7.1 Sri-bhagavan uvaca—Tuhan Yang Maha Esa bersabda; mayi—kepada-Ku; asaktamanah—pikiran terikat; partha—wahai putera Prtha; yogam—keinsafan diri; yuñjan—berlatih; mat-asrayah—sadar kepada-Ku (kesadaran Krishna); asam´sayam—tanpa keragu-raguan; samagram—sepenuhnya; mam—Aku; yatha—bagaimana; jñasyasi—engkau dapat mengenal; tat—itu; srnu—coba mendengar. Terjemahan Penjelasan Dalam Bab Tujuh dari Bhagavad-gita, sifat kesadaran Krishna diuraikan sepenuhnya. Krishna memiliki segala kehebatan sepenuhnya, dan bagaimana cara Beliau mewujudkan kehebatan itu diuraikan di sini. Empat jenis orang yang beruntung yang menjadi terikat kepada Krishna dan empat jenis orang yang kurang beruntung yang tidak pernah mendekati Krishna juga diuraikan di dalam bab ini. Dalam enam bab pertama dari Bhagavad-gita, makhluk hidup sudah diuraikan sebagai roh yang tidak bersifat material yang sanggup mengangkat Diri-Nya sampai keinsafan diri dengan berbagai jenis yoga. Pada akhir Bab Enam, sudah dinyatakan dengan jelas bahwa memusatkan pikiran dengan mantap kepada Krishna, atau dengan kata lain kesadaran Krishna, adalah bentuk tertinggi segala yoga. Dengan memusatkan pikiran kepada Krishna, seseorang dapat mengenal Kebenaran Mutlak sepenuhnya, bukan dengan cara yang lain. Keinsafan terhadap brahmajyoti yang tidak bersifat pribadi atau Paramatma yang berada di satu tempat bukan pengetahuan yang sempurna tentang Kebenaran Mutlak, sebab pengetahuan itu hanya merupakan sebagian saja. Pengetahuan yang penuh dan ilmiah ialah Krishna, dan segala sesuatu diungkapkan kepada orang yang sadar akan Krishna. Dalam kesadaran Krishna yang lengkap, seseorang mengetahui bahwa Krishna adalah pengetahuan tertinggi di luar segala keragu-raguan. Berbagai jenis yoga hanya merupakan batu loncatan pada jalan menuju kesadaran Krishna. Orang yang mulai mengikuti kesadaran Krishna secara langsung dengan sendirinya mengetahui tentang brahmajyoti dan Paramatma sepenuhnya. Dengan berlatih yoga kesadaran Krishna, seseorang dapat mengetahui segala sesuatu sepenuhnya—yaitu, Kebenaran Mutlak, para makhluk hidup, alam material, serta perwujudan-perwujudannya dengan perlengkapan. Karena itu, seseorang harus mulai latihan yoga sebagaimana ditunjukkan dalam ayat terakhir dari Bab Enam. Memusatkan pikiran kepada Krishna sebagai Yang Mahakuasa dimungkinkan dengan bhakti yang telah dianjurkan dengan sembilan bentuk yang berbeda. Di antara sembilan bentuk itu, sravanam adalah bentuk pertama dan bentuk yang paling penting. Karena itu, Krishna bersabda kepada Arjuna, tac chrnu,” atau Dengarlah dari-Ku.” Tidak ada seorangpun penguasa yang lebih tinggi daripada Krishna, karena itu, dengan mendengar dari Krishna, seseorang mendapat kesempatan yang paling baik untuk menjadi sadar akan Krishna secara sempurna. Karena itu, seseorang harus belajar dari Krishna secara langsung atau belajar dari seorang penyembah Krishna yang murni—bukan dari orang yang masih hijau, bukan penyembah, dan sombong dengan menyandang gelar dari perguruan tinggi. Dalam Srimad-Bhagavatam proses tersebut untuk mengerti tentang Krishna, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kebenaran Mutlak, diuraikan dalam Bab Dua dari Skanda Pertama sebagai berikut: srnvatam´ sva-kathah krsnah nasta-prayesv abhadresu tada raja s-tamo-bhavah evam´ prasanna-manaso bhidyate hrdaya-granthis Mendengar tentang Krishna dari kesusasteraan Veda, atau mendengar dari Krishna secara langsung melalui Bhagavad-gita, dengan sendirinya merupakan kegiatan yang saleh. Bagi orang yang mendengar tentang Krishna, Sri Krishna, yang bersemayam di dalam hati setiap orang, bertindak sebagai kawan yang paling mengharapkan kesejahteraan penyembah dan menyucikan penyembahyang senantiasa tekun mendengar tentang Beliau. Dengan cara demikian, seorang penyembah secara wajar mengembangkan pengetahuan rohani yang tersimpan di dalam hatinya. Begitu penyembah itu mendengar lebih banyak tentang Krishna dari Bhagavatam dan dari para penyembah, dia menjadi mantap dalam bhakti kepada Tuhan. Dengan mengembangkan bhakti, seseorang dibebaskan dari sifat-sifat nafsu dan kebodohan, dan dengan demikian, nafsu-nafsu material dan kelobaan dihilangkan. Apabila hal-hal yang tidak suci tersebut dihapus, seorang calon menjadi mantap pada kedudukannya, yaitu kebaikan yang murni, dan dia disemangatkan oleh bhakti dan mengerti ilmu pengetahuan tentang Tuhan secara sempurna. Demikianlah bhakti-yoga memotong ikatan keras berupa kasih sayang material dan memungkinkan seseorang segera mencapai tingkat asam´sayam samagram, yaitu mengerti tentang Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.” (Bhag. 1.2.17-21). 7.2 jñanam—pengetahuan yang dapat dilihat; te—kepadamu; aham—Aku; sa—dengan; vijñanam—pengetahuan yang tidak dapat dilihat; idam—ini; vaksyami—akan menjelaskan; asesatah—sepenuhnya; yat—yang; jñatva—mengetahui; na—tidak; iha—di dunia ini; bhuyah—lebih lanjut; anyat—sesuatu yang lebih; jñatavyam—dapat diketahui; avasisyate—tinggal. Terjemahan Penjelasan 7.3 manusyanam—di antara manusia; sahasresu—di antara beriburibu; kascit—seseorang; yatati—berusaha; siddhaye—untuk kesempurnaan; yatatam—mereka yang berusaha seperti itu; api—memang; siddhanam—dari mereka yang sudah mencapai kesempurnaan; kascit—seseorang; mam—Aku; vetti—mengetahui; tattvatah—dengan sebenarnya. Terjemahan Penjelasan sruti-smrti-puranadi- Bhakti kepada Tuhan yang mengabaikan kesusasteraan Veda yang dibenarkan, misalnya Upanisad-upanisad, Puranapurana, dan Naradapancaratra, hanya merupakan gangguan yang tidak diperlukan di dalam masyarakat.” atah sri-krsna-namadi Tiada seorangpun yang dapat mengerti tentang sifat rohani, nama, bentuk, sifat dan kegiatan Krishna melalui indera-inderanya yang dicemari secara material. Tetapi Krishna memperlihatkan Diri-Nya kepada para penyembah karena Krishna menyayangi mereka atas cinta-bhakti rohani mereka kepada Beliau.” (Bhakti-rasamrta-sindhu 1.2.234). 7.4 bhumih—tanah; apah—air; analah—api; vayuh—udara; kham—angkasa; manah—pikiran; buddhih—kecerdasan; eva—pasti; ca—dan; ahankarah—keakuan yang palsu; iti—demikian; iyam—semua ini; me—milik-Ku; bhinna—terpisah; prakrtih—tenaga-tenaga; astadha—delapan jenis. Terjemahan Penjelasan visnos tu trini rupani Untuk ciptaan material, penjelmaan yang berkuasa penuh dari Sri Krishna berwujud sebagai tiga Visnu. Yang pertama adalah, MahaVisnu, menciptakan seluruh tenaga material, yang bernama mahat-tattva. Yang kedua, Garbhodakakasayi Visnu, memasuki seluruh alam semesta untuk menciptakan keanekawarnaan di dalam tiap-tiap alam semesta itu. Yang ketiga, Ksirodakasayi Visnu, tersebar sebagai Roh Yang Utama yang berada di mana-mana di seluruh alam semesta dan juga bernama Paramatma. Beliau berada di mana-mana bahkan di dalam atomatom sekalipun. Siapapun yang mengenal ketiga Visnu tersebut dapat dibebaskan dari ikatan material.” Dunia material ini adalah perwujudan sementara dari salah satu di antara tenaga-tenaga Tuhan. Segala kegiatan dunia material diatur oleh tiga penjelmaan Visnu tersebut dari Sri Krishna. Purusa-purusa ini disebut penjelmaan-penjelmaan. Pada umumnya orang yang tidak mengenal ilmu pengetahuan Ketuhanan (Krishna) menduga bahwa dunia material ini dimaksudkan untuk dinikmati oleh para makhluk hidup dan bahwa para makhluk hidup adalah purusa-purusa—tujuan-tujuan yang menyebabkan, mengendalikan dan menikmati tenaga material. Menurut Bhagavad-gita, kesimpulan tersebut yang tidak mengakui Tuhan adalah kesimpulan yang salah. Dalam ayat yang sedang dibicarakan, dinyatakan bahwa Krishna adalah sebab asli manifestasi material. Kenyataan ini juga dibenarkan dalam Srimad-Bhagavatam Unsur-unsur manifestasi material adalah tenaga-tenaga yang dipisahkan dari Tuhan. Brahmajyoti, yang merupakan tujuan utama bagi orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan, adalah tenaga rohani yang di wujudkan di angkasa rohani. Tidak ada keanekawarnaan rohani di dalam brahmajyoti seperti keanekawarnaan rohani yang ada di planet-planet Vaikunthaloka, dan orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan menganggap bahwa brahmajyoti tersebut sebagai tujuan kekal yang paling tinggi. Manifestasi Paramatma juga merupakan aspek Ksirodakasayi Visnu yang bersifat sementara dan berada di mana-mana. Manifestasi Paramatma tidak