Kriteria apa yang harus dipenuhi oleh waralaba atau franchise?

Kriteria Franchise sudah diatur dalam undang-undang. Menurut undang- undang pasal 2 ayat 1 waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut[9] :

1. Memiliki ciri khas usaha;

2. Terbukti sudah memberikan keuntungan;

3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/ atau jasa yang ditawarkan secara tertulis;

4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan;

5. Adanya dukungan yang berkesinambungan; dan 6. Hak kekayaan Intelektual(HKI) yang telah terdaftar.

Kriteria tersebut merupakan syarat minimal yang harus dipenuhi oleh perseorangan atau badan usaha agar dapat menggunakan istilah atau nama Franchise. Namun kriteria tersebut dapat ditambah untuk mendapatkan usaha waralaba yang presentasi keberhasilannya lebih tinggi.

Menurut Ari Kurnia dalam memilih franchise dapat dengan membandingkan kelebihan masing-masing dari segi-segi berikut[12]:

1. Keunikan

Konsumen selalu mencari sesuatu yang spesial, yang luar biasa dan beda dengan yang lain. Pilih franchise yang unik, namun unik yang dimaksud bukan berarti sesuatu yang “aneh”. Unik berarti memiliki kelebihan

22

dibandingkan produk yang lain dan masih bisa diterima oleh selera konsumen.

2. Diferensiasi produk

Untuk mengurangi bosan pada produk franchise, perlu adanya diferensiasi produk. Sehingga banyak pilihan rasa dan ukuran.

3. Keunggulan produk

Setiap produk pasti memiliki keunggulan. Misalnya, hanya memakai sayuran organik dan saos tomat asli. Memang, akan berimbas pada harga jual produk yang lebih tinggi. Namun, segmen konsumen seperti ini pasti ada.

4. Franchise Fee

Franchise fee adalah besarnya biaya yang dibayarkan kepada franchisor untuk memperoleh hak franchise. Sesuaikan besarnya franchise fee dengan budget yang disiapkan.

5. Royalty Fee

Royalty fee tidak selalu diberlakukan pada bisnis franchise. Ini bergantung dengan kebijakan franchisor. Ada beberapa franchisor yang cukup mendapatkan keuntungan dari menjual bahan-bahan baku, namun ada juga yang memberlakukan royalty fee.

6. Promotion Fee

Pada umumnya bisnis franchise skitar Rp 5.000.000,00 sampai 10.000.000,00 tidak memberlakukan atau mensyaratkan adanya promotion fee. Ini untuk menarik franchisee agar tidak merasa berat karena harus membayar segala biaya. Meskipun sebenarnya promotion fee akan memberikan keuntungan bersama.

7. Gerai

Gerai bisa berupa stand booth atau gerobak. Bebas menentukan yang sesuai dengan strategi yang akan dilakukan. Selain itu bentuk gerai bisa menyesuaikan dengan budget.

23 8. Pelatihan

Pelatihan yang tersetruktur dan komunikatif maka akan memberi hasil yang maksimal. Peserta pelatihan akan memahami cara produksi, menjalankan standar yang berlaku, dan tahu tata cara kerja dalam franchise. Sehingga, akan ada persamaan dalam menjalankan bisnis franchise seperti dalam hal rasa yang diperoleh, pelayanan dan strategi dapat dilakukan seragam. 9. Pendampingan

Pendampingan melekat selama beberapa bulan pertama, pendampingan berkala, atau kombinasi keduanya. Dalam hal ini, franchisor memantau setiap kegiatan franchisee. Pendampingan tersebut dilakukan guna memantau perkembangan dari franchisee. Hambatan apa yang dialami dan akan didiskusikan solusi yang terbaik.

10.Kepribadian franchisor

Pribadi yang jujur, amanah, dan dapat dipercaya adalah pribadi franchisor idaman. Tidak berorientasi uang semata dan lebih mengedepankan perkembangan bersama.

