Kronologi/ urutan peristiwa sejarah masa mempertahankan kemerdekaan yang benar adalah :



KONTAN.CO.ID - Terdapat rangkaian peristiwa yang penting terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia dicapai dapat diraih dengan berbagai pengorbanan dari berbagai pihak. Karenanya, Proklamasi menjadi peristiwa penuh makna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.  Bersumber dari Modul Sejarah Paket C Kemendikbud Ristek, Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, pukul 10 pagi.  Peristiwa bersejarah ini berlangsung di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan No. 56, Jakarta, yang saat ini berganti nama menjadi Jalan Proklamasi No. 1.  Berikut ini urutan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Baca Juga: Kemenag Buka Lowongan Kerja Terbaru 2022 Dibanyak Posisi, Lulusan SMA Bisa Daftar

Kekalahan Jepang kepada sekutu

Bangsa Jepang yang saat itu menjajah Indonesia, berjanji akan memberikan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945.  Bahkan, melansir situs telkom.co.id, pada 7 Agustus 1945, Marsekal Terauchi telah menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).  Sehari sebelum pembentukan PPKI, Kota Hiroshima, Jepang, dijatuhi atom oleh Angkatan Udara Amerika Serikat yang diberi nama Little Boy.  Amerika yang juga merupakan anggota pasukan Sekutu kembali melancarkan serangan bom atom yang kedua pada 9 Agustus 1945.  Serangan bom yang hanya berjarak tiga hari dari serangan pertama ini jatuh di Kota Nagasaki dan diberi nama Fat Man. Kedua serangan bom atom tersebut membuat Jepang menyerah kepada pihak sekutu.  Hal ini ditandai dengan pengakuan Kaisar Jepang Hirohito untuk menyerah dan menghentikan peperangan di atas kapal kapal perang Amerika USS Missouri yang sedang berlabuh di Teluk Tokyo

Perbedaan pendapat Golongan Muda dan Golongan Tua

Dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu membuat kekosongan kekuasaan atau vacuum of power di Indonesia. Kondisi ini didengar oleh Sutan Sjahrir yang merupakan salah satu tokoh dari golongan muda.  Sutan ingin memanfaatkan kondisi ini dan mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.  Pada saat itu Sutan mendatangi kediaman Moh. Hatta yang baru saja tiba dari Dalat, Vietnam, setelah menemui Marsekal Terauchi bersama Soekarno dan Radjiman Wedyodiningrat. Moh. Hatta tidak bisa memberikan keputusan dan mengajak Sutan bertemu dengan Soekarno.  Sayangnya, Soekarno menolak usulan Sjahrir dan tetap berpegang pada keputusan awal PPKI yaitu Proklamasi dilaksanakan pada 24 Agustus 1945.  Menurut golongan muda, kemerdekaan harus diraih dan dinyatakan oleh bangsa Indonesia sendiri, bukan hasil pemberian dari Jepang. Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Kolesterol Tinggi Pada Kaki yang Wajib Anda Waspadai Sejak Dini Kondisi kekosongan kekuasaan menjadi momen yang tepat untuk memerdekakan bangsa tanpa campur tangan bangsa lain. Hal tersebut berbanding terbalik dengan golongan tua yang ingin bertindak hati-hati dan tetap berkonsultasi dengan pihak Jepang. Soekarno mengkhawatirkan pertumpahan darah yang bisa terjadi jika proklamasi dilaksanakan tanpa ada pertimbangan yang matang.

