Ketika bertakziah di rumah duka beliau menshalati jenazah tepat dan lurus pada bagian

Pada jam siang ketika saya sedang mengawasi ujian madrasah yang sedang diselenggarakan di MTs N 1 Banjarneraga, selang beberapa menit ada salah satu guru mengirim pesan melalui WhatsApp Group dengan berita duka.  

“Innalillahi wa innailaihi raaji'un.” Salah satu pesan tersebut yang dikirim pukul 10:00 WIB. Dalam pesan tersebut menyampaikan bahwa, ada salah satu orang tua siswa meninggal dunia. Saya yang mendengar hal itu turut berduka atas meninggalnya salah satu dari siswa tersebut.

Akan tetapi, ketika seseorang tengah mengalami musibah, tradisi takziah dilakukan dengan cara menghadiri dan mendoakaan. Hal itu termasuk kedalam bentuk empati dari suatu sosial. Ada yang menarik dari kata takziah. Apakah takziah adalah sebuah tradisi? Atau memang Takziah sebuah dari budaya? Atau bahkan takziah adalah suatu kewajiban. Mari kita telaah lebih dalam sejarah takziah.

Jika dilihat tentang arti dari ‘Takziah’ dalam aspek hukum dan permasalahannya, Para fukaha sepakat bahwa bertakziah adalah sunah bagi semua orang, baik laki-laki maupun wanita, anak kecil dan orang dewasa. Dasar hukum antara lain adalah hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Iman al-Baihaki:

“Tidak ada seorang Mukmin pun yang bertakziah kepada saudaranya yang mendapat suatu musibah, kecuali Allah SWT akan mengenakan kepadanya pakaian kemuliaan pada hari kiamat.”

Menurut Abdul Aziz Dahlan (2006:1769) Arti takziah menurut bahasa berasal dari kata ‘azza-yu’azzi-ta’ziah artinya menghibur dan menyebarkan. Dalam arti menyebarkan orang-orang yang ditinggal wafat keluarga mereka dengan menceritakan hal-hal yang dapat menghibur dan meringankan kesedihan mereka.  

Sedangkan menurut istilah, takziah ialah menyuruh bersabar, membuat keluarga mayit terhibur dan bersabar dengan sesuatu yang bisa meringankan musibah yang mereka terima.  (Abu Bakar Jabir, 2003:391).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa takziah adalah bentuk empati seseorang dalam membantu beban kesedihan, seperti datang secara langsung menghibur serta mendoakan bersama. Disatu sisi, bentuk dari empati juga berpengaruh untuk menyabarkan orang yang sedang terkena musibah, bahwa ia akan mendapat pahala atas kesabarannya, serta mengajaknya agar rida kemudian mendoakan orang yang meninggal.

Bentuk Takziah

Diantaranya bentuk takziah ialah ucapan Rasulullah Saw. kepada salah seorang putrinya yang mengutus seorang kepada beliau dengan membawa berita tentang kematian anaknya.

“Sesungguhnya Allah berhak atas apa yang dia ambil, baginya apa yang telah dia berikan, dan segala sesuatu mempunyai ajal tertentu disisi-Nya. Maka bersabarlah dan simpanlah (pahala kesabaranmu) disisi Allah.” (HR.Bukhari).  

Saya pernah membaca jurnal mengenai takziah, dalam jurnal tersebut menceritakan salah seorang generasi salaf menulis surat mentakziah seseorang karena kematian anaknya. Dalam suratnya ia berkata, dari fulan bin fulan. Salam sejahtera untukmu. Aku memuji kepada-Mu, ya Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali dia saja. Amma ba’du, semoga Allah memperbesar pahala untukmu, memberi kesabaran, memberiku dan engkau sifat syukur, karena sesungguhnya dari kita, harta kita, dan keluarga kita adalah pemberian sementara Allah, dan pinjaman-Nya yang akan diambil. Semoga Allah memberi kenikmatan kepadamu dalam itu semua dan mengambilnya dari padamu dangan ganti pahala yang besar. Doa, rahmat, dan petunjuk akan engkau dapatkan jika engkau bersabar.

Bersabarlah dan janganlah keluh-kesah menghasilkan pahalmu, dan membuatmu menyesal di kemudian hari. Salah seorang generasi salaf menulis surat menta’ziyah seseorang karena kematian anaknya. Dalam suratnya, ia berkata, “Ketahuilah bahwa keluh-kesah itu tidak bisa menghidupkan orang yang telah meninggal dunia dan tidak bisa mengusir kesedihan. Apa yang terjadi, biarlah terjadi, dan semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu.”

Mengenai takziah, diantara tuntunan Nabi Muhammad saw dalam hal ini adalah Inna lillahi ma akhaza wa lahu ma a’ta wa kulla syai’in ‘indahu ya bi ajalin musamma fal-tasbir wal-tahtasib (Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah apa yang diambilnya, kepunyaan-Nyalah yang diberikan-Nya, dan segala sesuatu mempunyai masanya yang ditentukan disisi-Nya. Maka bersabarlah dan berharaplah akan pahalanya.) (HR. Bukhari). Tuntunan ini dijadikan pedoman oleh Ulama Mazhab Hanafi.

Disatu sisi, takziah hendaknya dilakukan seperlu artinya, setelah selesai bertakziah, orang yang bertakziah, dan keluarga orang yang meinggal kembali melakukan keperluannya masing-masing. 

