Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut

Titik ekuivalen adalah titik saat asam basa tepat habis bereaksi (secara teoritis). Titik akhir titrasi adalah titik saat indikator asam basa mengalami perubahan warna.

Apakah titik ekuivalen selalu sama dengan titik akhir titrasi?

Titik ekuivalen adalah titik yang mennjukkan saat titran yang ditambahkan bereaksi seluruhnya dengan zat tang dititrasi. Dengan kata lain, pada titik ekuivalen jumlah mol titran setara dengan jumlah mol titrat menurut stoikiometri. Perlu kita ketahui bahwa titik ekuivalen bukanlah titik akhir.

Apa yang dimaksud dengan titik ekuivalen pada titrasi?

Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator.

Titik dimana titrasi mencapai setara secara stoikiometri disebut?

Titik ekuivalen atau titik stoikiometri suatu reaksi kimia adalah suatu titik ketika asam dan basa dalam jumlah yang sama telah bercampur.

Apa yang dimaksud dengan titik akhir?

Titik akhir adalah titik di mana titrasi selesai, yang ditentukan dengan indikator. Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi—di mana volume dari peniter yang ditambahkan dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang dititer.

Bagaimana cara menentukan titik ekuivalen pada saat titrasi?

Dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, yaitu :

  1. pH meter, alat yang digunakan untuk mengamati perubahan pH selama proses titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara perubahan nilai pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi.
  2. Menggunakan indikator asam basa.

Apa yang dimaksud dengan ekuivalen?

Ekuivalen secara umum dinyatakan dalam arti mempunyai nilai/ukuran/makna yang sama atau seharga.

Bilamana tercapai titik akhir titrasi?

Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein.

Apa yang dimaksud dengan titik akhir titrasi dan?

Titik akhir titrasi, merupakan titik saat indikator asam-basa mengalami perubahan warna. Titik ekuivalen, merupakan titik saat asam-basa tepat habis bereaksi. Daerah perubahan pH drastis, merupakan daerah di mana saat terjadinya sedikit penambahan tetes pentiter, akan mengubah warna indikator asam-basa.

Apa yg dimaksud dgn titik akhir dan titik ekivalen?

Titik ekuivalen (TE) adalah titik saat asam basa tepat habis bereaksi (secara teoritis). Titik akhir (TA) titrasi adalah titik saat indikator asam basa mengalami perubahan warna.

Kapan titik ekivalen tercapai?

Titik Ekuivalen Pada larutan zat B dari suatu buret dititrasi (diteteskan) larutan standar A sampai titik ekuivalennya tercapai, yaitu sampai: Banyak mol zat A : banyak mol zat B = perbandingan koefisiennya menurut persamaan reaksi.

Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein.

Titrasi dihentikan apabila sudah tercapai titik akhir titrasi A Apa yang dimaksud dengan titik ekivalen dan titik akhir titrasi?

Titik ekivalen adalah keadaan dimana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri dan di akhiri dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi adalah saat reaksi diberhentikan ditandai dengan perubahan warna indikator.

Apa itu titik akhir titrasi?

Pada titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan sekitar 7, Jika menggunakan indikator fenolphtalein maka akan terjadi perubahan warna menjadi merah muda, tetapi indikator yang tepat untuk titrasi asam basa adalah bromtimol biru atau BTB.

Mengapa titik akhir titrasi harus sedekat mungkin dengan titik ekuivalen?

Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut titik ekuivalen. Titik akhir titrasi harus sedekat mungkin dengan titik ekuivalen agar ketepatan hasil titrasi diperoleh dengan baik.

Apa yang dimaksud titik ekuivalen titrasi?

Titik ekuivalen atau titik stoikiometri suatu reaksi kimia adalah suatu titik ketika asam dan basa dalam jumlah yang sama telah bercampur. Dalam kata lain, mol asam sama dengan mol basa dalam persamaan kimianya; rasionya sendiri tidak harus 1:1, tetapi rasio keduanya harus sama di dalam persamaan tersebut.

Apa yang dimaksud dengan titik ekuivalen dalam titrasi Jelaskan cara menentukan titik ekivalen?

Titik ekuivalen adalah titik pada saat asam dan basa tepat bereaksi. Penambahan titran dapat dihentikan ketika reaksi telah sempurna. Penghentian ini dilakukan pada titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna larutan.

Apa yang dimaksud dengan titik ekivalen?

Titik ekuivalen atau titik stoikiometri suatu reaksi kimia adalah suatu titik ketika asam dan basa dalam jumlah yang sama telah bercampur.

Saat dimana titrasi harus dihentikan pada saat terjadi perubahan indikator disebut?

Sementara itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin.

Mengapa pada proses titrasi diperlukan indikator?

Indikator dalam titrasi asam basa diperlukan untuk menandai bahwa titik akhir (end point) titrasi sudah tercapai dan titrasi harus dihentikan. Tanpa indikator sulit bagi kita untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk mengakhiri titrasi.