Peristiwa penculikan Rengasdengklok

Sikap Soekarno dan para golongan tua membuat golongan muda memikirkan cara lain agar tokoh-tokoh berpengaruh tersebut berubah pikiran.  Mengutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas 11 Kemendikbud Ristek, golongan muda ingin menjauhkan golongan tua yaitu Soekarno dan Moh. Hatta dari pengaruh Jepang.  Mereka berpendapat, jika kedua tokoh besar tersebut tetap berada di Jakarta, keduanya akan terus dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang.  Golongan muda yang terdiri dari Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh, kemudian menjemput paksa Soekarno beserta istri, Fatmawati, dan putra bungsunya Guntur pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari.  Bersama Soekarno, Moh. Hatta juga "diculik" oleh para golongan muda menuju ke daerah Rengasdengklok.  Di Rengasdengklok, keduanya dibawa menuju rumah salah seorang warga keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong.  Selama penculikan tersebut, para pemuda berusaha meyakinkan Soekarno dan Moh. Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa ada campur tangan Jepang.  Bahkan mereka juga siap untuk melawan tentara Jepang jika sewaktu-waktu terjadi serangan saat proklamasi dilaksanakan. Meskipun demikian, Soekarno dan Hatta tetap teguh pada pendirian awal mereka.  Pada saat yang bersamaan, Wikana dari golongan muda dan Achmad Soebardjo dari golongan tua sudah mendapatkan kesepakatan bersama untuk melaksanakan proklamasi di Jakarta.  Achmad Soebardjo kemudian diantar oleh Yusuf Kunto menuju Rengasdengklok dan berhasil meyakinkan Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.  Baca Juga: Daftar Makanan yang Baik Dikonsumsi untuk Mencegah Asam Lambung Naik

Perumusan teks Proklamasi

Setelah kesepakatan tercapai, rombongan Soekarno dan Hatta berangkat menuju Jakarta dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 21.00 WIB.  Pada malam tersebut, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo bersama-sama merumuskan teks proklamasi di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi.  Meskipun Laksamana Maeda merupakan bagian dari pasukan Jepang, tetapi Maeda memberikan jaminan keselamatan kepada tokoh-tokoh Indonesia tersebut selama merumuskan proklamasi.  Soekarno saat itu menulis naskah Proklamasi, sedangkan Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo menyumbangkan ide secara lisan.  Hasil tulisan tangan naskah Proklamasi kemudian diketik oleh Sayuti Melik dan dirubah di beberapa bagian sesuai kesepakatan.  Setelah ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta sebagai perwakilan bangsa Indonesia, mereka berunding lokasi teks Proklamasi akan dibacakan.  Semula peristiwa ini akan berlangsung di Lapangan Ikada Jakarta. Namun usulan ini dibatalkan untuk menghindari bentrokan dengan tentara Jepang.  Pada akhirnya pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pukul 10.00 WIB.  Setelah teks Proklamasi selesai dibacakan, bendera Merah Putih dikibarkan dan para hadirin spontan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.  Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Kronologi/ urutan peristiwa sejarah masa mempertahankan kemerdekaan yang benar adalah :

Artikel Sejarah Indonesia kelas 11 ini membahas mengenai serangkaian peristiwa yang terjadi menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia.

--

Apa kamu tahu kalau Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, Jepang, dan Inggris? Setelah melalui masa penjajahan yang cukup panjang, di tahun 1945, Indonesia mulai menyiapkan kemerdekaannya. Kamu tahu nggak gimana kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia? Yuk, ikuti kisah detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia di artikel ini!

Persiapan Kemerdekaan

Kalau kamu mau sukses melaksanakan satu acara, pastinya butuh persiapan yang matang, kan. Sama juga dengan kemerdekaan Indonesia. Persiapannya sudah dilakukan sejak lima bulan sebelumnya, tepatnya pada 1 Maret 1945. Pada saat itu, dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan ini diresmikan pada 29 April 1945 dan diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.

