Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

RG Squad pernah dengar istilah konflik? Hal ini sering dikaitkan dengan benturan yang sifatnya negatif oleh masyarakat. Padahal konflik adalah gejala sosial yang wajar terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kenapa begitu? Karena sebenarnya konflik berperan sebagai dampak dari perkembangan di masyarakat itu sendiri. Terdapat beberapa bentuk konflik dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Nah, kali ini RG Squad akan mengenal lebih jauh mengenai bentuk konflik sosial berdasarkan pandangan dari para ahli sosiologi. Simak ya!

Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional.

  1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan karena masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya dua individu yang sedang adu argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga.
  2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh yang mudah dilihat adalah konflik antara pendukung partai yang berbeda menjelang pemilu atau pilkada.
  3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling berbenturan. RG Squad bisa mengetahui lebih jauh mengenai hal ini dalam konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
  4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut kenaikan upah.
  5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan masing-masing negara. Konflik semacam ini sangat terlihat antara Korea Utara dengan Korea Selatan, ISIS dan negara-negara yang diterornya, dan sebagainya.

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?
Pihak yang paling rentan dirugikan akibat konflik ISIS (sumber: dailymail.co.uk)

Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat digolongkan dalam empat macam, yaitu:

  • Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi berbagai ekspektasi yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya di masyarakat.
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
  • Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.
  • Konflik antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi internasional.

Baca Juga: Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang di Masyarakat

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

Bagaimana RG Squad? Kalian sekarang pastinya sudah paham nih tentang macam-macam konflik sosial yang ada di masyarakat. Kalau kalian sudah paham berarti harusnya kalian bisa dong ya membantu pemerintah untuk mengurangi konflik sosial yang ada saat ini. Paling enggak dimulai dari lingkup yang paling kecil aja deh seperti menerima pendapat orang lain dan mencoba berargumen tanpa menyakiti orang lain.

Punya soal-soal Sosiologi yang sulit? Foto soalmu dan kirimkan via chat atau tanya lewat audio call  di ruanglesonline. Ada banyak tutor yang bisa membantu menjawab soal-soalmu.

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumber Foto:

Foto 'Pihak yang paling rentan dirugikan akibat konflik ISIS' [daring] Tautan: https://www.dailymail.co.uk/news/article-2723712/Persecuted-Iraqis-chased-ISIS-finally-reach-Syrian-refuge-camp-perilous-trek-border.html

Artikel terakhir diperbarui pada 30 November 2020.

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

Artikel kali ini akan membahas tentang pengertian, bentuk-bentuk, dan faktor pendorong serta penghambat dari mobilitas sosial.

--

Apakah ayahmu pernah pindah tugas ke wilayah lain karena pekerjaannya? Hmm... atau kakakmu yang dulu seorang pelajar kini sudah menjadi pengusaha? Masih belum pernah ngalamin itu semua? Kalau begitu, coba tonton sinetron TV atau drama Korea, deh. Hueheheheh...

Eits, nggak ada maksud apa-apa, kok. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu sebagai contoh dari mobilitas sosial aja. Loh emang mobilitas sosial itu apa sih? Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi, lebih rendah, bahkan tetap sederajat.

Kenapa hasil perpindahannya berbeda-beda? Sebab mobilitas sosial terbagi menjadi beberapa bentuk. Nah, terjadinya bentuk-bentuk itu tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penghambat yang perlu kita ketahui. Lalu apa saja ya bentuk dan faktor mobilitas sosial? Yuk, simak kelanjutan artikelnya!

Bentuk Mobilitas Sosial

Pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada berpengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Secara umum bentuk mobilitas sosial terbagi menjadi dua, yaitu vertikal dan horizontal.