kekal di dunia rohani. Karena itu, Kebenaran Mutlak yang nyata adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Krishna. Krishna adalah kepribadian lengkap sumber tenaga, dan Beliau memiliki berbagai tenaga dalam dan tenaga yang terpisah dari Diri-Nya. Di dalam tenaga material, ada delapan perwujudan utama, sebagaimana disebut di atas. Di antara delapan perwujudan tersebut, lima perwujudan pertama, yaitu; tanah, air, api, udara dan angkasa, disebut lima ciptaan besar atau ciptaan kasar, dan lima obyek indera termasuk di dalam lima ciptaan itu. Lima obyek indera tersebut adalah manifestasi-manifestasi suara, rabaan, bentuk, rasa dan bau alamiah. Ilmu pengetahuan material terdiri dari sepuluh unsur tersebut dan tidak lebih daripada itu. Tetapi tiga unsur lainnya, yaitu pikiran, kecerdasan dan keakuan yang palsu, dialpakan oleh orang duniawi. Filosof-filosof yang menangani kegiatan pikiran juga belum memiliki pengetahuan yang sempurna karena mereka belum mengenal sumber yang paling utama, yaitu Krishna. Keakuan yang palsu—Aku berada,” dan Itu milikku,” yang merupakan prinsip dasar kehidupan material—termasuk sepuluh indera untuk kegiatan material. Kecerdasan menunjukkan seluruh ciptaan alam, yang disebut mahat-tattva. Karena itu, dari delapan tenaga yang dipisahkan dari Tuhan terwujudlah duapuluh empat unsur dunia material yang merupakan mata pelajaran filsafat Sankhya yang tidak percaya kepada Tuhan. Unsur-unsur tersebut semula berasal dari tenaga-tenaga Krishna dan dipisahkan dari Krishna, tetapi para filosof Sankhya yang tidak percaya kepada Tuhan dan kurang memiliki pengetahuan tidak mengenal Krishna sebagai sebab segala sebab. Mata pelajaran yang dibicarakan dalam filsafat Sankhya hanyalah perwujudan tenaga luar Krishna, sebagaimana diuraikan dalam Bhagavad-gita. 7.5 apara—lebih rendah; iyam—ini; itah—di samping ini; tu—tetapi; anyam—lain; prakrtim—tenaga; viddhi—cobalah untuk mengerti; me—milik-Ku; param—utama; jiva-bhutam—terdiri dari para makhluk hidup; maha-baho—wahai yang berlengan perkasa; yaya—oleh siapa; idam—ini; dharyate—digunakan atau diperah; jagat—dunia material. Terjemahan Penjelasan aparimita dhruvas tanu-bhrto yadi sarva-gatas O Kepribadian Yang Mahaabadi! Kalau para makhluk hidup adalah kekal dan berada di mana-mana seperti Anda, maka mereka tidak berada di bawah pengendalian Anda. Tetapi kalau diakui bahwa para makhluk hidup adalah tenaga-tenaga kecil dari Diri Anda, maka mereka segera berada di bawah pengendalian Anda yang paling utama. Karena itu, pembebasan sejati menyangkut penyerahan diri para makhluk hidup terhadap pengendalian Anda, dan penyerahan diri itu akan membahagiakan mereka. Hanya dalam keadaan dasar itulah mereka dapat mengendalikan sesuatu. Karena itu, orang yang kurang berpengetahuan yang mendukung teori monisme yang menganggap Tuhan dan para makhluk hidup sejajar dalam segala hal sebenarnya dibawa oleh anggapan yang salah dan tercemar.” 7.6 etat—dua tenaga tersebut; yonini—sumber kelahirannya; bhutani—segala sesuatu yang diciptakan; sarvani—semua; iti—demikian; upadharaya—mengenal; aham—Aku; krtsnasya—mengandung segala sesuatu; jagatah—dunia; prabhavah—sumber perwujudan; pralayah—peleburan; tatha—beserta. Terjemahan Penjelasan 7.7 mattah—melampaui-Ku; para-taram—lebih tinggi; na—tidak; anyat kiñcit—apapun yang lain; asti—ada; dhanañjaya—wahai perebut kekayaan; mayi—di dalam Diri-Ku; sarvam—segala sesuatu yang ada; idam—yang kita lihat; protam—diikat pada seutas tali; sutre—benang; mani-ganah—mutiara-mutiara; iva—seperti. Terjemahan Penjelasan Biasanya ada perdebatan mengenai apakah Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama berbentuk pribadi atau tidak berbentuk pribadi. Menurut Bhagavad-gita, Kebenaran Mutlak adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, dan kenyataan ini dibenarkan pada setiap langkah. Khususnya dalam ayat ini, ditegaskan bahwa Kebenaran Mutlak adalah kepribadian. Brahma-samhita juga membenarkan bahwa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama: isvarah paramah krsnah sac-cid-anandavigrahah; yaitu, Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah Sri Krishna. Tuhan Yang Mahaabadi, sumber segala kebahagiaan, Govinda, dan bentuk kekal kebahagiaan dan pengetahuan yang lengkap. Oleh karena bukti dari sumber-sumber yang dapat dipercaya tersebut, tidak dapat diragu-ragukan bahwa Kebenaran Mutlak adalah Kepribadian Yang Paling Utama, sebab segala sebab. Akan tetapi, orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan berdebat berdasarkan kekuatan versi Veda yang diberikan dalam svetasvatara Upanisad (3.10) sebagai berikut: tato yad uttarataram tad arupam anamayam/ ya etad vidur amrtas te bhavanti athetare duhkham evapiyanti. Di dunia material dimengerti bahwa Brahma, makhluk hidup pertama di alam semesta, adalah yang paling tinggi di antara para dewa, manusia, dan binatang-binatang yang lebih rendah. Tetapi di atas Brahma ada Kerohanian (Transenden) yang tidak mempunyai bentuk material dan bebas dari segala pengaruh material. Siapapun yang dapat mengenal Beliau juga menjadi rohani, tetapi mereka yang belum mengenal Beliau menderita kesengsaraan dunia material.” Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan lebih menitikberatkan kata arupam. Tetapi kata arupam tidak berarti tanpa bentuk pribadi. Kata arupam menunjukkan bentuk rohani kekekalan, kebahagiaan dan pengetahuan sebagaimana diuraikan dalam Brahma-samhita yang dikutip diatas. Ayat-ayat lain dari svetasvatara Upanisad membenarkan kenyataan ini sebagai berikut: vedaham etam´ purusam´ mahantam yasmat param´ naparam asti kiñcid Saya mengenal bahwa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa melampaui segala paham material tentang kegelapan. Hanya orang yang mengenal Beliau dapat melampaui ikatan kelahiran dan kematian. Tiada cara lain untuk mencapai pembebasan selain pengetahuan tentang Kepribadian Yang Paling Utama itu. 7.8 raso ‘ham apsu kaunteya prabhasmi sasi-suryayoh pranavah sarva-vedesu sabdah khe paurusam´ nrsu rasah—rasa; aham—Aku; apsu—di dalam air; kaunteya—wahai putera Kunti ; prabha—cahaya; asmi—Aku adalah; sasi-suryayoh—dari matahari dan bulan; pranavah—tiga huruf aum; sarva—di dalam semua; vedesu—Veda; sabdah—getaran suara; khe—di angkasa; paurusam—kesanggupan; nrsu—dalam manusia. Terjemahan Penjelasan Ayat ini menjelaskan bagaimana Krishna berada di mana-mana melalui berbagai tenaga-Nya yang material dan rohani. Tuhan Yang Maha Esa pada tahap permulaan dipahami melalui berbagai tenaga-Nya, dan dengan cara demikian seseorang menginsafi Beliau secara tidak pribadi. Seperti halnya dewa di planet matahari adalah kepribadian dan adanya dewa matahari dirasakan melalui tenaganya yang berada di mana-mana, yaitu sinar matahari, begitu pula, walaupun Tuhan berada di tempat tinggal-Nya yang kekal, Beliau dirasakan melalui berbagai tenaga-Nya yang berada di mana-mana. Rasa air adalah prinsip aktif di dalam air. Tidak seorangpun yang suka minum air laut, sebab rasa air yang murni sudah tercampur dengan garam. Seseorang tertarik kepada air tergantung pada kemurnian rasa air itu, dan rasa murni ini adalah satu di antara tenaga-tenaga Tuhan. Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan merasakan adanya Tuhan di dalam air melalui rasa air, dan orang yang mengakui bentuk pribadi Tuhan juga memuji kebesaran Tuhan karena Beliau bermurah hati untuk menyediakan air yang enak untuk menghilangkan kedahagaan manusia. Itulah cara merasakan adanya Yang Maha Kuasa. Hampir tidak ada hal yang bertentangan antara filsafat yang mengakui bentuk pribadi Tuhan dan filsafat yang tidak mengakui pribadi Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan mengetahui bahwa paham yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan dan paham yang mengakui bentuk pribadi Tuhan berada di dalam segala sesuatu pada waktu yang sama dan bahwa tidak ada hal yang bertentangan. Karena itu, Sri Caitanya memantapkan ajaran-Nya yang mulia yaitu: acintya bheda dan abhedatattva—persatuan dan perbedaan pada waktu yang sama. Cahaya matahari dan bulan juga semula berasal dari brahmajyoti, cahaya Tuhan yang tidak bersifat pribadi. Pranava, atau suara rohani om´-kara pada awal tiap-tiap mantra Veda, untuk penyapaan kepada Tuhan Yang Maha Esa juga berasal dari Beliau. Oleh karena orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan sangat takut menyapa kepada Tuhan Yang Maha Esa Krishna dengan nama-nama-Nya yang tidak dapat dijumlah, mereka lebih suka mengucapkan suara rohani om´-kara. Tetapi mereka tidak mengerti bahwa om´-kara adalah perwujudan Krishna dalam bentuk getaran suara. Jangkauan kesadaran Krishna tersebar di mana-mana, dan orang yang mengenal kesadaran Krishna mendapat berkat. Orang yang belum mengenal Krishna berada di dalam khayalan. Karena itu, pengetahuan tentang Krishna adalah pembebasan, dan tidak mengetahui tentang Krishna adalah ikatan. 