Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang keuntungan dari

You're Reading a Free Preview
Page 2 is not shown in this preview.

Portalpelajaranlengkap - Pada umumnya pengelola toko haruslah menanyakan dirinya apakah ia telah menyediakan ruangan untuk kebutuhan berikut :

a.   Bagian barang dagangan termasuk ruang penyimpanan barang (running stock) dan tempat penjualan (sales area) yang sesuai.

b.   semua bagian penunjang penjualan (Bagian pengiriman barang, penyimpanan, pengembalian barang dn lain-lain).

c.   Kemudahan bagi pelanggan dan karyawan

d.   Ruangan kantor, termasuk ruangan untuk pembelian barang.

e.   Pintu masuk dan keluar toko, tangga

f.    Gang-gang yang cukup lebar, yang memudahkan arus lalu lintas pelanggan.

g.   Ruangan etalase menurut bentuk dan jenis yang dikehendaki.

h.   Ruangan yang cocok untuk peralatan komputer dan keperluan lain dari teknologi baru.

Luas area penjualan (sales space) dan non area penjualan tergantung dari tipe bisnis yang dilakukan:

Supermarket : kurang lebih 60% : 40%

Special store : kurang lebih 80% : 20%

Departement store : kurang lebih 70% : 30%

Alokasi area penjualan berdasarkan pengalaman di toko dipadu dengan :

a. Penjualan per M2 (meter persegi)

b. Laba kotor per M2 (meter persegi)

c. Perputaran stock barang

Berikut ini contoh bagian /area yang ada di Supermarket:

Bagian /area yang ada di Supermarket

1. Area Kantor; yaitu tempat manajer toko dan staff melakukan kegiatan operasional toko

2. Area Kasir, terdiri atas

1) kasir yang biasanya berjumlah 4 sampai 6 dan counter COC (Contract Of Counter) yaitu counter yang disewa secara khusus oleh supplier untuk menempatkan barang miliknya. Barang yang diletakan disini adalah barang-barang kecil yang sering dibeli oleh customer seperti batu battery, permen, rokok, obat umum dan sejenisnya.Adapun mesin bisnis / equipmn yang digunkanan di bagian kasir yaitu :

-Mesin kasir disebut dengan mesin computer

-Mesin debit digunakan apabila ada pembeli yang membayar dengan kartu kredit

2) deposit yaitu tempat menitipkan tas atau barang customer

3. Area Perishable; terdiri atas

1)   area Fruit yaitu tempat aneka buah segar,

2)   area vegetable yaitu tempat sayur dan bumbu segar serta makanan olahan beku (diletakkan pada frezzer),

3)   area Meat yaitu tempat daging, ikan, ayam dan olahannya serta

makanan siap santap (Ready to Eat) Diarea perisable terdapat equipment / mesin-mesin toko seperti

mesin timbangan barang dan mesin wraping untuk mengemasbarang.

4. Area Merchandising, terdiri atas;

1)   area tempat menyimpan barang persediaan (gudang); barang- barang yang didisimpan disini dikelompokan menjadi kelompok food yaitu kelompok makanan (sembako), makanan bayi, snack / minuman dst; dan kelompok non food Seperti; sabun, shampo obat serangga, toolkit dst

2) area rak shelving / gondola barang-barang yang dijual.

Yaitu tempat meletakan barang barang.

• Bentuk-bentuk Lay Out :

1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar Keuntungannya :

- Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang

-Mempermudah menangani kebersihan

2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas

Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, dimana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Disamping itu para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko.

Portalpelajaranlengkap - Area Merchandising, terdiri atas;

1)   area tempat menyimpan barang persediaan (gudang); barang- barang yang didisimpan disini dikelompokan menjadi kelompok food yaitu kelompok makanan (sembako), makanan bayi, snack / minuman dst; dan kelompok non food Seperti; sabun, shampo obat serangga, toolkit dst

2) area rak shelving / gondola barang-barang yang dijual.

Yaitu tempat meletakan barang barang.

• Bentuk-bentuk Lay Out :

1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar Keuntungannya :

- Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang

-Mempermudah menangani kebersihan

2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas

Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, dimana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Disamping itu para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko.

-Karena banyaknya ruangan yang diperuntukan bagi arus lalu lintas konsumen, ruang yang tersedia untuk barang dagangan menjadi berkurang.

-Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit.

