Kerjasama Indonesia dalam bidang teknologi

PEMERINTAH Republik Indonesia meneruskan kerja sama bidang teknologi informasi dan komunikasi serta digital dengan Portugal. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengharapkan kerja sama itu berlanjut untuk mendukung industri dan bisnis antarnegara serta mendukung upaya menjembatani kesenjangan digital. 

“Hari ini saya menerima kunjungan Duta Besar LBPP Portugal untuk Indonesia, H.E Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso. Kami mendiskusikan banyak hal dalam hubungan Indonesia dengan Portugal. Khususnya, di bidang teknologi informasi dan digital,” jelas Menkominfo Johnny G. Plate usai pertemuan di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta. 

Johnny menyatakan Pemerintah Indonesia saat ini sedang membangun infrastruktur secara besar-besaran untuk menjembatani kesenjangan digital. Oleh karena itu, Menkominfo berharap Indonesia dan Portugal bisa meneruskan kerja sama di bidang digital. 

“Menyambungkan yang belum terhubung, to bridge the digital divide. Kita harapkan Indonesia dan Portugal bisa meneruskan kerja sama yang sudah pernah terjalin sebelumnya,” harapnya. 

Menurut Menkominfo, Indonesia dan Portugal sebetulnya telah mempunyai payung kerja sama yang ditandatangani pada 2012. Oleh karena itu, Johnny mengharapkan agar kerja sama yang telah berlangsung bisa berkembang lagi. 

“Dan sudah menjadi Peraturan Presiden pada tahun 2014. Kita meneruskan itu, mudah-mudahan kerja sama Indonesia dan Portugal di bidang ICT bisa terus kita kembangkan,” harapnya. 

Johnny mengapresiasi kehadiran Dubes Portugal, Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso, dengan surat kepercayaan yang telah diterima oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (25/10) lalu. 

Menurutnya, pengalaman menjadi diplomat akan menjadi pendorong peningkatan kerja sama dengan Indonesia.

“Beliau baru saja datang ke Indonesia setelah penempatannya di San Fransisco dan beliau adalah seorang diplomat dengan pengalaman kerja di berbagai posisi. Jadi, tentu kita harapkan bisa menjadi dorongan kerja sama Indonesia dan Portugal,” ungkapnya. 

Menkominfo menyatakan pertemuan dengan Dubes Portugal juga membahas peluang kerja sama pembangunan pusat data yang kini tengah dilaksanakan Kementerian Kominfo. 

Baca juga : Dorong Efisiensi Infrastruktur TIK, Menkominfo: Pemerintah Siapkan Kebijakan yang Ramah 

“Ibu Dubes Portugal menyampaikan bahwa negaranya mempunyai pusat data yang bisa menjadi Hub Indonesia. Pusat Data dan jaringannya yang melintasi Cross Atlantik dari Portugal ke Brazil, Amerika Selatan. Kita akan berdiskusi lebih lanjut bagaimana pemanfaatan jaringan, khususnya fiber optic domestik nasional kita dihubungkan dengan Cross Pacific, tentu menghubungkan antara Asia dan Eropa,” paparnya. 

Selain itu,  Johnny dan Dubes Maria Cordoso membahas mengenai arus data lintas negara dan talenta digital. “Di sana (Portugal) juga terdapat talenta digital. Portugal mempunyai,” tegasnya. 

Dalam pertemuan itu, Menkominfo juga membahas mengenai tata kelola data pribadi. Menurutnya, Portugal sebagai bagian dari Uni Eropa telah menerapkan General Data Protection Regulation.  

“Kita sedang menyusun Indonesian General Data Protection Regulation yang benchmark-nya juga dari GDPR EU. Jadi, kita bisa berdiskusi banyak hal terkait dengan flow data antara Indonesia dan Portugal serta network Portugal,” ungkapnya. 

Berkaitan dengan pembangunan pusat data nasional, Johnny menjelaskan, saat ini Pemerintah tengah menyiapkan pembangunan empat pusat data nasional guna mewujudkan Pemerintahan berbasis digital. Menurutnya, penerapan konsep digital government itu bertujuan untuk mendukung dan mendorong pelayanan publik yang efisien, efektif, dan transparan. 

“Pusat data yang akan dibangun ini adalah pusat data Tier-IV global standar, jadi kualifikasinya sangat tinggi sehingga membangunnya pun tentu kita harus menyiapkan dengan benar,” tuturnya.  

Menkominfo menyatakan saat ini pembangunan PDN dalam tahap finalisasi pembiayaan. Menurutnya pembangunan pusat data pemerintah yang akan dibangun di Jabodetabek mengadopsi teknologi Perancis.  

“Nanti perusahaan pemenangnya tentu akan disampaikan setelah kita lakukan lelang tahap akhir. Kita harapkan nanti di akhir tahun 2023 pusat data pemerintah (Government Data Center) itu sudah bisa digunakan,” ungkapnya. 

Menteri Johnny menegaskan pengoperasian pusat data akan mengandalkan karya anak bangsa. Menurutnya sistem government cloud dibangun dan dikembangkan Indonesia sendiri. 