7.9 punyah—asli; gandhah—harum; prthivyam—di dalam tanah; ca—juga; tejah—panas; ca—juga; asmi—Aku adalah; vibhavasau—di dalam api; jivanam—nyawa; sarva—di dalam semua; bhutesu—para makhluk hidup; tapah—pertapaan; ca—juga; asmi—Aku adalah; tapasvisu—orang yang bertapa. Terjemahan Penjelasan 7.10 bijam—biji; mam—Aku; sarva-bhutanam—milik semua makhluk hidup; viddhi—cobalah mengerti; partha—wahai putera Prtha; sanatanam—asli, kekal; buddhih—kecerdasan; buddhimatam—milik orang yang cerdas; asmi—Aku adalah; tejah—kewibawaan; tejasvinam—milik orang yang perkasa; aham—Aku adalah. Terjemahan Penjelasan nityo nityanam´ cetanas cetananam Krishna adalah Yang Mahakekal di antara semua insan yang kekal, Krishna adalah insan yang paling utama di antara semua insan, dan Krishna Sendiri yang memelihara segala kehidupan. Seseorang tidak dapat berbuat sesuatu tanpa kecerdasan, dan Krishna juga menyatakan bahwa Diri-Nya adalah akar segala kecerdasan. Seseorang tidak dapat mengerti Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, kalau ia belum memiliki kecerdasan. 7.11 balam—kekuatan; bala-vatam—milik orang yang kuat; ca—dan; aham—Aku adalah; kama—nafsu; raga—dan ikatan; vivarjitam—tanpa; dharma-aviruddhah—tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan; bhutesu—dalam semua makhluk; kamah—hubungan suami isteri; asmi—Aku adalah; bharata-rsabha—wahai prabhu dari keluarga Bharata. Terjemahan Penjelasan 7.12 ye—semua yang; ca—dan; eva—pasti; sattvikah—dalam kebaikan; bhavah—keadaan-keadaan hidup; rajasah—dalam sifat nafsu; tamasah—dalam sifat kebodohan; ca—juga; ye—semua yang; mattah—dari-Ku; eva—pasti; iti—demikian; tan—yang itu; viddhi—cobalah mengenal; na—tidak; tu—tetapi; aham—Aku; tesu—dalam itu; te—yang itu; mayi—di dalam Diri-Ku. Terjemahan Penjelasan 7.13 tribhih—tiga; guna-mayaih—terdiri dari tiga guna; bhavaih—oleh keadaan keadaan hidup; ebhih—semua ini; sarvam—seluruh; idam—ini; jagat—alam semesta; mohitam—dikhayalkan; na abhijanati—tidak mengenal; mam—Aku; ebhyah—di atas ini; param—Yang Mahakuasa; avyayam—tidak dapat dihabiskan. Terjemahan Penjelasan Seluruh dunia dipikat oleh tiga sifat alam material. Orang yang dikhayalkan oleh tiga sifat alam tersebut tidak dapat mengerti bahwa Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, melampaui alam material ini. Setiap makhluk hidup di bawah pengaruh alam material memiliki jenis badan tertentu dan jenis kegiatan jiwa dan raga menurut jenis badan itu. Ada empat golongan manusia yang bekerja di dalam tiga sifat alam material. Orang yang berada dalam sifat kebaikan sepenuhnya disebut brahmana. Orang yang berada sepenuhnya dalam sifat nafsu disebut ksatriya. Orang yang berada dalam sifat-sifat nafsu dan kebodohan disebut vaisya. Orang yang berada dalam sifat kebodohan sepenuhnya disebut sudra. Makhluk yang lebih rendah daripada itu adalah binatang atau kehidupan mereka seperti binatang. Akan tetapi, julukan tersebut tidak kekal. Kita dapat menjadi brahmana, ksatriya, vaisya atau apapun—dalam keadaan manapun, kehidupan ini bersifat sementara. Tetapi walaupun kehidupan ini bersifat sementara dan kita belum mengetahui bagaimana nasib kita pada penjelmaan yang akan datang, kita dipesona oleh tenaga yang mengkhayalkan hingga memandang diri kita berdasarkan paham hidup jasmani. Karena itu, kita menganggap diri kita orang Amerika, orang India, orang Rusia, brahmana, penganut agama ini ataupun agama itu dan sebagainya. Kalau kita menjadi terikat dengan sifat-sifat material, kita lupa kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang melatarbelakangi segala sifat tersebut. Jadi, Sri Krishna menyatakan bahwa makhluk hidup yang dikhayalkan oleh tiga sifat alam tidak mengerti bahwa di belakang latarbelakang material ada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Ada banyak jenis makhluk hidup—manusia, dewa, binatang, dan lain-lain. Tiap-tiap jenis kehidupan berada di bawah pengaruh alam material, dan semuanya sudah melupakan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang melampaui alam material. Orang yang berada dalam sifat-sifat nafsu dan kebodohan, dan juga orang yang berada dalam sifat kebaikan, tidak dapat melampaui paham Brahman yang tidak berbentuk pribadi tentang Kebenaran Mutlak. Mereka dibingungkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam aspek pribadi-Nya, yang memiliki segala ketampanan, kekayaan, pengetahuan, kekuatan, kemasyhuran dan ketidakterikatan. Kalau orang yang berada dalam sifat kebaikan tidak dapat mengerti, apa yang dapat diharapkan bagi mereka yang berada dalam nafsu dan kebodohan Kesadaran Krishna melampaui ketiga sifat alam material tersebut, dan orang yang benar-benar mantap dalam kesadaran Krishna sebenarnya sudah mencapai pembebasan. 7.14 daivi—rohani; hi—pasti; esa—ini; guna-mayi—terdiri dari tiga sifat alam material; mama—milik-Ku; maya—tenaga; duratyaya—sulit sekali diatasi; mam—kepada-Ku; eva—pasti; ye—orang yang; prapadyante—menyerahkan diri; mayam etam—tenaga ini yang mengkhayalkan; taranti—mengatasi; te—mereka. Terjemahan Penjelasan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa mempunyai tenaga-tenaga yang jumlahnya tidak dapat dihitung, dan semua tenaga itu bersifat rohani. Para makhluk hidup, adalah bagian dari tenaga-tenaga Tuhan, dan karena itu mereka bersifat rohani. Walaupun demikian, oleh karena hubungan para makhluk hidup dengan tenaga material, kekuatan utamanya yang asli ditutupi. Kalau seseorang ditutupi oleh tenaga material seperti itu, ia tidak mungkin mengatasi pengaruhnya. Sebagaimana sudah dinyatakan sebelumnya, baik alam material maupun alam rohani yang berasal dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah kekal. Para makhluk hidup termasuk tenaga utama yang kekal dari Tuhan, tetapi oleh karena pengaruh tenaga yang rendah, yaitu alam material, khayalan mereka juga bersifat kekal. Karena itu, roh yang terikat disebut nityabaddha, atau terikat untuk selamanya. Tiada seorangpun yang dapat menentukan sejarah ia menjadi terikat pada tanggal tertentu dalam sejarah material. Sebagai akibatnya, walaupun alam material itu adalah tenaga yang rendah, pembebasan roh terikat dari cengkraman alam material sangat sulit sebab tenaga material pada hakekatnya dijalankan oleh kehendak Yang Mahakuasa, yang tidak dapat diatasi oleh makhluk hidup. Alam material yang rendah didefinisikan di sini sebagai alam rohani karena hubungannya bersifat rohani dan karena alam bergerak atas kehendak Yang Mahakuasa. Oleh karena alam material dijalankan atas kehendak Yang Mahakuasa, walaupun alam bersifat rendah, alam bertindak dengan begitu ajaib dalam menciptakan dan meleburkan manifestasi alam semesta. Kenyataan ini dibenarkan dalam Veda sebagai berikut: maya mrtu prakrtim vidyan mayinam tu mahesvaram. Walaupun maya (khayalan) adalah palsu dan sementara, latar belakang maya adalah ahli kebatinan yang paling utama, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang bernama Mahesvara, atau Penguasa Yang Paling Utama.” (svetasvatara Upanisad 4.10) Kata guna juga berarti tali; harus dimengerti bahwa roh yang terikat diikat ketat oleh tali-tali khayalan. Jika tangan dan kaki seseorang diikat, ia tidak dapat membebaskan diri—ia harus ditolong oleh orang yang tidak diikat. Oleh karena orang yang terikat tidak dapat membantu orang yang diikat, yang menyelamatkan haruslah orang yang sudah bebas. Karena itu, hanya Sri Krishna, atau utusan yang dapat dipercaya dari Krishna, yaitu guru kerohanian, dapat membebaskan roh yang terikat. Tanpa bantuan utama seperti itu, seseorang tidak dapat dibebaskan dari ikatan alam material. Bhakti atau kesadaran Krishna, dapat membantu seseorang untuk memperoleh