Menata produk (display) di supermarket

Menata produk atau yang biasa disebut dengan display produk merupakan hal yang sangat penting dalam menjual produk anda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata produk kami tulis di sini sebagai wacana bagi para pelaku UMKM ketika diminta menata produknya sendiri di supermarket, alasannya yakni hal ini sering ditawarkan oleh pihak supermarket. 


Pengertian Menata Produk


Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display yakni suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display tersebut, William J.Shultz, “Display consist of simulating customers attention and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display yakni suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan eksklusif ( direct visual appeal ). 


Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barang–barang. Hal ini sanggup dilihat di supermarket. Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut : 


1. Attention dan Interest Customer

Attention dan interest customer, yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara memakai warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya. 

 
2. Desire dan Action Customer

Desire dan action customer, yaitu untuk mengakibatkan keinginan mempunyai barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, sesudah memasuki toko, kemudian melaksanakan pembelian.

Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa belahan yaitu:

Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase. 

Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam toko. Interior display dibagi dalam beberapa belahan yaitu sebagai berikut:

Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun daerah terbuka sehingga sanggup dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa pinjaman petugas pelayanan, contohnya self display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga mirip pulau-pulau).

Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas pinjaman petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.

c. Architechtural Display

Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, contohnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini sanggup memperbesar daya tarik alasannya yakni barang-barang dipertunjukkan secara realistis.

Memajangkan barang-barang di luar toko, contohnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

  1. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.
  2. Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekononomis.
  3. Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.
  4. Menyebabkan adanya kontinuitas sketsa dan tema warna dari pembungkus.
  5. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, contohnya pada hari raya, ulang tahun.

Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut: 


a. Store Design dan Decoration

Store design dan decoration, yaitu gejala yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk membimbibing calon pembeli kearah barang dagangan dan member keterangan kepada mereka perihal penggunaan barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka insiden khusus, mirip penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru. 

Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk perihal penggunaan produk. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan biar mereka tidak memperlihatkan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

Cara menata barang dagangan di toko.

Salah satu cara biar toko lebih menarik yakni dengan menata barang dagangan dengan sedemikian rupa biar tampak lebih menarik, meyakinkan dan lebih rapi, tentunya dengan keinginan penjualan semakin meningkat. Berikut tipsnya:

  1. Isilah pada belahan depan toko terlebih dahulu. Kesan penuh harus anda tampilkan dengan menata produk anda dengan mengutamakan mengisi belahan depan atau etalase depan terlebih dahulu bahkan ada yang mengisi belahan teras atau trotoar toko biar lebih menarik perhatian calon pembeli. Keamanan harus diutamakan jangan hingga produk tersebut jadi sasaran pencurian orang yang kemudian lalang di depan toko.
  2. Perhatikan warna. Tempatkan produk dengan warna warna cerah di belahan yang paling gampang dilihat, padukan warna cerah tersebut letakkan bersebelahan dengan warna cerah lain. Misalnya warna merah,kuning,orange, putih sehingga lebih cepat menangkap perhatian pengunjung.
  3. Disain menarik sebagai jangkar. Sering kali kita dapati produk yang tidak populer mempunyai disain atau model yang sangat menarik dan inovatif, anehnya produk populer justru disainnya malah biasa-biasa saja,ini sering kita temukan pada produk fashion. Gunakan produk dengan disain menarik ini sebagai jangkar atau penarik dengan cara menggandengkannya dengan produk yang sudah punya nama, dengan keinginan pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya dengan dua alasan langsung, disain menarik atau merek terkenal.
  4. Produk laku di bawah. Pada toko retail, letakkan produk yang laku di rak belahan bawah, kenapa? Karena produk yang laku bagaimanapun tetap akan di cari, pembeli sudah sangat hapal bentuk produk tersebut, sehingga ditempatkan di belahan bawah pun tetap akan gampang ditemukan, sedangkan untuk produk yang kurang populer tempatkan produknya di belahan yang sejajar dengan mata, selain untuk membantu agen untuk menjualkan produknya, rak yang sejajar dengan mata harga promosi atau sewa raknya relatif tinggi, agen biasanya rela membayar sewa pada pemilik toko biar produknya ditempatkan di daerah strategis. tidak mengecewakan kan buat tambahan pemasukan toko anda.
  5. Kemasan besar di kanan. Biasakan meletakkan produk dengan kemasan besar di sebelah kanan, contohnya produk susu merek A kemasan 1000 gram di sebelah paling kanan kemudian diikuti dengan kemasan 800 gram demikian seterusnya hingga kemasan yang paling kecil. Kenapa? Karena kebiasaan insan memakai ajudan maka probabilitas terpilihnya produk dengan kemasan besar akan semakin tinggi.
  6. Kelompokkan produk. Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada satu daerah yang berdekatan, dan menempatkan produk pelengkap berdekatan misanya mi isnstan berdekatan dengan saos atau sambal.
  7. Tempatkan produk spontan dikasir. Sambil antri biasanya pembeli suka comot sana sini manfaatkan hal ini dengan menempatkan produk dengan harga murah di sekitar kasir, mirip permen, rokok, coklat, aksesoris murah. Sehingga akan menambah jumlah belanjaan. Pilihlah kasir yang santai biar yang sedang antri akan semakin rajin men comot produk tambahan ke keranjang belanja.
  8. Sebenarnya banyak lagi tips untuk menata produk di toko, untuk itu di tuntut kreatifitas dan kejelian anda untuk terus berinovasi dan seringlah berkunjung ke toko sejenis dengan anda untuk menambah pengetahuan dan membuka wawasan.

