Langkah-langkah merumuskan masalah dalam penelitian?


Setelah masalah diidentifikasikan dan dipilih, maka tibalah saatnya masalah tersebut

Langkah-langkah merumuskan masalah dalam penelitian?
dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian atau judul dari penelitian. Umumnya rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut:

  1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
  2. Rumusan hendaklah jelas dan padat
  3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
  4. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
  5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Misalnya, masalah yang dirumuskan adalah sebagai beriku:

“Apakah hasil padi ladang akan bertambah jika dipupuk dengan pupuk K?”

“Apakah ada hubungan antara konsumsi rumah tangga petani dengan pendapatan dan kekayaan petani?”

Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat judul penelitian sebagai berikut:

“Pemupukan padi ladang dengan pupuk K”

“Hubungan antara konsumsi rumah tangga dengan pendapatan dan pendidikan petani Aceh.”

Perlu juga diperingatkan, bahwa dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentatif. Variabel-variabel penting dalam rumusan masalah harus diperhatikan benar-benar.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah. Masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Maksudnya, menanyakan hal-hal diatas adalah pertanyaan tentang nilai dan value judgement yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Misalnya, masalah yang dipilih adalah “Perlukan kepemimpinan organisasi secara demokrasi?”, atau “bagaimana sebaiknya mengajar mahasiswa di perguruan tinggi?” Untuk menghindarkan hal tersebut di atas, maka janganlah menggunakan kata “mestikah” atau “lebih baik”, atau perkataan-perkataan lain yang menunjukkan preferensi (kesukaan).  Ganti perkataan lebih baik dengan perkataan “lebih besar“, misalnya.

Contoh lain, “Apakah metode mengajar secara otorita menuju ke cara belajar yang buruk?” Pertanyaan ini bukanlah suatu masalah ilmiah. Belajar yang buruk adalah value judgement. Mengajar secara otorita tidak dapat didefiniskan. Supaya tidak ada value judgement, maka sebaiknya “belajar yang buruk” dapat diganti dengan “mengurangi perilaku memecahkan soal“.

Hindarkan masalah yang merupakan metodologi. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan “metode sampling”, atau “pengukuran”, dan lain-lain, supaya jangan digunakan dalam memformulasikan masalah.

Sebagai kesimpulan, perlu dijelaskan bahwa ada dua jalan untuk memformulasikan masalah. Pertama, dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung di lapangan seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh di lapangan, maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali, karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.

Masalah sebenarnya adalah hal yang pertama dipikirkan oleh peneliti-peneliti ketika merencanakan proyek penelitiannya. Walaupun diatas kertas, yang pertama-tama muncul adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah masalah penelitian.

Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

  1. tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secara empiris (berdasarkan pengalaman terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan);
  2. tida ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah-masalah;
  3. kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan;
  4. adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh;
  5. peneliti tidak tau kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Sesudah kita formulasikan masalah, maka langkah selanjutnya adalah membangun tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang ingin kita cari atau yang ingin kita tentukan. Kalau masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (bentuk interogatif), maka tujuan penelitian diberikan dalam kalimat pernyataan (bentuk deklaratif). Tujuan penelitian biasanya dimulai dengan kalimat: “Untuk menentukan apakah…” atau “untuk mencari…” dan sebagainya. Tujuan penelitian haruslah dinyatakan secara lebih spesifik dibandingkan dengan perumusan masalah. Jika masalah merupakan konsep yang masih abstrak, maka tujuan penelitian haruslah konsep yang lebih kongkret.

Referensi: Metode Penelitian, Moh. Nazir, Ph.D

Cara yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan masalah adalah dengan mencari solusi menggunakan metode ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian sesuai kaidah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan observasi
  2. Merumuskan masalah
  3. Hipotesis
  4. Eksperimen
  5. Mengolah data
  6. Kesimpulan

Jadi,  langkah awal yang dilakukan untuk merumuskan masalah dengan tepat dalam penelitian adalah melakukan observasi.

Kelompok 1

Ari Listiyaningsih [672010042] Elizabeth Anggie U.P [672010066] Fieka Amadea Harsono [682010001]

Maria Daisihara [682010005] Sie monica [682010009]

Kelompok 2

Mahfud Dian Saputro [672010114] Marcelo Evander [672010256]
Kukoh Restu Nugroho [672010179]  Achmad Widodo [672010286]

Kelompok 3

RETNO SARI S [672010079] BUNGA MEKAR C [672010120] YOHANNA AMELIA [682010007]

JUWITA ARTANTI K [682010008] NENCY NERISA [682010065

PERUMUSAN MASALAH

1. Masalah

Apa itu masalah?

