Kisah apakah yang diperagakan pada adegan ketika dalam tari kecak

Tari kecak merupakan tarian yang populer yang kerap dipertunjukkan di kawasan wisata Bali. Disebut tari kecak karena tarian unik yang satu ini tidak diiringi dengan lantunan alat musik, melainkan paduan seni dari suara-suara mulut atau teriakan-teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” disepanjang pertunjukan.

Melansir jurnal berjudul Konstruksi Pesan Tari 'Kecak' pada Masyarakat Badung, Bali, secara ringkas, tarian yang dipentaskan lebih dari 50 orang penari laki-laki atau perempuan yang duduk berbaris melingkar dengan irama tertentu dan sambil menyerukan “cak” serta mengangkat kedua tangannya.

Para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak (disebut kain poleng). Dengan latar belakang kisah Ramayana melawan Rahwana (raksasa) yang menculik Dewi Shinta (istri dari Ramayana) yang akhirnya berhasil diselamatkan Rahwana.

Baca Juga

Sebenarnya, tari ‘Kecak’ berangkat dari ritual Sang Hyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada dalam kondisi tidak sadar ketika melakukan komunikasi dengan para dewa atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari “Cak” atau tari Api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan massal atau hiburan dan cenderung sebagai sendratari yaitu seni drama, karena seluruhnya menggambarkan seni peran yang tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama seperti pemujaan, odalan atau upacara lainnya.

Bentuk-bentuk sakral dalam tari Kecak ini biasanya ditujukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.

Advertising

Advertising

Tari Kecak adalah salah satu pertunjukan budaya paling menonjol yang berasal dari Bali, tetapi tarian ini bukan tradisi “kuno”.

Tari ini diciptakan pada tahun 1930 oleh seorang penari Bali bernama I Wayan Limbak dan seorang pelukis dari jerman yang bernama Walter Spies.

Tari Kecak sendiri terinspirasi dari ritual Bali yang disebut “Tari Sanghyang” di mana penari jatuh ke dalam kesurupan karena dirasuki oleh roh suci.

Sementara itu, asal usul nama dari tarian ini berasal dari para penari pria yang selalu meneriakan kata ‘Cak Cak Cak Cak’. Dari bunyi itulah yang membuat nama tarian ini disebut sebagai Tari Kecak.

Selain itu, musik dari tarian khas Bali ini juga berasal dari suara kerincingan yang diikatkan pada kaki penari yang berperan sebagai salah satu tokoh Ramayana.

Para penari membuat lingkaran yang mengelilingi api unggun, sementara penari lain memainkan perannya masing-masing.

Mereka memainkan tarian yang terinspirasi dari kisah Ramayana yang menyelamatkan Shinta dari kejahatan Rahwana.

Baca Juga

Pertunjukan Ramayana yang diiringi tarian kecak ini mengisahkan perjuangan Rama ketika membebaskan Shinta, sang permaisuri tercinta dari Rahwana.

Ia dibantu oleh Hanoman si kera putih yang memporakporandakan tempat penyekapan Shinta, sampai nyaris terbakar. Selain itu, Rama juga memohon pertolongan kepada Dewata.

Kisah ini menunjukan kepercayaan Rama kepada Tuhan, kerja kerasnya, dan kesetiaan Shinta kepada sang suami yang tentu patut untuk diteladani.

Gerakan Tari Kecak

Berdasarkan buku Pembelajaran Tari dalam Kurikulum PAUD, tari kecak merupakan jenis tarian ritual yang menggunakan pola lantai lengkung yang membentuk lingkaran.

Di dalam ritual sanghyang untuk menolak bala ini, para penari tidak perlu mengikuti setiap tari yang diiringi oleh gamelan, melainkan bisa lebih santai, karena jalan cerita dan perpaduan suara lebih diutamakan.

Seperti tari tradisional lainnya, ada properti khusus yang digunakan di dalam tari kecak, yaitu: bara api, gelang kerincing, bunga kamboja, topeng, selendang hitam-putih, dan tempat sesaji yang membuatnya semakin sakral dan mistis.

Gerakan utama dari tarian ini adalah mengangkat kedua tangan sambil berteriak “cak cak cak”. Sedangkan adegan dalam tari kecak dibagi menjadi 4 bagian.

  1. Adegan pertama mengisahkan mengenai Shinta yang diculik oleh Rahwana saat Rama sedang berburu dalam hutan.
  2. Adegan kedua mengisahkan tentang burung garuda yang mencoba menolong Shinta namun sayangnya tidak berhasil karena Rahwana terlalu kuat.
  3. Lalu adegan yang ketiga menceritakan tentang Rama yang tersesat di dalam hutan. Sehingga membuatnya harus meminta tolong pada Hanoman dalam menyelamatkan Shinta.
  4. Dan untuk adegan yang terakhir berkisah mengenai Hanoman yang berhasil membakar kerajaan Alengka Pura dan memberi kabar pada Shinta untuk menunggu kedatangan Rama.