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Coba bayangkan kamu berada di bagian tengah sebuah garis vertikal deh. Udah? Nah, ketika kamu berada di posisi itu, kamu punya kesempatan buat naik ke atas atau turun ke bawah ‘kan? Begitu juga dengan mobilitas vertikal yang dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah. Maksudnya, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi (naik) maupun lebih rendah (turun). Makanya, mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Sekarang coba bayangkan kamu berada di tengah sebuah garis horizontal deh. Kalau kamu berada di sana, mau kamu pindah ke kanan kek atau ke kiri kek, pasti kamu akan tetap di satu tempat yang sejajar ‘kan? Nah, kayak begitulah mobilitas horizontal. Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya.

Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit Bandung diharuskan pindah tugas ke rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal, yaitu perpindahan tempat kerja tetapi tidak mengubah status sosialnya sebagai dokter. Penghasilannya tidak berubah dan jabatannya sebagai seorang dokter juga tidak berubah.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Setelah mengetahui bentuk-bentuknya, kita juga perlu mengetahui faktor-fator yang mendorong terjadinya mobilitas sosial. Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu:

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

1. Struktural

Faktor ini terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Kalau di Indonesia sih struktur masyarakatnya sangat terbuka. Jadi, kesempatan kamu untuk menempati berbagai jabatan yang tinggi, seperti manajer bahkan presiden, menjadi lebih besar, lho! Namun, di Indonesia, ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduknya juga masih belum imbang, nih. Ini bisa menjadi penyebab individu atau kelompok punya potensi mengalami mobilitas sosial yang turun.

2. Individu

Kalau faktor ini sih terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Manusia ‘kan dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya tuh. Nah, jika seseorang tidak puas dengan status sosial yang diwariskan, ia dapat berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Sampai saat ini, pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau sarana yang dapat membuat orang menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan meningkatkan status sosialnya di masyarakat.

Baca juga: Kebudayaan Universal dan Proses Pembentukannya

3. Ekonomi

Jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat terwujud. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Tapi, kalau kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi.

4. Politik

Faktor yang satu ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas sosialnya.

5. Kependudukan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Indonesia hampir selalu bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan itu bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan meningkatkan kemiskinan lho! Makanya, masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain sehingga mobilitas sosial pun terjadi.

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?
Data Penduduk Indonesia 1971 s.d. 2010 (Sumber: bps.go.id)

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat bagi mobilitas sosial. Jika faktor-faktor di bawah ini masih ada maka akan sulit untuk masyarakat melakukan mobilitas sosial. Adapun faktor penghambat dari mobilitas sosial, yaitu:

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

1. Kemiskinan

Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan kesulitan untuk mencapai status sosial tertentu. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Emang kenapa kalau pendidikannya rendah? Dengan pendidikan yang rendah, kualitasnya sebagai sumber daya manusia pun juga menjadi rendah. Akibatnya, kemampuannya untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan menjadi terbatas.

2. Diskriminasi

Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golongan. Nah, perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial.

3. Stereotip Gender 

Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas sosial, lho! Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi toh yang bekerja adalah suami. Nah, perilaku seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.

---

Selesai deh artikel tentang bentuk dan faktor pendorong serta penghambat mobilitas sosial. Gimana kamu masih penasaran dengan mobilitas sosial nggak nih? Kalau masih penasaran, coba gabung deh ke ruangbelajar biar belajarmu jadi lebih intensif bersama tutor yang standby. Udah gitu kamu bisa gabung di grup chat bersama teman belajar se-Indonesia lagi, seru ‘kan? Cobain gih!

Kemukakan salah satu contoh konflik akibat dari mobilitas sosial?

Referensi:

Sunarto, K.(1993) Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.

Soyomukti, Nurani (2010) Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan Menuju Analisis Masalah-masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-kajian Strategis. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Nathan Keirns, Eric Strayer, Heather Griffiths, (2012) Introduction to Sociology, (Houston: Openstax College)

Sumber foto:

Foto Data Penduduk Indonesia 1971 s.d. 2010 [daring]. Tautan: https://bps.go.id/

Artikel diperbarui 4 November 2021.