Sebagai persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama dilakukan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang ini bertujuan untuk menentukan rumusan dasar negara. Pada kesempatan itu, Soepomo, Mohammad Yamin, dan Soekarno, masing-masing mengajukan konsep yang telah mereka buat. Pada 1 Juni 1945, terpilihlah rumusan dasar negara yang diajukan oleh Soekarno, yang kelak kita kenal sebagai Pancasila. Itulah mengapa tiap 1 Juni, kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuklah panitia kecil beranggotakan sembilan orang yang disebut dengan Panitia Sembilan. Panitia sembilan bertugas untuk mematangkan rumusan dasar negara. Panitia ini kemudian menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Pada piagam ini, termuat rumusan dasar negara yang setelah beberapa perubahan menjadi Pancasila, seperti yang kita kenal hari ini. Adapun sidang kedua dilakukan pada 10-14 Juli 1945 dan menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar lengkap dengan pembukaannya (preambule).

Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya. Kemudian, pada 12 Agustus 1945, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang. Panitia ini diketuai oleh Soekarno dan beranggotakan 21 orang. Tugas PPKI adalah untuk melanjutkan tugas-tugas organisasi sebelumnya, yaitu BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Berita Kekalahan Jepang

Di penghujung Perang Dunia II, terjadi suatu peristiwa yang sangat memukul Jepang. Salah satunya adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mendorong Jepang untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita tentang kekalahan Jepang menyebar dengan cepat lewat radio dan didengar oleh tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, golongan muda ini mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.

Rapat dipimpin oleh Chaerul Saleh untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Salah satu hasilnya, mereka mendesak Soekarno dan Moh. Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan saat itu juga, atau paling lambat pada 16 Agustus 1945. Hasil rapat ini disampaikan oleh Wikana dan Darwis kepada Soekarno, namun terjadi perbedaan pendapat. 

Soekarno menolak permintaan tersebut karena masih menunggu keputusan dari pihak Jepang. Selain itu, Soekarno juga tidak bisa memutuskannya sendiri. Ia harus berunding dengan tokoh golongan tua lainnya. Golongan tua merupakan orang-orang yang kooperatif kepada Jepang. Mereka tidak ingin terlalu buru-buru dalam memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang sebenarnya telah berjanji untuk memerdekakan Indonesia pada 27 Agustus 1945. Golongan tua tidak ingin ada pertumpahan darah kembali.

Sementara itu, golongan muda menganggap Indonesia sudah cukup kuat untuk menyatakan kemerdekaannya. Setelah beberapa rapat dilakukan, dan golongan tua tetap memutuskan untuk menunda proklamasi, akhirnya golongan muda mengamankan Soekarno ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang.

Baca juga: 7 Strategi Perlawanan Indonesia terhadap Belanda Sampai Awal Abad 20

Peristiwa Rengasdengklok

Karena Soekarno dan Moh. Hatta meminta para pemuda untuk sabar dalam mengumumkan proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta pun diamankan ke Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada 16 Agustus 1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Sementara itu, di Jakarta akan dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Chuo Sangi In.

Ahmad Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Soekarno dan Moh. Hatta pun diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka. Akhirnya Soebardjo berjanji dengan jaminan nyawa kepada golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya Soekarno dan Moh. Hatta dibawa kembali ke Jakarta.

Perumusan Naskah Proklamasi

Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30 WIB. Mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing. Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta menemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menanyakan sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut karena Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan untuk mengubah keadaan politik di Indonesia sampai kedatangan Sekutu. Akhirnya, Soekarno dan Moh. Hatta memutuskan untuk melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.

Setelah itu, Soekarno dan Moh. Hatta pergi ke rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Ahmad Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan keselamatan.

Baca juga: Mengenal Tokoh-Tokoh Nasional dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kata “Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno, kalimat pertama adalah sumbangan pemikiran Ahmad Soebardjo, dan kalimat terakhir merupakan sumbangan pemikiran Hatta. Teks itu kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni, lalu diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir, Sukarni memberi usulan bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah proklamasi selesai disusun. 

