Kalau ada dua Tuhan yang disembah di alam raya ini maka akan terjadi

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Andai ada Tuhan selain Allah yang bisa menjadi saingan bagiNya maka bisa jadi banyak misi para nabi yang akan gagal total,sebab saingan Allah itu bisa jadi akan berupaya menghalangi atau menggagalkan rencana Allah sebagai bukti bahwa ia juga Tuhan yang memiliki kekuasaan tersendiri yang patut diperhitungkan. sebagai contoh : ketika Sodom dan Gomorrah hendak dihancur luluh lantakkan  maka bila ada Tuhan selain Allah maka mungkin ia akan berupaya mencegah Tuhan Allah menghancur luluh lantakkan negeri kaum homo itu,atau contoh lain : ketika Fir’aun dan kaumnya hendak di tenggelamkan oleh Allah demi untuk penyelamatan bani Israel maka bila ada tuhan selain Allah maka mungkin ia akan berusaha mem back  up Firaun dan kawan kawan agar tidak menjadi korban dari penghukuman Tuhan Allah

[ logika sederhana ... tetapi kadang manusia tidak terpikir kesana dalam memikirkan persoalan ketuhanan ya ..... ]

Dan kemungkinan besar betapa akan menjadi kacau balau nya misi dan program Tuhan Allah bersama para nabi dan RasulNya didunia ini andai bila ada Tuhan atau kekuatan lain yang bisa menyaingi serta menghalangi segala rencana dan kehendakNya

Karena tidak ada Tuhan atau kekuatan lain selain daripadaNya maka semua misi dan rencanaNya di dunia ini selalu berhasil sesuai dengan kehendakNya dengan tak ada yang bisa menghalangiNya

Sebab itu doktrin  ‘tidak ada Tuhan selain Allah’ merupakan prinsip paling mendasar dalam pemahaman masalah ketuhanan karena itu berarti peng esa an terhadap Allah sebagai Tuhan satu satunya di jagat raya ini dan artinya juga penyaksian bahwa tidak ada Tuhan lain selain Allah,yang mana doktrin itu menjadi tugas paling utama semua para nabi dan Rasul untuk disampaikan kepada umat manusia

Dan bila Allah sendiri yang memproklamirkan doktrin ‘tidak ada Tuhan selain Allah’ maka itu juga bisa berarti semacam tantangan bagi manusia untuk membuktikan apakah memang ada Tuhan selain daripadaNya yang bisa memperlihatkan eksistensi kekuatan dan kekuasaanNya sebagaimana yang terekam dalam sejarah dunia seperti Dia [?]

Lalu mengapa di dunia ini ada banyak golongan manusia yang menyebut nyebut nama Tuhan selain Allah [?] … atau kenapa masih ada orang beranggapan bahwa ‘tuhan itu banyak’ sebanyak agama serta sebanyak yang disebut manusia [?] .. tidak perlu heran itu bukan berarti memang ada saingan bagi Allah atau bukan berarti Tuhan itu memang banyak sebab fenomena demikian itu hanya khayal dan persepsi manusia belaka sebab tentu secara keilmuan ada berbagai kriteria tersendiri untuk layak dianggap ‘Tuhan’ bukan sekedar di khayalkan seolah olah ‘ada’ tetapi harus terbukti secara eksistensi

Dan secara rasio mustahil Tuhan itu banyak se mustahil alam semesta ini di desain dan dikendali oleh banyak Tuhan yang masing masing bisa memiliki konsep sendiri sendiri serta bisa saling bersaing satu sama lain.itulah penggunaan cara berfikir akal [logika] yang lurus - konstruktif walau bagaimanapun akan mengarahkan manusia pada tauhid - pada konsep peng esa an Tuhan - pada ke irrasionalan andai bila Tuhan itu banyak

[andai 'tuhan' banyak maka ada kemungkinan masing masing memiliki kehendak-ide-rencana dan visi serta misi sendiri sendiri dan menjadi suatu kemungkinan pula bila masing masing kemudian saling berupaya unjuk kekuatan dan kekuasaan untuk menjadi yang TER .. sehingga bagaimana bisa terwujud sebuah konsep penciptaan yang terkendali di satu tangan ?]