“Itu secara teknis pembangunan infrastruktur pusat data, namun government cloud akan dibangun dan dihasilkan oleh Indonesia sendiri untuk memastikan bahwa pusat data dilayani dengan cloud system yang dihasilkan oleh putra-putri Indonesia,” tandasnya. (RO/OL-7)

Kerjasama Indonesia dalam bidang teknologi

Kerja sama antar negara  memiliki dampak yang sangat penting bagi kemajuan negara. Salah satu bidang kerja sama antar negara adalah bidang teknologi. Masuknya teknologi ke suatu negara memberi kesempatan bagi suatu negara untuk mempelajari dan menguasai teknologi tersebut, terlebih jika negara tersebut bisa mengembangkan lebih jauh dan menciptakan yang lebih canggih lagi. Kondisi ini akan menciptakan para ahli di bidang teknologi. Contoh dari kerja sama antar negara di bidang teknologi adalah kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT (Mass Rapid Transit) adalah kerjasama antar negara di bidang teknologi transportasi. 

Senin, 10 Januari 2022

Kerjasama Indonesia dalam bidang teknologi

Indonesia dan Jepang terus berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif, khususnya di sektor industri. Langkah sinergi ini diperkuat melalui pertemuan antara Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Kōichi Hagiuda.



“Kami mengucapkan selamat kepada Menteri Kōichi Hagiuda yang menjabat sebagai METI pada tanggal 4 Oktober 2021 lalu. Kami juga mengapresiasi karena beliau menganggap Indonesia sebagai salah satu mitra dagang utama Jepang, sehingga Indonesia menjadi negara pertama yang mendapat kunjungan resmi beliau,” kata Menperin Agus di Jakarta, Senin (10/1).



Menperin menyebutkan, sudah ada sejumlah kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang, antara lain Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang kini sedang dalam tahap perundingan general review (GR). “Kemudian juga ada kerja sama the New Manufacturing Industry Development Center (MIDEC),” ujarnya.



Di samping itu, dalam pertemuannya dengan Menteri Hagiuda, Agus mengatakan bahwa pemerintah Jepang mengusulkan kerja sama ekonomi di negara-negara Asia, yang dinamakan Asian Japan Investing for the Future Initiative (AJIF). “Saat ini, Jepang mempromosikan usulan AJIF kepada negara anggota ASEAN guna mendapat dukungan,” tuturnya.



Agus menegaskan, Pemerintah Indonesia berterima kasih atas inisiatif yang disampaikan pihak Jepang dan memerlukan waktu untuk pendalaman lebih lanjut. “Namun demikian, harapannya proposal ini dapat diselaraskan dengan kegiatan yang tercakup dalam program kerja sama di level regional ASEAN,” imbuhnya.



Area kerja sama usulan Jepang tersebut, antara lain terkait diversifikasi rantai pasok, memperkenalkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan dan sistem manajemen energi, serta kerja sama studi kelayakan untuk infrastruktur berkualitas.



Berikutnya, mengenai penerapan teknologi digital di seluruh lapisan masyarakat, dan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kapasitas dalam pemanfaatan teknologi digital. Indonesia juga mengusulkan kerja sama implementasi industri 4.0 dengan Jepang melalui program New MIDEC. “Kami ingin memastikan agar program kerja sama yang telah berjalan bisa tetap dilaksanakan serta mengembangkan program-program lainnya,” ungkap Agus.



Menperin menyampaikan apresiasi kepada Jepang yang telah mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri di Indonesia yang memang disiapkan untuk bisa paham digitalisasi,” ia menyampaikan.



Jepang juga tertarik untuk makin memperkuat kerja sama di sektor industri otomotif. Proyek kerja sama teknis ini akan melibatkan berbagai institusi mitra di Jepang, seperti kerja sama dengan JICA dan METI. “Kami berharap komitmen Pemerintah Jepang melalui METI untuk menjamin keberlanjutan dan menjaga keselarasan capaian antara proyek tersebut. Selain itu, mendorong peningkatan investasi di sektor industri otomotif untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi tujuan ekspor,” papar Agus.



Industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting dan sebagai kontributor utama terhadap PDB. Saat initerdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dengan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. Total investasi yang telah tertanam mencapai Rp140 triliun, dan memberikan penghidupan kepada 1,5 juta orangyang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.


“Kami banyak melakukan komunikasi dengan produsen otomotif di Jepang. Mereka masih tetap berkomitmen untuk investasi di Indonesia, termasuk di bidang Electric Vehicle,” ujar Menperin.


Saat ini produk otomotif Indonesia telah berhasil diekspor ke lebih dari 80 negara. Selama Januari-Oktober 2021 tercatat sebanyak 235 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp43 triliun, 79 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp1 triliun, dan 72 juta unit komponen dengan nilai sebesar Rp24 triliun.


Pemerintah menargetkan pada tahun 2025, ekspor kendaraan CBU dapat mencapai 1 juta unit. Ini hanya bisa tercapai apabila semua pihak berkolaborasi dalam peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0, penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui harmonisasi dan sinkronisasi regulasi di sektor otomotif.


Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Share:

Kerjasama Indonesia dalam bidang teknologi
Kerjasama Indonesia dalam bidang teknologi