Kelebihan dan kelemahan PENDEKATAN kelompok

Kelebihan dan kelemahan PENDEKATAN kelompok
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok.

Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan kelebihan model pembelajaran kooperatif, yaitu:

  1. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis.
  2. Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa.
  3. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
  4. siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.
  5. siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.
  6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.

Penggunaan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, memiliki berbagai kelebihan atau manfaat. Kelebihan berorientasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif melalui dukungan guru dan siswa dalam pembelajaran.

Selain kelebihannya, pendekatan pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (1999: 29) yaitu:

siswa yang dibagi dalam kelompok kemudian diberikan tugas. Akibatnya siswa merasa ditinggal sendiri dan karena mereka belum berpengalaman, merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut sehingga menimbulkan kekacauan dan kegaduhan.

Berdasarkan pendapat sebelumnya, jelas bahwa di samping kelebihan atau manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa dalam model pembelajaran kooperatif, juga terdapat kelemahan di mana hal tersebut menuntut kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan mengawasi proses kerjasama dalam belajar yang dilakukan oleh siswa.

Thabrany (1993: 94) mengemukakan kelebihan atau keuntungan dan kekurangan kerja kelompok atau pembelajaran kooperatif yaitu:

1)    Keuntungan kerja kelompok

  • Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri
  • Dapat merangsang motivasi belajar.
  • Ada tempat bertanya
  • Kesempatan melakukan resitasi oral
  • Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat.

2)    Kekurangan kerja kelompok

  • Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip.
  • Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok, bisa terjadi kesalahan kelompok.

Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif di atas, berikut diuraikan satu-per satu:

1)    Kelebihan pembelajaran kooperatif

Kelebihan model pembelajaran kooperatif terdiri atas:

a)   Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri

Jika belajar sendiri sering kali rasa bosan timbul dan rasa kantuk pun datang. Apalagi jika mempelajari pelajaran yang kurang menarik perhatian atau pelajaran yang sulit. Dengan belajar bersama, orang punya teman yang memaksa aktif dalam belajar. Demikian pula ada kesempatan bersenda gurau sesedikit mungkin untuk mengalihkan kebosanan.

b)   Dapat merangsang motivasi belajar

Melalui kerja kelompok, akan dapat menumbuhkan perasaan ada saingan. Jika sudah menghabiskan waktu dan tenaga yang sama dan ternyata ada teman yang mendapat nilai lebih baik, akan timbul minat mengejarnya. Jika sudah berada di atas, tentu ingin mempertahankan agar tidak akan dikalahkan teman-temannya.

c)   Ada tempat bertanya

Kerja secara kelompok, maka ada tempat untuk bertanya dan ada orang lain yang dapat mengoreksi kesalahan anggota kelompok. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit terutama jika mempelajari sejarah. Dalam belajar berkelompok, seringkali dapat memecahkan soal yang sebelumnya tidak bisa diselesaikan sendiri. Ide teman dapat dicoba dalam menyelesaikan soal latihan. Jika ada lima orang dalam kelompok itu, tentu ada lima kepala yang mempunyai tingkat pengetahuan dan kreativitas yang berbeda. Pada saat membahas suatu masalah bersama akan ada ide yang saling melengkapi.

d)  Kesempatan melakukan resitasi oral

Kerja kekompok, sering anggota kelompok harus berdiskusi dan menjelaskan suatu teori kepada teman belajar. Inilah saat yang baik untuk resitasi. Akan dijelaskan suatu teori dengan bahasa sendiri. Belajar mengekspresikan apa yang diketahui, apa yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk kata-kata yang diucapkan.

e)   Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan perisitwa lain yang mudah diingat

Melalui kerja kelompok akan dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat. Misalnya, jika ketidaksepakatan terjadi di antara kelompok, maka perdebatan sengit tak terhindarkan. Setelah perdebatan ini, biasanya akan mudah mengingat apa yang dibicarakan dibandingkan masalah lain yang lewat begitu saja. Karena dari peristiwa ini, ada telinga yang mendengar, mulut yang berbicara, emosi yang turut campur dan tangan yang menulis. Semuanya sama-sama mengingat di kepala. Jika membaca sendirian, hanya rekaman dari mata yang sampai ke otak, tentu ini dapat kurang kuat.

2)    Kelemahan model pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok 

Kelemahan model pembelajaran kooperatif dalam suatu pembelajaran di sekolah yaitu:

a)   Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip

Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi  tempat mengobrol. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

b)   Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok

Debat sepele ini sering terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan sehingga membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit  mendiskusikan bab tertentu, dan 10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal sepele.

c)   Bisa terjadi kesalahan kelompok

Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsep itu, dan ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat salah. Untuk menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah mereview sebelumnya. Kalau membicarakan hal baru dan anggota kelompok lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman.