pembebasan seperti itu. Oleh karena Krishna adalah penguasa tenaga yang mengkhayalkan, Beliau dapat menyuruh kepada tenaga yang tidak dapat diatasi tersebut agar roh yang terikat dibebaskan. Krishna memerintahkan pembebasan tersebut atas karunia-Nya yang tiada sebabnya terhadap roh yang sudah menyerahkan diri dan atas kasih sayang Beliau sebagai ayah terhadap makhluk hidup, yang semula menjadi anak kesayangan-Nya. Karena itu, menyerahkan diri kepada kakipadma Tuhan adalah satu-satunya cara untuk dibebaskan dari cengkraman alam material yang keras. Kata-kata mam eva juga bermakna. Mam di sini berarti kepada Krishna (Visnu), bukan Brahma atau Siva. Walaupun kedudukan Brahma dan Siva tinggi sekali dan hampir sejajar dengan Visnu, namun sebagai penjelmaan-penjelmaan rajo-guna (nafsu) dan tamo-guna (kebodohan), mereka tidak dapat membebaskan roh yang terikat dari cengkraman maya. Brahma dan Siva juga kadang-kadang dipengaruhi oleh maya. Hanya Visnu yang menguasai maya. Karena itu, hanya Visnu yang dapat menganugerahkan pembebasan kepada roh yang terikat. Dalam Veda (svetasvatara Upanisad 3.8) kenyataan ini dibenarkan dengan kata-kata tvam eva viditva, atau Pembebasan hanya dimungkinkan dengan cara mengerti tentang Krishna.” Dewa Siva membenarkan bahwa pembebasan dapat dicapai hanya atas karunia Visnu. Dewa Siva bersabda, mukti pradata sarvesam Visnur eva na sam´sayah. Tidak dapat diragu-ragukan bahwa Visnulah yang menganugerahkan pembebasan kepada semua orang.” 7.15 na—tidak; mam—kepada-Ku; duskrtinah—orang jahat; mudhah—bodoh; prapadyante—menyerahkan diri; nara-adhamah—manusia yang paling rendah; mayaya—oleh tenaga yang mengkhayalkan; apahrta—dicuri; jñanah—pengetahuan; asuram—jahat; bhavam—sifat; asritah—menerima. Terjemahan Orang jahat yang bodoh secara kasar, manusia yang paling rendah, yang kehilangan pengetahuannya akibat khayalan, dan yang ikut dalam sifat orang jahat yang tidak percaya kepada Tuhan tidak menyerahkan diri kepada-Ku. Penjelasan Dalam Bhagavad-gita dinyatakan seseorang dapat mengatasi hukum-hukum alam material yang keras hanya dengan menyerahkan Diri-Nya kepada kakipadma Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Sekarang timbullah pertanyaan: Mengapa filosof-filosof yang terdidik, ahliahli ilmu pengetahuan, pengusaha, administrator dan semua pemimpin manusia biasa tidak menyerahkan diri kepada kakipadma Sri Krishna, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan Mahaperkasa Mukti, atau pembebasan dari hukum-hukum alam material dicari oleh para pemimpin manusia dengan berbagai cara serta rencana-rencana besar dan ketekunan selama bertahun-tahun dan selama banyak penjelmaan. Tetapi kalau pembebasan itu dimungkinkan hanya dengan menyerahkan diri kepada kakipadma Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, mengapa pemimpin-pemimpin yang cerdas dan bekerja keras seperti itu tidak mengikuti cara yang sederhana tersebut Pertanyaan ini dijawab secara gamblang dalam Bhagavad-gita. Pemimpin-pemimpin masyarakat yang sungguh-sungguh bijaksana seperti Brahma, Siva, Kapila, para -Kumara, Manu, Vyasa, Devala, Asita, Janaka, Prahlada, Bali, kemudian Madhvacarya, Ramanujacarya, Sri Caitanya dan banyak lagi yang lainnya adalah filosof-filosof, tokoh-tokoh politik, pendidik, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainya, yang setia—menyerahkan diri kepada kakipadma Kepribadian Tuhan Yang Paling Utama, Penguasa Yang Mahakuasa. Orang yang sebenarnya bukan filosof, ahli ilmu pengetahuan, pendidik, administrator, dan sebagainya, tetapi hanya menyamar seperti itu demi keuntungan material, tidak mengakui rencana maupun jalan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka tidak mengerti tentang Tuhan sama sekali; mereka semata-mata membuat rencana-rencana duniawi sendiri, dan sebagai akibatnya merumitkan masalah-masalah kehidupan material dalam usaha-usahanya yang sia-sia untuk memecahkan masalah-masalah itu. Tenaga material (alam) sangat perkasa sehingga dapat menahan rencana-rencana yang tidak dibenarkan yang dibuat oleh orang yang tidak percaya kepada Tuhan, dan juga menggagalkan pengetahuan dari komisi-komisi perencanaan.” Para perencana yang tidak percaya kepada Tuhan diuraikan di sini dengan kata duskrtinah, yang berarti orang jahat.” Krti berarti orang yang sudah melakukan pekerjaan yang terpuji. Para perencana yang tidak percaya kepada Tuhan juga kadang-kadang sangat cerdas dan terpuji, sebab rencana besar manapun, baik maupun buruk, memerlukan kecerdasan untuk pelaksanaannya. Tetapi oleh karena otak orang yang tidak percaya kepada Tuhan disalahgunakan untuk melawan rencana Tuhan Yang Maha Esa, para perencana yang tidak percaya kepada Tuhan disebut duskrti, yang berarti kecerdasan dan usaha-usahanya diarahkan ke tujuan yang salah. Dalam Bhagavad-gita disebutkan dengan jelas bahwa tenaga material bekerja sepenuhnya di bawah perintah Tuhan Yang Maha Esa. Alam tidak mempunyai kekuasaan tersendiri. Alam bekerja seperti bayangan, menurut gerak suatu benda. Tetapi tenaga material tetap sangat perkasa, sehingga orang yang tidak percaya kepada Tuhan tidak dapat mengetahui bagaimana cara tenaga material bekerja. Dia juga tidak dapat mengetahui rencana Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang tidak percaya kepada Tuhan berada dalam khayalan dan dipengaruhi oleh sifat-sifat nafsu dan kebodohan, sehingga semua rencana-rencananya digagalkan, seperti yang terjadi terhadap Hiranyakasipu dan Ravana. Rencana-rencana kedua raksasa itu digagalkan walaupun kedua-duanya sangat ahli secara material sebagai ahli-ahli ilmu pengetahuan, filosof, administrator dan ahli pendidikan. Para duskrtina,atau orang jahat, seperti itu digolongkan menurut empat pola, sebagaimana diuraikan di bawah ini.
7.16 catuh-vidhah—empat jenis; bhajante—mengabdikan diri; mam—kepada-Ku; janah—orang; su-krtinah—orang saleh; Arjuna—wahai Arjuna; artah—orang yang berdukacita; jijñasuh—orang yang ingin tahu; artha-arthi—orang yang menginginkan keuntungan material; jñani—orang yang mengetahui tentang hal-hal dengan sebenarnya; ca—juga; bharata-rsabha—wahai Kepribadian Yang Mulia di kalangan keturunan keluarga Bharata. Terjemahan Penjelasan anyabhilasita-sunyam´ Orang harus melakukan cinta-bhakti rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa Krishna dengan cara yang menguntungkan dan bebas dari keinginan untuk laba material melalui kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau angan-angan filsafat. Itulah yang disebut bhakti yang murni.” Bilamana empat jenis orang tersebut mendekati Tuhan Yang Maha Esa untuk berbhakti dan disucikan sepenuhnya melalui pergaulan dengan seorang penyembah yang murni, merekapun menjadi penyembah yang murni. Bhakti itu sulit sekali bagi orang jahat, sebab kehidupan mereka mementingkan diri sendiri, tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan-tujuan rohani. Tetapi bila beberapa di antaranya kebetulan berhubungan dengan seorang penyembah yang murni, merekapun menjadi penyembah yang murni. Orang yang selalu sibuk dengan kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil mendekati Tuhan dalam dukacita material. Pada waktu itu mereka bergaul dengan para penyembah yang murni. Dalam dukacitanya, mereka menjadi penyembah Tuhan. Orang yang hanya frustrasi juga kadang-kadang datang dan bergaul dengan para penyembah yang murni sehingga mereka ingin tahu tentang Tuhan. Begitu pula, apabila para filosof yang hambar merasa frustrasi pada setiap bidang pengetahuan, kadang-kadang mereka ingin belajar tentang Tuhan, dan mereka mendekati Tuhan Yang Maha Esa untuk berbhakti. Dengan demikian, mereka melampaui pengetahuan tentang Brahman yang tidak bersifat pribadi dan Paramatma yang berada di tempat-tempat khusus sehingga mendekati paham pribadi tentang Tuhan Yang Maha Esa atas karunia Tuhan Yang Maha Esa atau penyembah-Nya yang murni. Secara keseluruhan, bila orang yang berdukacita, orang yang ingin tahu, orang yang mencari pengetahuan, dan orang yang membutuhkan uang dibebaskan dari segala keinginan material, dan bila mereka mengerti sepenuhnya bahwa tidak ada hubungan antara keuntungan material dan perbaikan di bidang kerohanian, mereka menjadi penyembah-penyembah yang murni. Selama tingkat murni belum tercapai, penyembah-penyembah dalam pengabdian rohani kepada Tuhan masih dicemari oleh kegiatan yang membuahkan hasil, usaha mencari pengetahuan duniawi, dan sebagainya. Jadi, seseorang harus melampaui segala hal tersebut sebelum ia dapat mencapai tingkat bhakti yang murni. 