    Baca Juga

Fungsi Tari Kecak

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa tari ini terinspirasi dari upacara Sanghyang atau upacara tolak bala.
Dan untuk melestarikan hal tersebut, maka dibuatlah sebuah seni tari yang dapat menarik perhatian semua kalangan, yakni Tari Kecak.

Karena tari ini terinspirasi dari upacara Sanghyang maka tari ini memiliki fungsi yang sama, yakni bertujuan untuk mengusir roh jahat dan menolak bala maupun marabahaya.

Saat menari, salah seorang penari akan kerasukan roh, pada saat itulah terjadi sebuah komunikasi dengan leluhur maupun para dewa, penari akan di beri sebuah pesan ataupun petunjuk.

Tarian kecak juga berfungsi sebagai sarana pertunjukan bagi para wisatawan. Sudah terbukti dengan membludaknya para penonton wisatawan lokal maupun mancanegara yang menyaksikan secara langsung setiap hari, khusunya di Uluwatu dan Tanah Lot.

Terakhir dan yang paling penting tarian ini berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan dan mengenalkan budaya Bali.

Baca Juga

Para lelaki yang duduk melingkari api unggun memakai busana adat khas Bali. Penari tersebut akan memaki sarung dengan motif kotak-kotak yang berwarna hitam dan putih, dilengkapi juga dengan kerincingan yang diikat pada pergelangan kaki.

Sedangkan untuk para penari yang memerankan tokoh dalam kisah ramayana akan mengenakan properti dan riasa yang menyerupai karakter yang diperankan.

1. Bara Api

Tari kecak juga dikenal sebagai tari api karena salah satu properti yang digunakan dalam tari ini adalah bara api. Dalam tari ini terdapat atraksi sakral dimana penari menginjak bara api dengan kaki telanjang.

Sehingga atraksi ini terasa mistis, para penari-pun tak merasakan sakit saat menginjak api.

2. Bunga Kamboja

Bunga kamboja sudah menjadi bagian dari masyarakat bali, karena bunga ini dianggap sebagai pembawa pencerahan dan kebaikan. Masyarakat bali percaya bahwa bunga adalah penghubung antara mereka dan alam.

Bunga kamboja juga digunakan menjadi properti dalam tari kecak sebagai pelengkap ritual. Biasanya bunga kamboja di selipkan pada telinga.

3. Gelang Kerincingan

Selain suara “Cak”, gelang kerincingan yang diikatkan pada pergelangan tangan atau kaki penari tokoh ramayana menjadi sebuah iringan alat musik, karena menghasilkan suara yang indah dan cukup keras.

4. Selendang

Para penari yang duduk melingkar atau pengiring tari akan mengenaikan sarung atau selendang warna hitam putih berbentuk kotak-kotan, layaknya papan catur.

Tentu saja selendang tersebut dipakai bukan tidak punya arti, selendang khas Bali itu melambangkan konsep Rwa Bhineda yang telah diyakini masyarakat Bali.

5. Topeng

Propeti ini hanya digunakan oleh penari utama yang berperan sebagai Rahwana, Sugriwa dan Hanoman.

6. Tempat Sesaji

Tentu kita sudah tidak asing lagi jika bali terkenal dengan sesajennya, kita bisa menemui sesaji dimana saja.

Termasuk pada tari kecak, sesaji digunakan sebagai properti yang membuat tari ini semakin sakral dan mistis. Sesaji sendiri dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan dan menangkal kesialan.

Tari kecak merupakan satu dari sekian banyak tari tradisional khas Bali yang mampu menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun asing yang datang ke Bali. Tari Kecak sendiri dapat disaksikan di area wisata Uluwatu pada setiap hari jam 18.00 WITA.

Salah satu pertunjukan di Bali yang paling populer dan selalu penuh penonton, yaitu tari kecak. Bercerita tentang Ramayana, musik dari mulut penari memberikan nuansa magis pada pertunjukan ini.

Inibaru.id – Sebagai ikon Pulau Dewata, tari kecak menjadi salah satu kesenian tari yang sudah sangat mendunia. Jika berkunjung ke Bali, banyak wisatawan lokal maupun internasional yang akan menyempatkan diri untuk menonton pertunjukan tari ini.

Ya, menceritakan kisah Ramayana, tari ini memiliki keunikan tersendiri. Berbeda dengan tarian lain yang diiringi musik, tari kecak hanya diiringi paduan suara “cak” dari para penari laki-laki. Suara-suara tersebut ditata sedemikian rupa sehingga menjadi musik yang harmonis dan menyerupai kor akapela. Bahkan nama kecak juga diambil suara “cak” para penari.

Diciptakan pada kisaran 1930-an, I Wayan Limbak merupakan tokoh di balik tarian ini. Dia seorang penari dari Desa Bona, Gianyar, Bali. Bersama temannya Walter Spies, seorang pelukis berkebangsaan Jerman, keduanya menjadi pencetus lahirnya tari kecak. Nggak hanya itu, mereka juga memopulerkan tarian ini ke negara-negara Eropa.

Ide pembuatan tarian ini terinspirasi dari tarian dalam ritual Sanghyang yang ditambahkan kisah Ramayana di dalamnya. Ritual Sanghyang merupakan tradisi tarian masyarakat Bali untuk menolak bala dengan berkomunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur.