Syarat display yang baik

Di samping mengacu pada budi konsumen dalam menjalankan acara display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu;

  1. Display harus bisa menciptakan barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, gampang dicari dan gampang dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus bisa diwujudkan oleh acara display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan sia-sia.
  2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan menempatkan barang-barang yang gampang pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) kalau barang tersebut terjatuh.
  3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel sanggup memanfaatkan alat alat bantu mirip standing poster materials yang lain.
JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG

Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang keuntungan dari
Jenis dan spesifikasi barang

Barang merupakan atribut, secara fisik sanggup diraba

Menurut Philip Kotler Produk yakni setiap apa saja yang sanggup ditawarkan di pasar untuk mendapat perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang sanggup memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ini mencakup benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Berdasarkan definisi tersebut sanggup diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, alasannya yakni pada sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang sanggup memuaskan kebutuhan dan keinginan.


Barang yakni atribut dan secara fisik sanggup diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :


1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.

  • Solutari product (barang yang bermanfaat); Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi sanggup memperlihatkan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, contohnya detergen dengan fosfat rendah.
  • Deficient product (barang yang kurang sempurna); Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit tetapi manjur mengobati penyakit.
  • Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan); Pressing product yaitu barang-barang yang segera memperlihatkan kepuasan kepada si pembeli tetapi sanggup berakibat sangat jelek bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok, minuman keras dan sebagainya.
  • Desirable product (barang yang sangat diperlukan); Desirable product yaitu barang yang sanggup memperlihatkan kepuasan dengan segera dan sanggup bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, masakan dan minuman.
2. Kelompok barang berdasarkan tujuan pemakaian

Barang konsumsi merupakan barang-barang yang sanggup dibeli untuk konsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :


1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) antara lain dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

  • Barang pokok; Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh: beras, sabun, pasta gigi.
  • Barang impulsif; Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh: permen, cokelat dan es.
  • Barang darurat; Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh: paying dimusim hujan.
2) Shopping goods (barang belanjaan)


Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dan lain-lain, contohnya mobil, motor, peralatan rumah tangga.


3) Speciality goods (barang khusus)


Merupakan barang dengan ciri khas yang bisa menarik konsumen dalam berbelanja, contohnya kendaraan beroda empat mewah.


4) Unshought goods (barang yang tidak dicari)


Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya, contohnya asuransi jiwa, tanah kuburan.

b. Barang industri

Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini yakni perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri sanggup digolongkan sebagai berikut ;


1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi.
Misalnya, barang hasil pertanian.


2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini mencakup :

  • a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang sanggup digunakan untuk jangka panjang, contohnya computer, mesin bor.
  • b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang digunakan untuk membantu instalasi, contohnya perkakas tangan.
3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang fasilitas di bidang industri alasannya yakni barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan perjuangan minimal dengan dasar pembelian kembali. Misalnya, kerikil bara, tinta printer dan sebagainya.


3. Barang-barang di supermarket

Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang fashion. Barang supermarket mencakup :

  • Departemen food ( mencakup semua makanan)
  • Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care)
  • Departemen household (perlengkapan rumah tangga)
  • Departemen toys (sarana atau daerah atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak)
  • Departemen stasionary ( mencakup semua peralatan tulis dan kantor)
4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang.


Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan berdasarkan perbedaan sifat atau huruf antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, contohnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu bersifat minuman dan masakan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket yakni perbedaan kualitas dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, contohnya fruit tea dan fresh tea.


Produk sanggup pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu saja pengelompokkan tidak akan terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai pola berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko obat/apotik. Pertama-tama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin; Selanjutnya, dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.


Menggolongkan Barang-Barang

Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan sanggup dilakukan dengan menata barang, antara lain:

  • Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang,
  • Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
  • Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,
  • Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen.
1. Pengelompokan dan pengklasifikasian produk

Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) yakni untuk memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak produsen atau penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal:


a. Penyimpanan di gudang,
b. Penataan di ruang pajang,
c. Pengambilan dari gudang atau daerah pemajangan,
d. Pengawasan dan pemeliharaan.

Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk menentukan atau menyebutkan pesanan.


Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store) disebut juga ”Merchant” atau Point Of Sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut:

  • Merek produk atau pabrik
  • Jenis produk
  • Spesifik teknis produk
  • Kualitas produk
  • Warna produk, atau
  • Jenis produk
  • Merk atau pabrik produk
  • Spesifik produk
  • Kualitas produk
  • Warna produk
Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling mayoritas harus diperhatikan yakni jenis produk, gres memajang lainnya, dan tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni) pada ketika menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior display) maupun pada pajangan dalam (interior display).

SOP (STANDART OPERATING PROCEDURE) PENATAAN PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN

Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu Penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah dalam VM diantaranya sanggup dilakukan dengan display dan label.


1. Label harga dan price card

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara lain :

  • Price card tidak rusak
  • Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan fisik barang.
  • Semua produk yang dipajang mempunyai label harga dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini yakni sebagai berikut :
  • Barang yang di label eksklusif diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli sedangkan di shelving dipasang POP harga barang tersebut.
  • Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga.

  • Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang harus diperhatikan yakni sebagai berikut : 
    • Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan 
    • Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di daerah yang sama (seragam) 
    • Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang dan yang penting diletakkan di daerah yang sama untuk produk yang sama.

a. Struktur address card

1) Nama barang
2) Ukuran barang
3) Kode barang
4) Harga barang
5) Scanning
 

Membantu customer untuk mengetahui informasi perihal barang.

1) Meningkatkan image pelayanan yang baik
2) Mempermudah customer dalam hal informasi barang
3) Meningkatkan penjualan
4) Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang

2. Display

Pendisplayan yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli biar timbul keinginan untuk membeli.

a. Brand blocking secara vertikal

Barang blocking secara vertical yaitu penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan merek barang juga harus terlihat di belahan muka secara vertical. Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang :

  1. Dari atas ke bawah secara sistematis
  2. Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
  3. Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil hingga yang terbesar atau sebaliknya
  4. Warna barang disusun dari warna muda hingga warna renta atau sebaliknya
  5. Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya
  6. Barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya berdasarkan jenis, kategori, bentuk dan sifatnya.
Penempatan barang dagangan secara vertical sanggup dilakukan de aneka macam display, mirip berikut ini :

Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, contohnya pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut:
Penempatan Produk Secara Vertikal

b) Gondola

Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya mempunyai dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola sanggup digunakan untuk menempatkan barang serupa masakan dan minuman dalam satu kemasan sanggup berdiri, mirip susu kemasan, susu kotak dan sebagainya.

b. Brand blocking secara horizontal

Brand blocking secara horizontal yaitu penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar dan merek barang harus sanggup terlihat dari depan. Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal yakni sebagai berikut ;

  1. Pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya.
  2. Memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.
  3. Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas.
  4. Memberikan kesan yang tidak beraturan

KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAAN PRODUK

Langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan praktik menginterpretasikan perencanaan VM antara lain :

  1. Memilih segmen, sasaran dan positioning pasar.
  2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual.
Identifikasi barang dilakukan dengan mengidentifikasi barang dikategorikan berdasrkan jenis, macam dan spesifikasinya.


Contoh identifikasi barang:
Jenis Departemen Sifat Spesifikasi
Merek Kualitas
Stationary Kertas tulis HVS Bola Dunia
PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills Tbk. Jakarta Indonesia  Whiter& smoother
 High quality
 Print result
 Trouble-freejam
 No transparency
Penghargaan :
 ISO 9001
 ISO 14001
 ISO 9706
 Sustainable Forest Fibre
Kertas tulis HVS Office Mate
CV.Dirgahayu Mfg.Co. Sidoarjo-East Java Indonesia  Laser printers
 Fax
 Copier
 Inkjet printers


3. Menata produk sesuai mekanisme perusahaan

MERANCANG LAY OUT (TATA LETAK) TOKO

Pengertian dasar lay out yakni suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memperlihatkan kemungkinan maksimal bagi pelanggan untuk sanggup melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang.

