adjar.id - Pewarna adalah bahan yang dapat ditambahkan pada makanan atau minuman dengan tujuan agar dapat memperbaiki atau memberikan warna pada minuman dan makanan. Nah, pewarna merupakan salah satu bagian dari materi zat aditif pelajaran IPA bab 5 kelas 8 SMP. Namun, apakah Adjarian tahu, apa sajakah contoh-contoh pewarna di dalam kehidupan sehari-hari? Baca Juga: Pengertian Indikator serta Contoh Indikator Alami dan Indikator Buatan Yap! benar sekali, salah satu contoh pewarna yang dapat kita temukan adalah daun suji yang memberikan warna hijau pada makanan. Akan tetapi, di dalam pewarna terbagi dua jenis, lo, yaitu pewarna alami dan juga pewarna buatan. Sekarang, yuk, kita simak informasi lebih lengkap mengenai pewarna alami dan juga pewarna buatan di bawah ini! "Pewarna memiliki dua jenis bagian, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan." Page 2
1. Pengertian Pewarna Alami Pewarna alami adalah pewarna yang berasal dari alam. Misalnya, tumbuhan dan hewan di sekitar kita. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, selain daun suji yang memberikan warna hijau, daun pandan juga sering kali digunakan untuk memberikan aroma harum pada makanan dan minuman. Baca Juga: Punya Rupa yang Cantik, Benarkah Stroberi Berkerabat dengan Bunga Mawar? Tidak hanya itu, stroberi dan buah naga juga sering kali digunakan untuk memberikan warna merah pada makanan dan minuman, lo. Selain itu, pewarna berbahan alami memiliki keunggulan lainnya, yaitu jauh lebih sehat dan tidak menyebabkan efek samping bila dikonsumsi. Nah, pewarna makanan yang berbahan dasar alami juga memiliki kekurangan, yaitu memberikan rasa dan aroma khas yang terkadang tidak kita sukai dan juga warnanya yang kurang kuat. "Pewarna alami dapat kita peroleh dari tumbuhan dan juga hewan di sekitar kita." Page 3
2. Contoh-Contoh Warna Alami Berikut ini, adalah contoh-contoh warna alami yang dapat kita gunakan saat ingin menambahkan warna, yaitu: Baca Juga: Banyak Mengonsumsi Wortel Bikin Warna Kulit Berubah, Benarkah?
"Warna oranye yang dihasilkan oleh wortel berasal dari zat beta-karoten yang terkandung di dalamnya." Page 4
Page 5
Page 6
Akan tetapi, penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan dan minuman wajib melalui pengujian yang ketat guna menjaga kesehatan penggunanya. Selain itu, pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diizinkan untuk pemakaian pada makanan dan minuman dinamakan permitted colour atau certified colour. Saat ini, masih banyak sebagian masyarakat yang menggunakan pewarna tekstil untuk makanan, lo. Baca Juga: Mengenal Mutasi dan Macam-Macam Penyebab Terjadinya Proses Mutasi Perlu diingat, pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan untuk makanan, ya. Nah Adjarian, itulah pengertian dan juga contoh-contoh pewarna alami dan buatan yang perlu kita ketahui, ya. Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini!
Perwarna makanan hadir dalam berbagai macam jenis yang perlu Anda ketahui. Tak boleh sembarangan, pewarna makanan berbahaya dapat mengganggu kesehatan Anda. Ditinjau olehdr. Karlina Lestari Jenis-jenis pewarna makanan yang biasa digunakanMenggunakan pewarna makanan ibarat memoles make-up pada wajah Anda. Ya, pewarna memang dapat mempercantik makanan atau minuman sekaligus menggugah selera, agar Anda lebih tertarik untuk mencoba makanan tersebut.Di Indonesia, penggunaan pewarna makanan ini diatur secara ketat oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurut regulasi, pewarna makanan dikategorikan menjadi pewarna makanan alami dan sintetis.Anda perlu mewaspadai makanan yang diberi bahan pewarna untuk keperluan lain, misalnya pewarna tekstil. Pasalnya, mewarnai makanan dengan bahan kimia berbahaya dapat merugikan kesehatan Anda. Pewarna makanan alami dan sintetisMenurut BPOM, pewarna alami adalah bahan tambahan pangan yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi (sintesis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral, atau sumber alami lain. Pewarna makanan alami bisa dibilang sebagai ‘kosmetik’ paling tua untuk makanan karena sudah digunakan sejak dahulu.Hingga kini, pemakaian pewarna makanan alami juga dianggap lebih aman dan minim efek samping. Beberapa jenis pewarna yang tergolong alami mengandung zat-zat, seperti:
Pewarna makanan yang berbahayaSetidaknya, terdapat dua pewarna makanan berbahaya yang harus Anda hindari.Pewarna ini sebetulnya digunakan untuk pewarna kertas, tekstil, sabun, kayu, dan kulit. Rhodamine B juga sering digunakan sebagai reagensia di laboratorium untuk pengujian beberapa bahan kimia yang menggunakan air raksa.Secara fisik, rhodamin B merupakan padatan kristal hijau atau serbuk ungu kemerahan, sedangkan warna yang dihasilkan adalah merah kebiruan yang mencolok. Bila masuk ke tubuh manusia, misalnya lewat makanan, rhodamine B dapat mengakibatkan keracunan hingga menumpuk di tubuh dan memicu munculnya sel-sel kanker.Pewarna ini merupakan pewarna pada tekstil dan cat, serta bisa juga digunakan sebagai indikator reaksi netralisasi (asam-basa). Kuning metanil terbuat dari asam metanilat dan difenilamin yang berbahaya jika digunakan sebagai pewarna makanan.Ketika zat kimia berbahaya ini masuk ke tubuh manusia, reaksi bahayanya mungkin tidak akan terasa pada saat itu juga. Namun, penumpukan zat kimia dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan munculnya tumor dalam jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan, atau jaringan kulit.makanan sehatmakanan tidak sehatACS. https://www.acs.org/content/acs/en/education/resources/highschool/chemmatters/past-issues/2015-2016/october-2015/food-colorings.html Beta karoten adalah salah satu jenis karotenoid dari zat pigmen pada sayur dan buah berwarna merah, kuning, dan oranye. Beta-karoten merupakan bentuk awal dari vitamin A. Manfaat sarang burung walet belakangan menjadi perbincangan publik dan industrinya kian berkembang luas. Kaya akan nutrisi, sarang burung walet dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia. 19 Des 2019|Azelia Trifiana Variasikan menu salad Anda dengan berbagai buah-buahan segar. Berikut ini adalah cara membuat salad buah yang sehat dan rendah kalori sekaligus pilihan buah yang bisa Anda coba. Dijawab Oleh dr. Rahmita Dewi Dijawab Oleh dr. Ester Agustina Dijawab Oleh dr. Elsinda Eka Sari |