Model pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga mengandung beberapa kelemahan apabila para anggota kelompok  tidak  menyadari makna kerjasama dalam kelompok. Oleh karena itu, Thabrany (1993: 96) menyarankan bahwa “agar kelompok beranggotakan 3, 5 atau 7 orang, jangan lebih dari 7 dan sebaiknya tidak genap karena dapat terjadi beberapa blok yang saling mengobrol, dan jangan ada yang pelit artinya harus terbuka pada kawan”.

Kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif sebagai strategi mengajar guru, maka hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam penggunaannya. Namun, faktor profesionalisme guru menggunakan model tersebut sangat menentukan dan kesadaran murid mengikuti pembelajaran melalui strategi kelompok. Sasaran pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga penggunaan model ini akan memungkinkan siswa lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar sesuai tuntutan materi pelajaran atau kurikulum.

Kelemahan


  1. Pendekatan otoriter: Pendekatan ini akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis. Siswa hanya akan aktif jika ada guru dan jika guru tidak mengawasi maka semua aktifitas menjadi menurun.
  2. Pendekatan intimidasi : Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.
  3. Pendekatan permisif : Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial.
  4.  Pendekatan buku masak : Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajemeni kelas.Kelemahan lain pendekatan buku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan ini bersifat mutlak.
  5.  Pendekatan Instruksional : Pendekatan ini lebih mengutamakan kebutuhan materi peserta didik. Pada pendekatan ini peserta didik harus mengikuti pola guru.
  6. Pendekatan pengubahan perilaku : Pembelajaran lebih diutamakan pada peran guru itu sendiri dalam mengubah perilaku yang menyimpang. Guru sebagai sentral dan satu-satunya obyek pembelajaran. Biasanya  guru tersebut menggunakan pola yang keras, disiplin, dengan hukuman ataupun ejekan dalam upaya pengubahan tingkah laku siswa. Tingkah laku peserta didik menjadi satu-satunya tolok ukur.
  7. Pendekatan iklim sosio-emosional : sangat bergantung pada hubungan yang positif, jadi bagaimana seorang guru tersebut melakukan tindakan pendekatan dengan cara penyuluhan daan hal itu kurang relevan dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
  8. Pendekatan prinsip kelompok : dalam kelompok biasanya akan ada siswa yang aktif, dan pasif. Siswa yang pasif cenderung akan bersikap masa bodoh terhadap permasalahan karena ia menggatungkan situasi kepada temannya yang aktif tersebut.
  9. Pendekatan ekletik : pendekatan ini menganjurkan guru berperilaku sesuai dengan situasi yang ada, sedangkan guru tidak selalu bisa memilih perilaku apa yang akan digunakan sesuai dengan situasi mengingat pendekatan ini merupakan gabungan dari pendekatan-pendekatan yang lain.
  10. Pendekatan analitik pluralistik : karena pendekatan ini juga merupakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan lainnya, maka guru harus pintar dan pandai memilih pendekatan apa yang akan diterapkan sesuai dengan analisis yang telah dilakukan.

Kelebihan


  1. Pendekatan otoriter : terciptanya ketertiban dalam kelas
  2. Pendekatan intimidasi : siswa menjadi patuh terhadap apa yang disampaikan dan diperintahkan guru sehingga tercipta suasana kelas yang tertib. Tidak jarang dengan pendekatan ini menghasilkan prestasi belajar siswa. Pendekatan ini sangat ampuh digunakan untuk menyelesaikan masalah berat dan segera seperti perkelahian.
  3. Pendekatan permisif : tumbuhnya demokrasi dalam kelas, suasana belajar yang tidak terlalu tegang sehingga siswa juga nyaman di dalam proses belajar mengajar. para peserta didik memperoleh kesempatan secara psikologis, memilkul risiko yang aman, mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri
  4. Pendekatan buku masak : pendekatan ini memiliki pernyataan yang khas sehingga  menjadi dorongan bagi diri sendiri untuk mengendalikan perilaku, mana yang baik dan buruk, mana yang perlu dan tidak perlu.
  5. Pendekatan instruksional : mencegah timbulnya masalah manajerial, dan memecahkan masalah manajerial kelas.
  6. Pendekatan pengubahan perilaku : keunggulan dari pendekatan ini menawarkan bentuk-bentuk pembelajaran yang manarik bagi paeserta didik seperti penggunaaan model, system hadiah, kontrak perilaku, jatah perilaku dll.
  7. Pendekatan iklim sosio-emosional : membantu siswa dalam menilai/ berpendapat tentang perilakunya yang menjadi masalah sehingga dapat terwujud perilaku yang baik dikemudian hari.
  8. Pendekatan proses kelompok : melatih siswa dalam mengembangkan sikap kepemimpinan, kerjasama, komunikasi.
  9. Pendekatan ekletik : pendekatan ini kompleks, biasanya banyak digunakan oleh guru karena guru dapat memilih strategi manajemen kelas yang dihadapinya. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah laku peserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif.
  10. Pendekatan analitik pluralistik : pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis.Pendekatan  analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif  dan efisien.



Page 2