikan dengan : (1) kebutuhan dan kemampuan, (2) pengalaman gerak, (3) fasilitas dan peralatan yang tersedia.

Modifikasi Alat dalam Nomor Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara(Walking in The Air)

Secara harfiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan gerakan dasar maka dapat diartikan adanya perubahan alat dalam proses pembelajaran lompat jauh dalam proses melakukan lompatan dan alat yakni dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara(walking in the air) seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama menjadi keadaan baru. Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru atau pelatih dalam mengajarkan keterampilan lompatan, karena peralatan untuk lompatan dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan aman untuk memeperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar lompat jauh kepada siswa. Adapun peralatan yang dimodifikasi tersebut antara lain, siswa untuk berlatih melompat bisa

menggunakan simpai atau ban sepeda, kardus bekas, busa, atau peralatan lompat lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan memberikan rasa nyaman dan aman.


(41)

21

H. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :“Jika mengguna-kan alat yang dimodifikasi pada siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu maka latihan lompat jauh gaya berjalan di udara(walking in the air) dapat ditingkatkan”.


(42)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu..

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

2. Bersifat kolaboratif.

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi


(43)

23 Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di

dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruhmenciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, yang berjumlah 32 orang.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Gadingrejo. 2. Pelaksanaan Penelitian


(44)

24

D. Rancangan Penelitian

Berikut merupakan bagan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti :

Gambar 3 : Siklus PTK Keterangan:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus (I, II, dan III), setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

E. Proses Pembelajaran Lompat Jauh Siklus I

Rencana :

1. Menetapkam materi pokok pembelajaran (standar kompetisi dasar) 2. Penyusunan silabus dan RPP yang berisikan materi lompat jauh

3. Penyiapan alat dan bahan yang diperlukan dalam tindakan/ penelitian. 4. Menyusun alat evaluasi (instrument test) yang diperlukan untuk

mengobservasi tindakan.

5. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya Lompat jauh.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama.

III II


(45)

25 2. Melakukan lompatan dengan menggunakan alat simpai atau ban sepeda

dengan variasi atau kecepatan yang berubah-ubah 3. Mengamati poster.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan kemudian diamati dan diberikan waktu pengulang-an dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan alat yang sudah dimodifikasi sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh. Namun, masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan lompat jauh dengan yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.

Siklus II

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.


(46)

26 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan

Jasmani khusunya lompat jauh.

Tindakan :

1. Mendemonstrasikan cara pelaksanaan siklus kedua.

2. Memberi petunjuk dan instruksi untuk dilaksanakan siswa.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan alat yang sudah dimodifikasi sangat berpengaruh, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga, yang mana penulis berencana memberikan arahan dan evaluasi sebab-sebab kenapa masih banyak siswa yang kurang dalam melakukan rugas gerak.


(47)

27

Siklus III

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya lompat jauh.

Tindakan :

1. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga.

2. Menyusun kardus secara berderet berdasarkan ketinggian tubuh siswa 3. Mengatur faktor kesulitan kardus

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan melakukan latihan lompat tinggi terdapat peningkatan >50 % untuk itu penulis beranggapan bahwa penilaian ini dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang memuaskan.


(48)

28

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas yang paling sesuai adalah dengan observasi. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Atletik nomor lompat jauh.

Sedangkan alau ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya, yaitu berupa lembar observasi yang terdiri dari indikator-indikator penilaian gerak melompat Bentuk indikator dalam lompat jauh adalah : 1) Awalan. 2) saat menolak, (3) Sikap di udara, (4) saat mendarat dan (5) sikap akhir. Instrumen untuk menganalisis

keterangan mengenai lompat jauh diadaptasi dariInternational Atletik Assosiation Federation(IAAF-2000).

Cara Penilaian pada proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh ini dengan melihat nilai dari tahap persiapan, awalan, sikap tolak, sikap di udara dan mendarat. Jika masing-masing prediktor pada setiap indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total. Jumlah skor (total) dibagi empat untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa. Pedoman asesmen berdasarkan petunjuk dari Eko Suyanto dan Sunyono Modul A dan B Mata Pelajaran Penjaskes PLPG tahun 2011. Sedangkan untuk menyusun lembar observasi yang digunakan dalam menilai kemampuan siswa melompat yaitu


(49)

29 menggunakan jenis observasi terstruktur. Jenis observasi terstruktur siswa hanya membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan sehingga

gerakan yang ditampilkan oleh setiap siswa dapat dilihat secara langsung dan gerakan apa saja yang nampak si observer hanya memberi tanda tersebut pada observasinya.

G. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

P = X 100 % Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes


(50)

34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Melalui alat bantu yang dimodifikasi dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

2. Dengan meingkatnya kemampuan gerak dasar tersebut maka pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas VII SMP Negeri 1

Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu telah dianggap tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan pembelajaran gerak lompat jauh bagi siswa sekolah menengah pertama, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek diteliti dari aspek yang berbeda pula.


(51)

35 2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan


(52)
(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arma Abdullah (1985), Olahraga, Untuk Pelatih, Pembina dan Penggemar, PT. Sastra Hudaya, Yogyakarta.

Adang, Suherman, (2001),Pembelajaran atletik, Pendekatan Permainan, dan Kompetisi. Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (1991)Prosedur Penelitian, Edisi Revisi. PT. Rineka Sipta Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (1992),Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik.

Bina Aksara, Jakarta.

Engkos, Kosasih. (1987).Penelitian Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Engkos, Kosasih (1993),Olahraga, Teknik, dan Program Latihan,Akademika Presindo, Jakarta.

Engkos, Kosasih (1994),Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hamalik, Oemar. (2003),Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. Harsono, (1998).Choaching dan sapek aspek psikologos Dalam Coaching.

CV. Tambak Mekar, Jakarta.

Husdarta, (2000),Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat jendral pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

I.A.A.F. (2000), Pedoman Resmi Mengajar Atletik.Staf Sekretariat IAAF RDC, Jakarta.

Muhajir, Noeng, (1997).Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta.


(54)

Nana Sujana, (1998),Penelitian dan Penilaian Pendidikan,Sinar Baru, Bandung.

Rusli Rutan (1998).Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode,Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Rusli Rutan (2000).Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes,Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Sugiyanto, (2004).Dasar Dasar Belajar Gerak,Pendidikan nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Supandi dan Seba, (1983).Dasar Dasar Belajar Gerak,Jakarta. Surahmad, (1990),Pengantar Penelitian Ilmiah,Tarsito, Bandung. Undang undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989, Jakarta.


(1)

29 menggunakan jenis observasi terstruktur. Jenis observasi terstruktur siswa hanya membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan sehingga

gerakan yang ditampilkan oleh setiap siswa dapat dilihat secara langsung dan gerakan apa saja yang nampak si observer hanya memberi tanda tersebut pada observasinya.

G. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

P = X 100 % Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes


(2)

34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Melalui alat bantu yang dimodifikasi dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

2. Dengan meingkatnya kemampuan gerak dasar tersebut maka pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas VII SMP Negeri 1

Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu telah dianggap tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan pembelajaran gerak lompat jauh bagi siswa sekolah menengah pertama, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek diteliti dari aspek yang berbeda pula.


(3)

35 2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan


(4)
(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arma Abdullah (1985), Olahraga, Untuk Pelatih, Pembina dan Penggemar, PT. Sastra Hudaya, Yogyakarta.

Adang, Suherman, (2001),Pembelajaran atletik, Pendekatan Permainan, dan Kompetisi. Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (1991)Prosedur Penelitian, Edisi Revisi. PT. Rineka Sipta Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (1992),Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Bina Aksara, Jakarta.

Engkos, Kosasih. (1987).Penelitian Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Engkos, Kosasih (1993),Olahraga, Teknik, dan Program Latihan,Akademika Presindo, Jakarta.

Engkos, Kosasih (1994),Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hamalik, Oemar. (2003),Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. Harsono, (1998).Choaching dan sapek aspek psikologos Dalam Coaching.

CV. Tambak Mekar, Jakarta.

Husdarta, (2000),Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat jendral pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

I.A.A.F. (2000), Pedoman Resmi Mengajar Atletik.Staf Sekretariat IAAF RDC, Jakarta.

Muhajir, Noeng, (1997).Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta.


(6)

Nana Sujana, (1998),Penelitian dan Penilaian Pendidikan,Sinar Baru, Bandung.

Rusli Rutan (1998).Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode,Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Rusli Rutan (2000).Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes,Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Sugiyanto, (2004).Dasar Dasar Belajar Gerak,Pendidikan nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Supandi dan Seba, (1983).Dasar Dasar Belajar Gerak,Jakarta. Surahmad, (1990),Pengantar Penelitian Ilmiah,Tarsito, Bandung. Undang undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989, Jakarta.