………

Para ulama hakekat mengatakan bahwa hanya Allah swt lah adalah Dzat yang pantas untuk disembah, dan Dia adalah Dzat yang menciptakan, yang memberi rizki. Adapun Dzat Yang Menciptakan segala sesuatu dan memberi rizki adalah Allah swt semata, maka Dialah Tuhan yang pantas untuk disembah, Dia Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Dalam dimensi rasional dan yuridis, merupakan sesuatu yang mustahil jika di alam semesta ini ada Tuhan lebih dari satu. Maka sudah sepantasnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana. Sebagai bukti kemustahilannya bahwa ada Tuhan lebih dari satu, adalah firman Allah swt dalam al-Qur’an:

  لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Artinya: “Sekiranya di langit dan di bumi ada dua Tuhan selain Allah swt, tentulah keduanya itu telah rusak binasa, maka Maha Suci Allah Tang mempunyai Arasy dari apa yang mereka sifatkan.” [Qs. al-Anbiya` ayat: 22].

Sebagaimana firman Allah swt didalam al-Qur’an:

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَٰهٍ ۚ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Artinya: “Allah swt sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan [yang lain] beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Sua Allah swt dari apa yang mereka sifatkan itu. “[Qs. al-Mukminun ayat: 91].

Siapapun yang mengaku dirinya sebagai tuhan, seperti Raja Namrud dan Fir’aun, atau apapun yang diakui oleh manusia sebagai tuhan, seperti bintang-bintang dan batu-batu, maka pada dirinya akan terlihat jelas kekurangannya, ketidakmampuannya, ketergantungannya, keterpaksaannya, dan kemakhlukan-nya, yang mengindikasikan bahwa yang mengakui itu adalah manusia mahluk biasa, atau benda-benda lain yang diakui sebagai Tuhan.

Secara terang dapat kami katakan bahwa seorang yang mengaku sebagai tuhan, maka anggapannya adalah rapuh dan ilusinya salah, karena anggapannya lahir dari kemampuan dirinya untuk melakukan salah satu, seperti yang dikisahkan oleh Allah swt tentang Ibrahim as dan Namrud, yaitu ketika Ibrahim as berkata kepada Namrud: “Tuhanku dapat menghidupkan dan dapat mematikan.” Maka Namrud berkata: “Akupun dapat menghidupkan dan mematikan.”

Dalam kajian tafsir dikatakan, untuk membuktikan argumentasinya, ia mengundang dua orang lelaki, kemudian ia membunuh lelaki yang pertama dan membiarkan hidup lelaki yang kedua. Indikasi yang sama juga terlihat dalam firman Allah swt tentang Fir’aun dalam ayat berikut:

وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلا تُبْصِرُونَ

Artinya: “Bukankah kekuasaan Mesir berada di tanganku dan sungai ini mengalir dibawahku. Tidakkah kalian melihat?” [Qs. az-Zukhruf ayat: 51].

Tidak diragukan bahwa kedua orang yang terkutuk ini mengetahui kesalahan pengakuannya, akan tetapi keduanya merasa berkuasa dan dapat berlaku sewenang-wenang, maka pengakuannya sebagai Tuhan tidak dibantah oleh siapapun, khususnya oleh orang-orang lemah. Sebagaimana yang disebutkan oleh Allah swt didalam al-Qur’an:

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

Artinya: “Maka Fir’aun menganggap remeh kaumnya dan mereka pun mentaatinya, sesungguhnya mereka adalah orang-orang fasik.” [Qs. az-zukhruf ayat: 54].

Diberitakan dalam sebuah riwayat bahwa, ketika rakyat Mesir meminta kepada Fir’aun untuk dialirkannya sungai Nil yang ketika itu sedang kering, maka Fir’aun keluar beserta kaumnya ke tepi Sungai Nil, kemudian meminta mereka meninggalkan nya sendirian. Kemudian ia menempelkan pipinya di tanah sambil memohon kepada Allah swt dengan penuh rendah diri agar air Sungai Nil segera dialirkan.

Permohonan Fir’aun ini dikabulkan oleh Allah swt sebagai istidraj baginya, agar dosanya makin bertambah banyak. Setelah airnya mengalir, maka ia berkata: “Hanya aku yang dapat mengalirkan air sungai Nil ini.”Dan cerita ini dapat kita buktikan kebenaran dari keterangan kami di atas. Di balik kalimat ini terdapat rahasia-rahasia yang tidak pantas untuk dipaparkan di dalam kitab ini.

Ketahuilah bahwa kajian dalam pasal-pasal ini nampaknya tumpang tindih dan artinya saling mendekati. Kami sengaja tidak menyebutkan penguraian kalimat-kalimat menurut tata bahasanya, tetapi hukumnya dan keutamaannya itulah yang kami maksud, bukanlah kami bertujuan untuk membahas tentang tata bahasanya.

Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad

Daftar Isi > Al-Anbiya > Al-Anbiya 22

لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Arab-Latin: Lau kāna fīhimā ālihatun illallāhu lafasadatā, fa sub-ḥānallāhi rabbil-'arsyi 'ammā yaṣifụn

Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

« Al-Anbiya 21 ✵ Al-Anbiya 23 »

Pelajari rahasia mendapat rezeki berlimpah dengan klik di sini sekarang

Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 22 [Terjemah Arti]

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 22 dengan text arab, latin dan artinya. Didapati beragam penjelasan dari para ahli tafsir terhadap kandungan surat Al-Anbiya ayat 22, antara lain seperti tertera:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sekiranya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan sesembahan selain Allah yang mengatur urusan-urusan keduanya, pastilah carut-marut keadaan keduanya. Maka Allah, penguasa Arasy Mahabersih dan Maha suci dari sifat-sifat yang disematkan oleh orang-orang pengingkar lagi kafir berupa kedustaan, ucapan yang mengada-ada, dan semua kekurangan.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid [Imam Masjidil Haram]

22. Seandainya di langit dan di bumi itu terdapat sesembahan lain selain Allah, tentu keduanya akan binasa karena para sembahan itu tentu akan berebut kekuasaan, namun nyatanya tidaklah demikian adanya. Maka sungguh Mahasuci Allah Tuhan yang memiliki Arasy dari apa yang orang-orang musyrik itu sifatkan secara dusta bahwa Dia memiliki tandingan dan sekutu.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah22. لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا اللهُ لَفَسَدَتَا ۚ [Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa]

Yakni seandainya di langit dan bumi terdapat tuhan-tuhan yang sesungguhnya selain Allah niscaya langit dan bumi akan hancur. Hal ini karena setiap tuhan mampu melakukan yang mereka inginkan, dan ini akan menyebabkan perselisihan antara mereka sehingga mengakibatkan kerusakan.

Pelajari rahasia mendapat rezeki berlimpah dengan klik di sini sekarang

Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Sebagaimana langit dan bumi jika di dalamnya terdapat tuhan-tuhan selain Allah -عز وجل- niscaya akan terjadi kerusakan, seperti dalam firman-Nya: { لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا } "Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa" maka begitu juga dengan hati yang senantiasa cendrung kepada selain Allah -عز وجل-; maka pasti akan rusak parah dan kemungkinan besar tidak kembali baik, kecuali jika kecendrungan kepada selain Allah itu keluar dari hatinya, dan Allah menjadi satu-satunya tempat ia bergantung dalam segala permasalahan.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

22. Jika saja di langit dan bumi itu ada tuhan-tuhan selain Allah, maka sungguh tatanan alam akan hancur dan tidak stabil karena ksewenang-wenangan setiap tuhan dalam menentukan aturan tertentu, sehingga yang terjadi adalah perdebatan dan perselisihan. Maka sucikanlah Allah, Tuhannya ‘Arsy dari sesuatu yang direkayasa oleh orang-orang musyrik itu.

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Seandainya pada keduanya} langit dan bumi {ada tuhan-tuhan selain Allah, sungguh keduanya telah binasa} sungguh keduanya sudah runtuh dan musnah, karena sesuatu yang ada di antara keduanya yaitu perselisihan dan perdebatan {Maha suci Allah} Maha suci dan Maha bersih Allah {Tuhan pemilik ʻArsy dari apa yang mereka sifatkan

