Ketika bertemu dengan pembantu pemilik kebun anggur Nabi Muhammad menceritakan kisah tentang Nabi

06 Februari 2022 11:36

07 Februari 2022 06:04

Hai Najwa, kakak bantu jawab ya. Jawaban dari pertanyaan di atas adalah Addas. Penjelasan : Addas adalah seorang pemuda nasrani pengantar buah anggur untuk Nabi Muhammad SAW yang lelah usai dikejar-kejar penduduk Thaif. Addas seorang pembantu di kebun anggur milik Utbah. Rasulullah SAW dan Zaid meninggalkan kebun milik Utbah dan Syaibah dan kembali ke Makkah. Addas akhirnya memeluk Islam setelah bertemu Rasulullah SAW di Thaif. Jadi, orang yang masuk Islam setelah bertemu nabi Muhammad dalam perjalanan kembali ke Mekkah dari kota Thaif adalah Addas. Semangat ya, semoga membantu.

20 Februari 2022 12:44

terimakasih kakak

07 Februari 2022 12:45

addas

20 Februari 2022 12:44

terimakasih kamu hebat

07 Februari 2022 12:45

addas

07 Februari 2022 00:14

aku juga

Bersama dengan Zaid Bin Haritsah , Nabi Muhammad saw. melakukan perjalanan munuju Taif. Dengan jarak 63 kilometer itu Nabi bermaksud meminta saudaranya untuk bergabung dan meminta perlindungan saudaranya dari teror kaum Quraiys Mekkah. Di Mekah hanya pamannya Abu Thalib yang melindunginya.

Namun ketiganya menolak , bahkan menjadi pelindungnya tidak mau. “ Aku malah akan merobek tirai Ka’bah yang suci kalau Tuhan mengangkatmu sebagai nabi,” hardik salah satu di antara mereka. “Apakah Tuhan tidak menemukan orang lain sebagai utusan-Nya,” lanjut yang lain sambil mengejek.

Mendengar jawaban itu, nabipun bersiap kembali ke Mekah. Tapi penduduk Taif tidak mau melepaskannya begitu saja. Mereka kemudian mengumpulkan anak-anak miskin untuk mengejar dan kemudian melempari nabi dengan batu. Zaid dengan sigap melindungi Nabi dengan selimutnya. Tubuh Rasul mulia ini kemudian penuh luka dari kaki hingga kepala.

Setelah beberapa saat , mereka berdua sampai di kebun anggur milik kakak beradi yang bernama Utbah dan Syaibah. Di kebun itu nabi saw rehat sejenak sambil berlindung dari kejaran anak-anak yang melemparinya. Dari bibirnya tidak berhenti berdoa,” Tuhan jangan tinggalkan aku dalam keadaan keingkaran.”

Kedua pemilik kebun melihat keadaan Rasulullah. Mereka tampak iba dan mengutus budaknya yang bernama Addas yang beragama Nasrani. Mereka menyuruh Addas memberikan setangkai anggur kepada Rasulullah. Nabipun menerima dan memakan anggur sambil menyebut nama Tuhan berulang-ulang.

Addspun heran dan memandangi wajah Rasulullah. Dalam batinnya ia mengatakan bahwa di sini tidak ada orang yang menyebut kalimat tersebut. Nabi kemudian bertanya kepada Addas tentang asal usulnya dan agama yang dianut.

Addaspun menawab kalau dirinya berasal dari Nineveh, Irak dan beragama Nasrani. Kemudian Nabi berkata,” Jadi engkau berasal dari Yunus yang baik anak Matta.” Addas pun terkejut dan bertanya,” Bagaimana Anda bisa mengenal anak Matta.”

“Beliau adalah utusan Tuhan, begitu juga aku,” jawab Nabi. Mendengar jawaban tersebut Addas kemudian membungkuk dan mencium tangan dan kaki Nabi. Melihat kejadian tersebut sang pemlik kebun menjadi heran. “ Lihat orang ini telah mempengaruhi pelayan kami,” ucap salah satu diantara keduanya. Mereka kemudian menoleh ke Addasdan berkata,” Sungguh tak tahu malu.”

Addaspun menjawab hardikan itu,”Tuan, tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang melebihi kebsaran beliau. Ia telah mengatakan sesuatu yang tidak mungkin diakatkan oleh orang biasa, keduali seorang nabi.”

Wallahu A’lam.

IHRAM.CO.ID, Oleh Muhammad Hafil dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Kota Thaif yang berjarak 90 kilometer dari Masjid Al Haram di Kota Makkah, memiliki sejumlah destinasi ziarah. Ini karena Thaif pernah menjadi salah satu daerah yang dikunjungi Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah. 

Selain Pasar Ukaz, masjid dan makam Abdullah bin Abbas, di Thaif juga ada sebuah masjid yang dinamakan Masjid Addas. Masjid ini tidak besar, tetapi yang unik adalah masjid ini dikelilingi oleh kebun anggur di sekelilingnya.

Suasana hijau terlihat di sekitar masjid dan terlihat kontras dengan bukit-bukit batu di Kota ThaifRepublika.co.id berkesempatan mengunjungi tempat ini pada Rabu (28/8). 

Terlihat di sini banyak jamaah haji yang melakukan ziarah. Di antaranya adalah jamaah haji asal Bangladesh. Tidak terlihat adanya jamaah haji Indonesia yang ada saat itu. 

Padahal, di hari yang sama, jamaah haji Indonesia terlihat berziarah di makam dan masjid Abdullah bin Abbas serta penyulingan mawar.  Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, Masjid Addas ini memiliki keterkaitan dengan seorang pemuda bernama Addas. Di mana, dia adalah seorang budak beragama Nasrani yang masuk Islam setelah menolong nabi saat mengunjungi kebun anggur.