Baca juga:
Tayub Sragen Tetap Eksis
Barongsai di Indonesia, Dulu dan Kini

Melansir laman negerikuindonesia.com, tari yang mengisahkan penculikan Sinta oleh Rahwana ini dimainkan oleh 50 penari atau lebih. Selain terdiri atas tokoh utama, yaitu Rama, Sinta, Hanoman, Sugriwa, dan Rahwana, juga terdapat penari pengiring. Para penari pengiring yang umumnya pria berfungsi sebagai pengatur nada, penembang solo, dan dalang yang mengatur jalan cerita.

Nah, saat pertunjukan, para pemainnya akan menggunakan kostum sesuai dengan lakon yang diperankan. Kostumnya mirip busana pemain wayang wong, namun dengan gaya khas Bali. Para pengiringnya biasanya mengenakan kain tradisional Bali yang bermotif kotak hitam-putih, dan bertelanjang dada. Nggak lupa juga diselipkan bunga di salah satu telinga mereka.

Seperti apakah tariannya?

Tarian diawali dengan pembakaran dupa. Lalu para rombongan pengiring memasuki panggung sambil mengumandangkan kata “cak, cak, cak” diselingi dengan beberapa aksen dan ucapan yang lain, sembari mengangkat kedua lengan. Kemudian mereka membentuk sebuah barisan melingkar, yang di tengah-tengahnya digunakan untuk menari.

Dalam tarian yang berdurasi sekitar 45 hingga 60 menit itu, para penonton juga merasakan aura mistis ketika mendengarkan ritme bunyian para penari.

Disebut juga monkey dance lantaran bunyi yang dikeluarkan penarinya menyerupai suara monyet, gerakan tari kecak nggak terlalu terpaku pada pakem. Hal ini membuat penarinya lebih luwes dalam bergerak dan fokus pada jalan cerita saja. Kadang-kadang ada juga beberapa adegan lucu yang diperagakan para penarinya. Selain itu beberapa adegan yang atraktif juga ditampilkan seperti permainan api dan atraksi lainnya. Alhasil, tari kecak memiliki kesan sakral namun juga menghibur.

Oya, mengutip senitari.com, dalam tari kecak ada lima adegan yang menggambarkan cerita Ramayana. Adegan pertama menceritakan tentang Rama diminta Sinta untuk menangkap kijang emas. Sinta kemudian dijaga adik Rama, Laksamana. Namun karena Laksamana dituduh telah menyebabkan Rama meninggal, dia lalu meninggalkan Sinta sendirian. Dalam akhir cerita bagian pertama ini Sinta berhasil diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka.

Selanjutnya dalam bagian kedua, Sinta ditawan di Kerajaan Alengka. Pada bagian ini Hanoman muncul sebagai duta dengan membawakan cincin milik Rama. Di akhir bagian kedua ini Hanoman memorak-porandakan bangunan Keraton Alengka dengan membakarnya.

Bagian ketiga mengisahkan kedatangan Rama ke NAlengka dengan bala tentaranya untuk membebaskan Sinta. Pada awal pertempuran pihak Rama mengalami kekalahan melawan pasukan Rahwana. Setelah memanjatkan doa kepada Sang Dewa datanglah burung garuda menyelamatkan Rama dari pengaruh sihir yang dilakukan oleh keturunan Rahwana.

Pertempuran antara Rama dan Rahwana akhirnya terjadi dan menjadi semakin seru dalam bagian ke empat. Dalam bagian ini juga Sugriwa yang diperintahkan Rama berhasil mengalahkan Megananda.

Merupakan puncak dari pertunjukan tari kecak adalah adegan yang menceritakan kemenangan Rama atas Rahwana. Cerita lalu diakhiri dengan pertemuan kembali Rama dan Sinta serta beberapa pasukan pihak Rama seperti Hanoman dan Sugriwa.

Baca juga:
Menyaksikan Aksi Menusuk-nusuk Tubuh dalam Pawai Tatung di Singkawang
Tradisi Samseng, Sajian Beragam Makanan di Altar Abu Leluhur saat Imlek

Tari kecak sebenarnya bisa disaksikan para wisatawan di sejumlah tempat di Bali, namun tempat pertunjukan yang paling populer adalah di Uluwatu setiap sore. Dilakukan saat matahari mulai terbenam, yaitu sekitar pukul 18.00 WITA, tentu saja keindahan panorama matahari terbenam menjadi latar belakang yang menawan saat sekitar lima puluh penari laki-laki mempertunjukkan tarian ini.

Nah, jika tertarik untuk menyaksikan tari kecak di Uluwatu, datanglah jauh lebih awal. Memiliki banyak peminat, biasanya satu jam sebelum pertunjukan, panggung pementasan pasti sudah dipenuhi pengunjung yang bersiap-siap untuk menyaksikan matahari tenggelam dan tari kecak. Pastikan juga kamu memesan tiket sebelum datang, kalau nggak bisa-bisa kamu nggak akan kebagian tempat. (ALE/SA)