Oleh:

Risky Arbangi Nopi / Guru MTsN 1 Banjarnegara

Oleh Husnul Abdi pada 16 Jun 2019, 07:40 WIB

Diperbarui 16 Jun 2019, 07:40 WIB

Ketika bertakziah di rumah duka beliau menshalati jenazah tepat dan lurus pada bagian

Perbesar

Cara sholat jenazah (Syaiful Bahri/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Cara sholat jenazah harus diketahui oleh seluruh umat islam, terutama laki-laki. Sebagaimana yang telah diketahui, sebelum menguburkan seorang jenazah wajib hukumnya untuk memandikannya terlebih dahulu serta menyolatkannya.

Memandikan dimaksudkan agar jenazah tersebut kembali suci sebelum menemui Yang Maha Kuasa. Hukum memandikan jenazah dalam agama islam adalah fardu kifayah, yang berarti wajib dilakukan. Namun bila sudah dilakukan oleh orang lain, maka kewajiban tersebut akan gugur.

Cara sholat jenazah wajib diketahui karena merupakan hal wajib pula yang harus dilakukan sebelum menguburkannya. Sama dengan memandikan, menyolatkan jenazah hukumnya juga merupakan fardu kifayah.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (14/6/2019) tentang cara sholat jenazah.

Berbeda dengan sholat lainnya, Cara Sholat Jenazah tidak memiliki gerakan rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan lain-lain. Hanya ada gerakan takbiratul ihram, karena memang dalam cara sholat jenazah kamu hanya berdiri, tanpa gerakan lainnya.

Selain itu, cara sholat jenazah untuk jenazah laki-laki dan perempuan berbeda pula. Jadi kamu harus memperhatikannya karena bahkan bacaan sholat jenazah untuk laki-laki dan perempuan juga berbeda sebagai bagian dari cara sholat jenazah. Begini rukun sholat jenazah:

1. Niat

2. Berdiri bagi yang mampu

3. Empat kali takbir

4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama

5. Membaca surat Al Fatihah

6. Membaca sholawat Nabi

7. Berdoa untuk jenazah

8. Salam

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa:

"Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth. Ada yang bertanya, Apa yang dimaksud dua qiroth? Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam lantas menjawab, Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari dan Muslim)

Cara sholat jenazah untuk perempuan yang pertama adalah posisi imam berada pada searah tali pusar jenazah. Di belakang imam, para makmum disarankan untuk membuat shaf yang ganjil dengan urutan makmum laki-laki dewasa di depan, lalu di belakangnya makmum perempuan dewasa. Menyolatkan jenazah memberikan pahala yang sangat besar untuk orang-orang yang melaksanakannya.

Selanjutnya, ada beberapa bacaan yang harus dilafalkan saat menyolatkan jenazah perempuan sebagai cara sholat jenazah yang akan dilakukan. Cara sholat jenazah pertama adalah niat. Pengucapan niat sholat jenazah antara laki-laki dan perempuan berbeda.

Niat sholat jenazah perempuan:

Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.

Yang Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Setelah niat, langsung takbir pertama dengan membaca Surat Al-Fatihah.

Selanjutnya pada takbir kedua membaca sholawat,  

Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa sholaita ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka hamiidun majiid. wa baarik ala muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa baarokta ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Fil aalamiina Innaka hamidun majiid.

Dilanjutkan dengan takbir ketiga dengan membaca:

Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa wawassi’ mudkholahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar

Atau bisa juga dibaca versi pendek saja, seperti di bawah ini:

Allahummagh firlahaa waa warhamhaa wa'aafihaa wa'fuanhaa.

Pada takbir keempat membaca:

Allahumma la tahrim naa ajrahaa walaa taftinnaa ba'dahaa waghfirlanaa walahaa.

Kemudian salam ke kanan dan ke kiri dalam posisi berdiri.

Ketika bertakziah di rumah duka beliau menshalati jenazah tepat dan lurus pada bagian

Perbesar

Cara sholat jenazah (Syaiful Bahri/Bintang.com)

Sedangkan cara sholat jenazah untuk jenazah laki-laki posisi imam berbeda dengan menyolatkan jenazah perempuan. Cara sholat jenazah untuk laki-laki adalah posisi imam berada sejajar dengan kepala jenazah. Menyolatkan jenazah lebih diutamakan dilaksanakan di masjid atau musholla terdekat, namun bila masjid atau musholla jauh maka bisa dilakukan di rumah.

Niat sholat jenazah laki-laki:

Usholli 'alaa haadzihil mayyiti arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.

Yang Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Setelah niat, langsung takbir pertama dengan membaca Surat Al-Fatihah.

Selanjutnya pada takbir kedua membaca sholawat,  

Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa sholaita ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka hamiidun majiid. wa baarik ala muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa baarokta ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Fil aalamiina Innaka hamidun majiid.

Dilanjutkan dengan takbir ketiga dengan membaca:

Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wawassi’ mudkholahu waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhu daaron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa zaujan khoiron min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar

Atau bisa juga dibaca versi pendek saja, seperti di bawah ini:

Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu

Pada takbir keempat membaca:

Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu

Kemudian salam ke kanan dan ke kiri dalam posisi berdiri.

Lanjutkan Membaca ↓

Ketika bertakziah di rumah duka beliau menshalati jenazah tepat dan lurus pada bagian