Pelajari rahasia mendapat rezeki berlimpah dengan klik di sini sekarang

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H22. Orang musyrik menyembah makhluk yang tidak bisa memberikan manfaat atau membahayakan dengan meninggalkan sikap keikhlasan kepada Allah, Dzat yang mempunyai seluruh kesempurnaan. Di TanganNYa-lah terdapat [kendalli] segala urusan, manfaat, dan bahaya. Ini [perbuatan orang musyrik itu] termasuk [cerminan] tidak adanya taufik Allah padanya, buruknya keberuntungannya, kebodohannya yang parah, dan besarnya ulah kezhalimannya. Sesungguhnya alam semesta ini tidak akan menjadi baik kecuali bila berada di bawah satu sesembahan semata. Sebagaimana tidaklah alam [ini] diadakan kecuali oleh satu pemilik [Rabb]. Karenanya, Allah berfirman, “Sekiranya di dalam keduanya,” yaitu di langit dan bumi “terdapat tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa,” pada bentuk keduanya, dan rusak pula makhluk-makhluk yang berada di dalamnya. Penjelasannya sebagai berikut: Bumi lapisan atas dan lapisan bawah berdasarkan pemandangan yang terlihat dalam bentuk yang paling sempurna ditilik dari aspek keindahan dan keteraturan, yang tidak ada celah kekurangan, cacat, pertentangan, dan kontradiksi di dalamnya, hal ini mengindikasikan bahwa Dzat yang mengaturnya satu, Pemiliknya satu dan TUhannya satu. Andai saja, alam ini mempunyai dua pengatur dan dua pemilik atau lebih dari itu, niscaya aturan geraknya aan carut-marut, tiang-tiangnya akan roboh, keduanya-duanya akan saling bertentangan dan berlawanan. Jika salah satu dari keduanya ingin menetapkan suatu pengaturan tertentu, sementara pihak lain tidak menghendakinya, niscaya realisasi keinginan mereka berdua secara sekaligus merupakan bentuk kemustahilan. Dan terealisasinya keinginan salah satu pihak, sementara kehendak yang lain tidak terwujud, menunjukkan kelemahan dan ketidakberdayaan pihak yang lain itu. Sedangkan keserasian dua belah pihak pada satu kesepakatan bulat dalam seluruh perkara adalah tidak mungkin juga. Oleh karenanya, menjadi sebuah kepastian bahwa Dzat yang Perkasa yang kehendakNya semata yang dapat terwujudkan [sesuatu] tanpa ada penentang atau penyanggah, DIa adalah Allah Yang Mahasatu lagi Mahaperkasa. Karena ini , Allah menyebutkan sebuah bentuk dalil tamanu’ [kontradiktif] dengan FirmanNYa, " Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan [yang lain] beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu," [Al-Mu’minun:91], senada dengan ayat di atas, penggunaan ayat berikut berdasarkan salah satu tafsirannya, " Katakanlah: "Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai Arasy". Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya." [Al-Isra:42-43].

Karenanya, Allah berfirman, “Maka Mahasuci Allah,” Dia berlepas diri dan Suci dari segala kekurangan yang mengarah pada kesempurnaanNYa “Yang mempunyai ‘Arasy,” yang menjadi atap seluruh makhluk, tempat yang paling luas dan paling agung. Maka, rububiyah [pengaturan] Allah terhadap makhluk-makhluk lain yang lebih kecil dari Arasy adalah lebih masuk akal “dari apa yang mereka sifatkan,” yaitu orang-orang yang menentang dan mengingkari, berupa [tindakan] penisbatan anak dan istri bagi Allah, serta kepemilikan sekutu dari segala aspek.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.ISurat Al-Anbiya ayat 22: Yakni tidak akan tersusun rapi seperti yang kita saksikan, karena adanya keengganan dari pihak yang lain sebagaimana ketika ada dua penguasa yang sama-sama berkuasa dalam satu wilayah, tentu wilayah itu tidak akan teratur, di mana yang satu ingin seperti ini, sedangkan yang satu lagi ingin seperti itu. Dalam ayat lain disebutkan, “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan [yang lain] beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [terj. Al Mu’minun: 91] Yakni orang-orang kafir.

Seperti menyifati-Nya dengan memiliki anak dan istri serta memiliki sekutu. Mahasuci Allah dari sifat itu.

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 22

Seandainya pada keduanya, langit dan bumi, ada tuhan-tuhan selain Allah, yang mengelola langit dan bumi sebagaimana dugaan orang-orang kafir, tentu keduanya telah binasa karena perselisihan pengelolaan di antara dua tuhan ini. Dengan demikian, jelaslah kepalsuan dugaan orang kafir yang meyakini ada dua tuhan atau lebih. Mahasuci Allah dengan kesucian yang mutlak, tuhan yang memiliki 'arsy, dari apa yang mereka sifatkan kepada-Nya dengan tanpa dasar. 23. Dia, Allah, tidak ditanya atau dievaluasi dan dimintai pertanggungja-waban tentang apa yang dikerjakan-Nya terhadap makhluk, karena Allah tuhan yang maha berkuasa, yang kekuasaan-Nya mutlak. Tidak pernah salah atau keliru sedikit pun dalam semua perbuatan-Nya. Tetapi sebaliknya manusia, merekalah yang akan ditanya atau dievaluasi dan dimintai pertanggung jawaban tentang semua yang mereka kerjakan di dunia, baik karena kelemahan atau kebodohan maupun karena dorongan hawa nafsu yang tidak terkendali.

Pelajari rahasia mendapat rezeki berlimpah dengan klik di sini sekarang

Demikian beberapa penafsiran dari berbagai mufassirun berkaitan isi dan arti surat Al-Anbiya ayat 22 [arab-latin dan artinya], moga-moga berfaidah untuk kita semua. Bantu perjuangan kami dengan memberikan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Jazakumullahu khairan telah berkunjung ke website kami. Sebagai tanda terima kasih telah berkunjung, silakan download bonus buku digital "Rahasia Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis. Caranya, klik tombol hijau di bawah dan link download akan kami kirimkan melalui WhatsApp

Video yang berhubungan