7.17 tesam—di antara mereka; jñani—orang yang memiliki pengetahuan yang lengkap; nitya-yuktah—selalu tekun; eka—hanya; bhaktih—dalam bhakti; visisyate—adalah istimewa; priyah—sangat dicintai; hi—pasti; jñaninah—kepada orang yang memiliki pengetahuan; atyartham—sangat; aham—Aku adalah; sah—dia; ca—juga; mama—kepada-Ku; priyah—tercinta. Terjemahan Penjelasan 7.18 udarah—murah hati; sarve—semua; eva—pasti; ete—ini; jñani—orang yang memiliki pengetahuan; tu—tetapi; atma eva—seperti Diri-Ku; me—milik -Ku; matam—pendapat; asthitah—mantap; sah—dia; hi—pasti; yukta-atma—tekun dalam bhakti; mam—dalam Diri-Ku; eva—pasti; anuttamam—tertinggi; gatim—tujuan. Terjemahan Penjelasan Dalam Srimad-Bhagavatam (9.4.68), Krishna bersabda: sadhavo hrdayam´ mahyam´ sadhunam´ hrdayam´ tv aham mad-anyat te na jananti naham´ tebhyo manag api Para penyembah selalu di dalam hati-Ku, dan Aku selalu di dalam hati para penyembah. Seorang penyembah tidak mengetahui sesuatupun di luar Diri -Ku. Akupun tidak dapat melupakan penyembah. Ada hubungan yang akrab sekali antara Aku dan para penyembah yang murni. Para penyembah murni yang memiliki pengetahuan lengkap tidak pernah lepas dari hubungan rohani, dan karena itu, Aku sangat mencintai mereka.” 7.19 bahunam—banyak; janmanam—dilahirkan dan meninggal berulangkali; ante—sesudah; jñana-van—orang yang memiliki pengetahuan yang lengkap; mam—kepada-Ku; prapadyate—menyerahkan diri; vasudevah—Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna; sarvam—segala sesuatu; iti—demikian; sah—itu; maha-atma—roh yang mulia; sudurlabhah—jarang sekali dilihat. Terjemahan Penjelasan Ayat ini dijelaskan dengan baik sekali dalam Bab Tiga (ayat 14 dan 15) dari svetasvatara Upanisad: purusa evedam´ sarvam´ Dalam Chandogya Upanisad (5.1.15) dinyatakan, na vai vaco na caksumsi na srotrani na manamsity acaksate prana iti evacaksate prano hy evaitani sarvani bhavanti: Di dalam badan makhluk hidup, unsur yang paling penting bukan daya bicara, daya melihat, daya mendengar, maupun daya berpikir; yang paling penting ialah nyawa, pusat segala kegiatan.” Begitu pula, Sri Vasudeva, atau Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, adalah Kepribadian Yang Paling Utama di dalam segala sesuatu. Di dalam badan ini ada daya bicara, melihat, mendengar, kegiatan pikiran, dan sebagainya. Tetapi segala unsur itu tidak penting bila tidak ada hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena Vasudeva berada di mana-mana dan segala sesuatu adalah Vasudeva, seorang penyembah menyerahkan diri dalam pengetahuan yang lengkap (lihat Bhagavad-gita 7.17. dan 11.40). 7.20 kamaih—oleh keinginan; taih taih—berbagai; hrta—kehilangan; jñanah—pengetahuan; prapadyante—menyerahkan diri; anya—kepada yang lain; devatah—para dewa; tam tam—cocok; niyamam—peraturan; asthaya—mengikuti; prakrtya—oleh sifat; niyatah—dikendalikan; svaya—oleh yang dimiliki sendiri. Terjemahan Penjelasan Bhagavatam (2.3.10): Orang yang kurang cerdas yang sudah kehilangan kecerdasan rohaninya menyerahkan diri kepada para dewa supaya keinginan duniawinya segera dipenuhi. Pada umumnya, orang seperti itu tidak mendekati Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, sebab mereka berada dalam sifat-sifat alam yang lebih rendah (kebodohan dan nafsu). Karena itu mereka menyembah berbagai dewa. Mereka dipuaskan dengan mengikuti aturan dan peraturan sembahyang. Para penyembah dewa didorong oleh keinginan-keinginan kecil dan tidak mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan tertinggi, tetapi seorang penyembah Tuhan Yang Maha Esa tidak tersesat. Dalam Kitab-kitab Veda terdapat saran-saran untuk sembahyang kepada berbagai dewa untuk aneka tujuan (misalnya, dianjurkan supaya orang sakit menyembah matahari). Karena itu, orang yang bukan penyembah Tuhan menganggap bahwa para dewa lebih baik daripada Tuhan Yang Maha Esa untuk tujuan-tujuan tertentu. Tetapi seorang penyembah murni mengetahui bahwa Tuhan Yang Maha Esa Krishna adalah penguasa segala sesuatu. Dalam Caitanya-caritamrta (“di 5.142) dinyatakan, ekale Isvara krsna , ara saba bhrtya: Satu-satunya Penguasa ialah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, dan semua kepribadian lainnya adalah hamba-hamba. Karena itu seorang penyembah yang murni tidak pernah mendekati para dewa untuk memenuhi kebutuhan materialnya. Ia bergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seorang penyembah yang murni puas dengan apapun yang diberikan oleh Beliau. 7.21 yah yah—siapapun; yam yam—manapun; tanum—bentuk dewa; bhaktah—penyembah; sraddhaya—dengan kepercayaan; arcitum—untuk menyembah; icchati—menginginkan; tasya tasya—kepada dia; acalam—mantap; sraddham—kepercayaan; tam—itu; eva—pasti; vidadhami—memberikan; aham—Aku. Terjemahan Penjelasan Tuhan Yang Maha Esa sudah memberi kebebasan kepada semua orang; karena itu, kalau seseorang ingin mendapat kenikmatan material dan sungguh-sungguh ingin mendapat fasilitas seperti itu dari dewa-dewa material, maka Tuhan Yang Maha Esa sebagai Roh Yang Utama dalam hati semua orang, mengerti keinginan itu dan memberi fasilitas kepada orang seperti itu. Sebagai Ayah Yang Paling Utama bagi semua makhluk hidup, Beliau tidak campur tangan dengan kebebasan mereka, tetapi Beliau memberi segala fasilitas supaya mereka dapat memenuhi keinginan duniawinya. Barangkali ada beberapa orang yang bertanya mengapa Tuhan Yang Mahaperkasa memberi fasilitas kepada para makhluk hidup untuk menikmati dunia material ini, dan dengan demikian membiarkan mereka jatuh kedalam perangkap tenaga yang mengkhayalkan. Jawabannya ialah bahwa kalau Tuhan Yang Maha Esa sebagai Roh Yang Utama tidak memberikan fasilitas seperti itu, maka kebebasan tidak ada artinya. Karena itu, Tuhan memberi kebebasan sepenuhnya kepada semua orang—apapun yang disukainya—tetapi ajaran Beliau yang tertinggi kita ketemukan dalam Bhagavad-gita: Hendaknya orang meninggalkan segala kebutuhan lainnya dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itulah yang akan membahagiakan manusia. Makhluk hidup dan para dewa takluk kepada kehendak Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa; karena itu, makhluk hidup tidak dapat menyembah para dewa atas kehendaknya sendiri, dan dewa juga tidak dapat menganugerahkan berkat apapun tanpa kehendak Yang Mahakuasa. Sebagaimana dinyatakan, tiada sehelai rumput pun yang bergerak tanpa kehendak Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Pada umumnya, orang yang berduka cita di dunia material mendekati para dewa, sebagaimana dianjurkan dalam Kitab-kitab Veda. Orang yang menginginkan sesuatu yang khusus dapat menyembah dewa tertentu. Misalnya, orang yang sakit dianjurkan agar menyembah dewa matahari, orang yang menginginkan pendidikan dapat menyembah dewi ilmu pengetahuan, yaitu Dewi Saraswati; dan orang yang ingin mendapatkan isteri cantik dapat menyembah Dewi Uma, isteri Dewa Siva. Ada usul-usul seperti ini dalam sastra (Kitab-kitab Veda) untuk berbagai jenis sembahyang kepada berbagai dewa. Oleh karena makhluk hidup tertentu ingin menikmati fasilitas material tertentu, Tuhan memberi semangat kepada makhluk hidup itu berupa keinginan kuat untuk mendapat berkat itu dari dewa tertentu. Dengan demikian, ia berhasil mendapat berkat itu. Sifat sikap sembahyang tertentu yang dimiliki makhluk hidup terhadap jenis dewa tertentu juga diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Para dewa tidak dapat menyemangatkan para makhluk hidup dengan kecenderungan seperti itu. Tetapi oleh karena Krishna adalah Tuhan Yang maha Esa, atau Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup, Beliau memberi dorongan kepada manusia untuk menyembah dewa-dewa tertentu. Sebenarnya para dewa adalah berbagai anggota badan semesta Tuhan Yang Maha Esa; karena itu, mereka tidak mempunyai kebebasan. Dalam Kitab-kitab Veda dinyatakan: Tuhan Yang Maha Esa juga bersemayam di dalam hati dewa sebagai Roh Yang Utama. Karena itu, Beliau mengatur untuk memenuhi keinginan makhluk hidup melalui dewa. Tetapi dewa dan makhluk hidup bergantung pada kehendak Yang Mahakuasa. Mereka tidak bebas.” 