Apa yang dinamakan titik akhir titrasi?

Keadaan ini dinamakan sebagai “titik ekuivalen”, yakni titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan suasana dimana titrasi dihentikan dengan teknik melihat perubahan warna indikator dinamakan sebagai “titik akhir titrasi”.

Apakah titik akhir titrasi mendekati titik ekuivalen?

Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi seringkali titik akhir titrasi melalui titik ekuivalen. Oleh sebab itu, titik akhir titrasi tidak jarang disebut sebagai titik ekuivalen.Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, lalu catat volume titer yang dibutuhkan untuk mencapai suasana tersebut.

Apa yang harus diperhatikan pada titrasi jenis ini?

Pada titrasi jenis ini terdapat banyak hal yang harus ditimbang dan juga diperhatikan mengingat pembentukan ion kompleks ialah spesifik pada kondisi tertentu. Contohnya pada pH tertentu sehingga larutan sampel tersebut harus didapar dengan buffer pH tertentu pula.

Apa yang berhubungan dengan titik ekuivalen titrasi?

Titik ekuivalen juga disebut dengan titik stoikiometri dikarenakan jumlah mol asam atau basa yang dibutuhkan untuk menetralkan suatu larutan basa atau asam tersebut adalah setara. Selanjutnya jika kita berbicara titik ekuivalen titrasi maka akan juga berhubungan dengan titik akhir titrasi dimana kedua hal ini merupakan hal yang berbeda.

Titrasi adalah prosedur menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, larutan yang volumenya terukur direaksikan secara bertahap dengan larutan lain yang telah diketahui kadarnya (larutan standar). Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks.

Dalam analisis dengan metode titrasi:

  • Larutan yang diketahui normalitas atau konsentrasi atau kadarnya disebut larutan standart, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran.
  • Larutan yang akan ditentukan normalitas atau konsentrasi atau kadarnya diletakkan dalam Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit.

Titrasi dilakukan dengan cara membuka kran buret pelan-pelan. Titik akhir titrasi terjadi pada saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan menggunakan zat penunjuk atau indikator.  Pada saat itulah gram ekivalen dari titran sama dengan gram ekivalen dari zat yang dititrasi atau analit.

Pengertian Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.

Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen.

Titrasi asam-basa terdiri atas: titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam kuat dengan basa lemah, dan titrasi asam lemah dengan basa kuat.

  • Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa. Proses ini dinamakan alkalimetri.
  • Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-asam. Proses ini dinamakan asidimetri.

Prosedur Titrasi Asam-Basa

Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan alat berupa buret dan juga labu Erlenmeyer. Titrasi juga membutuhkan bahan berupa titran, analit, dan indikator asam basa.

  • Analit atau titrat adalah larutan yang tidak diketahui konsentrasinya.
  • Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Indikator asam basa adalah zat yang mengalami perubahan warna ketika mendekati titik ekivalen.

Misalnya: larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) adalah larutan asam berupa asam klorida (HCl). 

Prosedur Titrasi

  1. Memasukkan titran ke dalam buret
  2. Memasukkan analit ke dalam labu Erlenmeyer
  3. Menambahkan beberapa tetes indikator asam basa ke dalam analit
  4. Meneteskan titran sedikit demi sedikit ke dalam analit
  5. Menghentikan titrasi ketika warna analit berubah
  6. Mencatat volume titran yang masuk ke dalam analit

Warna analit yang berubah merupakan efek dari penambahan indikator asam basa. Warna yang berubah menandakan bahwa titrasi telah mencapai titik ekivalennya.

Contoh Prosedur Kerja

Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Kegiatan 1. Standardisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam klorida (HCl).

  1. Isi buret dengan larutan NaOH (sampai tanda batas 50 ml) dengan bantuan corong, kemudian pasang statip seperti yang ditunjukkan oleh Gambar D.1. berikut.
  2. Ke dalam labu erlenmeyer, masukkan 25 ml larutan HCl 0.1 N dan tambahkan 2-3 tetes indikator pp 1%. 
  3. Titrasi larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl dalam erlenmeyer dengan hati-hati sambil membuka keran pelan-pelan sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna sampai menjadi merah muda.
  4. Baca skala pada buret dan catat volume NaOH terpakai.
  5. Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4 sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 3 ulangan.
  6. Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Kegiatan di Lembaran Kerja dan carilah nilai rata-ratanya.
  7. Dengan menggunakan nilai rata-ratanya, hitunglah Normalitas NaOH  (N2) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

V1 x N1 = V2 x N2 → N2 = (V1 x N1) ÷ V2

Dimana: V1 = Volume HCl yang dititrasi; N1 = Normalitas HCl yang dititrasi; V2 = Rata-rata Volume NaOH terpakai; N2 = Normalitas NaOH

Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Kegiatan 2. Menentukan kadar asam cuka