Karena itu, pada masa-masa awal Islam, masyarakat Thaif yang sudah memeluk Islam kemudian membangun masjid. Dan, masjid itu diberi nama Addas untuk mengenang pemuda yang bertemu nabi di kebun anggur tadi.

Secara lengkap, Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri, seorang sejarawan muslim terkemuka yang memenangkan penulisan sejarah Nabi Muhammad yang diadakan oleh Rabithah Alam Islamy, menuliskan asal mula kisah Addas ini. Dia mengutip penjelasan dari sejarawan Islam abad-abad pertama hijriyah, Ibnu Hisyam.

Kisahnya dimulai ketika bulan Syawal tahun ke-19 kenabian atau tepatnya pada penghujung bulan Mei atau awal Juni tahun 619 M, Nabi mengunjungi Kota Thaif yang jaraknya puluhan kilometer dari Kota Makkah.

Beliau datang dan pergi ke sana dengan berjalan kaki didampingi oleh anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah. Untuk diketahui, Thaif adalah sebuah dataran tinggi yang sejuk. Untuk ke Thaif dari Makkah, dilalui dengan jalur menanjak.

Ruang shalat utama Masjid Addas di Thaif.

Setiap melewati suatu kabilah, beliau mengajak mereka untuk memeluk Islam. Namun, tak satu kabilah pun yang meresponsnya. Tatkala di Thaif, beliau mendatangi tiga orang bersaudara yang merupakan para pemuka Kabilah Tsaqif.

Mereka masing-masing bernama Yala'il, Mas'ud, dan Habib. Ketiganya adalah putra dari Amir bin Umair Ats-Tsaqafi. Beliau duduk-duduk bersama mereka sambil mengajak kepada Allah dan membela Islam.

Salah seorang dari mereka berkata, "Jika Allah benar-benar mengutusmu, maka dia akan merobek-robek pakaian Ka'bah."

Yang seorang lagi berkata, "Apakah Allah tidak menemukan orang selain dirimu?"

Orang terakhir berkata, "Demi Allah! Aku sekali-kali tidak akan mau berbicara denganmu!"

(Mendengar hal tersebut) Nabi berdiri untuk meninggalkan mereka seraya berkata, "Jika kalian melakukan apa yang kalian lakukan (Maksudnya menolak ajakan Nabi), maka kalian menyia-nyiakan aku."

Nabi tinggal di tengah penduduk Thaif selama 10 hari. Selama masa itu dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan para pemuka mereka. 

Sebaliknya, jawaban mereka hanyalah "Keluarlah engkau dari negeri kami." Mereka membiarkan Nabi menjadi bulan-bulanan orang tak bermoral di kalangan mereka. Mereka mencaci maki nabi, melempari Nabi dengan batu hingga tumitnya bersimbah darah dan memaki-maki nabi dengan ucapan kotor. 

Zaid bin Haritsah yang bersama beliau menjadikan dirinya sebagai perisai untuk melindungi diri Nabi. Tindakan ini mengakibatkan kepalanya mengalami luka-luka.

Sementara, orang-orang Thaif itu terus saja melempari Nabi dan Zaid. Akhirnya, keduanya terpaksa harus berlindung ke kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi'ah yang terletak 3 mil dari Kota Thaif.

Masjid Addas di Thaif.

Nabi kemudian menghampiri sebuah pohon anggur lalu duduk-duduk di bawah naungannya menghadap ke kebun. Setelah duduk dan merasa tenang kembali, beliau berdoa dengan doa yang mahsyur.

Doa yang menggambarkan betapa hati beliau dipenuhi rasa getir dan sedih terhadap sikap keras yang dialaminya. Nabi pun mengadu kepada Allah. 

"Ya Allah!, sesungguhnya kepadaMu-lah aku mengadukan kelemahan diriku, sedikitnya upayaku serta hina dinanya diriku di hadapn manusia, wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih! Engkau adalah Rabb orang-orang yang tertindas, Engkaulah Rabbku, kepada siapa lagi Engkau menyerahkan diriku? (Apakah) kepada orang lain yang selalu bermuka masam terhadapku? Atau kepada musuh yang telah menguasai urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli, akan tetapi ampunan yang Engkau anugerahkan adalah lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan perantaraan Nur Wajahmu yang menyinari segenap kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik agar Engkau tidak turunkan murkaMU kepadaku atau kebencianMu melanda diriku. Engkalulah yang berhak menegurku hingga Engkau menjadi ridha. Tiada daya serta upaya melainkan KarenaMu."

Menyaksikan hal tesebut, rasa belah kasih Uthbah dan Syaibah bin Rabi'ah tergerak. Sehingga, mereka memanggil seorang budak milik mereka yang beragama Nasrani bernama Addas seraya berkata kepadanya, "Ambillah setangkai anggur ini dan antarkan kepada orang tersebut (Nabi)," Tatkala Addas menaruhnya di hadapan Nabi, beliau mengulurkan tangannya untuk mengambilnya dengan membaca 'bismillah", lalu memakannya.

Addas berkata, "Sesungguhnya ucapan ini tidak biasa dicuapkan oleh penduduk negeri ini."

Lantas Nabi bertanya kepada Addas, "Kamu berasal dari negeri mana? Dan apa agamamu?"

Addas menjawab, "Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawa (Nineveh)."

Nabi berkata lagi, "Dari negeri seorang pria shalih bernama Yunus bin Matta?"

Addas berkata, "Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?"

Nabi menjawab, "Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan diriku."

Jamaah haji saat berada di kebun anggur di sekitar Masjid Addas.