7.22 sah—dia; taya—dengan itu; sraddhaya—semangat; yuktah—diberikan; tasya—dari dewa itu; aradhanam—untuk sembahyang; ihate—ia bercita-cita; labhate—memperoleh; ca—dan; tatah—dari itu; kaman—keinginannya; maya—oleh-Ku; eva—sendiri; vihitan—diatur; hi—pasti; tan—yang itu. Terjemahan Penjelasan 7.23 anta-vat—dapat dimusnahkan; tu—tetapi; phalam—hasil; tesam—milik mereka; tat—itu; bhavati—menjadi; alpa-medhasam—orang yang kurang cerdas; devan—kepada para dewa; deva-yajah—penyembah para dewa; yanti—pergi; mat—milik-Ku; bhaktah—penyembah-penyembah; yanti—pergi; mam—kepada-Ku; api—juga. Terjemahan Penjelasan Beberapa penyusun ulasan Bhagavad-gita menyatakan bahwa orang yang menyembah dewa dapat mencapai kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi di sini dinyatakan dengan jelas bahwa para penyembah dewa pergi ke berbagai susunan planet tempat tinggal berbagai dewa. Misalnya, seorang penyembah matahari mencapai matahari, atau penyembah dewa di bulan akan mencapai bulan. Begitu pula, kalau seseorang ingin menyembah dewa seperti Indra, ia mencapai planet yang dimiliki oleh dewa itu. Ada orang yang menganggap bahwa semua orang akan mencapai kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dengan menyembah dewa manapun, tetapi anggapan itu tidak benar. Dalam ayat ini, anggapan tersebut dinyatakan keliru, sebab dinyatakan dengan jelas bahwa para penyembah dewa pergi ke berbagai planet di dunia material, sedangkan seorang penyembah Tuhan Yang Maha Esa pergi langsung ke planet yang paling utama, tempat tinggal Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Sehubungan dengan hal ini, barangkali timbul pendapat bahwa kalau para dewa adalah berbagai anggota badan Tuhan Yang Maha Esa, maka seharusnya tujuan yang sama dicapai dengan cara menyembah para dewa. Akan tetapi, pengetahuan para penyembah dewa kurang lengkap karena mereka tidak mengetahui bagian mana dari badan yang harus diberi makanan. Beberapa di antara para penyembah dewa begitu bodoh sehingga mereka mengatakan bahwa ada banyak anggota badan yang dapat diberi makanan, dan banyak cara untuk menyediakan makanan. Anggapan ini tidak masuk akal. Apakah seseorang dapat memberikan makanan kepada badan melalui telinga atau mata Mereka tidak mengetahui bahwa dewa-dewa tersebut adalah berbagai anggota badan semesta Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kebodohannya mereka percaya bahwa tiap-tiap dewa adalah Tuhan tersendiri yang menyaingi Tuhan Yang Maha Esa. Para dewa adalah bagian-bagian dari Tuhan Yang Maha Esa, dan para makhluk hidup biasa juga bagian-bagian dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Srimad-Bhagavatam dinyatakan bahwa para brahmana adalah kepala Tuhan Yang Maha Esa, para ksatriya adalah lengan-lengan-Nya, para vaisya adalah pinggang-Nya, para sudra adalah kaki-Nya, dan semuanya melaksanakan berbagai fungsi. Dalam keadaan manapun, kalau seseorang mengetahui bahwa para dewa dan Diri-Nya sendiri adalah bagian dari Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai sifat sama seperti Tuhan, maka pengetahuannya sempurna. Tetapi kalau dia tidak mengerti kenyataan ini, dia mencapai berbagai planet tempat tinggal para dewa. Ini tidak sama dengan tujuan yang dicapai oleh para penyembah Krishna. Hasil yang dicapai dengan berkat dari para dewa dapat dimusnahkan, sebab di dunia material, planet-planet, para dewa dan para penyembah dewa semua dapat dimusnahkan. Karena itu, dinyatakan dengan jelas dalam ayat ini bahwa segala hasil yang dicapai dengan menyembah para dewa dapat dimusnahkan. Karena itulah sembahyang tersebut dilakukan oleh orang yang kurang memiliki pengetahuan. Oleh karena penyembah yang murni yang menekuni kesadaran Krishna dalam bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa mencapai kehidupan kekal penuh kebahagiaan dan penuh pengetahuan, apa yang dicapai oleh penyembah Tuhan dan apa yang dicapai oleh penyembah dewa berbeda. Tuhan Yang Maha Esa tidak terhingga; berkat Tuhan Yang Maha Esa tidak terbatas; dan karunia Tuhan Yang Maha Esa tidak terhingga. Karena itu, karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada para penyembah-Nya tidak terhingga. 7.24 avyaktam—tidak terwujud; vyaktim—kepribadian; apannam—dicapai; manyante—berpikir; mam—Aku; abuddhayah—orang yang kurang cerdas; param—Mahakuasa; bhavam—keberadaan; ajanantah—tanpa mengetahui; mama—milik-Ku; avyayam—tidak dapat dimusnahkan; anuttamam—yang paling halus. Terjemahan Penjelasan tvam´ sila-rupa-caritaih parama -prakrstaih Tuhan yang hamba cintai, penyembah-penyembah seperti Vyasadeva dan Narada mengenal Anda sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mengerti berbagai sastra Veda, seseorang dapat mengenal ciri-ciri Anda, bentuk Anda dan kegiatan Anda. Dengan demikian ia dapat mengerti bahwa Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi orang yang berada dalam sifat-sifat nafsu dan kebodohan, para raksasa, orang yang bukan penyembah, tidak dapat mengerti diri Anda. Mereka tidak sanggup mengerti tentang Anda. Walaupun orang yang bukan penyembah seperti itu barangkali ahli sekali berdiskusi tentang Vedanta dan Upanisad-upanisad serta Veda lainnya, tidak mungkin bagi mereka untuk mengerti tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.” (Stotraratna 12) Dalam Brahma-samhita, dinyatakan bahwa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat dimengerti hanya dengan mempelajari sastra Vedanta. Hanya atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dapat dikenal. Karena itu, dalam ayat ini dinyatakan dengan jelas bahwa bukan hanya para penyembah dewa yang kurang cerdas, tetapi orang yang bukan penyembah dan tekun mempelajari Vedanta dan berangan-angan tentang sastra Veda tanpa corak kesadaran Krishna yang sejati juga kurang cerdas, dan tidak mungkin mereka mengerti sifat pribadi Tuhan. Orang yang mempunyai kesan seolah-olah Kebenaran Mutlak tidak bersifat pribadi disebut abuddhayah, yang berarti orang yang belum mengenal ciri utama Kebenaran Mutlak. Dalam Srimad-Bhagavatam dinyatakan bahwa keinsafan tertinggi mulai dari Brahman yang tidak bersifat pribadi, kemudian naik sampai Roh Yang Utama yang berada dalam setempat—tetapi pengetahuan tertinggi tentang Kebenaran Mutlak adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan dewasa ini tetap kurang cerdas, sebab sesepuh mereka yang mulia bernama Sankaracarya pun tidak diikutinya. Sankaracarya sudah menyatakan secara khusus bahwa Krishna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan tidak mengenal Kebenaran Tertinggi, dan mereka menganggap Krishna hanya putera Devaki dan Vasudeva, atau seorang pangeran, atau makhluk hidup yang perkasa. Anggapan ini juga disalahkan dalam Bhagavad-gita (9.11) Avajananti mam muda manusim tanum asritam : Hanya orang bodoh menganggap Diri-Ku manusia biasa.” Kenyataannya ialah bahwa tiada seorangpun yang dapat mengerti Krishna tanpa melakukan bhakti dan tanpa mengembangkan kesadaran Krishna. Kenyataan ini dibenarkan dalam Srimad-Bhagavatam (10.14.29): athapi te deva padambuja-dvaya- Tuhan yang hamba cintai, kalau seseorang dianugerahi sedikit saja karunia dari kakipadma Anda, ia dapat mengerti kemuliaan Kepribadian Anda. Tetapi orang yang berangan-angan untuk mengerti tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat mengenal Diri Anda, walaupun mereka terus mempelajari Veda selama bertahun-tahun.” Seseorang tidak dapat mengerti Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, maupun bentuk, sifat atau namanya, hanya dengan berangan-angan atau mengadakan diskusi tentang sastera Veda. Orang harus mengerti tentang Krishna melalui bhakti. Bila seseorang sudah tekun sepenuhnya dalam kesadaran Krishna, mulai dengan mengucapkan mahamantra—Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare/ Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare—baru ia dapat mengerti Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang bukan penyembah yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan menganggap badan Krishna terbuat dari alam material ini dan bahwa segala kegiatan Krishna, bentuk Krishna dan segala sesuatu adalah maya. Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan disebut Mayavadi. Mereka belum mengenal kebenaran tertinggi. Dalam ayat kedua puluh dinyatakan dengan jelas, kamais tais tair hrta jñanah prapadyante ‘nyadevatah. Orang yang sudah dibuat buta oleh keinginan hawa nafsu menyerahkan diri kepada berbagai dewa.” Diakui bahwa ada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan Beliau mempunyai sebuah planet. Di samping itu diakui pula bahwa ada dewa-dewa yang masing-masing mempunyai planet. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat kedua puluh tiga devan devayajo yanti mad-bhakta yanti mam api: para penyembah dewa pergi ke berbagai planet dewa, dan para penyembah Sri Krishna pergi ke planet Krishnaloka. Walaupun ini sudah dinyatakan dengan jelas, orang bodoh yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan masih mengatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan bahwa bentuk-bentuk tersebut adalah sesuatu yang harus dikatakan oleh Beliau. Setelah mempelajari Bhagavad-gita, apakah kita diberi kesan seolah-olah para dewa dan tempat tinggalnya tidak bersifat pribadi Yang jelas, para dewa dan Krishna, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bukan tanpa sifat pribadi. Krishna dan para dewa semua tujuan-tujuan; Sri Krishna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna mempunyai planet sendiri, dan para dewa juga mempunyai planet masing-masing. Karena itu, pendapat filsafat monisme bahwa kebenaran tertinggi tidak terwujud dan bahwa wujud dikenakan kepada kebenaran yang paling tinggi itu tidak terbukti benar. Dinyatakan dengan jelas di sini bahwa wujud tidak dikenakan. Dari Bhagavad-gita, kita dapat mengerti dengan jelas bahwa bentuk-bentuk para dewa dan bentuk Tuhan Yang Maha Esa berada pada waktu yang sama, dan bahwa Sri Krishna adalah sac cid-ananda, pengetahuan kekal penuh kebahagiaan. Dalam Veda juga dibenarkan bahwa Kebenaran Mutlak Yang paling Utama adalah anandamayo ‘bhyasat, atau penuh kebahagiaan menurut sifatnya, dan bahwa Beliau adalah sumber sifat-sifat mujur yang tidak terhingga. Dalam Bhagavad-gita, Krishna menyatakan bahwa walaupun Diri-Nya aja (tidak dilahirkan), namun Beliau masih muncul. Inilah kenyataankenyataan yang harus dipahami dari Bhagavad-gita. Kita tidak dapat mengerti bagaimana Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dapat dianggap tanpa sifat pribadi; teori bahwa kepribadian dikenakan yang dikemukakan oleh para penganut filsafat monisme yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan tidak benar menurut pernyataan Bhagavad-gita. Di sini cukup jelas bahwa Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama, Sri Krishna, mempunyai bentuk dan kepribadian. 7.25 na—tidak juga; aham—Aku; prakasah—berwujud; sarvasya—kepada semua orang; yogamaya—oleh kekuatan dalam; samavrtah—tertutup; mudhah—bodoh; ayam—yang ini; na—tidak juga; abhijanati—dapat mengerti; lokah—orang; mam—Aku; ajam—tidak dilahirkan; avyayam—tidak dapat dimusnahkan. Terjemahan Penjelasan Krishna pernah ada di bumi ini dan dapat dilihat oleh semua orang. Karena itu, dapat ditanyakan mengapa Krishna tidak berwujud di hadapan semua orang sekarang Tetapi sebenarnya pada waktu itu Krishna tidak berwujud di hadapan semua orang. Pada waktu Krishna berada di bumi ini, hanya beberapa orang saja yang dapat mengerti bahwa Krishna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sidang para Kuru, ketika Sisupala tidak menyetujui Krishna dipilih sebagai pemimpin sidang, Bhisma mendukung Krishna dan menyatakan bahwa Krishna adalah Tuhan Yang Maha Esa. Begitupula para Pandava dan beberapa tokoh yang lain mengetahui bahwa Krishna adalah Yang Maha Kuasa, tetapi tidak semua orang mengetahui kenyataan ini. Krishna tidak memperlihatkan Diri kepada orang yang bukan penyembah dan orang biasa. Karena itu, dalam Bhagavad-gita Krishna menyatakan bahwa selain para penyembah-Nya yang murni, semua orang menganggap Krishna seperti diri mereka. Krishna hanya terwujud kepada para penyembah-Nya sebagai sumber segala kebahagiaan. Tetapi bagi orang yang bukan penyembah dan kurang cerdas, Krishna ditutupi oleh tenaga dalam dari Diri-Nya. Dalam doa pujian Dewi Kunti dari Srimad-Bhagavatam (1.8.19) dinyatakan bahwa Krishna ditutupi oleh tirai yogamaya. Karena itu, orang biasa tidak dapat mengerti tentang Krishna. Adanya tirai yogamaya tersebut juga dibenarkan dalam Sri Isopanisad (mantra 15). Dalam ayat lima belas dari Sri Isopanisad, seorang penyembah berdoa: hiranmayena patrena O Tuhan yang hamba cintai, Anda memelihara seluruh jagat, dan bhakti kepada Anda adalah prinsip dharma tertinggi. Karena itu, hamba berdoa kiranya Anda juga memelihara diri hamba. Bentuk rohani Anda ditutupi oleh yogamaya. Brahmajyoti adalah penutup tenaga dalam. Mohon kiranya Anda berkenan membuka cahaya yang menyilaukan yang menghalang-halangi hamba sehingga tidak dapat melihat sac-cid-anandavigraha, yaitu bentuk Anda yang kekal dan penuh kebahagiaan dan pengetahuan.” Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk rohani kebahagiaan dan pengetahuannya ditutupi oleh tenaga dalam dari bramajyoti. Karena inilah orang yang kurang cerdas dan tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan tidak dapat melihat Yang Mahakuasa. 7.26 veda—mengetahui; aham—Aku; samatitani—masa lampau sepenuhnya; vartamanani—masa sekarang; ca—dan; Arjuna—wahai Arjuna; bhavisyani—masa yang akan datang; ca—juga; bhutani—semua makhluk hidup; mam—Aku; tu—tetapi; veda—mengetahui; na—tidak; kascana—siapapun. Terjemahan Penjelasan Di sini soal kepribadian dan sifat bukan pribadi dinyatakan dengan jelas. Kalau Krishna, bentuk Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, adalah maya , atau bersifat material, seperti anggapan orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan, maka pasti Krishna menggantikan badan-Nya seperti makhluk hidup dan melupakan segala sesuatu tentang penjelmaan-Nya yang lalu. Siapapun yang memiliki badan jasmani tidak dapat ingat kepada penjelmaannya yang lalu, meramalkan kehidupannya pada masa yang akan datang, ataupun meramalkan akibat kehidupannya sekarang. Karena itu, ia tidak dapat mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau, masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kalau seseorang belum dibebaskan dari pengaruh material, ia tidak dapat mengenal masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Sri Krishna lain daripada makhluk hidup biasa. Sri Krishna menyatakan dengan jelas bahwa Diri-Nya mengetahui sepenuhnya apa yang telah terjadi pada masa lampau, apa yang sedang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam Bab Empat, kita sudah melihat bahwa Sri Krishna ingat waktu Beliau memberi pelajaran kepada Vivasvan, dewa matahari, berjuta-juta tahun yang lalu. Krishna mengenal setiap makhluk hidup karena Krishna bersemayam di dalam hati setiap makhluk hidup sebagai Roh Yang Utama. Krishna bersemayam di dalam hati setiap makhluk hidup sebagai Roh Yang Utama dan Beliau berada sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Kendatipun demikian, orang yang kurang cerdas tidak dapat menginsafi Sri Krishna sebagai Kepribadian Tuhan Yang Paling Utama, walaupun barangkali mereka dapat menginsafi Brahman yang tidak bersifat pribadi. Tentu saja badan rohani Sri Krishna tidak dapat dimusnahkan. Krishna adalah seperti matahari, dan maya seperti awan. Di dunia material kita dapat melihat bahwa ada matahari, awan dan berbagai jenis bintang dan planet. Barangkali awan menutupi segala bintang dan planet di langit untuk sementara waktu, tetapi penutup itu tidak kelihatan karena penglihatan kita terbatas. Matahari, bulan dan bintang sebenarnya tidak ditutupi. Begitu pula, maya tidak dapat menutupi Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena kekuatan dalam dari Diri-Nya, Krishna tidak berwujud kepada golongan manusia yang kurang cerdas. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ketiga dari bab ini, diantara berjuta-juta orang, hanya beberapa saja berusaha menjadi sempurna dalam kehidupan manusia ini, dan di antara beribu-ribu manusia yang sempurna, hampir tidak satupun dapat mengerti apa arti Sri Krishna. Kalau pun seseorang sudah mencapai kesempurnaan dengan keinsafan terhadap Brahman yang tidak bersifat pribadi atau Paramatma yang berada dalam setempat, tidak mungkin ia mengerti Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, tanpa ia menjadi sadar akan Krishna. 