Tujuan lay out

Lay out bertujuan untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang dikehendaki
 

Lay out berfungsi sebagai pengalokasian daerah perbelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Lay out antara lain :

  1. Memperhatikan produk sesuai dengan kategorinya.
  2. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk.
  3. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar.
  4. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm.
  5. Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat ada area yang kosong.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lay Out:
  1. Ukuran dan bentuk ruangan.
  2. Lokasi pintu masuk, tangga, koridor, tiang dan lain-lain.
  3. Jenis dan jumlah barang dagangan.
  4. Jenis operasi toko yang dilaksanakan contohnya self service.
  5. Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan.
  6. Sifat dan jumlah fixtures, counter/Island display.
Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan mengakibatkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di dalam ruangan toko, yakni sebagai berikut.
  1. mempunyai kamar administrasi,
  2. mempunyai kamar/ruangan keamanan,
  3. selain serasi atau serasi juga mempunyai ventilasi,
  4. mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap orang yang lewat meliriknya dan karenanya tertarik untuk masuk ke dalam toko,
  5. sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan daerah penitipan barang-barang,
  6. di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room),
  7. di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli,
  8. di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room),
  9. mempunyai ruang pamer yang merupakan daerah untuk menata atau memamerkan barang dagangan,
  10. mempunyai ruang daerah penyimpanan barang (running stock),
  11. pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Bentuk-Bentuk Lay Out

1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar, keuntungannya:

  • Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang.
  • Mempermudah menangani kebersihan.
  • Mempermudah pengamanan.
2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas

Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, di mana kemudian lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Di samping itu, para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko.
Kerugian-kerugiannya:

  • Karena banyaknya ruangan yang diperuntukkan bagi arus kemudian lintas konsumen, ruang yang tersedia untuk barang dagangan menjadi berkurang.
  • Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit.

MENYUSUN DIPLAY MENGIKUTI STANDAR PERUSAHAAN

Untuk menyusun display sesuai dengan standar perusahaan maka yang harus dilakukan antara lain :

1. Perencanaan Pendisplayan

Hal ini sanggup dilakukan dengan cara :

  • Memilih segmen, sasaran dan positioning pasar
  • Memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata
  • Menata barang sesuai SOP Perusahaan
  • Pelabelan
  • Mempersiapkan peralatan display
  • Pendisplayan
  • Melaksanakan arahan etik APLI dan memperhatikan UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 perihal Perlindungan Konsumen
2. Memonitor Hasil Pen-Display-an

Hal ini sanggup dilakukan dengan cara :

  • Evaluasi display produk sesuai perencanaan
  • Identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
  • Mengatasi setiap perubahan pada display produk
3. Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan Dan Perencanaan
Hal ini sanggup dilakukan dengan cara :
  • Merawat display produk biar tetap higienis dan rapi
  • Merancang display produk biar tetap konsisten terhadap perencanaan penataan produk.
  • Menyusun display mengikuti standar perusahaan.

SIKAP DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAN PRODUK

Dalam menginterpretasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan sikap-sikap yang baik sesuai dengan anutan dasar SOP, yaitu;

Dilakukan dengan cara antara lain :

  • Spesifikasi barang dengan benar
  • Berdiri, duduk dan gerakan sesuai dengan kebutuhan
  • Berbicara terperinci dan lantang
  • Lakukan mirip pertama kali
  • Dorong diri dengan kalimat yang bersemangat
  • Berikan perhatian terhadap persoaln interpretasi visual
2. Teliti

Pelayan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penatan produk, sanggup dilakukan dengan cara ;

  • Memperhatikann setiap proses yang dilaksanakan
  • Amati dengan seksama barang yang telah ditata
  • Periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan atau belum
3. Bertanggung jawab

Pelayan harus bertanggung jawab dalam menginterpretasikan visualisasi penataan produk sesuai dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut, diantaranya dengan :

  • Menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
  • Disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan
  • Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.
Demikian apa yang bisa kami sharing pada kesempatan ini, semoga wacana ini bermanfaat sekaligus sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan teman-teman UMKM.