11.Keuntungan

Syarat lain dalam memilih franchise adalah melihat seberapa besar keuntungan dari franchise tersebut. Keuntungan tersebut dapat diketahui dengan melihat laporan keuangan. Pelajari grafik penjualannya, naik terusm naik turun atau malah datar-datar saja. Bisnis yang wajar adalah bisnis yang mengalami naik turun namun masih dalam tahap wajar. Jika dicantumkan selalu naik dengan angka yang fantastis tanpa didukung keterangan yang relevan(misalnya jumlah gerai sedikit, yang tidak memungkinkan untuk memberi keuntungan sebesar itu) maka perlu waspada.

12.Break Even Point (BEP)

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Break Even Point(BEP) perlu diketahui. Titik ini akan memberitahu kapankah akan balik modal, yaitu dalam keadaan impas. Tidak untung tidak rugi. Asumsi-asumsi yang digunakan atau data tersebut diperoleh dari franchisee yang berlokasi dimana? karena lokasi yang berbeda akan berefek pada omzet penjalan.

24 13.Peralatan yang diperoleh

Peralatan memegang peranan penting karena produksi tergantung dengan peralatan tersebut. Pastikan peralatan lengkap sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dari kuantitas dan rasanya.

14.Jaminan ketersediaan bahan baku

Seorang franchisee akan terikat dalam jangka waktu lama dengan franchisornya. Dimana mayoritas bahan baku yang diperlukan di supplay oleh franchisor.

Terdapat banyak kriteria yang penulis dapat dari buku-buku. Dari berbagai kriteria tersebut penulis mengambil 6 kriteria yang akan digunakan dalam sistem yaitu :

1. Modal awal dan fee,

Modal awal dan fee penulis jadikan satu karena kedua hal ini sangat berkaitan. Fee adalah biaya yang dikenakan selain untuk modal. Misalnya royalty fee, promosi fee.

2. Ciri khas usaha,

Kriteria yang kedua adalah ciri khas usaha. Usaha franchise harus memiliki ciri khas pembeda dengan usaha yang lain.

3. BEP/ROI,

BEP/ROI akan memberikan gambaran keuntungan yang akan didapat frachisee. Sehingga penting untuk memperhatikan BEP dan ROI. BEP adalah dimana keadaan impas, tidak untuk tidak rugi. Roi(Return of Investment) adalah dimana posisi balik modal. Ini akan memberitahukan kapan franchisee balik modal.

4. Bantuan yang diberikan,

Bantuan yang disediakan Franchisor berbeda-beda. Ada yang hanya memberikan ketersediaan bahan baku dan perlengkapan, adapula yang akan memberikan dukungan berupa pendampingan sehingga franchisee akan sangat terbantu.

25 5. Lama berdiri dan jumlah gerai,

Kriteria ke-lima ini terdapat lama berdiri dan jumlah gerai. Kedua kriteria tersebut dijadikan satu karena keduanya sangat berkaitan penting. Minimal lama berdiri untuk sebuah franchise adalah 3 tahun dan franchise tersebut sudah membuka lebih dari 3 gerai atau cabang. Hal ini akan membuktikan franchise tersebut telah teruji.

6. Reputasi terhadap kualitas produk / jasa.

Bagaimana reputasi franchise tersebut di masyarakat. Reputasi sangat penting bagi usaha franchise.

Penulis mengambil 6 kriteria tersebut yang akan digunakan untuk membandingkan franchise. Franchise yang masuk dalam sistem diasumsikan sudah memenuhi syarat untuk menjadi franchise sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