7.27 iccha—keinginan; dvesa—dan rasa benci; samutthena—timbul dari; dvandva—dari hal-hal yang relatif; mohena—oleh khayalan; Bharata—wahai prabhu dari keluarga Bharata ; sarva—semua; bhutani—makhluk hidup; sammoham—dalam khayalan; sarge—pada waktu dilahirkan; yanti—pergi; parantapa—wahai penakluk musuh. Terjemahan Penjelasan 7.28 yesam—milik siapa; tu—tetapi; anta-gatam—dihilangkan sepenuhnya; papam—dosa; jananam—orang; punya—saleh; karmanam—kegiatannya dari sejak dahulu; te—mereka; dvandva—dari hal-hal relatif; moha—khayalan; nirmuktah—bebas dari; bhajante—menekuni bhakti; mam—kepada-Ku; drdha-vratah—dengan ketabahan hati. Terjemahan Penjelasan Orang yang memenuhi syarat untuk diangkat sampai kedudukan rohani disebut dalam ayat ini. Orang yang berdosa, tidak percaya kepada Tuhan, bodoh dan penipu sulit sekali melampaui hal-hal relatif berupa keinginan dan rasa benci. Hanya orang yang sudah hidup dengan mengisi waktunya dalam latihan mengikuti prinsip-prinsip yang mengatur hal-hal keagamaan, sudah bertindak dengan cara yang saleh dan sudah menaklukkan reaksi-reaksi dosa dapat menerima bhakti dan berangsur-angsur naik sampai tingkat pengetahuan yang murni terhadap Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian, berangsur-angsur, mereka dapat bersemadi dengan khusuk kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Itulah proses untuk menjadi mantap pada tingkat rohani. Dalam kesadaran Krishna naik tingkat seperti ini dimungkinkan dalam pergaulan dengan penyembah-penyembah murni, sebab dalam pergaulan dengan penyembah-penyembah murni seseorang dapat di selamatkan dari khayalkan. Dinyatakan dalam Srimad-Bhagavatam (5.5.2) bahwa kalau seseorang sungguh-sungguh ingin mencapai pembebasan, ia harus mengabdikan diri kepada para penyembah (mahat-sevam dvaram ahur vimukteh); tetapi orang yang bergaul dengan orang duniawi sedang menempuh jalan menuju daerah kehidupan yang paling gelap (tamo dvaram yositam sangi-sangam). Semua penyembah Krishna berjalan keliling bumi ini hanya untuk menyelamatkan roh-roh yang terikat dari khayalannya. Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan tidak mengetahui bahwa melupakan kedudukan dasarnya sebagai makhluk yang takluk kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah pelanggaran hukum Tuhan yang paling berat. Kalau seseorang belum ditempatkan kembali dalam kedudukan dasarnya, tidak mungkin ia mengerti Kepribadian Yang Paling Utama ataupun menjadi tekun sepenuhnya dalam cinta bhakti rohani kepada Beliau dengan ketabahan hati. 7.29 jara—dari usia tua; marana—dan kematian; moksaya—dengan tujuan pembebasan; mam—Aku; asritya—berlindung kepada; yatanti—usaha; ye—semua orang yang; te—orang seperti itu; brahma—Brahman; tat—sebenarnya itu; viduh—mereka mengenal; krtsnam—segala sesuatu; adhyatmam—rohani; karma—kegiatan; ca—juga; akhilam—sepenuhnya. Terjemahan Penjelasan Kelahiran, kematian, usia tua dan penyakit mempengaruhi badan material ini, tetapi tidak mempengaruhi badan rohani. Badan rohani tidak mengalami kelahiran, kematian, usia tua maupun penyakit. Jadi, orang yang mencapai badan rohani menjadi rekan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan menekuni bhakti yang kekal sungguh-sungguh sudah mencapai pembebasan. Aham brahmasmi: diriku adalah roh. Dinyatakan bahwa seseorang harus mengerti bahwa Diri-Nya adalah Brahman, atau roh. Paham hidup Brahman juga terdapat dalam bhakti, sebagaimana diuraikan dalam ayat ini. Para penyembah yang murni mantap pada tingkat rohani Brahman, dan mereka mengetahui segala sesuatu tentang kegiatan rohani yang melampaui hal-hal duniawi. Empat jenis penyembah yang belum murni namun telah menekuni bhakti rohani kepada Tuhan mencapai tujuannya masing-masing, dan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, bila mereka sadar akan Krishna sepenuhnya, mereka sungguh-sungguh menikmati pergaulan rohani dengan Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi orang yang menyembah dewa tidak pernah mencapai kepada Tuhan Yang Maha Esa di planet Beliau yang paling utama. Orang yang kurang cerdas yang menginsafi Brahman pun tidak dapat mencapai planet Krishna Yang Paling Utama bernama Goloka Vrndavana. Hanya orang yang melakukan kegiatan dalam kesadaran Krishna (mam asritya) sungguh-sungguh patut disebut Brahman, sebab mereka sungguh-sungguh berusaha mencapai planet Krishna. Orang seperti itu tidak ragu-ragu tentang Krishna, karena itu mereka sungguh-sungguh Brahman. Orang yang tekun menyembah bentuk atau arca-vigraha Tuhan, atau orang yang tekun bersemadi kepada Tuhan hanya untuk mencapai pembebasan dari ikatan material, juga mengetahui arti Brahman, adhibhuta, dan sebagainya atas karunia Tuhan, sebagaimana dijelaskan oleh Krishna dalam bab berikut. 7.30 sa-adhibhuta—dan prinsip yang mengatur manifestasi material; adhidaivam—mengatur semua dewa; mam—Aku; sa-adhiyajñam—dan mengendalikan semua korban suci; ca—juga; ye—orang yang; viduh—mengenal; prayana—dari kematian; kale—pada waktu; api—walaupun; ca—dan; mam—Aku; te—mereka; viduh—mengenal; yukta-cetasah—pikirannya tekun dalam Diri-Ku. Terjemahan Penjelasan Orang yang bertindak dalam kesadaran Krishna tidak pernah disesatkan dari jalan pengertian sepenuhnya tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pergaulan rohani kesadaran Krishna, seseorang dapat mengerti bagaimana Tuhan Yang Maha Esa adalah prinsip yang mengendalikan manifestasi material dan juga mengendalikan para dewa. Berangsur-angsur, melalui pergaulan rohani seperti itu, seseorang yakin terhadap Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan pada waktu meninggal, orang yang sadar akan Krishna seperti itu tidak pernah dapat melupakan Krishna. Karena itu, sewajarnya ia diangkat sampai planet Tuhan Yang Maha Esa, Goloka Vrndavana. Bab Tujuh ini khususnya menjelaskan bagaimana seseorang dapat menjadi sadar akan Krishna sepenuhnya. Awal kesadaran Krishna adalah pergaulan dengan orang yang sadar akan Krishna. Pergaulan seperti itu bersifat rohani dan memungkinkan seseorang mengadakan hubungan langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, dan atas karunia Beliau, ia dapat mengerti bahwa Krishna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu yang sama, seseorang sungguh-sungguh dapat mengerti kedudukan dasar makhluk hidup dan bagaimana makhluk hidup melupakan Krishna dan menjadi terikat dalam kegiatan material. Dengan mengembangkan kesadaran Krishna secara bertahap dengan pergaulan yang baik, makhluk hidup dapat mengerti bahwa Diri-Nya terikat oleh hukum-hukum alam material karena ia telah melupakan Krishna. Ia juga dapat mengerti bahwa kehidupan manusia ini adalah kesempatan untuk memperoleh kembali kesadaran Krishna dan hendaknya kehidupan manusia ini digunakan sepenuhnya untuk mencapai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tiada sebabnya. Banyak hal sudah dibicarakan di dalam bab ini: Orang yang berduka cita, orang yang ingin tahu, orang yang memerlukan kebutuhan material, pengetahuan tentang Brahman, pengetahuan tentang Paramatma, pembebasan dari kelahiran, kematian dan penyakit, dan sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi, orang yang sungguh-sungguh maju dalam kesadaran Krishna tidak mempedulikan berbagai proses. Dia menekuni kegiatan kesadaran Krishna secara langsung. Dengan demikian ia sungguh-sungguh mencapai kedudukan dasarnya sebagai hamba Sri Krishna yang kekal. Dalam keadaan seperti itu, dia senang mendengar dan memuji Tuhan Yang Maha Esa dalam pengabdian bhakti yang murni. Dia yakin bahwa dengan demikian, segala tujuannya akan terpenuhi. Ketabahan hati seperti ini disebut drdavrata, dan itu merupakan awal bhakti-yoga, atau cinta-bhakti rohani. Itulah keputusan Kitab Suci. Bab Tujuh dari Bhagavad-gita adalah hakekat keyakinan itu. Demikianlah selesai penjelasan Bhaktivedanta mengenai Bab Tujuh Srimad Bhagavad-gita perihal Pengetahuan Tentang Yang Mutlak. Sampaikanlah Doa dengan tulisan yang baik, benar dan lengkap. Sampunang disingkat-singkat!Berbagai Sumber | Google Images | Youtube | Support become PatreonTag: dewatanawasanga, Blogger, bali, satuskutus offering, love, quotes, happy, true, smile, success, word, history, beautiful, culture, tradition, love, smile, prayer, weda, hindu, spiritual,agungsujana2019-04-03T12:49:12+00:00
|