  1. Ambil 5 ml larutan asam cuka perdagangan dengan pipet, kemudian masukan ke dalam labu ukur 250 mL dan tambahkan aquadest sampai volume 250 mL.
  2. Ambil erlenmeyer 250 mL, kemudian timbang erlenmeyer tersebut kemudian tanpa diangkat dari timbangan, re-zero kembali timbangan, lalu pipet 25 mL (gunakan pipet ukur atau pipet volum 25 mL) larutan asam cuka dari dalam labu ukur masukan ke dalam erlenmeyer yang terdapat dalam timbangan, kemudian timbang dan catat hasilnya.
  3. Setelah ditimbang, angkat dari timbangan dan tambahkan 2 tetes indikator pp. Sebelum melakukan titrasi baca dan catat skala terakhir volume NaOH terpakai pada buret.
  4. Setelah itu, titrasi larutan tersebut dengan larutan baku NaOH sampai tepat terjadi perubahan warna dan catat volume NaOH yang terpakai.
  5. Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4 sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 3 ulangan.
  6. Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Kegiatan di Lembaran Kerja dan carilah nilai rata-ratanya.
  7. Menentukan nilai faktor pengenceran (fp) dan hitunglah kadar asam asetat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

fp = (Volume pengenceran) ÷ (Volume asam cuka)

Kadar Asam Cuka (%) = {(fp x mL NaOH terpakai x Mr Asam Cuka) ÷ (Berat sampel x 1000)} x 100%

Dimana: fp  = faktor pengenceran,  Mr Asam Cuka atau Asam Asetat, CH3COOH = 60

Rumus Titrasi

Titik ekivalen adalah titik titrasi di mana jumlah titran yang ditambahkan cukup untk menetralkan larutan analit secara sempurna. Pada titik ekivalen inilah asam basa habis bereaksi sehingga mol titran dan analit adalah sama, sehingga didapatkan rumus perhitungan konsentrasi titrasi asam basa sebagai berikut:

V1 x K1 = V2 x K2

K2 = (V1 x K1) ÷ V2

Dimana: V1 = volume analit atau zat yang dititrasi; K1 = konsentrasi zat yang dititrasi; V2 = volume titran terpakai; K2 = konsentrasi titran.

Jika zat asam atau basa dalam titrasi memiliki valensi lebih dari 1, misalnya H2SO4 yang memiliki 2 valensi (2H+) maka rumus perhitungannya sebagai berikut:

a1 × V1 x K1 = a2 × V2 x K2

K2 = (a1 × V1 x K1) ÷ (a2 × V2)

Dimana: a1 = valensi asam; a2 = valensi basa

Contoh Soal

Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat, H2SO4 0,25 M (bervalensi 2) dititrasi dengan suatu basa bervalensi satu, NaOH, dan ternyata dibutuhkan 57 mL basa tersebut. Berapakah kemolaran basa yang digunakan tersebut?

Diketahui: V1 = 40 mL; K1 = 0,25 M; a1 = 2; V2 = 57 mL; a2 = 1

K2 = (a1 × V1 x K1) ÷ (a2 × V2)

K2 = (2 × 40 x 0,25) ÷ (1 × 57)

K2 = 20 ÷ 57

K2 = 0,35 M

Jadi konsentrasi dari basa tersebut (NaOH) sebesar 0,35 M.

Perubahan pH pada Titrasi Asam-Basa

Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi.

Kurva Titrasi Asam-Basa

Kurva titrasi asam-basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.

Titrasi asam kuat dengan basa kuat Titrasi basa kuat dengan asam kuat Titrasi asam kuat dengan basa lemah
Zat pentiter adalah basa kuat.   Zat pentiter adalah asam kuat. Zat pentiter adalah basa lemah.
Daerah perubahan pH drastis 4-10 Daerah perubahan pH drastis 4-10 Daerah perubahan pH drastis 4-7.
pH titik ekuivalen 7. pH titik ekuivalen 7. pH titik ekuivalen 5-6.
Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein (lebih tajam). Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein (lebih tajam). Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah.
Contoh: HCl dengan NaOH. Contoh: NaOH dengan HCl. Contoh: HCl dengan NH4OH.
Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Titrasi basa lemah dengan asam kuat Titrasi basa kuat dengan asam lemah Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Zat pentiter adalah asam kuat. Zat pentiter adalah asam lemah. Zat pentiter adalah basa kuat.
Daerah perubahan pH drastis 4-7. Daerah perubahan pH drastis 7-10. Daerah perubahan pH drastis 7-10.
pH titik ekuivalen 5-6. pH titik ekuivalen 8-9. pH titik ekuivalen 8-9.
Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah. Indikator yang dapat digunakan adalah fenolftalein. Indikator yang dapat digunakan adalah fenolftalein.
Contoh: NH4OH dengan HCl. Contoh: NaOH dengan CH3COOH Contoh: CH3COOH dengan NaOH.
Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut
Keadaan secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi disebut

Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan karena:

  • Perubahan drastis pH terjadi sangat singkat.
  • Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.
  • Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.