Buat kamu yang tinggal di Jakarta, mungkin kamu pernah melewati lapangan Monumen Nasional (Monas), kan? Semula, pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan tersebut. Dulu, namanya adalah Lapangan Ikada. Namun, Soekarno merasa jika diadakan di tempat yang luas dan ramai, hal itu dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Kemudian, ia mengusulkan untuk menyelenggarakan proklamasi di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia semakin dekat. Setelah disepakati, proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Soekarno. Sementara itu, Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan menyiarkan ke seluruh dunia.

Pagi harinya, rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shodanco Latief Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Soekarno. Ia menunggu kedatangan Moh. Hatta untuk membacakan naskah tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.

Pada awalnya, S.K. Trimurti diminta untuk mengibarkan bendera, namun ia menolak. Menurutnya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Akhirnya, ditunjuklah Shodanco Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh S. Suhud. Sementara itu, bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno. Upacara berlangsung syahdu dan para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.

Kronologi/ urutan peristiwa sejarah masa mempertahankan kemerdekaan yang benar adalah :

Suasana pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya (sumber: id.wikipedia.org).

Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berita proklamasi disebarluaskan melalui siaran radio dari kantor berita Domei. Mendengar berita ini, pihak Jepang melarang penyiaran berita proklamasi itu. Kemudian, pada 20 Agustus 1945, alat pemancar di Domei diputus dan disegel, sehingga pegawainya dilarang masuk. Tanpa kehilangan akal, para pemuda kemudian membuat alat pemancar baru yang mereka ambil dari alat-alat pemancar dari kantor berita Domei. 

Alat pemancar ini dibawa ke Menteng dan berita tersebut segera disiarkan ke seluruh Indonesia. Selain dari radio, penyebaran berita proklamasi dilakukan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian Jawa pada 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Wah, untung para pemuda tidak kehabisan akal, ya. Selain itu, para tokoh PPKI yang berasal dari luar Jakarta juga diminta untuk kembali ke daerah mereka masing-masing untuk menyebarluaskan berita proklamasi, seperti Teuku Mohammad Hassan dari Aceh, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja dari Bali, dan A.A. Hamidan dari Kalimantan. 

Itu dia peristiwa detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia. Penuh perjuangan tentunya, ya. Kita harus bersyukur karena kerja keras para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa tersebut, kita bisa hidup tenang kini. Kalau kamu mau berdiskusi tentang proklamasi RI, kamu bisa ikutan ruanglesonline, lho!

Kronologi/ urutan peristiwa sejarah masa mempertahankan kemerdekaan yang benar adalah :

Referensi:

AM, Sardiman. (2017). Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Tengku Irfan. (2018). 15 Agustus 1945: Golongan Muda Berhadapan dengan Golongan Tua [Daring]. Tautan: https://himmahonline.id/berita/15-agustus-1945-golongan-muda-berhadapan-dengan-golongan-tua/ (Diakses pada 16 Agustus 2021).

Hendri F. Isnaeni. (2016). Sayuti Melik Merubah Beberapa Kata dalam Naskah Proklamasi [Daring]. Tautan: https://historia.id/politik/articles/sayuti-melik-mengubah-beberapa-kata-dalam-naskah-proklamasi-PNRnW/page/1 (Diakses pada: 16 Agustus 2021).

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia [Daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia (Diakses pada 16 Agustus 2021).

Sumber gambar:

Foto ‘Rumah Djiaw Kie Siong’ [Daring]. Tautan: https://www.hops.id/rumah-penculikan-rengasdengklok-ternyata-milik-keluarga-tionghoa/ (Diakses pada 16 Agustus 2021).

Foto ‘Pengibaran Bendera Indonesia Pertama Kali’ [Daring]. Tautan: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b7/Indonesia_flag_raising_witnesses_17_August_1945.jpg (Diakses pada 16 Agustus 2021).

Foto 'Soekarno' [Daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno (Diakses pada 16 Agustus 2021).

Foto 'Radjiman Wedyodiningrat' [Daring]. Tautan: https://muskitnas.net/ (Diakses pada 16 Agustus 2021).

Artikel terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2021.