pembuat modal. Dalam bentuk ini seorang penerima waralaba franchisee memperoleh lisensi eklusif untuk memasarkan produk dari suatu perusahaan tunggal dalam lokasi yang spesifik. Dalam bentuk ini, pemberi waralaba franchisor dapat juga memberikan waralaba wilayah, dimana penerima waralaba franchisee wilayah atau sub pemilik wilayah geografis tertentu. Sub pemilik waralaba itu bertanggung jawab atas beberapa atau seluruh pemasaran waralaba, melatih dan membantu penerima waralaba franchise baru, dan melakukan pengendalian, dukungan operasi, serta program pengajuan royalti. Waralaba harus memiliki syarat dan kriteria yang benar agar dapat digolongkan sebagai waralaba yang layak. Adapun kriteria waralaba menurut Hariyani 2011:43 memenuhi 6 kriteria yaitu sebagai berikut: 1. Memiliki ciri khas usaha. 2. Terbukti sudah memberikan keuntungan. 3. Memiliki standar atas pelayanan dan standar atas barang danatau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis. 4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan. 5. Adanya dukungan yang berkesinambungan. 6. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar. Karakteristik lain dari waralaba adalah pihak yang terkait dalam waralaba sifatnya sendiri. Franchisee berada dalam posisi independen terhadap franchisor. Maksudnya adalah franchisee berhak atas laba dari usaha yang dijalankan serta bertanggung jawab atas beban usaha waralabanya sendiri. Franchisee terikat pada perjanjian dengan franchisor sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama. Menurut Internasional Franchisee Association dalam Sutedi, 2008:14, waralaba setidaknya memiliki tiga unsur, yaitu merek, sistem bisnis, dan biaya. Dalam setiap perjanjian waralaba setiap perjanjian waralaba, pewaralabapemberi waralaba selaku pemilik sistem waralaba, memberikan lisensi kepada terwaralabapenerima waralaba untuk dapat menggunakan merek dagang atau merek jasa dan logo yang dimiliki oleh pewaralabapemberi waralaba. Adapun unsur-unsur waralaba adalah sebagai berikut: 1. Franchise merupakan perjanjian timbal balik antara franchisor dan franchisee. 2. Franchisee berkewajiban membayar fee kepada franchisor. 3. Franchisee diizinkan menjual dan mendistribusikan barang atau jasa franchisor menurut cara yang telah ditentukan franchisor atau mengikuti metode bisnis yang dimiliki franchisor. 4. Franchise, menggunakan merek nama perusahaan atau juga simbol-simbol komersial franchisor.

Lihat dokumen lengkap (96 Halaman - 1.70MB)

JAKARTA, KOMPAS.com - Membuka bisnis franchise atau waralaba tergolong cukup mudah. Sebab segala prosedurnya mulai dari izin buka usaha hingga penjualan sudah tersusun secara detail dan sistematis.

CEO & Founder Sour Sally Group Donny Pramono le membeberkan ada 4 kriteria yang harus diperhatikan ketika ingin membuka bisnis franchise yang ideal.

"Pertama adalah produk. Produk yang dijual harus oke, harus unik, dan bisa diterima tastenya untuk para calon customer yang ingin dituju," ujarnya dalam ShopeePay Talk bertajuk Sukses di Tahun 2021 Lewat Bisnis Franchise yang disiarkan secara virtual, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Lebih dari Rp 1.000 Triliun Investasi Belum Terealisasi, Ini Langkah BKPM

Lalu yang kedua adalah secara brand atau awareness. Menurut dia, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan brand yang dimiliki, dibutuhkan juga brand marketing ataupun dengan menggelar promo.

"Selain menggunakan medsos, endorsment ataupun berpartner dengan influencer terkenal, bisa juga menggelar promo supaya brand kita cepat terkenal dan populer," jelasnya.

Ketiga adalah pengalaman manajemen. Dia bilang dalam membuka usaha franchaise, Standard Operating Procedure (SOP) harus bisa dibuat sesimpel mungkin agar bisa terintegrasi dengan semua sistem. Selain itu mitra yang ingin bekerja sama pun juga lebih terbantu apabila SOP yang dibuat tidak terlalu susah.

Sementara yang keempat adalah hitung-hitungan yang harus masuk akal. Jumlah produk yang harus dijual dalam seharinya dan biaya sewa tenant harus dihitung.

Baca juga: Luhut Harap Pembangunan Tol Trans Sumatera Rampung Awal 2024

Apabila hitung-hitungannya masih masuk akal, maka bisa dipastikan bisnis franchisenya cukup ideal. Namun apabila jumlah biaya sewa dan jumlah orderan perhari yang dijual terbilang enggak masuk akal, akan susah berkembang.

"Ini yang menjadi acuan buat teman-teman yang ingin memfranchaisekan sebuah bisnis ataupun membisniskan franchaisenya. Kalau memang mau membuka bisnis franchaise ataupun sebaliknya, pastikan terlebih dahulu apakah brand Anda sudah memenuhi kriteria tersebut atau belum," jelas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.