Menurut Agung Wijaya, Masalah merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang antara harapan/keinginan dengan kenyataan yang ada. Pendapat lain dari Istijanto, masalah merupakan bagian yang paling penting dalam proses riset, sebab masalah memberi pedoman jenis informasi yang nantinya akan dicari.

Jadi kelompok kami menyimpulakan bahwa masalah adalah kendala yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan. Disebut masalah jika suatu yang  diharapkan berbeda dengan kenyataan.

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mentransformasikan topik ke dalam sesuatu yang bisa dikelola (manageable) dalam artian disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-batasan sumber daya yang ada. Dalam melakukan penelitian kita harus benar-benar memahami permasalahan yang akan dibahas. Apa yang menjadi latar belakang munculnya masalah tersebut perlu kita ketahui terlebih dahulu.

3. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah adalah batasan-batasan dalam pembahasan suatu masalah. Hal yang membatasi ruang lingkup suatu masalah dapat diliat dari waktu, biaya, kemampuan, dan minat peneliti berdasarkan tingkat kepentingan masalah yang diteliti.

4. Menetapkan Research Question

Rumusan masalah dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui kegiatan penelitian. Perumusan masalah penelitian harus didasarkan pada topik permasalahan yang telah diidentifikasi pada bagian latar belakang masalah dan bagian pembatasan masalah.

Menurut Punch (2005) memberi landasan untuk penyusunan research question yang baik adalah clear (mudah dipahami dan tidak ambigu), spesifik (konsep-konsepnya tepat), answerable (dapat dijawab dengan data termasuk cara data dikumpulkan), interconnected (saling berkaitan dan dapat ditangkap maknanya serta substantively relevant (ada nilai guna dan layak dihargai bila penelitian dilakukan nantinya). Sementara menurut (Hulley & Cumming dlm Design Clinical Reseach) syarat masalah dapat diteliti adalah Fisible yaitu mampu melaksanakan masalah dan trend, Interesty: masalah tersebut menantang secara intelektual, New value: member nilai baru terkait dengan keaslian penelitian, Etis: tidak bertentangan dengan etika serta Relevant: cukup layak untuk diteliti.

5. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja.

Pada bagian ini dikemukakan :

  1. Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas
  2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
  3. Manfaat praktis hasil bahasan.
  4. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan.

Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang akan dijawab menjadi suatu perumusan masalah. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak hasil penelitian.

6. Langkah-langkah Merumuskan Masalah

Menurut hasibuan, Ada beberapa cara untuk merumuskan masalah:

  1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan (research question) yang berfokus pada dependent variable atau pada apa yang akan diteliti.
  2. Rumusan hendaknya jelas dan padat
  3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
  4. Rumusan masalah dasar dalam membuat hipotesa

Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya dan dari rumusanmasalah dapat menghasilkan topik penelitian atau judul penelitian. Kondisi-kondisi yangdilakukan saat membuat rumusan masalah, yaitu:

  1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
  2. Rumusan hendaknya jelas dan padat.
  3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
  4. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
  5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang terlaluumum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentatif serta variabel-variabel penting dalam perumusan masalah harus diperhatikan. Masalah-masalah ilmiah tidak bolehmerupakan pertanyaan etika atau moral maupun tentang nilai dan value judgement karena pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secaa ilmiah.. Untuk menghindarkan haltersebut, maka janganlah menggunakan kata “mustikah” atau “lebih baik”, atau perkataan- perkataan lain yang menunjukkan preferensi. Sebaiknya jangan pula menggunakan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan “ metode sampling ” atau “pengukuran” dan lain-laindalam memformulasikan masalah.Ada dua cara untuk memformulasikan masalah, cara yang pertama dengan menurunkanmasalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. Cara yang kedua yaitu dari observasi langsung di lapangan seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahlisosiologi. Jika masalah diperoleh di lapangan , maka sebaiknya juga menghubungan masalahtersebut dengan teori-teori yang telah ada sebelum masalah tersebut diformulasikan, karena adakalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan adapat membentuk suatu teori. Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

  1. Tidak semua masalah di lapangan dapat diuuji secara empiris.
  2. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah masalah.
  3. Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
  4. Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalahtersebut sukar deperoleh.
  5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Daftar Pustaka

Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi:Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Latar Belakang Masalah. http://encum-nurhidayat.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-ruang-lingkup-latar.html. Diakses tanggal 1 Februari 2013.

Kelompok 4

Nelly Fela [682010011] Barbara C.B Seroan [682010070] Christy Susanti [682010027]
Rai Veronica Hanathacia [682010080] Feby Apriyanti Djoko Oes [682010053]

Kelompok 5

Stella Lie [682010023] Adrian Wenno [682010010] Mariana Andatu [702010139]

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

Nelly Fela [682010011] Barbara C.B Seroan [682010070] Christy Susanti [682010027]
Rai Veronica Hanathacia [682010080] Feby Apriyanti Djoko Oes [682010053]